Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH REMUNERASI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN


(STUDI KASUS PADA KANTOR PENGAWASAN DAN
PELAYANAN BEA DAN CUKAI SURAKARTA)
Sri Gusti Bima Harya Teja
GustiBima91@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) pengaruh remunerasi terhadap kinerja
karyawan., 2) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Data diperoleh
dari 86 responden yang merupakan pegawai pemerintah di Surakarta. Metode analisis
yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil pengujian instrument penelitian
menyimpulkan bahwa semua butir pertanyaan tiap variabel valid dan reliabel. Uji asumsi
klasik menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, linier, tidak terjadi multikolinieritas
dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1)
remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, 2) motivasi
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Kata Kunci: Remunerasi, Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan

Abstract
The purpose of this research is to analyze: 1) remuneration influence on employee
performance., 2) the effect of work motivation on employee performance. Data
obtained from 86 respondents who are employeesof goverment in Surakarta district .
The analytical method used is multiple linear regression. The test results of research
instruments concluded that all the questions are valid and reliable for each variable.
Classic assumption test shows that the normal distribution of data, linear, does not
happen and does not happen heteroskedastisitas multikolinieritas. The results of this study
show that: 1) remuneration positive and significant effect on employee performance, 2)
work motivation positive and significant effect on employee performance.

Keywords: Remuneration, Work Motivation, Employee Performance

Pendahuluan keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan


Kinerja merupakan hasil atau tingkat untuk meningkatkan kinerja organisasi
pencapaian pegawai secara keseluruhan atau perusahaan, termasuk kinerja tiap-tiap
selama periode tertentu dalam melaksanakan individu dan kelompok kerja di perusahaan
tugas di bandingkan terha dap berbagai tersebut. Menurut Robert L. Mathis dan Jhon
kemungkinan, meliputi standar hasil H. Jackson (2001:82) menjelaskan faktor-
pekerjaan, sasaran atau target atau kriteria faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:
yang telah ditentukan terlebih dahulu telah 1) hubungan dengan kantor, 2) motivasi, 3)
disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50). keberadaan pekerjaan yang dilakukan, 4)
Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) dukungan yang diterima, dan 5) kemampuan.
berpendapat bahwa kinerja pada dasarnya Berdasarkan Keputusan Menteri
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan Keuangan Nomor: 87/PMK.01/2008
pegawai. Manajemen kinerja merupakan mengenai organisasi dan Tata Kerja Instansi

