Anda di halaman 1dari 7

LP ASKEP BBLR

A. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat saat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Manuaba et al., 2007; Damanik,
2008).Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga terdapat pada Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) gizi. Dalam pedoman tersebut bayi berat
lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir (Putra, 2012).

B. Etiologi
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, pre eklampsia,
eklampsia, hipoksia ibu, trauma fisis dan psikologis. Penyakit lainnya
ialah nefritis akut, gagal ginjal kronik, diabetes mellitus,
hemoglobinopati, penyakit paru kronik,infeksi akut atau tindakan
operatif (Suwoyo et al., 2011).
b. Gizi ibu hamil
Keadaan gizi ibu hamil sebelum hamil sangat berpengaruh pada berat
badan bayi yang dilahirkan. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan, anemia pada bayi,
mati dalam kandungan dan lahir dengan BBLR(Latief et al., 2007).
c. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari 12 gram %. Sedangkan anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar 10 Hb dibawah 11 gram % pada
trimester I dan III atau kadar Hb kurang 10,5 gram % pada trimester II
(Latief et al., 2007). Anemia dalam kehamilan disebabkan kekurangan
zat besi yang dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak (Arista, 2012).
d. Keadaan sosial-ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial-ekonomi yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan
pengawasan antenatal yang kurang (Proverawati, 2010).

C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan bayi berat lahir rendah
(Mitayani, 2009):
1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala kurang dari 33cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit.
4. Osofikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.
5. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia miyora.
6. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan
sering mendapatkan serangan apnea.
7. Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan menelan
belum sempurna.

D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada bayi BBLR (Mitayani, 2009) :
1. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12- 24gr/dL), Ht
(normal: 33 -38% ) mungkin dibutuhkan.
2. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
3. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres
pernafasan bila ada.
Rentang nilai normal:
a. pH : 7,35-7,45
b. TCO2 : 23-27 mmol/L
c. PCO2 : 35-45 mmHg
d. PO2 : 80-100 mmHg
e. Saturasi O2 : 95 % atau lebih
4. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
5. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia.
Bilirubin normal:
a. bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl.
b. bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
6. Urinalisis: mengkaji homeostatis.
7. Jumlah trombosit (normal: 200000 - 475000 mikroliter): Trombositopenia
mungkin menyertai sepsis.
8. EKG, EEG, USG, angiografi: defek kongenital atau komplikasi.

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bayi BBLR perlu di dukung dengan pengetahuan yang baik,
dari pengetahuan ini akan menunjang terhadap pemberian penatalaksanaan yang
berkualitas dan aman terhadap bayi BBLR. Dalam hal ini, penatalaksanaan
perawatan pada bayi yang dilakukan oleh seorang ibu meliputi mempertahankan
suhu dan kehangatan bayi BBLR di rumah, memberikan ASI kepada bayi BBLR
di rumah dan mencegah terjadinya infeksi bayi BBLR (Depkes RI, 2000 dalam
Girsang, 2009).
Kemampuan bayi untuk menyusu bergantung pada kematangan fungsi reflex
hisap dan menelan. Bayi dengan usia kehamilan ibu di atas 34 minggu (berat di
atas 1800 gram) dapat disusukan langsung kepada ibu karena refleks hisap dan
menelannya biasanya sudah cukup baik. Bayi yang usia kehamilan ibu 32 minggu
hingga 34 minggu (berat badan 1500- 1800 gram) seringkali refleks menelan
cukup baik, namun reflex menghisap masih kurang baik, oleh karena itu, Ibu
dapat memerah ASI dan ASI dapat diberikan dengan menggunakan sendok,
cangkir, atau pipet (IDAI, 2013)
F. Pengkajian Fokus
a) Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang mengambarkan
refleks dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut.
2. Darah rutin, glukosa darah.
3. Fototerapi dada ataupun baby gram merupakan foto rontgen untuk
melihat bayi lahir tersebut di perlukan pada bayi lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan.
b) Perubahan pola fungsi
1. Pola nutrisi : volume lambung kurang, daya absorbsi kurang atau
lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu.
2. Pola istirahat tidur : terganggu karena hipotermia
3. Pola eliminasi : BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,
produksi urin rendah.
c) Pemeriksaan fisik
1. Sistem pernafasan : bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot
aksesoris, cuping hidung, interkostal
2. Sistem thermogulasi (suhu) : suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan
3. Sistem kulit : keadaan kulit ( warna, tanda iritasi, tanda lahir )
4. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gr, panjang bayi
kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33cm, lingkar dada
kurang dari 30cm.
G. Pathways

Faktor Janin Faktor plasenta Faktor ibu

- Kelainan kromosom -Hidramnion - Penyakitt, usia


- Infeksi janin kronik - Plasenta previa keadaan gizi
- Gawat janin - Kehamilan kembar - Keadaan soaial
dan ekonommi

BBLR

Manifestasi klinik Organ imatur

- Berat badan kurang


dari 2500 gram. Peristaltik belom semua
- Masa gestasi kurang
dan 37 minggu
- Pergerakan kurang dan Kurangnya kemampuan
lemah untuk mencerna makanan

Kulit Reflek menghisap dan


menelan belum berkembang
dengan baik

Kurangnya lapisan lemak


subkutan

Resiko terjadinya infeksi

H. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imonologis yang kurang.
I. Perencanaan
Dx NIC NOC
Risiko gangguan 1. Observasi intake 1. Setelah dilakukan
nutrisi kurang dari dan output tindakan selama 1x 24
kebutuhan tubuh 2. Observasi refleks jam di harapkan
berhubungan hisap dan menelan bayidapat menghisap
dengan ketidak 3. Beri minum sesuai dan menelan dengan
mampuan program baik.
mencerna nutrisi 4. Monitor tanda 2. Berat badan
karena imaturitas. tanda intoleransi meningkat
terhadap nutrisi
parental
5. Kaji kesiapan
untuk pemberian
nutrisi internal
6. Timbang BB setiap
hari
Risiko infeksi 1. Kaji tanda-tanda 1. Setelah di lakukan
berhubungan infeksi tindakan 1x24 jam di
dengan pertahanan 2. Kolaborasi harapkan bayi tidak
imonologis yang dengan dokter terjadi infeksi
kurang. 3. Berikan 2. Tidak ada tanda
antibiotik
Daftar Pustaka
http://digilib.unila.ac.id/20646/15/BAB%20II.pdf Diunduh 2011
http://digilib.unila.ac.id/6610/113/BAB%20II.pdf Diunduh 2011
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/162/jtptunimus-gdl-ferisetiaw-8080-2-
babii.pdf Diunduh 2009
http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/226 Diunduh
2016
Buku Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
NIC NOC jilid 3,2015

Nursing Interventions Classification (NIC) terjemahan,2013

Nursing Outcomes Classification (NOC) terjemahan,2013

Anda mungkin juga menyukai