Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PREMATUR

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Anak Holistik Islami

Dosen pengampu:
Maya Amalia,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :
Eri Saeful Bahri
402021013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
I. DEFINISI
Menurut WHO (2015) Persalinan kurang bulan / premature adalah
persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 28 minggu sampai kurang
dari 37 minggu ( 259 hari ).

Mandy (2019), Funai (2019), masih memakai istilah prematururity dan


lebih sering mendefinisikanya memakai berat badan lahir rendah kurang
dari 2500g, berta lahir sangat kurang dari 1500g, berat lahir ektrim kurang
dari 1000g.

Cuningham et al. (2018) membahas lebih rinci mengenai terminology


yang berkaitan dengan ini sebagai berikut: Low birth weight merujuk
neonates yang lahir terlalu kecil (born to small), sedangkan preterm atau
premature merujuk pada neonates yang lahir terlalu dini (born too early).

Dari definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Bayi premature
adalah bayi baru lahir < dari 37 minggu dengan berat badan < 2500g.

II. ETIOLOGI

a. Pengaruh Stress
b. Infeksi / peradangan
c. Pengaruh prostaglandin
d. Perdarahan
e. Peregangan uterus yang berlebihan
III. PATOFISIOLOGI PENYAKIT ( BAGAN )

IV. TANDA DAN GEJALA DIAGNOSA MEDIS

a. Berat badan kurang dari 2500 gram


b. Panjang badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
d. Lingkar dada kurang dari 30 cm
e. Kepala lebih besar dari badan
f. Kulit tipis transparan
g. Lanugo (bulu-bulu) banyak terutama di dahi, pelipis dan telinga dan
tangan.
h. Lemak subkutan kurang.
i. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora (pada wanita). Pada laki-laki tester belum turun.
j. Rambut tipis, halus.
k. Tulang rawan di daun telinga masih kurang sempurna.
l. Putting susu belum terbentuk dengan baik.
m. Pergerakan kurang dan lemah.
n. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami serangan apnae.
o. Reflek tonus lemah, reflek menghisap dan menelan serta reflek batul
belum sempurna.
p. Kulit tampak mengkilat dan licin (Adnyanti, 2011).

V. PENATALAKSANAAN PENYAKIT

a. FAMAKOTERAPI
- Pemberian surfaktan
- Berfokus pada stabilisasi, resusitasi, tatalaksana hipotermi, nutrisi,
cairan dan elektrolit.
b. NON FARMAKOLOGI
- Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan
oleh permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di
bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk
mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup
hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen
paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di
rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan
kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2
– 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh
sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%.
Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan
sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan
1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara
berangsur – angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi
dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak ada,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau dengan
memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah
dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada
bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan
panas karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan
incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor
(thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu
incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini
suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah
ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi
dengan lahir yang rendah.

Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin


untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah
laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga
penyakit yang diderita dapat dikenal sedini – dininya dan tindakan
serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.

- Pemberian ASI pada bayi premature

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat
diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature.
Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature
berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama
kurang lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangant premature
(<30> Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang
melahirkan premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres,
ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah
ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau
kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang,
sering terjadi refluks, peristaltik lambat.

Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan


ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara
memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan
ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun
pipa lambung.

1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu


gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari
– hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat diberikan ASI
donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali sehari.

2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34


minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah
ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 – 12 kali
sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500 gram (30 –
31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan
ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari.

- Makanan bayi

Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/
hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan
bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada
waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia
dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan
cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya
atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan
lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum
berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang
dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi minum
melalui sonde lambung (orogastrik intubation).

Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5


ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap
12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan
setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu
kedua.

- Mencegah infeksi

Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh


karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum
sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal
memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi,
kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal
dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi
tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin
kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu
digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus.
Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para
dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan
bayi. Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan:
Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi
yang tidak terkena infeksi

Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi

Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi


(paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu
untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik)

Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu

Setiap bayi memiliki peralatan sendiri

Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang


telah disediakan

Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi

Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya

Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca

- Minum cukup

Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi


mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum
bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan
menggunakan pipet.

- Memberikan sentuhan

Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada


bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu
menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih
cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.