109
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 2, Desember 2017

Vertikal Direktorat Jenderal dan Peraturan Budaya organisasi yang mengalami


Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 perkembangan dan pemberian remunerasi yang
tanggal 08 April 2009 tentang hal yang sama lebih tinggi diharapkan dapat meningkatkan
menunjuk Direktorat Jenderal Jenderal Bea kepuasan kerja pegawai DJBC. Menurut
dan Cukai melakukan perubahan tipologi Handoko (2001), kepuasan kerja adalah
untuk mengoptimalkan fungsi dengan keadaan emosional yang menyenangkan atau
menyempurnakan tata kerja instansi vertical tidak menyenang kan dengan mana
organisasi Direktorat Jenderal Jenderal Bea karyawan melihat pekerjaan mereka.
dan Cukai, untuk mencapai hal tersebut pihak Kepuasan kerja menggambarkan perasaan
instansi terus berupaya meningkatkan mutu seseorang terhadap pekerjaannya, hal tersebut
pelayanan, kualitas sumber daya manusia terlihat dalam sikap positif karyawan terhadap
serta menumbuhkan kembangkan kreativitas pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
dan inovasi baru sebagai upaya yang terbaik dilingkungan kerjanya. Secara historis,
bagi pengguna jasa Direktorat Jenderal karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja
Jenderal Bea dan Cukai. akan melaksanakan pekerjaan dengan baik,
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara sehingga kinerja pegawai tersebut juga akan
PAN Nomor: PER/09/ M.PAN/ 5/2007 bertambah. Berdasarkan penje lasan
mengenai Pedoman Umum Penetapan di atas, maka penulis mengangkat judul :
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan “Pengaruh Remunerasi dan Motivasi Kerja
Instansi Pemerintah. Serta Keputusan Dirjen Terhadap Kinerj Karyawan pada Direktorat
Bea dan Cukai No. KEP- 25/BC/2009 tentang Jendral BEA dan CUKAI Surakarta.
Pengelolaan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Direktorat Jenderal Jenderal Kajian Literatur Dan Pengembangan
Beadan Cukai, serta Kep-66/BC/2006 Hipotesis
tanggal 14 Juni 2006 yang diubah dengan 1. Remunerasi
Kep-10/BC/2007 tanggal 18 Januari 2007, Remunerasi berfungsi untuk mendorong
telah dibentuk Tim Percepatan Reformasi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
Kebijakan Bidang Pelayanan Bea dan Cukai. berkembang menjadi manusia berkualitas,
Aturan normatif tersebut menjadi payung mengelola SDM yang produktif sehingga tidak
hukum sekaligus dasar bagi peningkatan pindah ke sektor swasta dan menghasilkan
kinerja pegawai di Direktorat Jenderal Bea SDM dengan perilaku yang berorientasi
dan Cukai. terhadap pelayanan serta menekan tindak
Salah satu kebijakan yang telah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Selain
diputuskan oleh Kementrian Keuangan itu, menurut sistem remunerasi diharapkan
dalam rangka reformasi birokrasi saat ini dapat menciptakan persaingan positif antara
adalah dengan diberikannya remunerasi bagi masing-masing pegawai, akan sangat terlihat
pegawai DJBC yang merupakan bagian dari pegawai yang benar-benar rajin, pegawai yang
pegawai Kementrian Keuangan. Kepuasan mengikuti arus saja, pegawai yang pemalas,
dan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) pegawai yang rajin belajar, atau yang
diharapkan meningkat setelah adanya tidak rajin belajar dan seterusnya, sehingga
pemberian remunerasi atau kompensasi. akan terpacu suasana yang semangat untuk
Menurut Hasibuan (2007) tujuan pemberian membangun dan mengembangkan diri.
kompensasi (balas jasa) antara lain adalah Mochammad Surya (2004:8)
sebagai stabilitas karyawan, ikatan kerja menyebutkan bahwasannya “Remunerasi
sama, kepuasan kerja, motivasi, pengadaan memiliki makna seperti “sesuatu” yang
efektif, disiplin, serta pengaruh serikat buruh diperoleh para pegawai sebagai imbalan dari
dan pemerintah. kontribusi yang telah di berikannya kepada

