Anda di halaman 1dari 9

Kepuasan Kerja Memediasi Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja

Pegawai: Studi Pada Pegawai Non PNS Tenaga Kependidikan Bagian Pelayanan
Administrasi Subbag Rumah Tangga di Universitas Negeri Malang

Rara Aditi Inandriciya1*, Endang Suswati2, Jose Rizal Joesoef3


1
Program Studi Magister Manajemen, Universitas Gajayana Malang
2,3
Universitas Gajayana Malang
*e-mail: adhieety@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to analyze the effect of compensation and motivation on employee
performance through job satisfaction. The type of research used is explanatory research. The population of
this study was 45 Non Civil Servants' Educational Personnel Administration Household Subdivision Services
with a sampling technique used saturated sampling. The results showed compensation had a positive and
significant effect on job satisfaction; compensation has a positive and significant effect on employee
performance; motivation has a positive and significant effect on job satisfaction; motivation has a positive
and significant effect on employee performance; job satisfaction has a positive and significant effect on
employee performance; compensation has a significant effect on employee performance through job
satisfaction; and motivation has a significant effect on employee performance through job satisfaction.
Keywords: Compensation, Motivation, Job Satisfaction, Employee Performance

PENDAHULUAN kinerja pegawai. Kompensasi kepada pegawai


Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi secara umum dibagi kedalam tiga jenis kompensasi
dalam mewujudkan visi dan misinya sangat yaitu: gaji, pembayaran intensif dan tunjangan.
tergantung dari peran dan kualitas sumber daya Kompensasi biasanya diberikan untuk menarik
manusia yang ada didalam organisasi. Hal ini pegawai yang cakap dan berkualitas dalam
tercermin dari pola pikir (mind set), sikap atau organisasi, mendorong pegawai untuk berprestasi,
tindakan dan hasil capaian kinerjanya. Kinerja mempertahankan pegawai yang produktif dan
memiliki arti suatu hasil kerja yang dapat dicapai berkualitas agar tetap setia, menjamin keadilan,
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam mengendalikan biaya, mengikuti aturan hukum,
suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan meningkatkan efisiensi administrasi serta mening-
tanggung jawab masing-masing. dalam rangka katkan kinerja pegawai.
mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak Faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun motivasi kerja pegawai. Pegawai akan termotivasi
etika kinerja pada dasarnya adalah apa yang jika kompensasi yang diterima sesuai dengan apa
dilakukan atau tidak dilakukan pegawai sehingga yang dipersepsikan dan memuaskan kebutuhannya.
mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi Sebaliknya kompensasi tidak akan berfungsi efektif
kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk memotivasi pegawai jika dianggap tidak meme-
pelayanan kualitas yang disajikan. nuhi harapan dan kebutuhan pegawai (Marwanto
Kinerja pegawai tidak bisa dilepaskan dari dan Kartinah, 2012: 38). Motivasi secara seder-
kompensasi dan motivasi. Kompensasi merupakan hana dapat dirumuskan sebagai kondisi atau tin-
faktor penting dan memainkan peran kunci dalam dakan yang mendorong seseorang untuk mela-
menjaga hubungan kerja instansi atau organisasi kukan sebuah pekerjaan yang semaksimal mungkin.
pegawai. Dessler (2015: 72) menjelaskan kompen- Pegawai yang memiliki motivasi yang rendah
sasi diartikan semua bentuk pembayaran atau im- mereka cenderung untuk menampilkan perasaan
balan yang diberikan kepada pegawai dan berasal yang tidak nyaman atau tidak senang terhadap
dari pekerjaan mereka. Hasil penelitian Hidayah pekerjaannya, dan akan menyebabkan kinerjanya
dan Aisyah (2016) membuktikan bahwa kompen- menurun. Sehingga semakin besar motivasi yang
sasi memiliki pengaruh yang signifikan terahadap dimiliki pegawai dapat meningkatkan kinerja pega-

