Anda di halaman 1dari 16

PERAN STRUKTUR ORGANISASI DAN

SISTEM REMUNERASI DALAM MENINGKATKAN


KINERJA
Tatiek Nurhayati
Ahmad Darwansyah
Universitas Islam Sulatan Agung
tatiekn.h@gmail.com

ABSTRACT

This study focused on examining the influence of organizational structure, systems remunerasi,
on work motivation in order to improve the performance of employees at the tax office in
Semarang Region. Respondents in this study were employees of the Directorate General of
Taxation in Semarang with the number of sampling 120 people. The results of data analysis
showed that all the hypotheses proposed in this study is acceptable. This means that there
are positive and significant influence of organizational structure variables, remunerasi system,
to work motivation and employee performance in order to increase the tax directorate general
region of Semarang. Thus through the efforts of organizational structure, systems that support
the organization remunerasi be better in accordance with the changes being made, so as to
motivate the work in order to improve the performance of employees so as to provide maximum
service to the public, especially taxpayers. Processing of data obtained on the influence of the
organizational structure of work motivation is 0.32; the influence of the system remunerasi of
work motivation is 0.42; influence the organizational structure of the performance of employees
is 0.21; remunerasi system influence on the performance of employees is 0.23; and the influence
of motivation on employee performance is 0.25.

Keywords : organization structure, remuneration system, work motivation, and


employee performance

PENDAHULUAN laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang


Sejalan dengan pesatnya perkemban- sudah lama. Reformasi birokrasi ruang ling-
gan zaman dan semakin kompleksnya per- kupnya tidak hanya terbatas pada proses
soalan yang dihadapi oleh negara, telah dan prosedur, namun juga terkait peruba-
terjadi pula perkembangan penyelengga- han pada tingkat struktur dan sikap serta
raan pemerintahan untuk mewujudkan tata tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan
kelola pemerintahan yang baik (good gov- permasalahan yang bersinggungan dengan
ernance) dengan upaya-upaya meningkat- authority atau formal power (kekuasaan).
kan transparansi dan akuntabilitas pengelo- Kementerian Keuangan merupakan salah
laan keuangan negara, karena itu perlu ada satu percontohan Reformasi birokrasi yang
rangka pemerintahan yang kuat. mulai diberlakukan sejak tahun 2007. Tugas
Reformasi birokrasi salah satu cara Kementerian Keuangan adalah membantu
yang tepat untuk membangun kepercayaan Presiden dalam menyelenggarakan sebagian
rakyat. Reformasi birokrasi adalah suatu tugas pemerintahan di bidang keuangan dan
usaha perubahan pokok dalam suatu sistem kekayaan negara sesuai dengan Undang-
yang tujuannya mengubah struktur, tingkah undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Analisis Faktor………. (Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah) 1


Keuangan Negara. Diantara program yang diantaranya motivasi serta insentif dan
dikeluarkan Kementerian Keuangan dalam imbalan berdasarkan identifikasi menurut
mengimplementasikan Modernisasi DJP Rotthwell (2000).
meliputi perubahan struktur organisasi Berkenaan dengan remunerasi yang
(restrukturisasi organisasi), pembenahan diterapkan pada Kementerian Keuangan
sumber daya manusia termasuk khususnya Direktorat Jenderal Pajak
kepemimpinan termasuk internalisasi nilai- sesungguhnya merupakan bagian dari
nilai organisasi dalam mencapai visi dan upaya untuk memperbaiki kinerja birokrasi.
misi, realisasi remunerasi untuk memberikan Sejak lama jajaran birokrasi kita berlindung
motivasi dan penataan kembali proses dibalik jabatannya dan cenderung bertindak
bisnis dengan memanfaatkan teknologi atas nama kekuasaan, organisasinya
informasi dan komunikasi. Sejalan dengan tambun, sifatnya korup, profesionalisme dan
itu visi dalam konteks pembangunan bidang produktivitas rendah, disiplin yang kurang,
kepegawaian dimasa yang akan datang serta segudang citra negatif lainnya. Melalui
adalah mempersiapkan Pegawai Negeri perubahan struktur organisasi dan sistem
Sipil yang profesional, mampu bersaing dan remunerasi tersebut diharapkan dapat
mengantisipasi perkembangan dunia yang memperbaiki kualitas pelayanan kepada
pesat diberbagai aspek kehidupan sehingga publik dan meningkatkan kepercayaan
mampu meningkatkan mutu pelayanan dan masyarakat terhadap birokrasi, serta
kinerja yang tinggi (Maarif, 2003) dapat menciptakan aparatur yang bersih,
Permasalahan yang dihadapi oleh kantor profesional, dan bertanggung jawab untuk
pelayanan pajak diwilayah Semarang tidak keteraturan dan transparansi. Remunerasi
berbeda jauh dengan apa yang dihadapi sendiri memiliki pengertian sebagai setiap
Direktorat Jenderal Pajak pada umumnya, bentuk imbalan (reward) yang diterima
yaitu untuk mencapai tujuan akhir berupa pegawai sebagai akibat dari kinerja-
pemenuhan target penerimaan pajak yang kinerja tugas dalam organisasi, termasuk
dari tahun ketahunnya semakin meningkat, diantaranya hadiah, penghargaan atau
yang berarti harus diikuti peningkatan kinerja promosi jabatan. Kinerja sendiri tidak dapat
organisasi yang lebih optimal. Dimana dicapai secara optimal apabila remunerasi
kinerja organisasi akan dapat tercapai diberikan tidak secara proposional
apabila kinerja unit-unit tercapai. Selanjutnya (Ivancevich, 2006). Pendekatan melalui
kinerja unit akan sangat ditentukan oleh pengembangan remunerasi ini dikenal
kinerja individu-individu. Kinerja individu sebagai cara yang efektif untuk mengurangi
akan sangat dipengaruhi atau didukung biaya dan menambah produktifitas
oleh unsur-unsur yaitu dari organisasi, dari pegawai.
manajemen dan dari indvidu itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut diatas,
Perubahan struktur organisasi di Kementeriaan Keuangan melalui Ditjen Pajak
Direktorat Jenderal Pajak dari yang semula merasa perlu untuk melakukan perubahan.
dibagi berdasarkan jenis pajak menjadi Oleh karena itu Ditjen Pajak menggulirkan
berdasarkan fungsi. Struktur organisasi reformasi perpajakan, salah satunya dengan
akan membentuk sikap individual karyawan melakukan modernisasi administrasi di
dan memotivasi mereka untuk ketingkat Kantor Pelayanan Pajak. Modernisasi
kinerja yang lebih tinggi. Kinerja seseorang yang dilakukan bersifat menyeluruh dan
dapat menjadi optimal jika didukung oleh komprehensif, yang meliputi perubahan
kemampuan yang baik dan motivasi yang struktur organisasi, penggunaan teknologi,
kuat. Keberhasilan kinerja pegawai sebuah penerapan remunerasi, serta peningkatan
organisasi dipengaruhi pula oleh faktor- mutu SDM seperti peningkatan moral, etika
faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, dan integritas dengan menggunakan fit and