110
Pengaruh Remunerasi dan (109-118)

organisasi tempat bekerja. Remunerasi berhubungan dengan persyaratan yang


mempunyai makna lebih luas dari pada harus dipenuhi oleh karyawan pada
gaji, karena mencakup semua imbalan, baik jabatan yang dia emban sehingga tercipta
yang berbentuk uang ataupun barang, baik keseimbang an antara “input” dan
yang diberikan secara langsung ataupun “output”.
tidak langsung, dan baik yang bersifat rutin
maupun tidak rutin, imbalan langsung terdiri 2. Motivasi Kerja
dari tunjangan khusus, tunjangan jabatan, gaji Bersamaan dengan persepsi, kepribadian,
atau upah, bonus yang dikaitkan atau tidak sikap, dan pembelajaran, Motivasi merupakan
dikaitkan dengan prestasi dan berbagai jenis elemen yang sangat penting dari perilaku.
bantuan yang terdiri atas fasilitas, kesehatan,Akan tetapi, motivasi bukan satu satunya
santunan musibah, cuti, dana pensiun, gaji. penjelasan mengenai perilaku. Luthans (1998)
Kebijakan pemberian Remunerasi dan menegaskan bahwa motivasi adalah proses
berkaitannya dengan peningkatan kinerja yang membangkitkan, memberikan energi,
PNS merupakan bagian dari usaha reformasi mengarahkan, dan menopang perilaku dan
birokrasi yang dirancang oleh pemerintah kinerja. Artinya, adalah proses meningkatkan
melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur motivasi pegawai untuk bertindakan dan
Negara yang meliputi kegiatan sebagai berikut mencapai tugas yang diinginkan. Salah satu
ini. cara untuk meningkatkan motivasi pegawai
1. Pembangunan System remunerasi yang adalah dengan menggunakan efektif motivasi,
didasarkan pada prestasi kerja. yang membuat pekerja lebih baik dengan
2. Pembangunan system remunerasi yang berkomitmen untuk pekerjaan mereka.
didasarkan pada tingkat kelayakan Untuk dapat memotivasi seseorang ada
hidup,gaji yang adil dan layak sesuai empat hal yang perlu dipelajari dan dikerjakan
dengan beban pekerjaan dan tanggung (Lefton, 1997 dalam Rivai, 2003: 90) yaitu: a)
jawab para pegawai serta harus mampu Pelajari apa kebutuhan yang dapat dipahami
meningkatkan produktivitas. dan apa yang tidak dapat dipahami orang lain.
3. Penyempurnaan system pensiun. b) Harus dapat membantu orang lain untuk
bisa mencapai tujuan kerja perusahaan. c)
(Deputi MenPAN Bidang SDM Aparatur, Hubungan ini perlu ada kejelasan, sehingga
2009) samsudin (2006:188) berpendapat orang tahu apa yang sesuai untuk perusahaan.
bahwa tujuan pemberian remunerasi antara d) Usahakan bahwa setiap orang mempunyai
lain sebagai berikut : komitmen yang tinggi.
1. Pemenuhan kebutuhan ekono mi para
karyawan yang menerima kompensasi 3. Kinerja Karyawan
berupa gaji, upah atau bentuk lain adalah Lawler dan porter (1967), yang
untuk kebutuhan ekonominya. menyatakan kinerja adalah kesuksesan
2. Pemberian kompensasi yang makin baik seseorang dalam melaksanakan tugas.
akan dapat memicu karyawan bekerja Prawirosentono (1999), mengemukakan
lebih produktif. kinerja merupakan hasil kerja yang mampu
3. Memajukan organisasi atau perusahaan diperoleh oleh seseorang ataupun sekelompok
semakin tinggi remunerasi yang diberikan orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
terhadap karyawan, diharapkan akan kekuasaan dan tanggung jawab masing-
membangun kinerja yang tinggi dari masing, dalam upaya untuk mencapai
pegawainya sehingga akan memajukan tujuan suatu organisasi yang bersangkutan
perusahaan tersebut. tidak melanggar hukum, secara legal, dan
4. Menujukkan keseimbangan dan keadilan. sesuai dengan moral maupun etika. Dalam
Ini berarti pemberian remunerasi perspektif model harapan, kinerja merupakan