20 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


wai. Kaitannya dengan kinerja, kompensasi dan punyai hubungan signifikan dengan kompensasi dan
motivasi yang tepat dapat meningkatkan kinerja motivasi kerja juga telah dilakukan Nurcahyani dan
pegawai, karena dengan kompensasi maka pegawai Adnyani (2016). Penelitian Primanda dan Azzuhri
dapat memenuhi kebutuhannya sehingga dapat (2015) menunjukkan bahwa motivasi mempunyai
bekerja lebih maksimal serta didukung dengan pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
motivasi yang tepat maka harapan dan kebutuhan Kinerja pegawai dalam organisasi meru-
pegawai dapat terpenuhi sehingga dapat bekerja pakan bagian sangat penting, tidak terkecuali di
dengan baik (Putrayasa, 2014: 2). Pernyataan di Universitas Negeri Malang. Permasalahan yang
atas di dukung oleh penelitian Nurcahyani dan dirasakan karyawan adalah mengenai pemberian
Adnyani (2016) menyimpulkan bahwa kompensasi kompensasi, dalam hal ini berhubungan dengan
dan motivasi secara signifikan dapat meningkatkan gaji pegawai Non PNS Tenaga Kependidikan,
kinerja pegawai. dimana pemberian kompensasi menyimpan masa-
Faktor lain yang mungkin bisa memperkuat lah yaitu besarnya kompensasi yang diberikan
atau memperlemah pengaruh (memoderasi) kom- kepada pegawai belum mencukupi kebutuhan
pensasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai dari pegawai tersebut. Selain itu, tidak adanya
yaitu kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah ke- pengakuan serta penghargaan atas hasil kerja
adaan emosional yang menyenangkan atau tidak yang mereka lakukan. Dari wawancara diperoleh
menyenangkan dengan mana para pegawai me- informasi mengenai permasalahan lain yaitu
mandang pekerjaan mereka (Handoko, 2011: 193). kepuasan kerja yang berakibat pada kurang
Upaya yang bisa ditempuh instansi atau organisasi termotivasinya pegawai dalam melakukan peker-
diantaranya adalah dengan memotivasi pegawai jaannya yaitu beban pekerjaan yang tinggi, namun
melalui penerapan kompensasi yang sesuai dengan tidak diimbangi dengan reward yang sesuai
kemampuan sehingga tercapai kepuasan kerja, kebutuhan karyawan. Sehingga akan berpengaruh
pegawai yang merasa terpuaskan akan lebih loyal pada kualitas dan kuantitas pegawai Non PNS
serta kinerjanya akan meningkat dalam perusahaan Tenaga Kependidikan dalam melakukan kegiatan
(Nurcahyani dan Adnyani, 2016: 501). Kepuasan kerja pelayanan publik.
merupakan keadaan penting yang harus dimiliki Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
setiap pegawai yang bekerja, dimana manusia merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
tersebut mampu berinteraksi dengan lingkungan 1. Menganalisis pengaruh signifikan kompensasi
kerjanya dan mereka akan bekerja dengan penuh terhadap kepuasan kerja.
gairah serta bersungguh-sungguh sehingga kon- 2. Menganalisis pengaruh signifikan motivasi
tribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan akan terhadap kepuasan kerja.
meningkat (Nugroho dan Kunartinah, 2012: 159). 3. Menganalisis pengaruh signifikan kompensasi
Rahmawati (2016) membuktikan kompensasi terhadap kinerja pegawai.
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. 4. Menganalisis pengaruh signifikan motivasi
Motivasi dan harapan pegawai untuk mendapatkan terhadap kinerja pegawai.
kompensasi yang sesuai membuat pegawai bekerja 5. Menganalisis pengaruh signifikan kepuasan
secara maksimal demi tercapainya kinerja yang kerja terhadap kinerja pegawai.
tinggi bagi pegawai. Murty dan Hudiwinarsih 6. Menganalisis pengaruh signifikan kompensasi
(2012: 219) menyatakan bahwa seorang pegawai terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan
yang termotivasi akan bersifat energik dan berse- kerja.
mangat, dan sebaliknya seorang pegawai dengan 7. Menganalisis pengaruh signifikan motivasi
motivasi yang rendah akan sering menampilkan rasa terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan
tidak nyaman dan tidak senang terhadap peker- kerja.
jaannya yang mengakibatkan kinerja mereka men- METODE PENELITIAN
jadi buruk dan tujuan perusahaan tidak akan Rancangan penelitian yang digunakan adalah
tercapai. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pene-
Terdapat berbagai penelitian yang menguji litian ini apabila didasarkan pada jenis pene-
adanya pengaruh kompensasi, motivasi, kepuasan litiannya merupakan penelitian explanatory
kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian research, yaitu metode yang menjelaskan kedu-
Rahmawati (2016) menunjukkan kompensasi ber- dukan variabel-variabel yang diteliti serta penga-
pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Pe- ruh antara satu variabel dengan variabel yang
nelitian lain tentang kepuasan kerja yang mem- lain. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN ------ ----------- ------------------------------------------ 21