- Membantu beradaptasi

Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan


membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah
suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya
sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang
menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh
pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat
badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara
umum (Adnyanti, 2011).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Rotgen thorak
 Lab : darah rutin terutama Hb

VI. KONSEP STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

a. Pengakajian

Pada saat kelahiran bayi baru harus menjalani pengkajian cepat


namun seksama untuk menentukan setiap masalah yang muncul
dan mengidentifikasi masalah yang menuntut perhatian yang cepat.
Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk mengevaluasi
kardiopulmonal dan neurologis. Pengkajian meliputi penyusunan
nilai APGAR dan evaluasi setiap anomaly congenital yang jelas
atau adanya tanda gawat neonatus (Wong, 2008).

- Aktivitas dan istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma pada saat tidur : menangis atau tertidur adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.

- Pernafasan dan peredaran

Bayi normal mulai nafas setelah 30 detik setelah lahir, untuk itu
menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan
dan peredaran dapat digunakan APGAR score. Namun secara
praktis dapat dilihat darifrekuensi denyut jantung dan pernafasan
serta wajah, ekstremitas 120-160 x/menit (12 jam pertama setelah
kelahiran). Pernafasan bayi normal berkisar antara 30-60 x/menit
warna ekstremitas wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.

- Eliminasi

Abdomen lunak tanpa distensi : bising usus aktif dan beberapa jam
setelah kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat.

- Berat badan

Berat badan bayi prematur kurang dari 2500 gram

- Antropometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan


atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur
Lingkar kepala

- Suhu tubuh

Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 sampai 37,5,
pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.

- Kulit

Kulit neonatus yang kurang bulan biasanya tipis dan keriput,


sedikit lipatan pada telapak tangan dan kaki.

b. Diagnosa
- Menurut Nanda (2012-2014), rumusan masalah (diagnosa) pada
bayi dengan berat lahir rendah adalah sebagai berikut :
- Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan
imaturitas neurologis (NANDA, 2012).
- Ketidakefektifan termoregulasi : hipotermi (00008)
berhubungan dengan mekanisme pengaturan suhu tubuh immatur
(NANDA, 2012).
- Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengabsorbsi
nutrien (NANDA, 2012).

Kerusakan integritas kulit (00046) berhubungan dengan faktor


perkembangan (NANDA, 2012).

c. Perencanaan

Rencana keperawatan adalah strategi perawat yang isinya kegiatan


dan tindakan yang disusun serta akan dilakukan untuk mencapai
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat berdasarkan SMART
(Spesifik, Measureable, Achieveable, Realita, Time).

Diagnosa I : Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan


dengan imaturitas neurologis.

Tujuan : Setelah mendapat tindakan keparawatan 3x24 jam tidak


terjadi gangguan pola nafas(nafas efektif)

Kriteria Hasil : Akral hangat, Tidak ada sianosis, Tangisan aktif


dan kuat, RR : 30-40x/menit. Tidak ada retraksi otot pernafasan
Intervensi :

Monitor pernafasan (kedalaman, irama, frekuensi ). Rasional :


pengawasan ketat dibutuhkan karena organ pernafasan yang tidak
sempurna. b. Atur posisi kepala lebih tinggi. Rasional :
Melancarkan jalan nafas. c. Monitor keefektifan jalan nafas.
Rasional : Monitor yang tepat akan memudahkan tindakan pada
bayi. Jika perlu dapat dilakukan suction. d. Lakukan auskultasi
bunyi nafas tiap 4 jam.
Pertahankan pemberian O2. Rasional : Dengan kemampuan organ
pernafsaan yang tidak kuat maka bayi membutuhkan bantuan
pemberian O2 untuk memnuhi kebutuhannya. e. Pertahankan bayi
pada inkubator dengan penghangat. Rasional : Mencegah hipotermi
yang dapat memperparah kondisi dan organ pernafasan bayi. f.
Pertahankan bayi pada inkubator dengan penghangat. Kolaborasii
untuk X foto thorax. Rasional : Memberikan gambaran organ
pernafasan bayi.

Diagnosa II : Kecemasan orang tua (00146) berhubungan dengan


perubahan dalam status kesehatan.

