Anda di halaman 1dari 13

BBLR

(Berat badan
lahir rendah)
Siti Mariah_1121086
Shalsabila Rahayu_1121088
Destika Aprilia M._1121101
2A Keperawatan
pengertia
n
Bayi dengan Berat badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan
bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Tingkat kelahiran bayi BBLR di Indonesia masih cukup
tinggi dengan angka kematian bayi banyak disebabkan oleh
BBLR. Bayi BBLR memiliki resiko rentan terhadap
penyakit, rentan terjadi kegagalan fungsi organ-organ vital
bahkan resiko kematian. (Setyani, 2019)

Berat badan lahir rendah merupakan gambaran multi


masalah kesehatan masyarakat yang mencakup ibu dengan
kekurangan gizi jangka panjang, kesehatan yang buruk,
kerja keras dan perawatan kesehatan dan kehamilan yang
buruk dan bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram dengan risiko kematian 4 kali lebih besar
dibandingkan bayi lahir yang berat badannya lebih dari
2500 gram. (Murti, 2020)
Faktor penyebab

Usia ibu hamil (<25 Faktor obtetrik : Jarak


Kehamilan ganda Kadar hemoglobin
tahun, >35 tahun) kehamilan (< 2 tahun) dan
/kembar (HB)
urutan kehamilan ( urutan
ke-4 dan seterusnya)

Status gizi ibu hamil : Riwayat keguguran Pendidikan, pekerjaan, Faktor demografi
suplemen zat besi, konsumsi rokok dan dan faktor
sumber air, dll. alcohol pada ibu. ekonomi
Tanda dan gejala
(Silviati, Wirakhmi & Suryani,
2021)

01 02 03
Berat badan <2500gram Lingkar kepala <33 cm Lingkar dada <30 cm

04 05 06
Panjang badan <45 cm Ibu dengan riwayat BBLR Masa gestasi < 37
premature sebelumnya
Karakteristik bblr
1. Berat badan kurang dari 2.500 gram dengan lingkar kepala
kurangdari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, panjang
badan kurang dari 45 cm.
2. Otot masih hipotonis dengan gerakan yang kurang aktif.
3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Rambut tipis dan halus dengan kepala yang lebih besar
dibandingkan badan.
5. Tulang tengkorak lunak, sutura besar, dan fontanela besar.
6. Telinga terbentuk sederhana dengan seikit tulang rawan.
7. Puting susu kecil dan jaringan payudara tidak ada
8. Sering mengalami serangan apnea dan pernapasan belum
teratur
9. Lanugo banyak terdapat di dahi, pelipis dan lengan adapun
kulit terlihat tipis dan transparan.
10. Sedikit lemak sub kutan
11. Genitalia belum sempurna
12. Refleks batuk, menghisap dan memelan masih lemah
pencegahan
Upaya Upaya
promotif preventif

Melakukan imunisasi, mencukupi asupan


Dilakukan dengan gizi, mengonsumsi tablet Fe pada ibu hamil
penyuluhan atau agar terhindar dari anemia, dan pemeriksaan
rutin secara berkala (Ante Natal Care)
memberikan informasi
sebanyak empat kali yaitu satu kali pada
untuk meningkatkan trimester I, satu kali pada trimester II, dan
pengetahuan dan kesehatan dua kali pada trimester III. (Permenkes No.
ibu hamil. 97 pasal 13 ayat 1 tentang Pelayanan
Kesehatan Kehamilan)
penatalaks
1. Mempertahankan suhu
dengan ketat sebab BBLR
mudah mengalami 4.
anaan
Penimbangan ketat,
hipotermia. Yang paling merupakan salah satu
efektif adalah melakukan status gizi/nutrisi bayi dan
PMK (Perawatan dengan erat kaitannya dengan daya
Metode Kanguru) tahan tubuh.