Non PNS Tenaga Kependidikan Bagian Pelayanan skriptif digunakan untuk menunjukkan nilai
Administrasi Subbag Rumah Tangga berjumlah 45 maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan
orang. Pengambilan sampel yang digunakan nilai standar deviasi dari masing-masing
adalah metode sampling jenuh. variabel yang digunakan dalam penelitian.
Sumber data yang digunakan adalah sumber 2. Uji Asumsi Klasik
data primer, yaitu data yang diperoleh langsung Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk
dari pegawai Non PNS Tenaga Kependidikan Bagian mengetahui dan menguji kelayakan atas
Pelayanan Administrasi Subbag Rumah Tangga model regresi yang digunakan dalam
melalui penyebaran kuesioner. Variabel Independen penelitian ini. Uji asumsi klasik terdiri:.
yang digunakan adalah kompensasi dan motivasi. a. Uji Normalitas
Kompensasi merupakan imbalan yang diterima Uji normalitas bertujuan untuk menguji
pegawai sehubungan dengan pekerjaannya yang apakah dalam model regresi, variabel
diterima pada waktu relatif tetap dan sesuai bebas dan variabel terikat keduanya
dengan beban pekerjaan masing-masing pegawai. mempunyai distribusi normal ataukah
Menurut Simamora (2012: 445) indikator kom- tidak (Ghozali, 2013: 25). Uji normalitas
pensasi yaitu: gaji, insentif, dan tunjangan. Sedang- dapat diuji menggunakan One Sample
kan motivasi merupakan dorongan yang diberikan Kolmogorov Smirnov yaitu dengan
institusi untuk bekerja lebih baik yang menyebab- ketentuan: Jika sig. > 0.05, maka data
kan pegawai melakukan suatu perbuatan untuk terdistibusi normal, dan jika sig. < 0.05,
mencapai tujuan tertentu. Menurut teori motivasi maka data terdistrubusi tidak normal.
intrinsik dari Herzberg dalam Siagian (2012: 164) b. Uji Heteroskedastisitas
indikator motivasi intrinsik yaitu: prestasi, kema- Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
juan, pekerjaan itu sendiri, pengakuan, dan per- menguji apakah dalam sebuah model
tumbuhan. regresi yang digunakan terjadi
Variabel dependen yang digunakan ialah ketidaksamaan varian dari residual satu
kinerja pegawai, yaitu hasil dari pekerjaan yang pengamatan ke pengamatan yang lain.
dilakukan oleh pegawai sesuai dengan peran dan Apabila varian dari residual satu
tugasnya dalam suatu organisasi. Menurut pengamatan ke pengamatan yang lain
Prawirosentono (2012: 27-29) indikator kinerja tetap, maka disebut homoskedastisitas
pegawai adalah: efektivitas dan efisiensi, otoritas dan jika berbeda disebut heteros-
dan tanggung jawab, disiplin, dan inisiatif. kedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Cara
Sedangkan variabel mediasi yang digunakan dalam untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penelitian ini adalah kepuasan kerja, yaitu eva- heteroskedastisitas yaitu dengan melihat
luasi yang menggambarkan perasaan senang atau grafik plot antara nilai prediksi variabel
tidak senang pegawai atas sesuatu yang diperoleh terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
yang dibandingkan dengan kebutuhan. Menurut residualnya SRESID, dengan kreteria:
Hasibuan (2014: 203) indikator kepuasan kerja terjadi heteroskedastisitas, apabila terda-
yaitu: balas jasa yang adil dan layak, penempatan pat pola-pola tertentu (seperti: titik-titik
yang tepat sesuai dengan keahlian, berat ringan- membentuk pola tertentu yang teratur),
nya pekerjaan, suasana dan lingkungan pekerja- dan tidak terjadi heteroskedastisitas,
an, dan sikap pimpinan dalam kepemimpinan. apabila tidak terdapat pola yang jelas
Untuk kepentingan pembahasan dan analisis serta titik-titik menyebar diatas dan di
dan pengujian hipotesis, data diolah dan bawah angka 0 pada sumbu Y.
dianalisis dengan menggunakan program SPSS 21 c. Uji Multikolineiritas
yang sesuai dengan penelitian. Tahap-tahap analisis Uji Multikolineiritas bertujuan untuk
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: mengetahui apakah dalam model regresi,
1. Statistik Deskriptif variabel-variabel independen saling berko-
Statistik deskriptif digunakan untuk mengana- relasi. Model regresi yang baik seharusnya
lisis data dengan cara mendeskripsikan atau tidak terjadi korelasi diantara variabel
menggambarkan data yang telah terkumpul independen (Ghozali, 2013: 105), dengan
sebagaimana adanya tanpa bermaksud mem- kreteria jika nilai tolerance < 0,10 dan
buat kesimpulan yang berlaku untuk umum VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas,
atau generalisasi. Secara khusus, statistik de- dan jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF <

22 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


10, maka tidak terjadi multikolinearitas. a. Uji Normalitas
d. Uji Autokorelasi Uji normalitas bertujuan untuk menguji data
Uji autokorelasi bertujuan untuk variabel bebas dan data variabel terikat
mengetahui apakah dalam sebuah model pada persamaan regresi yang dihasilkan,
regresi linear ada korelasi antara apakah berdistribusi normal atau tidak.
kesalahan pengganggu pada periode t Untuk menguji normal atau tidaknya data ini
dengan kesalah pada periode t-l (sebe- maka dapat dilihat menggunakan One Sample
lumnya) (Santoso, 2012: 241). Jika terjadi Kolmogorov Smirnov. Hasil dari uji normalitas
korelasi antar kesalahan pengganggu maka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
terdapat masalah autokorelasi. Uji
Autokorelasi menggunakan uji Durbin-
Watson (DW), dan model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari Sumber: Data Sekunder diolah, 2019
autokorelasi. Dari Tabel 1 menunjukkan hasil uji
3. Analisis Jalur normalitas data dapat diperoleh nilai sig. =
Analisa data yang digunakan untuk menganalisis 0,829 lebih besar dari 0,05 berdasarkan hasil
pengaruh variabel-variabel dalam penelitian tersebut maka data yang digunakan dalam
ini adalah metode analisis jalur (path analisis). penelitian ini berdistribusi normal sehingga
Model path analysis digunakan untuk asumsi normalitas terpenuhi.
menganalisis pola hubungan antara variabel b. Uji Heteroskedastisitas
dengan tujuan untuk mengetahui akibat Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
langsung dan tak langsung seperangkat menguji apakah dalam model regresi terjadi
variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap ketidaksamaan varians residual dari suatu
seperangkat variabel lainnya yang merupakan pengamatan ke pengamatan lain, jika varians
variabel akibat (`Riduwan dan Kuncoro, 2011: 2). tetap maka disebut homokedastisitas, namun
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis jika varians berbeda disebut heteroske-
regresi. Didalam analisis regresi upaya dastisitas. Pengujian heteroskedastisitas
mempelajari hubungan antar variabel tidak dilakukan dengan melihat grafik scatterplot
pernah mempermasalahkan mengapa hubung- antara nilai prediksi variabel terikat
an tersebut ada atau tidak. Selain itu tidak (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
pernah dipermasalahkan apakah hubungan SRESID
yang ada antara variabel kinerja pegawai
dengan variabel bebas (kompensasi dan
motivasi) disebabkan oleh variabel bebas sen-
diri atau ada variabel lain di antara kedua
variabel tersebut sehingga variabel tidak
secara langsung mempengaruhi variabel kinerja
pegawai tetapi ada variabel lain sebagai
variabel intervening yaitu kepuasan kerja.