111
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 2, Desember 2017

fungsi dari kemampuan dan motivasi (Gibson yang berjumlah 110 orang. Objek yang
et al, 1985:185). Pengertian Kinerja pegawai digunakan adalah karyawan di Badan
menurut Bambang Kusriyanto yang dikutip Kantor Pengawasan dan Pelayanan
oleh Harbani Pasolong dalam bukunya “Teori BEA dan Cukai Surakarta. Dalam
Administrasi Publik” merupakan “Kinerja obyek penelitian, penulis menggunakan
pegawai adalah pencapaian pekerjaan setiap data primer sebagai sumber data. Pada
karyawan pada suatu organisasi”. (Pasolong, penelitian ini, peneliti mengumpulkan
2007:175). data dari responden melalui kuisioner
Penyelenggaraan penilaian kinerja itu yang dibagikan kepada sampel. Teknik
sendiri bermanfaat bagi pihak manajemen pengambilan sampel pada penelitian ini
organisasi dalam mengambil berbagai menggunakan desain pengambilan sampel
kebijakan, karena penilaian yang dilakukan probabilitas dengan kategori pengambilan
dapat menjelaskan tingkatan tingkatan kinerja sampel acak sederhana (simple random
pegawai dalam organisasi. Tingkatan kinerja sampling).
ini dikelompokkan kedalam tingkat kinerja b. Definisi Operasional dan Pengu-
tinggi, menengah ataupun rendah, sesuai target kuranVariabel
atau di bawah target yang telah ditentukan. 1) Definisi Operasional
Menurut Siagian (1999) bahwa penilaian Definisi operasional merupakan
kinerja bermanfaat sebagai: (1.) Perbaikan segala sesuatu yang menjadi
prestasi kinerja, (2.) Penyesuaian kompensasi, objek peninjauan suatu observasi
(3.) Keputusan penempatan, (4.) Pelatihan yang berdasarkan padahal-hal
dan pengembangan, (5.) Perencanaan dan yang didefinisikan atau diamati.
pengembangan karir, (6.) Memperbaiki Definisi operasional setiap
penyalahgunaan proses staffing, (7.) variabel yang digunakan dalam
Meminimalisir ketidak akuratan informasi, observasi adalah sebagai berikut
(8.) Memperbaiki kekeliruan rancangan ini.
pekerjaan, (9.) Memberikan kesempatan a) Remunerasi (X1)
kerja yang adil kepada setiap karyawan, (10.) Remunerasi adalah skor
Membantu menghadapi tantangan external. perolehan atas jawaban
Dengan adanya penilaian kinerja dapat responden melalui
diketahui target apa yang harus dicapai dengan instrumen observasi yang
tepat dan apa yang sedang dihadapi. Melalui mengukur dimensiimbalan
penilaian kinerja dapat dirancang rencana, terhadap indikator gaji,
strategi dan menetapkan langkah-langkah insentif dan bonus,
yang perlu diambil yang berhubungan dengan dimensi balas jasa dengan
pencapaian karir yang diharapkan. Untuk indikator pemberian cuti,
pihak manajemen, penilaian kinerja sangat tunjangan pengobatan,
membantu dalam menentukan keputusan fasilitas kredit, rekreasi
dalam hal seperti promosi, pengembangan dan beasiswa pendidikan,
karir, mutasi, PHK, penyesuaian kompensasi, dan penghormatan dengan
dan kebutuhan pelatihan. indikator kenaikan pangkat
istimewa dan promosi
4. Metode Penelitian karier
a. Populasi dan Sampel b) Motivasi Kerja (X2)
Populasi pada penelitian ini Motivasi kerja adalah skor
merupakan seluruh karyawan yang perolehan atas jawaban
bekerja di Badan Kantor Pengawasan responden melalui
dan Pelayanan BEA dan Cukai Surakarta instrumen observasi

112
Pengaruh Remunerasi dan (109-118)

yang mengukur dimensi kinerja karyawan kantor pengawasan dan


keinginan serta tindakan pelayanan Bea dan Cukai Surakarta.
mencapai tujuan melalui Berikut rumusnya :
indikator pemenuhan
kebutuhan ekonomi, Y = a+b
X 1 +b
X 2 +c
mempertinggi prestasi
kerja, mendorong Dimana :
mencapai tujuan kepuasan Y = Kinerja Karyawan
pegawai dan diakui dirinya a = konstanta
sebagai pegawai. b = koefisien korelasi
c) Kinerja Karyawan (Y) X 1 = Remunerasi
Kinerja pegawai adalah X 2 = Motivasi Kerja
skor perolehan atas c = standart error
jawaban responden melalui
instrumen observasi Hasil Dan Pembahasan
yang mengukur dimensi 1. Kriteria Responden Penelitian
tingkat penyelesaian atau Penelitian dilakukan terhadap 86
hasil ndari pekerjaan responden dengan latar belakang yang
menggunakan indikator: berbeda, yang terbagi dalam berbagai
kualitas, kuantitas, karakteristik tertentu
efisiensi dan produktivitas.
2) Pengukuran Variabel Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini Karakter Kriteria Frekuensi Prosentase
menggunakan pengukuran
variabel bebas (independent Pelaksana 49 57%
variable) terdiri dari : Pemeriksa 17 20%
remunerasi (X1), motivasi
Kasubsi/Subsi 12 14%
kerja (X2), dan variabel terikat Jabatan Hanggar
(dependent variable): kinerja
pegawai (Y). Penelitian ini Lain- lain 8 9%
adalah penelitian kuantitatif >5 36 42%
bertujuan menguji pengaruh 6 – 10 10 12%
antara variabel-variabel Masa
11 – 15 22 26%
remunerasi, dan motivasi kerja Jabatan
secara parsial dan simultan >15 18 20%
terhadap kinerja pegawai di Sumber: Data primer 2016, diolah
lingkungan pegawai Kantor
Pengawasan dan Pelayanan 2. Deskripsi Data Variabel
BEA dan Cukai Surakarta. Deskripsi data variabel bertujuan untuk
mengetahui gambran tentang remunerasi,
5. Pengujian Hipotesis motivasi kerja dan kinerja karyawan maka
Analisis regresi linier berganda angka indeks hasilnya dapat dilihat pada tabel
Dipergunakan untuk mengetahui pengaruh berikut :
remunerasi dan motivasi kerja terhadap

