Disusun Oleh:
Kelas : 2C
B. Etiologi
2. Sistem Sirkulasi
a. Kerja jantung lemah lembut dan lambat
b. Sirkulasi perifer seringkali buruk dan dinding pembuluh darah juga lemah
c. Tekanan darah lebih rendah (sistolik 45-60 mmHg, diastolic 30-45 mmHg)
d. Nadi bervariasi antara 100 dan 160/menit
e. Cenderung ditemukan aritmia
3. Pengendalian suhu.,
a. Cenderung memiliki suhu tubuh yang subnormal yang disebabkan karena produksi panas yang
buruk dan peningkatan kehilangan panas, pusat pengatur panas belum berfungsi dengan
sempurna, kurangnya lemak dalam jaringan akibatnya mempercepat perubahan suhu tubuh,
kurangnya pergerakan sehingga produksi panas juga berkurang, permukaan tubuh lebih luas
sehingga pengeluaran panas melalui tubuh lebih besar.
b. Kegagalan untuk mempertahankan suhu adekuat disebabkan karena tidak adanya jaringan
adipose coklat (yang mempuyai aktivitas metabolic yang tinggi). Pernafasn yang lemah dengan
pembakaran oksigen yang buruk.Aktivitas otot yang buruk dan pemasukan makanan yang
rendah.
4. Sistem Pencernaan
a. Reflek menghisap dan menelan lema
b. Sering terjadi regurgitasi karena mekanisme penutupan spinter jantung yang kurang berkembang
dan spinter pylorus yang relatif kuat.
5. Sistem Urinarius
a. GFR(Glomerolus Filtrasi Rate) menurun
b. Urin sedikit
c. Sering terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit
6. Sistem Persarafan
a. Tangisan lemah
b. Pusat pengendalian fungsi vital kurang berkembang
c. Lebih sulit untuk dibangunkan
7. Sistem Genetalia
a. Genital kecil
b. Pada laki-laki, testis terdapat dalam abdomen, kanalis ingualis atau skrotum.
c. Pada wanita labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor hingga aterm.
8. Gambaran umum
a. BB kurang dari 2500gr
b. TB kurang dari 45cm
c. Lingkar dada kurang dari 30cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33cm
e. Kulit biasanya tipis,merah,dan berkerut.
f. Ditemukan sedikit lemak subkutan.
g. Kuku lembut dan lanugo mencolok tetapi terdapatsedikit atau tidak ditemukan verniks caseosa.
h. Rambut pendek dan jarang.
i. Alis mata sering kalli tidak ada.
D. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya.
Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi. Menurunnya simpanan zat gizi,
cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor, dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan BBLC.
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan.Koordinasi antara reflek hisap dan
menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi pneoumonia belum berkembang
dengan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu.Penundaan pengosongan lambung atau buruknya
motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyai lebih
sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak
dibandingkan dengan bayi aterm.Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat
dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang
diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang
meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral. Potensial untuk
kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di
bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.
E. Pathoflow
F. Pemeriksaan penunjang
1) Penurunan Hb/Hct
2) Serum glukosa menurun
3) Elektrolit (Na, K, Cl)
4) BGA, asidosis
5) Trombositopenia
6) Serum kalsium menurun.
G. Penatalaksanaan
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus
dilakukan didalam incubator
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh.
Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu
tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan
harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan
berat kurang dari 2000 gram
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator,
incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan
32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan
lebih mudah.
d. Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan
head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan menyebabkan kerusakan pada
jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi,
perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
f. Pemberian makanan
H. PENGKAJIAN
a. Biodata
1) Identitas bayi
2) Identitas orang tua
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Penurunan Hb/Hct
2) Serum glukosa menurun
3) Elektrolit (Na, K, Cl)
4) BGA, asidosis
5) Trombositopenia
6) Serum kalsium menurun.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d immaturitas neurologis
b. Ketidakefektifan pemberian asi b.d refleks hisap bayi buruk
J. INTERVENSI KEPERAWATAN