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Data Sekunder diolah, 2019
Hasil dari scatterplot seperti terlihat pada
gambar 2 di atas memperlihatkan pola yang
jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di
Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian bawah angka 0 pada sumbu Y, artinya tidak
Sumber: Diolah Peneliti, 2019 terjadi heteroskedastisitas pada model
HASIL DAN PEMBAHASAN regresi, oleh karena itu model regresi dalam
Sebelum melakukan uji statistik maka data– penelitian ini layak dipakai untuk
data yang akan diuji harus memenuhi asumsi- memprediksi kepuasan kerja dan kinerja
asumsi regresi linier. Asumsi-asumsi tersebut berdasarkan masukan variabel independen
adalah: kompensasi dan motivasi.

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN ------ ----------- ------------------------------------------ 23


c. Uji Multikolinearitas Dari Tabel 4 maka diperoleh persamaan
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji garis regresi sebagai berikut: Z = 0,514X1 +
apakah dalam model regresi yang terben- 0,359X2 + ε1.
tuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna Berdasarkan hasil analisis jalur didapatkan nilai
diantara variabel bebas atau tidak. Untuk t-hitung kompensasi (X1) sebesar 4,388 dengan
mendeteksi ada atau tidaknya multikoli- signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Artinya
nearitas dapat dilihat dari nilai Variance kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja
Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance secara parsial. Nilai t-hitung motivasi (X2) sebesar
Value. Dengan indikasi apabila nilai VIF kurang 3,061 dengan signifikansi sebesar 0,004 < 0,05.
dari 10 (VIF < 10) dan nilai tolerance lebih dari Artinya motivasi berpengaruh terhadap kompensasi
0,10 (tolerance > 0,10) maka tidak terjadi dan motivasi adalah 0,596 atau 59,6% merupakan
multikolinearitas. kontribusi dari kompensasi (X1) dan motivasi (X2)
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas terhadap kepuasan kerja (Z), dan koefisien
determinasi (R Square) diperoleh nilai persamaan
satu sebesar 59,6% atau R= 0,596 ini menujukkan
Sumber: Data Sekunder diolah, 2019 bahwa variabel kompensasi dan motivasi hanya
Dari hasil uji multikolinearitas di atas dapat mampu menjelaskan sebesar 59,6% terhadap
dilihat bahwa nilai tolerance dari semua kepuasan kerja dan 40,4% dijelaskan oleh faktor
variabel lebih dari 0,10. Hasil VIF juga yang lain. Sedangkan besarnya pengaruh variabel
menunjukkan bahwa variabel bebas memiliki lain terhadap kepuasan kerja (Z) diperoleh dari
nilai VIF kurang dari 10. Oleh sebab itu dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
Tabel 5 Pengaruh Tidak Langsung Kompensasi (X1)
multikolinearitas dalam model regresi.
dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y)
d. Uji Autokorelasi
Melalui Kepuasan Kerja (Z)
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode
tertentu dengan kesalahan pengganggu pada
periode sebelumnya. Uji autokorelasi di uji Sumber: Data Sekunder diolah, 2019
dengan menggunakan uji Durbin-Watson Dari Tabel 5 maka diperoleh persamaan
(DW). garis regresi sebagai berikut: Y = 0,302X1 +
Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi 0,357X2 + 0,369Z + ε1.
Hasil analisis jalur menunjukkan nilai t-hitung
Sumber: Data Sekunder diolah, 2018 kompensasi (X1) sebesar 2,987 dengan signifikansi
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa angka sebesar 0,005 < 0,05. Artinya kompensasi (X1)
DW 1,705 dengan jumlah data (n) sebesar 45 berpengaruh secara langsung terhadap kinerja (Y).
serta jumlah variabel independen sebanyak 3 Nilai t- hitung motivasi (X2) sebesar 3,859 dengan
(tiga), maka didapatkan nilai dU 1,6662. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya motivasi (X2)
1,705 (DW) terletak didaerah 1,6662 (dU) berpengaruh secara langsung terhadap kinerja (Y),
dan 2,2950(4-dU), maka disimpulkan tidak dan dapat juga berpengaruh tidak langsung
terjadi autokorelasi. yaitu kompensasi (X1) dan motivasi (X2) ke
Analisis jalur (path analisis) digunakan untuk kepuasan kerja (Z) (sebagai mediasi) lalu ke kinerja
mengetahui pengaruh kompensasi dan motivasi (Y), dan koefisien determinasi (R Square) diperoleh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap nilai persamaan dua sebesar 80% atau R = 0,800 ini
kinerja pegawai yang dimediasi oleh kepuasan menunjukkan bahwa variabel kompensasi dan
kerja. Asumsi- asumsi tersebut antara lain: motivasi, serta kepuasan kerja sebagai variabel
Tabel 4 Pengaruh Langsung Kompensasi (X1) intervening (perantara) hanya mampu menjelaskan
dan Motivasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Z) sebesar 80% terhadap kinerja pegawai dan 20%
dijelaskan oleh faktor yang lain. Sedangkan
besarnya pengaruh variabel lain terhadap
kinerja pegawai (Y) diperoleh dari
Sumber: Data Sekunder diolah, 2019 atau 44,7%.