2 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 1 - 16


proper test, kode etik pegawai, mapping mampu memberikan pelayanan yang
pegawai, perbaikan kebijakan perpajakan, profesional sehingga dapat memangkas
peningkatan kualitas pelayanan terhadap jalur birokrasi menjadi lebih cepat dan
masyarakat wajib pajak dengan sistem mudah bagi wajib pajak. Dengan adanya
administrasi perpajakan yang modern dan perubahan ini, kompleksitas tantangan yang
didukung dengan teknologi yang lebih dihadapi oleh organisasi semakin meningkat.
baik. Perubahan struktur organisasi dan Dengan adanya struktur organisasi yang
sistem remunerasi ini diharapkan dapat efektif dan efisien serta sistem remunerasi
meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai yang diterapkan dapat memotivasi dan
agar mampu memberikan pelayanan prima meningkatkan kinerja pegawai untuk
sehingga memudahkan wajib pajak dalam mengelola dan mengendalikan organisasi
melaksanakan kewajibannya. agar tetap konsisten dengan perubahan
Dorongan seseorang untuk bekerja yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi
dipengaruhi adanya kebutuhan yang harus Ditjen Pajak.
dipenuhi dan tingkat kebutuhan yang Penelitian ini dilakukan pada kantor
berbeda pada setiap pegawai, sehingga pelayanan pajak di wilayah Semarang
dapat terjadi perbedaan motivasi dalam yang berada di kanwil DJP Jawa Tengah I.
berprestasi. Motivasi adalah keadaan Alasan dilakukannya penelitian pada kantor
kejiwaaan dan sikap mental manusia pelayanan pajak di wilayah Semarang
yang memberikan energy, mendorong untuk mengukur tingkat seberapa besar
kegiatan atau gerakan dan mengarah atau perubahan struktur organisasi, sistem
menyalurkan prilaku kearah mencapai remunerasi mempengaruhi motivasi kerja
kebutuhan yang memberi kepuasan atau dan meningkatkan kinerja pegawai. Untuk
mengurangi ketidakseimbangan (Sinungan, menilai kinerja pegawai pajak, Dirjen Pajak
2005) . Secara teori berbagai definisi membuat Rencana kerja setiap pegawai per
tentang motivasi biasanya terkandung semester dan pada akhir semester akan di
keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, Evaluasi kinerjanya melalui Sistem Informasi
sasaran, dorongan dan insentif. Dengan Kepegawaian dan Keuangan Aktiva (SIKKA)
demikian suatu motif adalah keadaan .
kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
dan menggerakkan dan motif itulah yang Kinerja Pegawai
menggerakkan dan menyalurkan perilaku, Menurut teori sumber daya manusia, kin-
sikap dan tindak-tanduk seseorang yang erja merupakan hasil yang telah dicapai dari
selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan. yang telah dilakukan, dikerjakan seseorang
(Buhler, 2004) memberikan pendapat dalam melaksanakan kerja atau tugas. Kin-
tentang pentingnya motivasi sebagai berikut: erja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
“Motivasi pada dasarnya adalah proses seseorang secara keseluruhan selama pe-
yang menentukan seberapa banyak usaha riode tertentu di dalam melaksanakan tugas
yang akan dicurahkan untuk melaksanakan dibandingkan dengan berbagai kemung-
pekerjaan. Motivasi atau dorongan untuk kinan, seperti standar hasil kerja, target
bekerja ini sangat menentukan bagi atau sasaran atau kriteria yang telah diten-
tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia tukan terlebih dahulu dan telah disepakati
harus dapat menumbuhkan motivasi kerja bersama. Kinerja merupakan terjemahan
setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam dari kata performance, yang menurut The
perusahaan”. Scribner-Bantam English Dictionary, terbi-
Modernisasi yang dilakukan ini tan Amerika Serikat dan Canada (1979), be-
diharapkan dapat meningkatkan motivasi rasal dari akar kata “to perform” dengan be-
dan kinerja pegawai Ditjen Pajak. Pegawai berapa “entries” yaitu : (1) melakukan, men-

Analisis Faktor………. (Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah) 3


jalankan, melaksanakan (to do or carry out, manajemen sumber daya manusia yang
execute); (2) memenuhi atau melaksanakan banyak beredar di Indonesia terutama buku
kewajiban atau suatu niat atau nazar (to dis- yang merupakan terjemahan yang berasal
charge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan dari amerika menggunakan istilah kompen-
atau menyempurnakan tanggung jawab (to sasi untuk mengungkapan hal tersebut.
execute or complete an understaking); (4) Namun bahasa inggris maupun Organisasi
melakukan sesuatu yang diharapkan oleh Buruh Internasional (International labour Or-
seseorang atau mesin (to do what is expect- ganization/ILO) menyebutnya dengan istilah
ed of a person machine) (Veithzal Rivai dan Remuneration. Imbalan atau kompensasi
Ahmad Fawzi Mohd Basri, 2005). ataupun remunerasi mempunyai cakupan
yang luas daripada upah atau gaji. Imbalan
Motivasi Kerja
mencakup “semua pengeluaran yang dike-
Motivasi merupakan dorongan yang da-
luarkan oleh perusahaan untuk pekerja dan
tang dari dalam diri manusia yang mengak-
diterima atau dinikmati oleh pekerja, baik
tifkan, menggerakkan serta mengarahkan
secara langsung, rutin, atau tidak langsung
perilaku untuk mencapai tujuan karena itu
menurut: Ahmad S. Ruky, (2002)
kunci untuk mengerti motivasi adalah me-
Remunerasi yang ada ditubuh
mahami hubungan kebutuhan, dorongan
Kementeriaan Keuangan adalah penataan
dan tujuan (Veithzal Rivai, 2001). Rob-
kembali pemberian imbalan kerja berupa
bins (2006) mendefinisikan motivasi seba-
tunjangan yang dikenal dengan Tunjangan
gai proses yang menentukan intensitas,
Khusus Pembinaan Keuangan Negara
arah dan ketekunan individu dalam usaha
(TKPKN) dengan didasarkan atas tingkat
mencapai sasaran. Meski motivasi umum
tanggung jawab dan resiko jabatan/
terkait dengan upaya ke arah sasaran apa
pekerjaan yang diemban.
saja, dalam konteks organisasi maka moti-
vasi berfokus pada tujuan organisasi agar
Struktur Organisasi
mencerminkan minat tunggal pegawai terh-
Menurut Robbins dan Coulter (2007)
adap perilaku yang berkaitan dengan peker-
struktur organisasi diartikan sebagai
jaan. Teori motivasi terdiri dari, pertama
kerangka kerja formal organisasi yang
content theories atau teori kepuasan yang
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas
memusatkan perhatian pada faktor-faktor
pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dalam diri orang yang menguatkan, men-
dikoordinasikan. Struktur organisasi yang
garahkan, mendukung dan menghentikan
baik berusaha mewujudkan keserasian dan
perilaku. Kedua, adalah process theory
keharmonisan kerja. Struktur organisasi
atau teori proses yaitu yang menguraikan
merupakan sistem yang harus dilaksanakan
dan menganalisis bagaimana perilaku itu
oleh manajer untuk menggerakkan aktivitas
dikuatkan, diarahkan, didukung dan dihen-
untuk mewujudkan kesatuan tujuan.
tikan. Kedua kategori tersebut mempunyai
Struktur organisasi harus selalu dievaluasi
pengaruh penting bagi para manajer untuk
untuk memastikan konsistensinya dalam
memotivasi pegawai.
pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien
Sistem Remunerasi untuk memenuhi kebutuhan sekarang.
Kata remunerasi menurut Oxford ad- Sruktur organisasi merupakan suatu cara
vance learner’s dictionary of current English pembagian tugas pekerjaan yang kemudian
(AS hornby) Remuneration adalah Payment dikelompokkan serta dikoordinasikan secara
atau Reward berarti pembayaran, penghar- formal. Robbins dan Coulter (2007) menge-
gaan, imbalan yang mana istilah imbalan mukakan 5 (lima) faktor yang mempengar-
sering juga dalam bahasa Indonesia diguna- uhi struktur organisasi, yaitu: 1). Pembagian
kan istilah kompensasi. Berbagai buku-buku pekerjaan, adalah tingkat dimana tugas