113
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 2, Desember 2017

a. Deskripsi DataVariabel Kinerja Tabel 4.4 Deskripsi DataVariabel Motivasi Kerja


Karyawan (Y) Interval Kategori
Jumlah Prosentase
Responden (%)
38 – 50 Tinggi 69 80%
Tabel 4.2 Deskripsi DataVariabel Kinerja
24 – 37 Sedang 17 20%
Karyawan
10 – 23 Rendah 0 0%
Jumlah Prosentase
Interval Kategori Jumlah 86 100%
Responden (%)
38 – 50 Tinggi 80 93% Sumber: Data primer 2016, diolah
24 – 37 Sedang 6 7%
10 – 23 Rendah 0 0% Berdasarkan tabel 4.4 deskripsi data
Jumlah 86 100% variabel motivasi kerja dapat disimpulkan
Sumber: Data primer 2016, diolah bahwa kategori penilaian tinggi
memperlihatkan prosentase terbesar
Berdasarkan tabel 4.2 deskripsi yaitu 80% atau sebanyak 69 responden,
data variabel kinerja karyawan dapat dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat
disimpulkan bahwa kategori penilaian motivasi kerja pada Bea dan Cukai
tinggi memperlihatkan prosentase terbesar Surakarta tergolong tinggi. Tetapi terdapat
yaitu 93% atau sebanyak 80 responden, 20% atau sebesar 17 responden yang
dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat berbendapat bahwa tingkat motivasi kerja
kinerja karyawan pada Bea dan Cukai pada Bea dan Cukai Surakarta sedang.
Surakarta tergolong tinggi. Tetapi
terdapat 7% atau sebesar 6 responden 3. Analisis Regresi Linier Berganda
yang berbendapat bahwa tingkat kinerja Untuk menguji pengaruh remunerasi,
karyawan pada Bea dan Cukai Surakarta dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan,
sedang. maka menggunakan analisis regresi berganda.
b. Deskripsi DataVariabel Remunerasi Perhitungan dilakukan dengan program SPSS
(X1) 15.0 for windows dan berikut ini adalah hasil
Regresi Linear Berganda :
Tabel 4.3 Deskripsi DataVariabel Remunerasi
Jumlah Prosentase Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Interval Kategori
Responden (%) Koefisien
Variabel thitung Signifikansi
38 – 50 Tinggi 78 91% Regresi
24 – 37 Sedang 8 9% Konstanta 21,756
10 – 23 Rendah 0 0% Remunerasi 0,228 2,451 0,016
Jumlah 86 100% Motivasi Kerja 0,270 3,016 0,003
R2 = 0,404
Berdasarkan tabel 4.3 deskripsi data F hitung = 28,120
variabel remunerasi dapat disimpulkan Sumber: Data primer 2016, diolah.
bahwa kategori penilaian tinggi
memperlihatkan prosentase terbesar Dari hasil persamaan diatas, memperlihat
yaitu 91% atau sebanyak 78 responden, kan bahwa semua variabel bebas memiliki
dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat koefisien bertanda positif, makna dari besaran
remunerasi pada Bea dan Cukai Surakarta yang ada dapat diuraikan sebagai berikut:
tergolong tinggi. Tetapi terdapat 9% atau a. Tanpa pengaruh sebagai variabel
sebesar 8 responden yang berbendapat bebas atau X1, dan X2,= 0 maka
bahwa tingkat remunerasi pada Bea dan kinerja karyawan positif.
Cukai Surakarta sedang. b. Nilai koefisien regresi variabel
3. Deskripsi DataVariabel Motivasi remunerasi sebesar 0,228, dapat
Kerja (X2) diartikan bahwa jika variabel