24 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


Besarnya pengaruh langsung kompensasi mendapatkan, memelihara dan mempekerjakan
(X1)= 0,302 dan besarnya pengaruh langsung para karyawan yang produktif bagi kepentingan
motivasi (X2)= 0,357. Besarnya pengaruh tidak organisasi dan tercapainya tujuan yang diinginkan.
langsung dihitung dengan total pengaruh kom- Hasil ini memperkuat temuan penelitian
pensasi (X1) terhadap kinerja (Y) adalah = 0,302 + Hidayatullah (2014); Nurcahyani dan Adnyani
(0,514 x 0,369)= 0,492, dan total pengaruh mo- (2016) menyimpulkan bahwa kompensasi
tivasi (X2) terhadap kinerja (Y) adalah= 0,357 + berpengaruh positif dan signifikan terhadap
(0,359 x 0,369) = 0,489. kepuasan kerja.
Rekapitulasi hasil analisis jalur path analisis) Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja
dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Berdasarkan hasil pengujian terhadap H2,
disimpulkan motivasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil tersebut
menunjukkan motivasi yang tinggi akan
mendorong untuk meningkatkan kepuasan kerja
pegawai. Hal ini terjadi apabila motivasi didukung
dengan adanya harapan masa depan yang lebih
baik, adanya peluang dalam pengembangan diri
maka dengan begitu akan tercapai kepuasan kerja
Gambar 3 Diagram Jalur Kompensasi dan Motivasi yang tinggi..
terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Sumber: Motivasi kerja merupakan konsep yang
Diolah Peneliti, 2019 menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada
Dari Gambar di atas, maka dapat disusun dalam diri karyawan dan mengarahkan perilaku.
ringkasan hasil analisis jalur seperti berikut: Apabila motivasi kerja seorang karyawan semakin
Tabel 6 Uji Analisis Jalur (Path Analysis) tinggi atau meningkat, maka kepuasan kerja
mereka akan semakin meningkat pula. Sebaliknya
jika motivasi kerja menurun akan menurunkan
kepuasan kerja karyawan. Kreitner dan Kinicki
(2011: 226) menjelaskan bahwa motivasi dan
kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif
Sumber: Diolah Peneliti, 2019 dan signifikan, hal ini disebabkan motivasi
Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja merupakan langkah awal seseorang melakukan
Berdasarkan hasil pengujian terhadap H1, tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis
disimpulkan kompensasi secara parsial berpenga- atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang
ruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. ditunjukkan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Hasil tersebut menunjukkan kompensasi akan Karyawan dengan tingkat motivasi yang tinggi
memberikan dorongan pegawai untuk terus ber- cenderung lebih berhasil dalam pekerjaannya,
prestasi. Pegawai akan merasa puas jika usaha sehingga mereka merasa puas dengan dengan
yang telah dilakukan dalam bekerja untuk insti- pekerjaannya.
tusinya dibayar atau dihargai dengan kompensasi Hasil ini memperkuat temuan penelitian
yang diberikan. Sebaliknya apabila institusi terse- Primanda dan Azzuhri (2015); Nurcahyani dan
but tidak menerapkan sistem kompesasi secara Adnyani (2016) menyimpulkan bahwa motivasi
adil dan baik maka pegawai akan merasa dirugi- kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kan. Semakin baik, adil dan tinggi kompensasi yang kepuasan kerja.
diberikan institusi kepada pegawai, maka pegawai Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai
akan semakin puas dan senang, kepuasan kerja Berdasarkan hasil pengujian terhadap H 3,
pegawai akan meningkat. disimpulkan kompensasi secara parsial
Kompensasi merupakan hak seorang pekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
atau karyawan yang harus diberikan organisasi atau kinerja pegawai. Hasil tersebut menunjukkan
perusahaan kepada pekerja setelah melakukan kompensasi dapat memberikan pengaruh
kewajibannya (Ramadanita dan Kasmiruddin, 2018: terhadap kinerja pegawai. Kompensasi memegang
4). Sistem kompensasi yang baik adalah sistem yang peran penting dalam menciptakan kinerja
menjamin kepuasan para karyawan yang ada da- pegawai. Kompensasi yang diberikan perusahaan
lam organisasi tersebut dan dipihak lain organisasi secara adil dan wajar akan memberikan dorongan

