Pembimbing
Dwi Agustanti, MmKep.,Sp.Kom.
Disusun Oleh :
Tingkat 2 Reguler 3
DESTA KUMALA DEWI (1814401120)
A. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi (pudjiaji 2010). Dahulu neonatus dengan berat
badan kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebutt premature. Pada tahun 1961
oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram disebut Low
Birth Weight Infants (BBLR).
B. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi
gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35
tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi teradapat pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan
oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian
pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, ternyata
lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah.
d. Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat tertentu.
Gejala klinis yang terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah :
1. Fisik : bayi kecil, pergerakan kurang dan masih lemah, kepala lebih besar dari pada badan,
berat badan kurang 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari
30 cm, masa gestasi kurang dari 37 minggu.
2. Kulit dan kelamin : kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, rambut halus dan tipis,
genitalia belum sempurna.
3. System syaraf : reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna.
4. System muskuloskelektal : ubun-ubun lembek dan satura lebar, tulang rawan elastic, sendi
lutut dan kaki fleksi
5. System pernafasan : pernafasan belum teratur sering apnea dan frekuensi nafas bervariasi
D. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya. Beberapa
faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. Hampir
semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan seng dideposit
selama 8 minggu terakhir kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara reflek hisap
dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi pneoumonia belum
berkembang denan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu. Penundaan pengosongan
lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyia lebih sedikit
simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak
dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat
dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang
diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang meningkat.
Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral. Potensial untuk kehilangn
panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah
kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Lab
Jumlah sel darah putih 18.000/mm3
Hematokrit (Ht) 43% - 61%
Hemoglobin (Hb) 15 – 20 gr/dl
Bilirubin total 6 mg/dl
Pemantauan elektrolit (na, K, Cl)
Pemeriksa analisa gas darah
2. Penunjang lain
Pemeriksa pertumbuhan dan perkembangnan janin intra uterine
Tes kocok dianjurkan untuk bayi yang kurang bulan
Stiap jam dihitung frekuensi pernafasan. Apabila frekuensi lebih dari 60x/menit
dibuat foto thorax
Pemeriksaan skor ballard
USG kepala
F. Penatalaksanaan
1. Pengaturan Suhu
Pertahankan dalam suhu 36,5 – 37 ºC
Letakkan pada tempat yang hangat (lampu), kering, dalam incubator, menunda memandikan bayi
dan gunakan metode kanguru. Jangan menyentuh bayi dengan tangan dingin.
2. Nutrisi
Berikan ASI/PASI dengan dot/sendok sedikit demi sedikit ± 60 cc / Kg BB/ hari pada hari I,
dinaikkan setiap hari sampai 200 cc / Kg BB sehari pada minggu ke II. Perhatikan cara
memberikan ASI/PASI dengan benar.
3. Vitamin
Berikan vitamin K melalui injeksi 1 mg ssekali pemberian atau peroral 2 mg 3 kali pemberian
(saat lahir, umur 3-10 hari, umur 4-6 minggu).
4. Bayi BBLR mudah terkena infeksi : Oleh sebab itu :
Pisahkan bayi BBLR dengan bayi yang terinfeksi
Cuci tangan sebelum & sesudah memegang bayi
Jangan merawat bayi bila sedang menderita infeksi saluran nafas (gunakan masker)
5. Bayi BBLR bila terjadi kesulitan bernafas :
Cegah terjadi kedinginan dan infeksi
Beri ASI/PASI sedikit demi sedikit & sesering mungkin
Bila terjadi sesak lakukan : Bersihkan jalan nafas, Jaga suhu tubuh bayi, Berikan oksigen
jika tampak tanda-tanda cyanosis
H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan O2 b.d surfectan, pertumbuhan dan perkembangan paru yang
belum sempurna
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d refleks menghisap dan menelan yang
belum sempurna
3. Gangguan regulasi suhu tubuh b.d evaporasi yang berlebihan akibat berkurangnya
jaringan lemak bawah kulit
INTERVENSI RASIONAL
1. kaji mandiri frekuensi pernafasan dan ppola Membantu dalam membedaan periode
pernafasan (adanya apnea atau perubahan perputaran pernafasan normal
frekuenssi jantung, tonus otot dan warna kulit)
2. posisikan bayi pada posisi abdomen atau Posisi ini dapat memudahkan pernafasan
pada posisi telentang dengan gulungan popok
dibawah bahu untuk menghasilkan sedikit
hiperekskresi
Perbaikan kadar O2 dan karbondioksida
3. kolaborasi berikan O2 sesuai indikasi dan dapat meningkatkan fungsi pernafasan
intruksi doter
INTERVENSI RASIONAL
1. kaji maturitas reflek berkenaan dengan Menentukan pemberian makan yang tepat
pemberian makan misalnya : untuk bayi
- menelan
- menghisap
- batuk
2. berikan ASI/PASI dengan perlahan selama Memberikan ASI/PASI terlalu cepat dapat
20 menit dengan kecepatan 1 ml/menit menyebabkan respon balik cepat dengan
regugitasi peningkatan resiko aspirasi dan
distensi abdomen
4. berikan vitamin, mineral, dan zat besi sesuai Mengantikan simpanan nutrient rendah
indikasi untuk meningkatkan keadekuatan nutrisi dan
menurunkan resiko infeksi.
INTERVENSI RASIONAL
1. kaji suhu sesering mungkin Hipotermia dapat membuat bayi stress
dingin
2. tempatkan bayi pada penghangat (incubator) Membantu mencegah stress dingin dan
mempertahankan lingkungan terminal
3. ganti pakaian atau tempat tidur bayi bila Menurunkan kehilangan panas melalui
basah dan usahakan kepala bayi tetap tertutup evaporasi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/setiwanlilikbudi/lp-bblr
http://starflazz.blogspot.com/2014/02/laporan-pendahuluan-bblr-di-ruang.html?m=1
https://www.slideshare.net/mobile/utikdesyp/laporan-pendahuluan-lp-askaep-bblr
https://samoke2012.wordpress.com/2019/06/19/asuhan-keperawatan-pada-bayi-berat-lahir-rendah
-bblr-dengan-hipotermia-di-ruang-perinatologi-rsd-dr-soebandi-jember-nurul-marifatul-mabruroh-14-
401-16-071/