Tujuan : Cemas berkurang

Kriteria hasil : Orang tua tampak tenang. Orang tua tidak bertanya-
tanya lagi. Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan
Intervensi :

a. Kaji tingkat pengetahuan orang tua. Rasional : Cemas berlebihan


ditunjukkan orangtua karena tidak memahami kondisi bayi, tidak
ada pamahaman bahwa kondisi bayi akan menunjukkan perbaikan
akan memperburuk kondisi orang tua dan bayi. b. Beri penjelasan
tentang keadaan bayinya. Rasional : Membantu menganalisa
masalah secara sederhana dengan mandiri. c. Libatkan keluarga
dalam perawatan bayinya. Rasional : Orang tua akan terlatih dalam
meerawat BBLR.

d. Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai


oleh orang tua. Rasional : Sebagai motivasi orag tua. e. Latih orang

tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang.


Rasional : Perawatan mandiri harus sudah dapat dilakukan ketika
bayi sudah pulang.
Diagnosa III : Ketidakefektifan termoregulasi : hipotermi (00008)
berhubungan dengan mekanisme pengaturan suhu tubuh immatur.

Tujuan : Setelah mendapatkan tindakan keperawatan 3x24 jam


tidak terjadi gangguan terumoregulasi

Kriteria Hasil :Badan hangat. Suhu : 36,5-37C Intervensi :

a. Pertahankan bayi pada inkubator dengan kehangatan 37C.


Rasional : Mempertahankan suhu bayi untuk terhindar dari
hipotermia. b. Beri popok dan selimut sesuai kondisi. Ganti segera
popok yang basah oleh urine atau feces. Rasional : Popok yang
basak akan mempercepat kehilangan panas pada bayi sehingga
berisiko besar terjadi hipotermia. c. Hindarkan untuk sering
membuka penutup. Rasional : Dapat menyebabkan fluktuasi suhu
dan peningkatan laju metabolism. d. Atur suhu ruangan dengan
panas yang stabil. Rasional : Mempertahankan suhu bayi semakin
baik.

Diagnosa IV : Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan


tubuh (00002) berhubungan dengan ketidak mampuan untuk
mengabsorbsi nutrien

Tujuan : Setelah tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi


gangguan nutrisi

Kriteria Hasil : Diet yang diberikan habis tidak ada residu. Reflek
menghisap dan menelan kuat. BB meningkat 100 gr/3hr.

Intervensi :

a. Kaji refleks menghisap dan menelan. Rasional : Mengetahui


kemampuan fungsi pencernaan bayi. b. Monitor input dan output.
Rasional : Indikator langsung keadekuatan nutrisi. c. Berikan
minum sesuai program lewat sonde/spin. Rasional : Membantu
pemenuhan nutrisi. d. Sendawakan bayi sehabis minum. Rasional :
Menambah kemampuan lambung untuk menampung dan mencerna
nutrisi. e. Timbang BB tiap hari. Rasional : Berat badan bayi
diharapkan meningkat setiap saatnya.

Diagnosa V : Kerusakan integritas kulit (00046) berhubungan


dengan faktor perkembangan

Tujuan : Gangguan integritas kulit tidak terjadi

Kriteria hasil : Suhu 36,5-37 C. Tidak ada lecet atau kemerahan


pada kulit. Tanda-tanda infeksi (-).
Intervensi :

a. Observasi vital sign. Rasional : Memberikan informasi tanda-


tanda vital. b. Observasi tekstur dan warna kulit. Rasional : Kulit
bayi akan terlihat berbeda dengan kulit bayi lainnya, teksturnya
mungkin berkerut dengan warna kemerahan, pucat atau transparan.

c. .Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic dan cuci tangan


sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. Rasional : Mencegah
infeksi silang dan kerusakan integritas kulit yang dapat
mengakibatkan infeksi. d. Jaga kebersihan kulit bayi. Ganti
pakaian setiap basah. Jaga kebersihan tempat tidur. Rasional :
Mencegah iritasi kulit pada bayi e. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam.
Monitor suhu dalam incubator. Rasional : Mencegah penekanan
pada kulit bayi dan suhu yang baik akan menjaga kelembapan kulit
sehingga dapat menurunkan risiko.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyanti, Niti. 2011. Laporan Pendahuluan Pada Bayi Premature. Bali


http://niti-adnyani.blogspot.co.id/2011/09/laporan-pendahuluan-pada-
pasien-dengan 4945.html (diakses pada tanggal 13 Desember 2015).

Lia, Dewi VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jogjakarta:
Salemba Medika.

Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media
Aesculapius.
Mansjoer Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Euculapcius UI.

Sriyana, Hermanto. 2020. Buku Acuan Kurang Bulan / Prematur . Sulawesi :


Yayasan avicena kendari

Anda mungkin juga menyukai