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN ------ ----------- ------------------------------------------ 25


positif kepada pegawai. Kompensasi yang baik 505). Murty dan Hudiwinarsih (2012: 219)
akan mendorong karyawan bekerja dengan lebih menjelaskan bahwa seorang karyawan yang ter-
baik. Semakin baik, adil dan wajar kompensasi motivasi akan bersifat energik dan bersemangat,
yang diterapkan institusi, maka pegawai akan dan sebaliknya seorang karyawan dengan motivasi
semakin meningkatkan kinerjanya. yang rendah akan sering menampilkan rasa tidak
Kompensasi berbasis kinerja mendorong nyaman dan tidak senang terhadap pekerjaannya
karyawan dapat mengubah kecenderungan yang mengakibatkan kinerja mereka menjadi
semangat untuk memenuhi kepentingan diri buruk dan tujuan perusahaan tidak akan
sendiri ke semangat untuk memenuhi tujuan tercapai. Hasil ini memperkuat temuan penelitian
organisasi. Kompensasi yang diberikan kepada Primanda dan Azzuhri (2015); Nurcahyani dan
karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat Adnyani (2016) menyimpulkan bahwa motivasi
kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kerja (Mangkunegara, 2017: 67). Para karyawan kinerja karyawan.
memerlukan pengharapan-pengharapan mengenai Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai
imbalan jika tingkat kinerja tertentu dicapai. Berdasarkan hasil pengujian terhadap H5,
Pengharapan ini menentukan tujuan dan tingkat disimpulkan kepuasan kerja secara parsial
kinerja di masa depan. Jika karyawan melihat berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
bahwa kerja keras dan kinerja yang tinggi diakui Hasil penelitian tersebut menunjukkan pegawai
dan diberikan kompensasi yang sesuai oleh dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan
perusahaan, mereka akan mengharapkan hubung- mampu bekerja dengan baik tanpa adanya beban
an seperti itu dimasa depan. Oleh karena itu, atau tekanan. Bekerja menjadi hal yang
mereka akan menentukan tingkat kinerja yang menyenangkan. Pegawai yang merasa puas baik
lebih tinggi dan mengharapkan tingkat kompensasi dengan lingkungan kerja maupun dengan sistem
yang tinggi pula. Hasil ini memperkuat temuan kompensasi yang diterapkan perusahaan, akan
penelitian Hidayah dan Aisyah (2016); Nurcahyani berusaha dengan maksimal dan meningkatkan
dan Adnyani (2016) menyimpulkan bahwa kinerja serta berusaha untuk berprestasi. Semakin
kompensasi berpengaruh positif dan signifikan tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan oleh
terhadap kinerja karyawan. pegawai maka akan semakin tinggi juga kinerja
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pegawai.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap H4, Rivai dan Sagala (2014: 16) menjelaskan bahwa
disimpulkan motivasi berpengaruh positif dan kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja.
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu
penelitian tersebut menunjukkan pegawai yang terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu
termotivasi dalam bekerja akan mampu mencapai hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya
kinerja yang optimal karena kinerja yang baik secara keseluruhan mampu memuaskan kebu-
merupakan suatu langkah untuk mencapai tujuan tuhannya. Kepuasan akan berpengaruh terhadap
organisasi atau institusi. Semakin tinggi motivasi yang kinerja karyawan apabila kepuasan yang diperoleh
diberikan kepada pegawai akan mempengaruhi karyawan dari pekerjaannya karena terdapat kese-
peningkatan kinerja pegawai, atau sebaliknya suaian antara apa yang diharapkan dan apa yang
apabila semakin menurun motivasi yang diberikan diterimanya mampu mendorong karyawan mencapai
kepada pegawai akan mempengaruhi penurunan kinerja yang optimal. Kondisi kepuasan atau
kinerja pegawai. ketidakpuasan kerja tersebut menjadi umpan balik
Motivasi merupakan keinginan pada yang akan mempengaruhi kinerja karyawan
seseorang yang menyebabkan orang tersebut (Nurcahyani dan Adnyani, 2016: 517).
melakukan tindakan, dengan kata lain motivasi Hasil ini memperkuat temuan penelitian
mempunyai hubungan yang positif terhadap Hidayatullah (2014); Primanda dan Azzuhri
kinerja karyawan. Apabila pemberian motivasi (2015); Nurcahyani dan Adnyani (2016) menyim-
berjalan dengan baik maka dapat memengaruhi pulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif
tingkat kinerja karyawan. Secara tegas kinerja dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
pegawai yang paling dominan disebabkan oleh Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai
kesiapan mental dan motivasi seseorang untuk melalui Kepuasan Kerja
memacu diri dan prestasi guna memperoleh segala Berdasarkan hasil pengujian terhadap H6,
yang diharapkan (Nurcahyani, dan Adnyani, 2016: disimpulkan kompensasi berpengaruh signifikan