114
Pengaruh Remunerasi dan (109-118)

remunerasi meningkat, maka kinerja pertama berpengaruh secara positif terhadap


karyawan mengalami peningkatan. kinerja karyawan dapat terbukti kebenarnya.
c. Nilai koefisien regresi variabel Hasil ini sesuai dengan temuan yang diteliti
motivasi kerja sebesar 0,270,dapat oleh Onyancha Nyanumba Wilfred (2014)
diartikan bahwa jika variabel dimana perkembangan dan pencapaian
motivasi kerja meningkat, maka luar biasa yang dilakukan oleh kementrian
kinerja karyawan mengalami keamanan internal, tetapi kinerja dari seluruh
peningkatan. karyawan dikementrian keamanan internal
masih buruk ini dikarenakan buruknya sistem
Berdasarkan hasil anilisis data mengenai remunerasi karyawan. Hal ini membuktikan
hubungan remunerasi dan motivasi kerja bahwa pemberian remunerasi sesuai grade
terhadap kinerja karyawan kantor Bea dan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Cukai Surakarta maka diperoleh hasil sebagai ketika karyawan mendapatkan beban kerja
berikut: yang lebih dan mendapatkan penghargaan
atas pekerjaannya akan membuat karyawan
4. Pengaruh Remunerasi terhadap merasa dihargai atas kerja kerasnya.
Kinerja Karyawan Oleh sebab itu, jika kompensasi diberikan
Berdasarkan pada Undang – Undang No. secara benar, para pegawai akan lebih
17/2007, mengenai Rencana Pembangunan terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai
Nasional jangka panjang 2005 – 2025 dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan oleh
Peraturan Meneg PAN, Nomor : PER/15/M. organisasi. Komisi merupakan imbalan
PAN/7/2008, tentang Pedoman Reformasi terhadap tenaga kerja berupa persentase
birokrasi. Kebijakan Remunerasi diberikan keuntungan dari jasa ataupun produk yang
kepada seluruh Pegawai negeri di seluruh terjual, sebagai penghargaan dari hasil
lembaga pemerintahan. Remunerasi penjualan. sedangkan remunerasi adalah
berdasarkan kamus bahasa Indonesia artinya imbalan yang diberikan berupa persentase
imbalan atau gaji. Dalam konteks Reformasi pekerjaan yang telah dilakukan sesuai grade.
Birokrasi, pengertian Remunerasi merupakan
pengaturan ulang sistem upah atau penggajian 5. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
yang dikaitkan dengan sistem penilaian Kinerja Karyawan
kinerja. Untuk mencapai sebuah tujuan organisasi
Menurut Effendi, Heri & Khairunsyah pemerintahan yang telah ditentukan maka
(2009) Renumerasi yang ada di tubuh diperlukan motivasi kerja dari setiap karyawan
Departemen Keuangan merupakan penataan atau team dalam bekerja, karena motivasi
kembali pemberian imbalan kerja berupa merupakan dimana kondisi atau energy yang
tunjangan yang dikenal dengan Tunjangan menggerakan diri setiap karyawan yang terah
Khusus Pembinaan Keuangan Negara atau tertuju. Sikap mental dari para karyawan
(TKPKN) dengan didasarkan atas tingkat yang pro dan positif terhadap situasi kerja
tanggung jawab dan risiko jabatan/pekerjaan itulah yang dapat memperkuat motivasi
yang diemban. kerjanya untuk mencapai motivasi kerja
Bedasarkan analisis data menunjukan maksimal.
thitung remunerasi sebesar 2,451 dengan nilai Motivasi kerja menurut Samsudin (2005)
sig sebesar 0,016. maka hasil perhitungan memberikan pengertian motivasi sebagai
nilai sig lebih dari 0,05 sehingga hipotesis proses mempengaruhi atau mendorong dari
satu diterima. sehingga variabel remunerasi luar terhadap seseorang atau kelompok kerja
berpengaruh secara positif dan signifikan agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang
terhadap kinerja karyawan. sehingga hipotesis telah ditetapkan. Sedangkan Luthans (1998)