4 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 1 - 16


dalam sebuah organisasi dibagi menjadi sikap mental yang dimiliki oleh seorang
pekerjaan yang berbeda. 2). Departemen- pekerja dalam melakukan tugasnya. Hal ini
talisasi, merupakan dasar yang digunakan ditandai dengan adanya kesiapan mental
untuk mengelompokkan sejumlah peker- yang baik dari karyawan. Menurut Gibson,
jaan menjadi satu kelompok. Setiap organ- (1990), motivasi kerja merupakan konsep
isasi terdiri dari beberapa departemen (divisi yang menguaraikan kekuatan yang ada
kerja). 3). Hierarki, adalah garis wewenang didalam diri karyawan yang memulai dan
yang tidah terputus yang membentang dari mengarahkan perilaku untuk bekerja.
tingkatan atas organisasi hingga tingkatan Motivasi mengarahkan seseorang untuk
paling bawah dan menjelaskan hubungan melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan
si pelapor kepada si penerima laporan. 4). potensi yang dimiliki. Remunerasi itu sendiri
Koordinasi, adalah proses menyatukan ak- merupakan sasaran objektif yang mampu
tivitas dari departemen yang terpisah untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan,
mencapai sasaran organisasi secara efek- dorongan atau keinginan seseorang.
tif. 5). Rentang manajemen, adalah jumlah Remunerasi yang diberikan pada karyawan
karyawan yang dapat dikelola oleh seorang bertujuan untuk mendorong karyawan dalam
pimpinan secara efektif dan efisien. mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Nitisemito (1992) menyatakan
Pengaruh Struktur Organisasi dan bahwa remunerasi atau kompensasi
Motivasi Kerja merupakan balas jasa yang diberikan oleh
Suatu struktur organisasi yang perusahaan kepada para keryawannya
digambarkan sangat formal akan membuat yang dapat dinilai dengan uang dan
aturan dan prosedur yang menetapkan mempunyai kecenderungan diberikan
aktivitas yang seharusnya dilakukan masing- secara tetap. Apabila remunerasi yang
masing individu. Organisasi semacam diberikan itu dapat memenuhi kebutuhan
itu memiliki prosedur pelaksanaan baku serta memberikan kepuasan maka hal ini
(standard operating procedures) yang mendorong semangat dan motivasi kerja
tertulis, instruksi khusus, dan kebijakan yang yang tinggi untuk merealisasikan tujuan-
jelas. (Kreitner dan Kinichi, 2003) tujuan perusahaan. Tinggi rendahnya
Pembuktian atas hipotesis secara statistik remunerasi atau kompensasi yang
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan diberikan organisasi atau perusahaan
kompleksitas dengan motivasi kerja dapat mempengaruhi tingkat motivasi kerja
karyawan. Hubungan kompleksitas dengan karyawan kantor pelayanan pajak di wilayah
motivasi kerja menunjukkan semakin tinggi Semarang. Motivasi kerja karyawan kantor
Kompleksitas maka semakin tinggi pula pelayanan pajak diwilayah Semarang akan
pencapaian motivasi kerja karyawan. meningkat apabila Kementeriaan Keuangan
Dari uraian di atas, maka hipotesis yang yang bersangkutan memberikan remunerasi
diajukan adalah sebagai berikut : atau kompensasi sesuai dengan harapan
mereka. Agar apa yang mereka perbuat
H1 : Struktur Organisasi berpengaruh positif bagi Kementeriaan Keuangan dihargai
terhadap Motivasi Kerja dalam bentuk remunerasi atau kompensasi
sebagai prestasi kerja.
Pengaruh Sistem Remunerasi dan Dari uraian di atas, maka hipotesis yang
Motivasi Kerja diajukan adalah sebagai berikut :
Motivasi kerja adalah hasil dari kegiatan- Ada hubungan antara remunerasi dengan
kegiatan industri di dalam kelompok kerja. motivasi kerja pada Kantor Pelayanan
Motivasi kerja jelas-jelas merupakan Pajak