26 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan baik, adanya peluang dalam pengembangan diri
kerja. Hal ini bisa dikarenakan pegawai apabila maka dengan begitu akan tercapai kepuasan kerja
menerima kompensasi yang sesuai maka akan yang tinggi. Kemudian ketika kepuasan kerja tinggi
meningkatkan kepuasan kerja, dan ketika akan mendorong untuk meningkatkan kinerja
kepuasan kerja telah dirasakan maka kinerja karyawan. Hasil penelitian mendukung penelitian
pegawai akan meningkat. Primanda dan Azzuhri (2015) bahwa motivasi se-
Bagi karyawan kompensasi merupakan balas cara tidak langsung berpengaruh signifikan terha-
jasa yang diterima dari organisasi atau peru- dap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja. Te-
sahaan. Hasibuan (2014: 120) mengatakan dengan muan hasil ini bertolak belakang dengan pene-
balas jasa, pegawai dapat memenuhi kebutuhan- litian Rahmawati (2016) menyimpulkan bahwa
kebutuhan fisik, status sosial dan egoistiknya kepuasan kerja tidak memediasi hubungan antara
sehingga memperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kompensasi dengan kinerja karyawan.
merupakan keinginan dan harapan yang sudah KESIMPULAN
tercapai pada diri seseorang. Hakekatnya adalah Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka
sebuah rasa puas untuk maju, dan mendapatkan dapat disimpulkan yaitu (1) Kompensasi berpenga-
penghargaan maupun hal yang berhubungan ruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
dengan masalah pengawasan dan hubungan Hasil tersebut menunjukkan apabila semakin baik,
karyawan (Rivai dan Mulyadi, 2012: 246). Astuti adil dan tinggi kompensasi yang diberikan institusi
dan Sudharma (2013: 1587) menyatakan bahwa kepada pegawai, maka pegawai akan semakin puas
kepuasan karyawan yang sudah terpenuhi atau dan senang, kepuasan kerja pegawai akan
sesuai dengan harapan akan mempengaruhi meningkat. (2) Motivasi berpengaruh positif dan
terjadinya kinerja yang baik dan mencapai hasil signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil tersebut
yang maksimal. Hasil penelitian ini mendukung menunjukkan apabila motivasi didukung dengan
penelitian Hidayatullah (2014); Nurcahyani dan adanya harapan masa depan yang lebih baik,
Adnyani (2016) bahwa kepuasan kerja memediasi adanya peluang dalam pengembangan diri maka
pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan. dengan begitu akan tercapai kepuasan kerja yang
Temuan hasil ini bertolak belakang dengan tinggi. (3) Kompensasi berpengaruh positif dan
penelitian Rahmawati (2016) menyimpulkan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil tersebut
bahwa kepuasan kerja tidak memediasi hubungan menunjukkan semakin baik, adil dan wajar kom-
antara kompensasi dengan kinerja karyawan. pensasi yang diterapkan institusi, maka pegawai
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai akan semakin meningkatkan kinerjanya. (4) Motivasi
melalui Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kiner-
Berdasarkan hasil pengujian terhadap H7, di- ja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan apabila
simpulkan motivasi berpengaruh signifikan ter- semakin tinggi motivasi yang diberikan kepada
hadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja. Hal pegawai akan mempengaruhi peningkatan kinerja
ini bisa dikarenakan pegawai saat diberikan mo- pegawai, atau sebaliknya apabila semakin menu-
tivasi akan meningkatkan kepuasan kerja dan run motivasi yang diberikan kepada pegawai akan
ketika kepuasan kerja telah dirasakan maka kinerja mempengaruhi penurunan kinerja pegawai. (5) Ke-
pegawai akan meningkat. puasan kerja berpengaruh positif dan signifikan
Murty dan Hudiwinarsih (2012: 219) menya- terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian terse-
takan bahwa seorang karyawan yang termotivasi but menunjukkan apabila semakin tinggi tingkat
akan bersifat energik dan bersemangat dalam kepuasan yang dirasakan oleh pegawai maka akan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh semakin tinggi juga kinerja pegawai. (6) Kompensasi
perusahaan, dan sebaliknya seorang karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
dengan motivasi yang rendah akan sering me- melalui kepuasan kerja. Hal ini berarti saat
nampilkan rasa tidak nyaman dan tidak senang pegawai menerima kompensasi yang sesuai maka
terhadap pekerjaannya yang mengakibatkan kiner- akan meningkatkan kepuasan kerja, dan ketika
ja mereka menjadi buruk dan tujuan perusahaan kepuasan kerja telah dirasakan maka kinerja pega-
tidak akan tercapai. Natsir dan Wulandari (2013: wai akan meningkat. (7) Motivasi berpengaruh
166) mengemukakan bahwa ketika motivasi tinggi signifikan terhadap kinerja pegawai melalui kepu-
akan mendorong untuk meningkatkan kepuasan asan kerja. Hal ini berarti saat pegawai diberikan
karyawan. Hal ini terjadi apabila motivasi didukung motivasi akan meningkatkan kepuasan kerja dan
dengan adanya harapan masa depan yang lebih ketika kepuasan kerja telah dirasakan maka kinerja