2. Mencegah infeksi dengan 5. Hidrasi bayi BBLR tidak


ketat karena bayi sangat menutup kemungkinan
rentan. Salah satu cara untuk terjadinya
pencegahan infeksi, yaitu kekurangan cairan dan
dengan mencuci tangan elektrolit.
sebelum memegang bayi.
6. Pemberian Oksigen dapat
3. Pengawasan nutrisi dan dilakukan apabila
ASI. Refleks menelan pada diperlukan.
BBLR belum sempurna
dan lemahnya refleks otot
7. Pemberian dukunga oleh
juga terdapat pada bayi
keluarga dan tim medis
BBLR.
juga pemberian edukasi.
KASUS
By. S masuk ke RSUD dr. M. Yunus Bengkulu tanggal 26
Mei 2022, By.S merupakan anak ke empat dari Ny.S dan Tn.S,
lahir pada tanggal 24 Mei 2022 di RS Tais Bengkulu (umur 10
hari) berjenis kelamin perempuan. Bayi.S lahir usia kehamilan
32 minggu, dengan berat badan 1750 gram, lahir pada tanggal
24 Mei 2022 dengan jenis persalinan normal di RS Tais
Bengkulu dengan keadaan bayi gerak tidak aktif dan kulit agak
kebiruan,dan kulit terasa dingin lalu bayi dirujuk ke RSUD dr.
M. Yunus Bengkulu pada tanggal 26 Mei 2022 diruangan
Perinatologi, bayi dimasukan ke dalam inkubator.
Asuhan keperawatan
PENGKAJIAN
1) Identitas klien dan penanggung jawab
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan sekarang, dahulu, keluarga
4) Riwayat kehamilan dan persalinan
5) Pola aktivitas sehari-hari
6) Pemeriksaan fisik
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil (SIKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan (SDKI)
1. Hipotermia berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: Manajemen hipotermia
berat badan ekstrem. DS : selama 3 x 24 jam, maka Termoregulasi Observasi
- Ibu By S mengatakan bahwa Neonatus membaik dengan kriteria hasil 1. Monitorsuhu tubuh.
pada saat bayi dirujuk ke RSUD : 2. Identifikasi penyebab hipotermia (misalnya. Terpapar suhu lingkungan rendah,
Dr. 1. Suhutubuh membaik. pakaian tipis, kerusakan hipotalamus, penurunan laju metabolism, kekurangan
M. Yunus kulit bayi terasa 2. Suhukulit membaik. lemak subkutan).
dingin, dan dikuku bayi 3. Pengisiankapiler membaik. 3. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia (hipotermia ringan: takipnea, disartria,
sedikit kebiruan 4. Ventilasi membaik. menggigil, hipertensi, diuresis ; hipotermia sedang: aritmia, hipotensi, apatis,
- Ibu By S mengatakan bayi koagulopati, reflex menurun; hipotermia berat: oligulia, reflex menghilang, edema
tampak lemah dan kecil paru,asam-basa abnormal).
DO : Terapeutik
- Di inkubator 4. Sediakanlingkunganyanghangat(misalnya.Atursuhuruangan,incubator).
dengan suhu 35ºC 5. Gantipakaian/linernyang basah.
- Bayi tampak menggigil jika 6. Lakukanpenghangatanpasif(misalnya.Selimut,penutupkepala,pakaian tebal).
dikeluarkan sebentar pada saat 7. Lakukan penghangatan aktif eksternal(misalnya. Kompres hangat, botol hangat,
tindakan selimuthangat,perawatanmetode kanguru).
- Suhu tubuh 35,5ºC 8. Lakukan penghangatan aktif internal (misalnya. Infus cairan hangat, oksigen hangat,
- Kuku ada sianosis lavaseperitonealdengancairan hangat).
- BB 1750 gram Edukasi:
Anjurkankepadaorangtuauntukmemberikanminumairhangat
2. Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan intervensi  
dengan peningkatan keperawatan selama 3 x 24 jam, SIKI: Manajemen Lingkungan
paparan organisme maka Kontrol risiko meningkat Observasi
pathogen lingkungan DS : Dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi keamanan dan
- Ny.S mengatakan takut 1. Kemampuan kenyamanan lingkungan
dan bayi nya mengalami mencari informasi tentang factor  
hal-hal yang tidak di risiko Terapeutik
inginkan 2. Kemampuan mengidentifikasi 1. Atur posisi furniture dengan rapi dan terjangkau
DO : faktor resiko 2. Atur suhu lingkungan yang sesuai
- Bayi di incubator 3. Kemampuan 3. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan
dengan suhu 35ºC melakukan strategi kontrol faktor nyaman
- RR 49x/menit risiko 4. Izinkan orang tua mendampingi pasien
- Nadi 151x/menit 4. Kemampuan  
- SPO2 97% meghindari faktor risiko Edukasi:
- Suhu tubuh 35,5ºC 5. Anjurkan kepeda orang tua cara membuat lingkungan
- BB 1750 gram rumah yang aman dan nyaman
6. Ajarkan orang tua/keluarga tentang upaya
pencegahan infeksi.
Terima
KASIH

Hatur nuhun kana perhatosana sareng hapunten


bilih aya kalepatan sareng cariosan anu kirang
merenah tina manah

Anda mungkin juga menyukai