115
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 2, Desember 2017

menegaskan bahwa motivasi adalah proses Kesimpulan


yang membangkitkan, memberikan energi, Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
mengarahkan, dan menopang perilaku dan remunerasi dan motivasi kerja terhadap kinerja
kinerja. Artinya, adalah proses meningkatkan karyawan kantor pada kantor pengawasan dan
motivasi pegawai untuk bertindakan dan pelayanan Bea dan Cukai Surakarta maka
mencapai tugas yang diinginkan. Salah satu dapat disimpulkan sebagai berikut :
cara untuk meningkatkan motivasi pegawai 1. Remunerasi berpengaruh secara positif
adalah dengan menggunakan efektif motivasi, dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
yang membuat pekerja lebih baik dengan sehingga hipotesis satu menyatakan
berkomitmen untuk pekerjaan mereka. bahwa remunerasi berpengaruh signifikan
Bedasarkan analisis data menunjukan terhadap kinerja karyawan pada kantor
thitung motivasi kerja sebesar 3,016 dengan nilai pengawasan dan pelayanan bea dan cukai
sig sebesar 0,003. maka hasil perhitungan surakarta terbukti kebenarannya.
nilai sig lebih dari 0,05 sehingga H2 diterima. 2. Motivasi kerja berpengaruh secara
sehingga variabel motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis dua
karyawan. sehingga hipotesis kedua bahwa menyatakan bahwa motivasi kerja
remunerasi berpengaruh positif terhadap berpengaruh signifikan terhadap kinerja
kinerja karyawan dapat terbukti kebenarnya. karyawan pada kantor pengawasan
Hasil ini sesuai dengan temuan yang diteliti dan pelayanan bea dan cukai surakarta
oleh Ali Baba (2015) Hasil penelitian terbukti kebenarannya.
menunjukkan bahwa remunerasi berpengaruh 3. Berdasarkan hasil uji F remunerasi dan
positif dan signifikan parsial terhadap kinerja motivasi kerja secara simultan berpenga
staf dari Balai Besar Tanaman Industri ruh terhadap kinerja pegawai pada kantor
(BBHIP) Makassar, serta untuk motivasi bea dan cukai surakarta, sehingga pemi
berprestasi remunerasi variabel menunjukkan lihan variabel remunerasi dan motivasi
bahwa efek positif dan signifikan terhadap kerja sebagai prediktor dari kinerja
kinerja karyawan dari Kantor Pusat Tanaman karyawan pada kantor Bea dan Cukai
Industri (BBHIP) Makassar. Variabel motivasi Surakarta sudah sesuai.
berprestasi karyawan memiliki pengaruh yang 4. Berdasarkan hasil uji koefisien
lebih dominan pada kinerja karyawan. Hal ini determinasi (R2) bahwa variasi perubahan
membuktikan bahwa pemberian penghargaan, variabel kinerja karyawan dapat
sarana, peralatan bekerja yang baik, hubungan dijelaskan oleh variabel remunerasi dan
kerja antar pegawai dan pimpinan baik motivasi kerja sebesar 0,404 atau 40,4%,
membuat karyawan termotivasi untuk bekerja adapun sisanya sebesar 59,6% dapat
lebih baik lagi. dijelaskan oleh variabel yang lain yang
tidak diteliti oleh peneliti

Daftar Pustaka

Ali Baba. 2015 Effect of Remuneration and Achievement Motivation to be Sar Center
Employee Performance Industries Results Plantation Makasar. Journal of Economics
and Sustainable Development, volume. 6, No.5, 2015
Bernardin dan Russel, 1993. Human Resource Management. New Jery: International Editions
Upper Saddle River, Prentice Hall
Budiman Rusli. “ Kebijakan pemberian remunerasi Deputi MenPAN Bidang SDM Aparatur,
2009”. Unpad.ac.id Diakses jam 17:00 tanggal 09 Desember 2016

