Anda di halaman 1dari 11

LAPORAAN PENDAHULUAN

BERAT BAYI LAHIR


RENDAH

Disusun Oleh:

Nama : Afifatul Chasanah

Kelas : 2C

Prodi :S1 Keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2018/2019


A. Pengertian
Berat Bayi Lahir Rendah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya
kurang dari 2500 gram.Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam
tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2011).
BBLR dapat terjadi pada  bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan
(intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).
Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.
(Huda dan Hardhi, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011). Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah
melahirkan).
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <> 1.000-1.500
3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000> (Sarwono, 2010)

Menurut masa gestasinya :


1. Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB – SMK)
2. Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intruterin dan merupakan bayi yang
kecil untuk masa kehamilannya (KMK)

B. Etiologi

Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR adalah


1. Faktor Genetik atau Kromosom
2. Infeksi
3. Bahan Toksik
4. Radiasi
5. Isufisiensi atau disfungsi plasenta
6. Faktor Nutrisi
7. Faktor Lain seperti Merokok, meminum alkohol, bekerja berat masa hamil, plasenta previa,
kehamilan ganda, obat obatan , dan sebagainya.

C. Tanda dan gejala


1. Menurut Sacharin (2010), tanda dan gejalanya sebagai berikut :
a. Sistem Pernafasan
b. Apnea
c. Ritme dan dalamnya pernafasan cenderung tidak teratur
d. Timbul sianosis
e. Kecepatan pernafasan dapat 60-80.

2. Sistem Sirkulasi
a. Kerja jantung lemah lembut dan lambat
b. Sirkulasi perifer seringkali buruk dan dinding pembuluh darah juga lemah
c. Tekanan darah lebih rendah (sistolik 45-60 mmHg, diastolic 30-45 mmHg)
d. Nadi bervariasi antara 100 dan 160/menit
e. Cenderung ditemukan aritmia

3. Pengendalian suhu.,
a. Cenderung memiliki suhu tubuh yang subnormal yang disebabkan karena produksi panas yang
buruk dan peningkatan kehilangan panas, pusat pengatur panas belum berfungsi dengan
sempurna, kurangnya lemak dalam jaringan akibatnya mempercepat perubahan suhu tubuh,
kurangnya pergerakan sehingga produksi panas juga berkurang, permukaan tubuh lebih luas
sehingga pengeluaran panas melalui tubuh lebih besar.
b. Kegagalan untuk mempertahankan suhu adekuat disebabkan karena tidak adanya jaringan
adipose coklat (yang mempuyai aktivitas metabolic yang tinggi). Pernafasn yang lemah dengan
pembakaran oksigen yang buruk.Aktivitas otot yang buruk dan pemasukan makanan yang
rendah.

4. Sistem Pencernaan
a. Reflek menghisap dan menelan lema
b. Sering terjadi regurgitasi karena mekanisme penutupan spinter jantung yang kurang berkembang
dan spinter pylorus yang relatif kuat.
5. Sistem Urinarius
a. GFR(Glomerolus Filtrasi Rate) menurun
b. Urin sedikit
c. Sering terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit

6. Sistem Persarafan
a. Tangisan lemah
b. Pusat pengendalian fungsi vital kurang berkembang
c. Lebih sulit untuk dibangunkan

7. Sistem Genetalia
a. Genital kecil
b. Pada laki-laki, testis terdapat dalam abdomen, kanalis ingualis atau skrotum.
c. Pada wanita labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor hingga aterm.

8. Gambaran umum
a. BB kurang dari 2500gr
b. TB kurang dari 45cm
c. Lingkar dada kurang dari 30cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33cm
e. Kulit biasanya tipis,merah,dan berkerut.
f. Ditemukan sedikit lemak subkutan.
g. Kuku lembut dan lanugo mencolok tetapi terdapatsedikit atau tidak ditemukan verniks caseosa.
h. Rambut pendek dan jarang.
i. Alis mata sering kalli tidak ada.

D. Patofisiologi

Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya.
Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi. Menurunnya simpanan zat gizi,
cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor, dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan BBLC.
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan.Koordinasi antara reflek hisap dan
menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi pneoumonia belum berkembang
dengan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu.Penundaan pengosongan lambung atau buruknya
motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyai lebih
sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak
dibandingkan dengan bayi aterm.Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat
dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang
diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang
meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral. Potensial untuk
kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di
bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.
E. Pathoflow
F. Pemeriksaan penunjang

1) Penurunan Hb/Hct
2) Serum glukosa menurun
3) Elektrolit (Na, K, Cl)
4) BGA, asidosis
5) Trombositopenia
6) Serum kalsium menurun.

G. Penatalaksanaan

a. Penanganan bayi

Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus
dilakukan didalam incubator

b. Pelestarian suhu tubuh

Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh.
Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.

Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu
tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan
harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan
berat kurang dari 2000 gram

c. Inkubator

Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator,
incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan
32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan
lebih mudah.
d. Pemberin oksigen

Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan
head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada
jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan

e. Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi,
perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.

f. Pemberian makanan

Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya


hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter
( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah
secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.

H. PENGKAJIAN
a. Biodata
1) Identitas bayi
2) Identitas orang tua

b. Pemeriksaan Biologis Ibu


1) Riwayat kehamilan, umur kehamilan dan lain-lain
2) Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan
3) Keadaan fisik ibu saat pengkajian
4) Riwayat penyakit ibu

c. Pemeriksaan Fisik Bayi


1) Keadaan bayi saat dilahirkan: warna kulit, rambut tebal, lemak subkutan, gerakan, hasil
Apgarscore, kemampuan bernafas, temperatur dan lain-lain.
2) Keadan bayi saat pengkajian: fisik, kesadaran, tingkatan sakit, kemampuan bernafas, temperatur
dan lain-lain.
3) Pengkajian proses pertolongan dan penanganan selanjutnya.

d. Pemeriksaan Penunjang
1) Penurunan Hb/Hct
2) Serum glukosa menurun
3) Elektrolit (Na, K, Cl)
4) BGA, asidosis
5) Trombositopenia
6) Serum kalsium menurun.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d immaturitas neurologis
b. Ketidakefektifan pemberian asi b.d refleks hisap bayi buruk

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola nafas b.d immaturitas neurologis


a. Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan jalan nafas adekuat dengan KH :
1) Jalan nafas adekuat
2) Frekuensi pernafasan normal (40-60x/menit)
3) Tidak adanya sianosis
4) Tidak ada retraksi dada
b.Intervensi
1) Observasi TTV
2) Berikan terapi oksigen
3) Posisikan pasien semi fowler
4) Kolaborasi dengan tenaga medis lain

2. Ketidakefektifan pemberian asi b.d refleks hisap bayi buruk


a. Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi dapat terpenuhi
dengan KH :
1) Mempertahankan pemberian ASI
2) Status nutrisi terpenuhi
b. Intervensi
1) Monitor intake makanan atau cairan
2) Manajemen nutrisi
3) Dokter meresepkan asi sebanyak 8x2 cc
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, M. E. 2010. Rencana Perawatan Maternal/Bayi.Jakarta : EGC.


2. Klaus dan Fanaroff. 2010. Penatalaksanaan Neonatus Resiko tInggi Edisi 4.Jakarta : EGC.
3.Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka
4. Sacharin, Rosa M.2013. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
5.Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
6.Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat
Uji Kompetensi. Denpasar: Poltekkes

Anda mungkin juga menyukai