Analisis Faktor………. (Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah) 5


H2 : Remunerasi berpengaruh positif diterima akan sebanding dengan kinerja
terhadap Motivasi kerja yang dilakukan, atau dengan kata lain
harus memenuhi target tertentu. Selain
Pengaruh Struktur Organisasi dan Kinerja itu remunerasi juga akan menuntut tingkat
pegawai kedisiplinan dari pegawai itu sendiri karena
Struktur organisasi merupakan alat untuk absensi akan berpengaruh akan ada
membantu manajemen dalam mencapai tu- pemotongan gaji jika pegawai tersebut
juannya. Pengaruh struktur organisasi terh- pulang lebih cepat atau terlambat datang
adap kepuasan dan kinerja karyawan men- ketempat kerja sesuai dengan ketentuan
garah pada suatu kesimpulan yang sangat yang ada. Dimana setiap pegawai harus
jelas. Struktur organisasi menjelaskan ba- menggunakan absensi yang menggunakan
gaimana tugas kerja akan dibagi, dikelom- fingerprint selain itu juga dipadukan dengan
pokkan dan dikoordinasikan secara formal. penggunaan passkey tertentu dan dengan
Struktur organisasi menunjukkan kerangka adannya hal ini kedisiplinan pegawai sedikit
dan susunan perwujudan pola tetap hubun- banyak dapat dipantau. Setiap pegawai di
gan. Kerangka kerja organisasi tersebut dis- Direktorat Jenderal Pajak akan di evaluasi
ebut sebagai desain organisasi (organiza- kinerjanya setiap semester atas pencapaian
tional design). Bentuk spesifik dari kerangka dari rencana kerja yang telah ditetapkan
kerja organisasi dinamakan dengan struktur setiap awal semesternya yang terdiri dari
organisasi (organizational structure). 3 komponen penilaian yaitu: pelaksanaan
Menurut Siswanto (2005) struktur pekerjaan (bobot 40%), Disiplin kehadiran
organisasi menspesifikasikan pembagian (bobot 30%), serta Sikap dan prilaku
kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi terhadap pekerjaan (bobot 30%). Dimana
atau aktivitas yang beraneka ragam yang penilaian atas evaluasi tersebut akan
dihubungkan sampai batas tertentu, juga di sidang pada akhir tahun yang mana
menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas hasilnya akan mempengaruhi naik turunnya
kerja. Pengertian lain dari struktur organisasi grade seorang pegawai yang berarti akan
adalah suatu bagan khusus dari hubungan mempengaruhi nilai rupiah dari remunerasi
antara kegiatan usaha dan sumber daya yang diterimanya.
yang ada di dalam organisasi disertai Dari uraian di atas, maka hipotesis yang
dengan tugas-tugas yang mereka jalankan diajukan adalah sebagai berikut :
(Sukirno, 2006).
Struktur organisasi berfungsi sebagai alat H4 : Sistem remunerasi berpengaruh positif
untuk membimbing kearah efisiensi dalam terhadap kinerja pegawai
penggunaan pekerja dan seluruh sumber
daya yang dibutuhkan dalam meraih tujuan Pengaruh Motivasi Kerja dan Kinerja
organisasi. Pegawai
Dari uraian di atas, maka hipotesis yang Suharto dan Cahyono (2005) menyebutkan
diajukan adalah sebagai berikut : faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah sebagi berikut: 1). Kemampuan,
H3 : Struktur Organisasi berpengaruh kepribadian dan minat kerja. Kemampuan
positif terhadap Kinerja Pegawai merupakan kecakapan seseorang,
seperti kesederhanaan dan keterampilan.
Pengaruh Sistem Remunerasi dan Kinerja Kepribadian adalah serangkaian ciri yang
Pegawai relative mantap yang dipengaruhi oleh
Dengan remunerasi seorang pegawai keturunan dan faktor sosial, kebudayaan dan
akan dituntut untuk mengoptimalkan lingkungan. Sedangkan minat merupakan
kinerjanya karena jumlah remunerasi yang suatu valensi atau sikap. 2). Kejelasan dan

6 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 1 - 16


penerimaan atas penjelasan peran seseorang mikian, pegawai akan bekerja dengan mo-
pekerja, yang merupakan taraf pengertian tivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil
dan penerimaan seseorang individu kerjanya.
atas tugas yang dibebankan kepadanya. Robbins (2006) menjelaskan bahwa ki-
Makin jelas pengertian pekerja mengenai nerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat
persyaratan dan sasaran pekerjaannya, pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, dan
maka makin banyak energi yang dapat motivasi pegawai. Penelitian yang dilakukan
dikerahkan untuk kegiatan ke arah tujuan. oleh Masrukhin & Waridin (2006) membuk-
3). Tingkat motivasi pekerja. Motivasi adalah tikan bahwa motivasi kerja berpengaruh
daya energi yang mendorong, mengarahkan terhadap kinerja karyawan sebesar 0.359.
dan mempertahankan perilaku. Koesmono (2005) juga membuktikan hal
Setiap individu dari perusahaan berasal yang sama tentang adanya pengaruh moti-
dari latar belakang yang berbeda, oleh karena vasi kerja terhadap kinerja karyawan sebe-
itu, perusahaan perlu melihat kebutuhan dan sar 0.387. Dimana pada kedua penelitian
harapan pegawainya, bakat dan ketrampilan tersebut motivasi memberikan pengaruh
yang dimiliki serta bagaimana rencana yang dominan terhadap kinerja karyawan.
pegawai tersebut pada masa mendatang. Dari uraian di atas, maka hipotesis yang
Apabila perusahaan telah mengetahui hal- diajukan adalah sebagai berikut :
hal tersebut maka akan lebih mudah untuk
menempatkan pegawai pada posisi yang H5 : Motivasi kerja berpengaruh positif
paling tepat sehingga pegawai akan lebih terhadap kinerja pegawai
termotivasi dalam bekerja karena pada
dasarnya motivasi dapat memacu pegawai METODE PENELITIAN
untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan Populasi
mereka. Populasi dalam penelitian ini, terdiri dari
Mangkunegara (2005) mengemukakan semua elemen yang terkait yakni seluruh
bahwa terdapat 2 (dua) teknik memotivasi pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak di
kerja pegawai yaitu: (1) Teknik pemenu- wilayah Semarang
han kebutuhan pegawai, artinya bahwa pe-
Sampel
menuhan kebutuhan pegawai merupakan
Penentuan jumlah sampel ditentukan
fundamen yang mendasari perilaku kerja.
dengan persyaratan yang ditentukan oleh
(2) Teknik komunikasi persuasif, adalah
Hair et al. (2005) bahwa jumlah sampel yang
merupakan salah satu teknik memotivasi
diambil minimal 5 kali dari jumlah indikator
kerja pegawai yang dilakukan dengan cara
yang dipergunakan dalam penelitian.
mempengaruhi pegawai secara ekstra logis.
Ferdinand (2006) menyebutkan bahwa
Teknik ini dirumuskan dengan istilah “AID-
jumlah sampel yang representatif untuk
DAS” yaitu Attention (perhatian), Interest
menggunakan teknik analisis SEM adalah
(minat), Desire (hasrat), Decision (kepu-
100 – 200. Berdasarkan indikator yang akan
tusan), Action (aksi atau tindakan), dan
ditelaah yaitu sebanyak 23 indikator maka
Satisfaction (kepuasan). Penggunaannya,
sampel yang akan diambil sebanyak 115
pertama kali pemimpin harus memberikan
responden. Tehnik pengambilan sampling
perhatian kepada pegawai tentang penting-
dalam penelitian ini adalah nonprobability
nya tujuan dari suatu pekerjaan agar timbul
sampling, yaitu cara pengambilan sampel
minat pegwai terhadap pelaksanaan kerja,
yang tidak memberi peluang yang sama
jika telah timbul minatnya maka hasratnya
kepada setiap anggota untuk terambil
akan menjadi kuat untuk mengambil kepu-
sebagai sampel, atau nonrandom sampling
tusan dan melakukan tindakan kerja dalam
(cara pengambilan sampel yang tidak
mencapai tujuan organisasi. Dengan de-