116
Pengaruh Remunerasi dan (109-118)

Clayton P., Alderfer. 2011. The Practice of Organizational Diagnosis. New York:Oxford
University Press.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Keempat,
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gibson 1985, Organisasi: Prilaku, Struktur dan proses. Jakarta: Erlangga
Hasibuan, Malayu SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Cetakan 9. PT.
BumiAksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Handoko, T. H. 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogjakarta.
Herzberg, F. 1966. Work and the nature of man. Cleveland, OH: World Publishing Company.
H.E. Scholtz & A. Smit 2012. Executive remuneration and company performance for South
African companies listed on the Alternative Exchange (AltX). Southern African Business
Review, Volume 16 No. 1 tahun 2012
Husein Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka.
Klaas Woldring 1995. the ethics of australian Executive Remuneration Packages. Journal of
Business Ethics; 14: 937-947, November 1995
Kuncoro, Mudrajad, 2001. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Lawler, E.E., and L.W. Porter. 1967. Antecendent Attitudes of Effective Managerial Performance.
Dalam Vroom, V.H., and E.L. Deci. Management and Motivation. Middlesex. England:
Penguin Books.
Lefton, L. A. 1997. Psychology sixty edition. America: Allyn & Bacon.
Luthans, F. 1998. Organisational Behaviour. 8th ed. Boston: Irwin Mc Graw-Hill.
Marihot, Tua Efendi Hariandja, 2009 : Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta :
Grafindo
Maslow, Abraham H., 1984, Motivasi dan Kepribadian, Seri Manajemen No. 104 Cetakan
Pertama PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Mathis, R dan Jackson, W. 2006. Human Resources Development (Track MBA series/
terjemahan). Jakarta; Prestasi Pustaka
Mathis, Robert L, dan John H. Jackson, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku Satu,
Edisi Indonesia, PT Salemba Empat, Jakarta,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan
Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Mc Gregor, Douglas. 1960. The Personal Management. New York: Mc Graw-Hill.
Mc Clelland, David. 1976. The Achievement Motive. Irvington Publishers, Inc. New York.
Mohamad Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Pustaka Bani Quraisy.
Bandung.
Nazir. 2005. ”Metode Penelitian”. Bogor: Ghalia Indonesia

117
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 2, Desember 2017

Onyancha Nyanumba Wilfred, MSc, 2014. Effect of Remuneration on Employees Performance


in the Ministry of Internal Security: A Case of Kisii County, International Journal of
Human Resource Studies, volume 4, No. 1, 2014.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabeta.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007
Tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Di Lingkungan Instansi
Pemerintah
Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE
Rahmi Kahlida, 24 Maret 2013. “Teori Remunerasi”. http://id.scribd.com. Diakses jam 16:40
tanggal 09 Desember 2016
Rivai, Veitzal., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Praktik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd Basri, 2005. Performance Appraisal. Cetakan Pertama,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sadili Samsudin. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia.
Shita Addina, 15 Juni 2012.”Tinjauan Pustaka Kompensasi dan Remunerasi’. http//id.scribd.
com. diakses jam 19:46 tanggal 04 November 2016.
Siagian, Sondang P 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi aksara, Jakarta
Siagian, Sondang P 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara: Jakarta
Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta
Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta: Bumi
Aksara
Suharyadi, dan Purwanto S.K. 2004. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Edisi
Kedua. Jilid Dua. Salemba Empat:Jakarta.
Teck Hong, Tan, Amna Waheed. 2011. Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory And Job
Satisfaction In The Malaysian Retail Sector: The Mediating Effect of Love of Money.
Sunway University, School of Business.5, Jalan Universiti, Bandar Sunway 46150
Petaling Jaya. Selangor, Malaysia. Asian Academy of Management Journal, Vol. 16, No
1, pp. 73 – 94
Usha Tiwari, 2014. Remuneration Benefits and Services In University Organisation of Madhya
Pradesh: An Empirical Study, Sai Om Publications, volume 1, issue 10 October, 2014
Widiyanto, Joko. 2010. SPSS for Windows Untuk Analisis Data Statistik dan Penelitian.
Surakarta: BP-FKIP UMS.
Yeni Widyastuti. 2010 Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja dan Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Percontohan Serang Provinsi Banten. Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No.2,
Desember 2010

118

Anda mungkin juga menyukai