Ilham Pettalolo
ilhampettalolo@ymail.com
(Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako)
Abstract
This research aimed at analyzing the relationship between the personnel’s work ethos, their
satisfaction, their dicipline, and their job perfomance. The data were collected through observation
reflecting the real condition and interview with 14 respondents representing different level of
positions at the provincial general office of Central Sulawesi. The method of research was
qualitative analysis in which the data taken from questionnaire were analyzed statistically by using
Sperman’s Correlation and Line Analysis Model. It is found that there was a significant influence
between the personnel’s work ethos (X1) and their jobperfomance (Y). However, the other variables
of the personnel’s job satisfaction (X2) and their dicipline (X3) had indirect influence to the
personnel’s job perfomance. These three factors tended to control the personnel’s job perfomance
up to 72.99% while other factors outside the model contributed 27.01 % to their job perfomance.
Based on the correlation analysis, there were two variables which have positive correlation of
0.507, namely job satisfaction and dicipline. The personnel’s work ethos, however, and job
satisfaction have a positively very low correlation of 0.268.
Keywords: The personnel,s job perfomance and line analysis.
112
113 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 112-122 ISSN: 2302-2019
Kabupaten banyak orang ahli dan terampil (eksplanatori) yaitu suatu penelitian yang
sehingga segala persoalan berat bisa menyoroti hubungan antara variabel
dipecahkan, sedangkan ditingkat kecamatan penelitian dan menguji hipotesis. 3).
dan desa yang tidak didukung oleh pegawai Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian
yang mampu, ahli, dan terampil tetapi harus untuk mendeskripsikan secara rinci terhadap
melaksanakan kebijakan yang telah dibuat suatu fenomena tertentu.
oleh Dinas PU Propinsi Sulawesi Tengah, Kaitannya dengan rancangan penelitian
sehingga penulis mencoba memodifikasi maka tipe penelitian yang akan digunakan
beberapa teori kinerja yang dapat dalam penelitian ini adalah tipe eksplanatori.
dikembangkan pada Dinas Pekerjaan Umum Dengan kata lain penelitian ini berusaha
sehingga kinerja pegawai dapat terus menjelaskan hubungan kausal antara variabel
meningkat. – variabel melalui pengujian hipotesis.
Penelitian ini difokuskan pada Hipotesis yang akan diuji adalah untuk
hubungan variabel kemampuan ,kepuasan , mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dan disiplin kerja pegawai Dinas PU Propinsi kemampun kerja pegawai, kepuasan kerja
Sulawesi Tengah. Dari alas an-alasan yang pegawai dan disiplin kerja pegawai dengan
dikemukakan terdahulu, maka perumusan kinerja pegawai Dinas PU Propinsi Sulwesi
masalah yang diajukan dalam penelitian ini Tengah.
adalah:
1. Bagaimanan hubungan antara kemampuan Lokasi dan Waktu Penelitian
kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja Penentuan lokasi penelitian
Dinas PU Propinsi Sulawesi Tengah. dimaksudkan untuk lebih mempersempit
2. Seberapa besar hubungan kemampuan ruang lingkup dalam pembahasan dan
kerja dengan kinerja pegawai Dinas sekaligus untuk mempertajam fenomena
PU Propinsi Sulawesi Tengah. sosial yang ingin dikaji sesuai dengan
3. Seberapa besar hubungan kepuasan kerja substansi yaitu rendahnya kinerja pegawai
dengan kinerja pegawai Dinas PU yang akan diamati. Disamping itu lokasi
Propinsi Sulawesi Tengah. penelitian akan memperhatikan berbagai
4. Seberapa besar hubungan disiplin kerja keterbatasan daya jangkau peneliti yang
dengan kinerja pegawai Dinas PU Propinsi meliputi waktu, biaya, dan daya yang dimiliki
Sulawesi Tengah. peneliti. Dengan berbagai pertimbangan
5. Seberapa besar hubungan kemampuan tersebut, maka penulis mengambil lokasi
kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja penelitian di Dinas PU Propinsi Sulwesi
secara bersama-sama dengan kinerja Tengah.