Analisis Faktor………. (Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah) 7


acak). Penentuan besaran sampling yang model Likert Scale (Skala Linkert) dengan
akan diambil menggunakan Proporsional rentang skala 1 sampai dengan 5
Stratified sampling yaitu pengambilan
Teknik Analisis
sampling dengan cara mengambil sampel
Analisis data yang dilakukan dengan
dengan memperhatikan strata (tingkatan)
menggunakan The Structural Equation
didalam populasi
Model (SEM) dalam model dan pengujian
Metode Pengumpulan Data hipotesis. SEM atau model persamaan
Metode pengumpulan data yang struktural adalah sekumpulan teknik-teknik
digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistical yang memungkinkan pengujian
kuesioner, yakni mengumpulkan data dengan sebuah rangkaian hubungan yang relatife
mengajukan sejumlah pertanyaan kepada rumit, secara simultan (Ferdinand, 2006).
responden dalam bentuk daftar pertanyaan
dan diminta untuk memberikan tanggapan ANALISIS DATA
atau jawaban yang telah tersedia. Pada Penelitian ini menggunakan analisis
metode ini digunakan skala pengukuran Structural Equation Modelling (SEM). Model

Tabel 1. Normalitas Data


Assessment of Normality
Variable min Max skew c.r. kurtosis c.r.
x6 2 5 0,05 0,223 -0,944 -2,111
x7 1 5 -0,117 -0,523 -0,77 -1,723
x8 2 5 -0,075 -0,335 -0,963 -2,152
x9 1 5 -0,075 -0,334 -0,853 -1,908
x10 1 5 -0,146 -0,654 -0,746 -1,668
x1 2 5 0,089 0,4 -1,097 -2,452
x2 2 5 -0,175 -0,785 -1,078 -2,411
x3 2 5 0,013 0,06 -1,143 -2,555
x4 2 5 0,121 0,541 -1,055 -2,359
x5 2 5 -0,071 -0,319 -0,936 -2,093
x23 2 5 -0,029 -0,129 -0,723 -1,617
x22 2 5 -0,094 -0,42 -0,76 -1,698
x21 1 5 -0,262 -1,173 -0,584 -1,306
x20 2 5 -0,085 -0,381 -0,821 -1,835
x19 2 5 -0,259 -1,156 -0,698 -1,562
x18 2 5 0,046 0,208 -1,129 -2,525
x17 2 5 0,144 0,642 -0,616 -1,378
x11 2 5 -0,101 -0,453 -0,544 -1,217
x12 1 5 -0,117 -0,522 -0,849 -1,898
x13 2 5 -0,298 -1,333 -0,784 -1,753
x14 1 5 -0,049 -0,221 -0,732 -1,637
x15 2 5 -0,18 -0,805 -0,597 -1,334
x16 2 5 -0,163 -0,727 -0,88 -1,968
Multivariate         1,702 2,375
Sumber: data primer yang diolah, 2012

8 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 1 - 16


teoritis yang telah digambarkan pada diagram derajad bebas sebesar 22 (indikator) pada
jalur sebelumnya akan dilakukan analisis tingkat p<0.001 adalah x2(23 ,0.001) = 56.389
berdasarkan data yang telah diperoleh. (berdasarkan tabel distribusi x2 ). Dari hasil
Sebelum membentuk suatu full model SEM, pengolahan data dapat diketahui bahwa
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian jarak mahalainobis maksimal 40,278. Jadi
terhadap faktor-faktor yang membentuk dalam analisis ini tidak ditemukan adanya
masing-masing variabel. Pengujian akan outlier.
dilakukan dengan menggunakan model
Evaluasi Multicollinearity dan Singularity
confirmatory factor analysis. Kecocokan
Pengujian data selanjutnya adalah untuk
model (goodness of fit), untuk confirmatory
melihat apakah terdapat multikolinearitas
factor analisis juga akan diuji
dan singularitas dalam sebuah kombinasi
variabel. Indikasi adanya multikolinearitas
Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit Test.
dan singularitas dapat diketahui melalui nilai
Uji Normalitas Data
determinan matriks kovarians yang benar-
Pengujian selanjutnya adalah melihat
benar kecil, atau mendekati nol. Dari hasil
tingkat normalitas data yang digunakan
pengolahan data nilai determinan matriks
dalam penelitian ini. Pengujian ini adalah
kovarians sample adalah :
dengan mengamati nilai skewness data
yang digunakan, apabila nilai CR pada
Determinant of sample covariance
skewness data berada pada rentang antara
matrix = 0,186Ok
+ 2.58 pada tingkat signifikansi 0.01. Hasil
pengujian normalitas data ditampilkan pada
Dari hasil pengolahan data tersebut dapat
Tabel
diketahui nilai determinan matriks kovarians
Dari hasil pengolahan data yang
sample berada jauh dari nol. Dengan
ditampilkan pada Tabel 1. terlihat bahwa
demikian dapat dikatakan bahwa data
tidak terdapat nilai C.R. untuk Multivariate
penelitian yang digunakan tidak terdapat
yang berada dibawah 2.58. Dengan demikian
multikolinearitas dan singularitas.
maka data penelitian yang digunakan telah
memenuhi persyaratan normalitas data, Interpretasi dan modifikasi model
atau dapat dikatakan bahwa data penelitian Pada tahap terakhir ini akan dilakukan
telah terdistribusi normal. interpretasi model dan memodifikasi model
yang tidak memenuhi syarat pengujian.
Evaluasi Outliers
Setelah model di estimasi, residualnya
Evaluasi terhadap multivariate outliers
haruslah kecil atau mendekati nol dan
perlu dilakuakan karena walaupun data
distribusi frekwensi dari kovarian residual
yang dianalisis menunjukkan tidak ada
harus bersifat simetrik.
outliers pada tingkat univariate, tetapi
observasi-observasi itu dapat menjadi
Batas keamanan untuk jumlah residual
outliers bila sudah dikombinasikan, Jarak
adalah 5%. Bila jumlah residual lebih besar
Mahalonobis (Mahalonobis Distance) untuk
dari 5% dari semua residual kovarians
tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan
yang dihasilkan oleh model, maka sebuah
menunjukkan jarak sebuah observasi dari
modifikasi perlu dipertimbangkan dengan
rata-rata semua variabel dalam sebuah
catatan ada landasan teoritisnya. Selanjutnya
ruang multidimensional (Hair, et al., 1995;
bila ditemukan bahwa nilai residual yang
Norusis, 1994 ; Tabacnick & Fidel, 1996
dihasilkan oleh model itu cukup besar
dalam Ferdinand, 2002)
(>2.58), maka cara lain dalam memodifikasi
Untuk menghitung mahalonobis
adalah dengan mempertimbangkan untuk
distance berdasarkan nilai chi-square pada
menambah sebuah alur baru terhadap

Analisis Faktor………. (Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah) 9


model yang diestimasi itu. Cut –off value Tabel 3. Reliability dan Variance
sebesar ± 2,58 dapat digunakan untuk Extract
menilai signifikan tidaknya residual yang Variabel Reliability
Variance
dihasilkan oleh model. Data standardized Extract
residual covariances yang diolah dengan Struktur Organisasi 0.735 0.549
program AMOS dapat dilihat dalam tabel 2
Sistem Remunerasi 0.809 0.575
Dari tabel tersebut diperoleh tidak satupun
nilai standardized residual covariance yang Motivasi Kerja 0.812 0,593
lebih besar dari +2,58. Dengan demikian
model tidak memelukan adanya modifikasi Kinerja Karyawan 0,779 0,589
yang berarti. Sumber: data primer yang diolah, 2012