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN ------ ----------- ------------------------------------------ 27


pegawai akan meningkat. 12.Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi, Vol 11, No 2, pp:
158-167.
DAFTAR PUSTAKA 13.Nugroho, Agus Dwi., & Kunartinah. (2012).
1. Astuti, Ni Ketut Ayu Juli., & Sudharma, I Nyoman. Analisis Pengaruh Kompensasi dan
(2013). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Pengembangan Karier terhadap Kepuasan Kerja
terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan Pada dengan Mediasi Motivasi Kerja (Studi pada PNS di
Hotel Bakung’s Beach Cottages Kuta-Bali. E-Jurnal Sekretariat Daerah Kabupaten Pekalongan). Jurnal
Manajemen, Vol 2, No 11, pp: 1585-1594 Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol 19, No 2, pp: 153-
2. Dessler, Gary. (2015). Manajemen Sumber Daya 169
Manusia. Jakarta: Salemba Empat. 14.Nurcahyani, Ni Made., & Adnyani, I.G.A. Dewi.
3. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis (2016). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi
Multivariate dengan Program SPSS 21. Semarang: terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan
BP UNDIP. Handoko, T. Hani. (2011). Manajemen Kerja sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal
Personalia dan Sumber Daya Manusia. Manajemen Unud, Vol 5, No 1, pp: 500-532.
Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu S.P. (2014). 15.Prawirosentono, Suyadi. (2012). Manajemen
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Sumber Daya Manusia: Kebijakan Kinerja
Aksara. Karyawan.Yogyakarta: BPFE.
4. Hasibuan, Malayu S.P. (2014). Organisasi dan 16.Primanda, Aryo., & Azzuhri, Misbahuddin. (2015).
Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Jakarta: Bumi Aksara. Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai
5. Hidayah, Nurul., & Aisyah, Mimin Nur. (2016). Variabel Intervening Pada Kantor Pusat PT Varia
Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Usaha Gresik. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB
dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Universitas Brawijaya, Vol 2, No 2, pp: 1-10.
Intervening (Studi Kasus Pada Karyawan Bagian 17.Putrayasa, Rendy., Susilo, Heru., & Prasetya, Arik.
Keuangan dan Akuntansi UNY). Jurnal Profita: (2014). Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi
Kajian Ilmu Akuntansi, Vol 4, No 4, pp: 1-12. Kerja dan Kinerja Karyawan Pada PT Asuransi
6. Hidayatullah, Hasan Fitra. (2014). Pengaruh Jiwasraya. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol 17,
Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan dengan No 1, pp: 1-10.
Kepuasan Kerja sebagai Variable Intervening 18.Rahmawati, Fajar. (2016). Pengaruh Motivasi dan
(Studi Pada Karyawan CV F1 Advertising Jember). Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan dengan
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 7, No 1, pp: 1-12. Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening
7. Kreitner, Robert., & Kinicki, Angelo. (2011). (Studi Empiris Pada Kantor DPPKAD Kabupaten
Organizational Behavior. Fith Edition, Karanganyar). Naskah Publikasi, pp. 1-19.
International Edition, New York: McGraw-Hill, Inc. 19.Ramadanita, Raja Devi., & Kasmiruddin. (2018).
8. Mangkunegara, Anwar Prabu. (2017). Manajemen Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Suka
Remaja Rosda Karya. Fajar Pekanbaru. JOM Fisip, Vol 5, No 1, pp: 1-14.
9. Marwanto., & Kartinah. (2012). Efek Kompensasi 20.Rivai, Veithzal., & Mulyadi, Deddy. (2012).
dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:
Dimoderasi Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada PT Rajagrafindo Persada.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtamarta 21.Riduwan., & Kuncoro, Engkos Achmad. (2011).
Yogyakarta). EFEKTIF: Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis
Vol 3, No. 1, pp: 37-46 (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
10.Murty, Windy Aprilia., & Hundiwinarsih, Gunasti. 22.Rivai, Veithzal., & Sagala, Ella Jauvani. (2014).
(2012). Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Karyawan Bagian Akuntansi (Studi Kasus Pada Rajawali Pers.
Perusahaan Manufaktur di Surabaya). Jurnal The 23.Santoso, Singgih. (2012). Statistik Parametrik.
Indonesian Accounting Review, Vol 2, No 2, pp: Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Siagian,
215-228. Sondang P. (2012). Teori Motivasi dan Aplikasinya.
11.Natsir, Muh., & Wulandari, Sari Citra. (2013). Jakarta: Rineka Cipta. Simamora, Henry. (2012).
Motivasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. STIE YKPN.

28 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai