PREMATUR
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Anak Holistik Islami
Dosen pengampu:
Maya Amalia,S.Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun Oleh :
Eri Saeful Bahri
402021013
Dari definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Bayi premature
adalah bayi baru lahir < dari 37 minggu dengan berat badan < 2500g.
II. ETIOLOGI
a. Pengaruh Stress
b. Infeksi / peradangan
c. Pengaruh prostaglandin
d. Perdarahan
e. Peregangan uterus yang berlebihan
III. PATOFISIOLOGI PENYAKIT ( BAGAN )
V. PENATALAKSANAAN PENYAKIT
a. FAMAKOTERAPI
- Pemberian surfaktan
- Berfokus pada stabilisasi, resusitasi, tatalaksana hipotermi, nutrisi,
cairan dan elektrolit.
b. NON FARMAKOLOGI
- Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan
oleh permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di
bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk
mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup
hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen
paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di
rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan
kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2
– 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh
sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%.
Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan
sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan
1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara
berangsur – angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi
dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak ada,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau dengan
memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah
dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada
bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan
panas karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan
incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor
(thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu
incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini
suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah
ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi
dengan lahir yang rendah.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat
diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature.
Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature
berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama
kurang lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangant premature
(<30> Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang
melahirkan premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres,
ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah
ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau
kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang,
sering terjadi refluks, peristaltik lambat.
- Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/
hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan
bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada
waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia
dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan
cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya
atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan
lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum
berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang
dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi minum
melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
- Mencegah infeksi
- Minum cukup
- Memberikan sentuhan
- Membantu beradaptasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rotgen thorak
Lab : darah rutin terutama Hb
a. Pengakajian
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma pada saat tidur : menangis atau tertidur adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
Bayi normal mulai nafas setelah 30 detik setelah lahir, untuk itu
menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan
dan peredaran dapat digunakan APGAR score. Namun secara
praktis dapat dilihat darifrekuensi denyut jantung dan pernafasan
serta wajah, ekstremitas 120-160 x/menit (12 jam pertama setelah
kelahiran). Pernafasan bayi normal berkisar antara 30-60 x/menit
warna ekstremitas wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
- Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi : bising usus aktif dan beberapa jam
setelah kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat.
- Berat badan
- Antropometri
- Suhu tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 sampai 37,5,
pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
- Kulit
b. Diagnosa
- Menurut Nanda (2012-2014), rumusan masalah (diagnosa) pada
bayi dengan berat lahir rendah adalah sebagai berikut :
- Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan
imaturitas neurologis (NANDA, 2012).
- Ketidakefektifan termoregulasi : hipotermi (00008)
berhubungan dengan mekanisme pengaturan suhu tubuh immatur
(NANDA, 2012).
- Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengabsorbsi
nutrien (NANDA, 2012).
c. Perencanaan
Kriteria hasil : Orang tua tampak tenang. Orang tua tidak bertanya-
tanya lagi. Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan
Intervensi :
Kriteria Hasil : Diet yang diberikan habis tidak ada residu. Reflek
menghisap dan menelan kuat. BB meningkat 100 gr/3hr.
Intervensi :
Lia, Dewi VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jogjakarta:
Salemba Medika.
Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media
Aesculapius.
Mansjoer Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Euculapcius UI.