Tabel 2. Standardized Residual Covariances


  x6 x7 x8 x9 x10 x1
x6 0
x7 0,153 0
x8 -0,052 -0,544 0
x9 -0,337 -0,058 0,964 0
x10 0,269 0,172 -0,217 -0,325 0
x1 1,235 1,972 1,29 1,296 1,537 0
x2 -1,811 -0,275 -0,947 -0,655 -0,534 0,164
x3 -1,677 0,617 0,059 0,246 -0,625 -0,811
x4 -1,761 -0,236 0,155 -0,453 -0,784 -0,032
x5 -0,199 1,677 0,133 -0,027 0,61 0,489
x23 -1,111 -0,605 -0,358 0,309 -1,026 -0,332
x22 0,075 1,017 0,645 -0,409 1,012 0,581
x21 -0,645 0,409 0,074 -0,357 0,396 1,122
x20 1,09 1,387 0,235 0,038 0,642 1,258
x19 -0,509 -0,389 -0,096 -0,276 -0,304 -0,091
x18 -1,094 -0,468 -0,257 -0,737 -0,65 -0,141
x17 -0,464 1,069 0,351 0,036 1,072 1,008
x11 -0,989 -0,118 0,639 0,827 -0,3 0,545
x12 -0,64 -0,013 0,05 0,814 -0,132 0,78
x13 -0,239 0,395 0,552 1,169 0,188 -0,498
x14 -0,562 0,519 1,036 1,42 0,703 0,122

x15 -0,98 -0,322 -0,356 -0,478 -0,099 -0,611

x16 -0,603 -0,226 0,733 0,249 -0,81 -0,117


Sumber: data primer yang diolah, 2012

Uji Realibility dan Variance Extracted Hasil pengujian reliabiliy dan variance
Hasil pengolahan data Reliability dan extract terhadap masing-masing variabel
Variance Extract tersebut ditampilkan pada laten atas dimensi-dimensi pembentuknya
Tabel 3 menunjukkan bahwa semua variabel
menunjukkan sebagai suatu ukuran yang

10 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 1 - 16


reliabel karena masing-masing memiliki CR sebesar 4.283 dengan probabilitas
reliability yang lebih besar dari 0,6. sebesar 0.001. Oleh karena nilai probabilitas
Hasil pengujian variance extract juga < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
sudah menunjukkan bahwa masing-masing variabel sistem remunerasi berpengaruh
variabel laten merupakan hasil ekstraksi positif terhadap motivasi kerja.
yang cukup besar dari dimensi-dimensinya.
Pengujian Hipotesis Ketiga
Hal ini ditunjukkan dari nilai variance extract
Parameter estimasi untuk pengujian
dari masing-masing variabel adalah lebih
pengaruh struktur organisasi terhadap
dari 0,4.
kinerja pegawai menunjukkan nilai CR
Pengujian Hipotesis sebesar 1.969 dengan probabilitas sebesar
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi, 0.049. Oleh karena nilai probabilitas < 0.05
selanjutnya akan dilakukan pengujian maka dapat disimpulkan bahwa variabel
hipotesis sebagaimana diajukan pada bab struktur organisasi berpengaruh positif
sebelumnya. Pengujian 5 hipotesis penelitian terhadap kinerja pegawai.
ini dilakukan berdasarkan nilai Critical Ratio
Pengujian Hipotesis Keempat
(CR) dari suatu hubungan kausalitas dari
Parameter estimasi untuk pengujian
hasil pengolahan SEM sebagaimana pada
pengaruh sistem remunerasi terhadap
tabel 3.
kinerja pegawai menunjukkan nilai CR
Pengujian Hipotesis Pertama sebesar 2.107 dengan probabilitas sebesar
Parameter estimasi untuk pengujian 0.035. Oleh karena nilai probabilitas < 0.05
pengaruh struktur organisasi terhadap maka dapat disimpulkan bahwa variabel
motivasi kerja menunjukkan nilai CR sebesar struktur organisasi berpengaruh positif
3.302 dengan probabilitas sebesar 0.001. terhadap kinerja pegawai.
Oleh karena nilai probabilitas < 0.05 maka
Pengujian Hipotesis Kelima
dapat disimpulkan bahwa variabel struktur
Parameter estimasi untuk pengujian
organisasi berpengaruh positif terhadap
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
motivasi kerja. pegawai menunjukkan nilai CR sebesar

Tabel 4 . Regression Weight Structural Equational Model

      Estimate S.E. C.R. P

Motivasi_Kerja <--- Struktur_organisasi 0,346 0,105 3,302 0.001

Motivasi_Kerja <--- Sistem_Remunerasi 0,383 0,09 4,283 0.001

Kinerja_Karyawan <--- Struktur_organisasi 0,174 0,088 1,969 0,049

Kinerja_Karyawan <--- Sistem_Remunerisasi 0,165 0,078 2,107 0,035

Kinerja_Karyawan <--- Motivasi_Kerja 0,195 0,093 2,109 0,035


Sumber : Data primer yang diolah, 2012

2.109 dengan probabilitas sebesar 0.035.


Pengujian Hipotesis Kedua Oleh karena nilai probabilitas < 0.05 maka
Parameter estimasi untuk pengujian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi
pengaruh sistem remunerasi pekerjaan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
terhadap motivasi kerja menunjukkan nilai pegawai.

Analisis Faktor………. (Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah) 11


.49

e1 x1 Chi square = 231.168 (df = 224)


.53 .70 Prob = .357
RMSEA = .016
e2 x2 .73 Chi sqyare / df = 1.032
.52 GFI = .856
.72 Struktur AGFI = .822
e3 x3 TLI = .994
.58 .76 organisasi
CFI = .995 .54
e4 x4 .78 .55
x17 e17
.60
e11 x11 .32 .21 .69
e5 x5 .49
.73
.74 x18 e18
e12 x12 .83 .49
.54 .70
.74
.33 .27.70 x19 e19
e13 x13 .60
Motivasi .25
.54 Kinerja .78
.18 .73 Kerja Karyawan
x20 e20
e14 x14.70 .67 .45
.50
.84 .79 x21 e21
.58 e15 x15 .76
.63
.71 z1
e6 x6
.42 .23 z2 x22 e22
.59 .76
e16 x16 .58

e7 x7 .77 x23 e23


.50
.70 Sistem
e8 x8
.51 .72 Remunerisasi

e9 x9 .83
.68

e10 x10 Gambar 1. Hasil Pengujian Structural Equation Model (SEM)

SIMPULAN sebesar 3,302 dan nilai signifikansi yang


Hipotesis yang diajukan dalam penelitian lebih kecil dari < 0,05 yaitu sebesar 0,001
ini sebanyak lima hipotesis. Kesimpulan maka hipotesis 1 diterima. Hasil penelitian
dari lima hipotesis tersebut adalah sebagai ini mengindikasikan bahwa struktur
berikut: organisasi sangat mempengaruhi motivasi
kerja dari pegawai kantor pelayanan pajak,
Simpulan mengenai Hipotesis 1 dengan struktur organisasi yang baik akan
H1 : Struktur Organisasi berpengaruh positif membuat pegawai termotivasi untuk bekerja
terhadap Motivasi Kerja dan menyelesaikan pekerjaan lebih baik dan
Pengujian hipotesis yang dilakukan efisien
membuktikan bahwa ada pengaruh
yang searah antara struktur organisasi Simpulan mengenai Hipotesis 2
dengan motivasi kerja. Hal ini mendukung H2 : Remunerasi berpengaruh positif
penelitian Robbins and Coulter (2007) yang terhadap Motivasi Kerja
menunjukkan bahwa struktur organisasi yang Pengujian hipotesis yang dilakukan
baik mampu meningkatkan motivasi kerja. membuktikan bahwa ada pengaruh yang
Variabel struktur organisasi menunjukkan searah antara remunerasi dengan motivasi
pengaruh positif terhadap motivasi kerja, kerja. Hal ini mendukung amanat Pasal
hal tersebut ditunjukkan oleh nilai critical 17 UU No.43/1999 jo UU No. 8/1974 yang
ratio (CR) yang lebih besar dari 1,96 yaitu menyatakan bahwa remunerasi mampu

12 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 1 - 16


meningkatkan motivasi kerja. Variabel pegawai. Variabel remunerasi menunjukkan
remunerasi menunjukkan pengaruh positif pengaruh positif terhadap kinerja pegawai,
terhadap motivasi kerja, hal tersebut hal tersebut ditunjukkan oleh nilai critical ratio
ditunjukkan oleh nilai critical ratio (CR) (CR) yang lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar
yang lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar 2,107 dan nilai signifikansi yang lebih kecil
4,283 dan nilai signifikansi yang lebih < 0,05 yaitu sebesar 0,035 maka hipotesis 4
kecil dari < 0,05 yaitu sebesar 0,001 maka diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan
hipotesis 2 diterima. Hasil penelitian ini bahwa pegawai akan meningkatkan kualitas
mengindikasikan bahwa motivasi kerja dari dan kuantitas kerjanya dengan dukungan
pegawai kantor pelayanan pajak sangat remunerasi yang tepat, dimana remunerasi
dipengaruhi penerapan remunerasi yang yang berlaku berdasarkan sistem merit,
tepat berdasarkan jabatan dan beban kerja adil dan layak serta transparan yang paling
yang , melalui: sistem merit, adil, layak, diharapkan oleh pegawai kantor pelayanan
kompetitif dan transparan. pajak dalam meningkatkan kinerjanya.

Simpulan mengenai Hipotesis 3 Simpulan mengenai Hipotesis 5


H3 : Struktur Organisasi berpengaruh H5 : Motivasi Kerja berpengaruh positif
positif terhadap kinerja pegawai terhadap kinerja pegawai
Pengujian hipotesis yang dilakukan Pengujian hipotesis yang dilakukan
membuktikan bahwa ada pengaruh yang membuktikan bahwa ada pengaruh yang
searah antara struktur organisasi dengan searah antara motivasi kerja dengan kinerja
kinerja pegawai. Hal ini mendukung pegawai. Hal ini mendukung penelitian Udai
penelitian Arto Suharto Prawirodirjo (2007) (1985) dalam Fuad Mas’ud (2004) yang
yang menyimpulkan bahwa kinerja pegawai mengatakan bahwa kinerja pegawai sangat
sangat dipengaruhi secara positif oleh dipengaruhi oleh motivasi kerja. Variabel
organisasi. Variabel struktur organisasi motivasi kerja menunjukkan pengaruh positif
menunjukkan pengaruh positif terhadap terhadap kinerja pegawai, hal tersebut
kinerja pegawai, hal tersebut ditunjukkan oleh ditunjukkan oleh nilai critical ratio (CR) yang
nilai critical ratio (CR) yang lebih besar dari lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar 2,109
1,96 yaitu sebesar 1,969 dan nilai signifikansi dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari
yang lebih kecil < 0,05 yaitu sebesar 0,049 < 0,05 yaitu sebesar 0,035 maka hipotesis 5
maka hipotesis 3 diterima. Hasil penelitian diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan
ini mengindikasikan bahwa kinerja pegawai bahwa meningkatnya motivasi kerja yang
kantor pelayanan pajak menjadi lebih baik lebih tinggi dari pegawai kantor pelayanan
seiring dibentuknya struktur organisasi yang pajak dalam aktivitas kerja akan semakin
baru setelah dilakukanya modernisasi yang meningkatkan kinerjanya.
sekarang berdasarkan fungsinya.
Implikasi Teoritis
Kinerja pegawai sangat dipengaruhi
Simpulan mengenai Hipotesis 4
oleh Motivasi kerja (Rottwell, 2000), dimana
H4 : Remunerasi berpengaruh positif
faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi
terhadap Kinerja Pegawai
kerja adalah: (1) Struktur Organisasi
Pengujian hipotesis yang dilakukan
(Robbins, 2003; dan Kreitner, Kinichi, 2003),
membuktikan bahwa ada pengaruh yang
dan (2) Remunerasi (UU No.43/1999 Pasal
searah antara remunerasi dengan kinerja
17, 1999). Hasil penelitian ini mendukung
pegawai. Hal ini mendukung penelitian Rina
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
Purwani (2009) yang mengatakan bahwa
oleh Radla (2008); Arto Suharto Prawirodirjo
semakin baik pemberian remunerasi untuk
(2007), dan Rina Purwani (2009), yang
pegawai akan meningkatkan motivasi kerja

Analisis Faktor………. (Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah) 13


menunjukkan hasil bahwa struktur organisasi langsungnya sehingga memudahkan
dan remunerasi mempunyai pengaruh positif penyelesaian pekerjaan tersebut serta
terhadap motivasi kerja dan berdampak terekam dan terdokumentasi dalam
positif pada kinerja pegawai, oleh karena itu hal SIDJP, b).Pemberian remunerasi
model yang digambarkan dapat diterapkan secara resmi dan transparan kepada
kantor pelayanan pajak dalam meningkatkan seluruh pegawai sesuai prestasi kerja,
kinerja pegawai. jabatan dan beban kerja, c). Afiliasi antar
pegawai yang terjalin cukup baik yang
Implikasi Manajerial
terhubung dengan sistem teknologi yang
Sistem remunerasi mempengaruhi
terintegrasi.
motivasi kerja dengan nilai korelasi 0.42
struktur organisasi mempengaruhi motivasi
Keterbatasan Penelitian
kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,32
Adapun keterbatasan-keterbatasan yang
sedangkan motivasi kerja mempengaruhi
ditemukan dalam penelitian ini adalah: 1.
kinerja dengan nilai korelasi sebesar 0.25
Responden dalam penelitian ini dibatasi
Implikasi kebijakan yang disarankan dalam
pada kinerja pegawai dari kantor pelayanan
penelitian ini adalah perlu mempertahankan
pajak. 2. Dari model yang dikembangkan dan
hal-hal sebagai berikut:
diuji dalam penelitian ini, hanya tiga variabel
1. Hal-hal yang perlu ditingkatkan a).
yang diuji, yaitu: struktur organisasi, sistem
Melakukan inventarisir kembali jenis
remunerasi, dan motivasi kerja sehingga
pekerjaan yang belum ada dan belum
ada variabel variabel lain yang tidak dapat
jelas SOP nya sehingga dapat dikirim
dijelaskan dalam model penelitian ini.
dan menjadi masukkan kantor pusat DJP
dalam membuat SOP tahun selanjutnya, Agenda Penelitian Mendatangkan
b). Perlu dibuat masukkan ke kantor pusat Hasil-hasil penelitian ini dan
DJP dalam menyusun peringkat (grade) keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan
dan besaran rupiahnya yang disesuaikan dalam penelitian dapat dijadikan sumber
tingkat kebutuhan hidpu yang dirasa lebih ide bagi pengembangan penelitian ini
layak/lebih baik lagi, c). Memberikan dimasa yang akan datang, yaitu: Perluasan
masukan oleh atasan langsung melalui penelitian yang disarankan dari penelitian
Kakanwil untuk disampaikan pada ini adalah menambah variabel independen
rapat kerja di kantor pusat DJP tentang yang mempengaruhi kinerja pegawai.
kemudahan untuk melanjutkan sekolah Adapun variabel lain yang juga berpengaruh
kejenjang yang lebih tinggi lagi. terhadap kinerja pegawai antara lain: gaya
2. Hal-hal yang perlu dipertahankan a). kepemimpinan (Lok dan Crawford, 2004),
Span of control terhadap pekerjaan Self Efficacy (Prusia, 1999) dan variabel
yang dilakukan oleh pegawai dengan lainnya. Variabel-variabel tersebut dapat
sistem informasi DJP (SIDJP) membuat direkomendasikan sebagai perluasan bagi
pekerjaan dapat terawasi, baik oleh pengembangan penelitian mendatang yang
pelaksana maupun oleh atasan berkaitan dengan kinerja pegawai.

14 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 1 - 16


DAFTAR PUSTAKA

A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, (2005), Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung.
Achmad S. Ruky, (2002), Sistem Manajemen Kinerja, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Augusty Ferdinand, (2006), Metode Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Buhler, Patricia, (2004), Alpha Teach Yourself Management Skills, Edisi Pertama, Diterjemahkan
oleh Sugeng Haryanto, Sukono Mukidi, dan M. Rudi Atmoko, Jakarta, Prenada.
Ferdinand A. (2006), Simulated Equation Model dalam Penelitian Manajemen, BP Undip
Semarang.
Flippo, Edwin B. (2003), Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga
Fuad Mas’ud, (2004), Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi), Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Gachter, Simon and Falk, Armin, (2000), Work Motivation, institution, The Participants of the
First Asean Conferencem on Exprimental Business Research at The Hongkong of science
nd Technology, Working Paper
Gibson, James L, John M. Ivancevich and James H. Donnelly Jr, (2007), Organizations:
Behaviour, Structure and Process, McGraw-Hill Companies Inc, Boston.
Hair J.F. et.al (2005), Multivariate Data Analysis With Reading, Fourth Edition, Prentice Hall.
New Jersey
Herpen, Marco; Praag, Mirjn and Cools, Kess, (2002), The Effects of Performance Measurement
and Compensation on Mitivation and Empirical Study, Conference of The Performance
Measurement Association in Boston
H. Teman Koesmono, (2005), “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja pegawai pada Sub Sektor
Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur” , Jurnal Manajemen
& Kewirausahaan, Vol.7, No. 2
Jim Cevick JM, Gibson, Donnelly, Jr, Jh, dan Konopaske, (2006), Organisasi dan Manjemen:
Perilaku, Struktur, Proses, Edisi ke empat, Terjemahan, Erlangga Jakarta
Kinicki, A., and Kreitner, R. (2008), Organizational Behavior: Key Concepts, Skills & Best
Practices (383 pages). Burr Ridge, ILL: Irwin/McGraw-Hill
Manggkunegara, A.A. Anwar Prabu (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Replika Cipta,
Jakarta.
Malayu Hasibuan, SP. (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, PT. Bumi
Aksara
Ninsemito, (1992) Wawasan Sumber Daya Manusia, Jakarta; Pustaka Utama Grafiti
Rivai, Veithzal, (2001), “Beberapa Upaya Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Profesional Staf
(Survei di Bank Pemerintah Bank Mandiri, Bank BRI, dan Bank BTN tahun
2000)”, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Juli
Radla, Okky (2008), “Hubungan Program Pengembangan Karir dengan Motivasi Kerja Karyawan
pada PT PLN (Persero) Prokritring Jawa Bali dan Jusra Prokitring Jawa Barat”
Rina Purwani, (2009), “Hubungan Sistem Remunerasi Baru dengan Motivasi dan Kinerja
Pegawari P.T. Pertamina Geotermal Energy Kantor Pusat Jakarta”
Robbins, S.P. (2008), Organizational Behaviour Concept, Contoversiest, Application, 6Ed,
Prentice Hall, Inc.Eaglewood, Cliff New Jersey
Robbins, C. S.P dan Judge, (2007), Perilaku Organisasi, Salemba Empat, Jakarta
Robbins, S.P. (2006), Prilaku Organisasi, Edisi 10, PT. Indeks Kelompok Gramedia
Sadili Samsudin, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, CV Pustaka Setia, Bandung

Analisis Faktor………. (Tatiek Nurhayati dan Ahmad Darwansyah) 15


Sadono Sukirno, (2008), Ekonomi Pembangunan Proses masalah dan Dasar Kebijakan,
Penerbit Kencana, Jakarta.
Siagian, Sondang, (2005). Teori Motivasi dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Siswanto, Bedjo, (2005), Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
Sulaiman, Abubakar M.T. (2002), ”Is It Really A Mediating Construct? The Mediating Role Of
Organizational Commitment In Work Climate-Performance Relationship,” Journal of
Management Development, Vol.21 , No. 3, Maret 2002, h. 170-1
Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Mohd Basri, (2005), Performance Appraisal : Sistem yang
Tepat Untuk Menilai Kinerja Pegawai dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Divisi
Buku Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Waridin dan Masrukhin, (2006), “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi
dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai”, Jurnal Ekobis, Vol.7, No.2
Pasal. 17 UU No.43/1999 jo UU No.8/1974, “ Tentang pokok-pokok Kepegawaian,”

16 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 1 - 16

Anda mungkin juga menyukai