pegawai Dinas PU Propinsi Sulawesi
Tengah. Populasi, Sampel dan Teknik
Pengumpulan Sampel
METODE Populasi menurut Hadi (1993: 75)
adalah semua obyek, semua gejala dan semua
Jenis Penelitian kejadian atau peristiwa yang akan dipilih
Menurut Singarimbun (1996: 44) dalam penelitian dan harus sesuai dengan
penelitian digolongkan menjadi tiga tipe masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian
yaitu: 1). Penelitian penjajakan (eksploratif) ini yang menjadi populasi adalah semua
yaitu penelitian yang bertujuan menemukan pegawai dinas PU Propinsi Sulwesi Tengah
sebab terjadinya sesuatu, bersifat terbuka sebanyak 15 responden. Sampel merupakan
masih mencari-cari dan belum mempunyai bagian dari populasi yang digunakan sebagai
hipotesis. 2). Penelitian penjelasan
115 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 112-122 ISSN: 2302-2019
obyek penelitian dari jumlah pegawai tidak secara kuantitatif kita dapat melakukan
sebanyak 15 responden tersebut diatas. penilaian (prakiraan) apa yang akan terjadi
Adapun penentuan jumlah sampel pada suatu variabel jika variabel lain berubah
dengan menggunakan teknik pengambilan nilainya. Di dalam analisa regresi prakiraan
sampel menurut tabel Krejcie dan Morgan tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif,
dengan derajat kepercayaan 95 % untuk yaitu dapat dihitung nilai prakiraan Y (y) jika
populasi sebesar 15 orang maka sampelnya nilai X ditentukan atau berubah. Apabila
adalah 14 orang. regresi digunakan untuk tujuan prakiraan,
maka variabel X harus benar-benar
Teknik Pengumpulan Data merupakan penentu atau penjelas bagi Y.
Dalam penelitian ini peneliti Jika tidak demikian, maka tidak akan pernah
menggunakan teknik pengumpulan data didapatkan hasil prakiraan yang mendekati
sebagai berikut : nilai yang sebenarnya.
Pengisian Quesioner: Digunakan untuk Didalam analisis regresi, upaya
mendapatkan data primer yang lebih mempelajari hubungan antar variabel tidak
terstruktur disamping diharapkan lebih pernah mempermasalahkan mengapa
memberikan privacy terhadap responden. hubungan tersebut ada (atau tidak ada). Di
Pengumpulan data dari responden/sumber samping itu, juga tidak pernah
data primer dengan cara mengajukan daftar dipermasalahkan apakah hubungan yang ada
pertanyaan secara tertulis/angket. antara variabel Y dan X dikarenakan oleh X-
nya itu sendiri atau faktor-faktor lain yang
Teknik Analisis Data mempengaruhi sehingga X tersebut berkaitan
Analisis Jalur (Path Analysis) dengan Y.
Dalam penelitian ini peneliti Berdasarkan kerangka pemikiran yang
menggunakan model Path Anlysis, dalam disusun sesuai dengan konsep, teori, dan
analisis korelasi dapat diketahui tingkat aksioma yang dirujuk, maka model analisis
keeratan hubungan antar variabel. Meskipun jalur (path analysis) adalah sebagai berikut:
(X1)
rX1X2 PYX1
(X2) PYX2
rX1X3
rXI2X3
PYX3 Y
(X3)
PY.
Gambar Model Analisis Jalur ( Path Analysis)
Keterangan Gambar :
1). : Menunjukkan jalur pengaruh signifikan.
Ilham Pettalolo, Pengaruh Kinerja terhadap Kualitas Pelayanan Pegawai Dinas Pekerjaan Umum ……………… 116
Keterangan :
Kemampuan kerja pegawai merupakan variabel bebas pertama dan diberi symbol X1
Kepuasan Kerja Pegawai merupakan variabel bebas kedua dan diberi simbol X2.
Disiplin kerja pegawai merupakan variabel bebas ketiga dan diberi simbol X3
Kinerja pegawai simbol Y
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor lainnya memberikan pengaruh yang
nilai probabilitas yang diperoleh melalui tidak langsung yakni kepuasan kerja dan
koefisien jalur, faktor kemampuan kerja dispilin kerja baik secara sendiri-sendiri
pegawai (X1), kepuasan kerja pegawai (X2) maupun secara serempak.
dan disiplin kerja pegawai (X3) memberi Hal ini dapat dilihat pada gambar 2
pengaruh yang signifikan yakni sebesar 0,000. yang menjelaskan tentang hubungan antara
Secara umum terlihat bahwa hanya satu indikator kinerja pegawai terhadap kinerja
faktor yang memiliki faktor yang berpengaruh pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum
langsung terhadap kinerja pegawai yakni Provinsi Sulawesi Tengah.
kemampuan kerja pegawai sedangkan dua
117 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 112-122 ISSN: 2302-2019
(X1)
PYX1 β (0.554697)
, P (0.0000)
rX1X2 (0,268)
rX1X3
(-0.026) (X2) PYX2 β (-0.0535),
P (0.5478)
rX2X3 (0.507)
Y
(X3)
PYX3 β (0.120691), P
(0.3220) PY.=
72%
Keterangan :
Kemampuan kerja pegawai merupakan variabel bebas pertama dan diberi symbol X1
Kepuasan kerja pegawai merupakan variabel bebas kedua dan diberi simbol X2.
Disiplin kerja pegawai merupakan variabel bebas ketiga dan diberi simbol X3
Kinerja Pegawai merupakan variabel tergantung dan diberi simbol Y1
diidentifikasi. Lebih lanjut Simamora tinggi bagi para pegawai yang memiliki
menegaskan bahwa untuk mengidentifikasi tingkat pendidikan yang dinilai masih
kinerja pegawai dapat dilihat dari indicator- rendah.
indikator: (1) kepatuhan terhadap segala Hubungan antara kemampuan kerja
aturan yang telah ditetapkan dalam pegawai dengan kinerja pegawai yang
perusahaan, (2) dapat melaksanakan tugas didasarkan pada pengaruh langsung dengan
tanpa kesalahan (dengan tingkat kesalahan nilai koefisien sebesar 0,554697 atau sebesar
yang paling rendah), dan (3) ketepatan dalam 55,4697% memberikan hasil yang signifikan
menjalankan tugasnya. dengan nilai probabilitas sebesar 0,000,
Simamora mengungkapkan kemampuan artinya bahwa kemampuan kerja pegawai
dan keahlian serta latar belakang sebagai signifikan pengaruhnya, artinya bahwa
faktor individual masing-masing pegawai. semakin tinggi tingkat kemampuan kerja
Semakin kompeten kemampuan dan keahlian maka akan semakin tinggi pula kinerja
serta latar belakang yang dimiliki masing- yang dihasilkan. Tingkat Signifikansi
masing pegawai akan mempengaruhi ditentukan oleh besarnya nilai probabilitas
pencapaian hasil kinerja. Begitu juga dari hasil analisis yakni 0,005.
penghargaan sebagai faktor organisasi yang Hasil penelitian sejalan dengan
akan mendorong pegawai untuk mencapai pendapat Robbins, P.S (1996: 218) tingkat
kepuasan kerja, sehingga dengan kepuasan kinerja pegawai akan sangat tergantung pada
kerja semakin bagus kinerja yang dihasilkan. faktor kemampuan pegawai itu sendiri seperti
Hubungan antara kemampuan kerja tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman
pegawai, kepuasan kerja pegawai, dan dimana dengan tingkat kemampuan yang
disiplin kerja pegawai terhadap kinerja semakin tinggi akan mempunyai kinerja
pegawai semakin tinggi pula. Dengan demikian tingkat
pendidikan, pengetahuan dan pengalaman
Hubungan antara kemampuan kerja yang rendah akan berdampak negatif pada
pegawai dan kinerja pegawai kinerja pegawai. Sehingga pegawai
Kemampuan kerja berkaitan dengan pemerintah dituntut untuk memiliki
kapabilitas seseorang dalam melaksanakan kualifikasi tertentu, karena tidak semua orang
suatu pekerjaan. Kemampuan kerja antara memiliki keahlian yang dipersyaratkan untuk
orang satu dengan orang lain berbeda-beda menyelesaikan pekerjaan. Sehingga
walaupun mereka telah bekerja pada bidang rendahnya kinerja pegawai karena rendahnya
yang sama dalam tempo lama yang sama kemampuan pegawai.
pula. Perbedaan yang ada ini disebabkan Hubungan antara kepuasan kerja pegawai
oleh banyak faktor, antara lain latar dengan kinerja pegawai.
belakang pendidikan yang dimiliki, Kepuasan kerja merupakan perasaan
kecakapan atau tingkat kecerdasan yang pegawai yang timbul tentang sesuatu yang
dimiliki, serta lingkungan tempat mereka menyenangkan atau tidaknya pekerjaan yang
bekerja. Banyak usaha yang dilakukan berkaitan dengan tingkat keserasian antara
oleh berbagai organisasi dalam rangka harapan dengan apa yang diperoleh. Banyak
meningkatkan kemampuan kerja pegawainya usaha yang dilakukan organisasi untuk
sebagai upaya peningkatan kinerja organisasi meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
secara menyeluruh. Antara lain dengan Antara lain dengan memberikan imbalan
mengadakan program diklat, kursus dan yang sesuai dengan pekerjaannya,
program pemberian kesempatan kepada kesempatan promosi jabatan, serta
para pegawai untuk melaksanakan studi kenyamanan dilingkungan kerja dan lain-
lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih lain. Makna statistikan yang dapat
119 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 112-122 ISSN: 2302-2019
Meski hubungan lemah antar variabel dengan Pekerjaan Umum mengalami penurunan. Hal
kinerja pegawai, namun adanya hubungan lain yang menyebabkan kurangnya korelas
kuat antara kepuasan kerja pegawai dengan adalah kekurangsesuaian besarnya tunjangan
disiplin kerja pegawai, hal ini menunjukkan pegawai dengan keahlian dan kurangnya
bahwa kinerja pegawai sangat erat kaitannya fasilitas bagi pegawai yang berprestasi.
dengan kepuasan kerja pegawai dan disiplin Keterkaitan antara variabel kemapuan kerja
kerja pegawai. Analisis regresi secara pegawai (X1) dan disiplin kerja Pegawai (X3)
serempak variabel X1, X2 dan X3 Berdasarkan perhitungan diperoleh
mempengaruhi Y, sehingga kepuasan kerja angka korelasi antara variabel kemampuan
pegawai, dan disiplin kerja pegawai kerja pegawai dan disiplin kerja pegawai
merupakan variabel penting yang sebesar -0.026. Korelasi tersebut mempunyai
mempengaruhi kinerja di daerah penelitian maksud bahwa antara variabel kemampuan
Keterkaitan antara variabel kemapuan kerja kerja pegawai dan disiplin kerja pegawai tidak
pegawai (X1) dan kepuasan kerja pegawai memiliki pengaruh. Hal ini dapat diartikan
(X2) bahwa meskipun kemapuan kerja pegawai
Berdasarkan perhitungan diperoleh mengalami peningkatan tetapi jika disiplin
angka korelasi antara variabel kemampuan kerja tidak ditingkatkan maka kinerja pegawai
kerja dengan kepuasan kerja sebesar 0,268. tidak mengalami perubahan.
Korelasi tersebut mempunyai maksud bahwa Keterkaitan antara variabel Kepuasan kerja
hubungan antara variabel kemapuan kerja pegawai (X2) dan Disiplin kerja pegawai
pegawai dengan kepuasan kerja pegawai tidak (X3)
memiliki korelasi. Hal ini dapat diartikan Berdasarkan perhitungan diperoleh
bahwa apabila kemapuan kerja pegawai angka korelasi antara variabel kepuasan kerja
mengalami peningkatan tetapi tidak pegawai dan disiplin kerja pegawai sebesar
mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. 0,507. Korelasi tersebut mempunyai maksud
Meskipun kemampuan kerja pegawai secara hubungan antara variabel kepuasan kerja
terus menerus ditingkatkan, tetapi jika pegawai dan disiplin kerja pegawai memiliki
kemapuan tersebut tidak diiringi dengan korelasi. Hal ini dapat diartikan apabila
adanya pemberian imbalan yang berupa kepuasan kerja ditingkatkan maka disiplin
kenaikan pangkat, maka kinerja pegawai akan kerja pegawai akan senantiasa tercipta
mengalami penurunan sehingga kinerja Dinas dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum.
121 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 112-122 ISSN: 2302-2019
Disiplin kerja berhubungan dengan seberapa hubungan negatif yang tidak signifikan
baik suatu tugas pekerjaan dapat dilaksanakan atau bersifat indirect artinya bahwa
sesuai dengan jadwal waktu dan sumber daya semakin tinggi tingkat kepuasan kerja
yang telah ditentukan sebelumnya. Penentuan maka akan menurunkan kinerja pegawai,
jadwal ini dimaksudkan sebagai alat kontrol hal ini disebabkan karena masih banyak
agar semua proses kerja tidak saling
pegawai yang merasa tidak puas dengan
berbenturan, justru dengan alat kontrol tersebut
diharapkan adanya suatu sinergi antara satu imbalan yang diberikan, belum adanya
pekerjaan dengan pekerjaan lainnya, sehingga kesempatan dalam promosi jabatan dan
pekerjaan yang dihasilkan memenuhi standar kurang nyamannya lingkungan pekerjaan
baik secara kualitas dan kuantitas. 4. hubungannya dengan kinerja pegawai
sebagaimana terlihat gambar analisis jalur
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI menunjukkan bahwa dari yang
mempunyai disiplin kerja 0,120691 atau
Kesimpulan sebesar 12,0691% dengan tingkat
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan hasil signifikansi sebesar 0,322. Hasil ini
penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, menunjukkan terdapat hubungan yang
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai tidak signifikan artinya bahwa tinggi atau
berikut: rendahnya tingkat disiplin kerja tidak akan
1. Terdapat pengaruh langsung yang berpengaruh terhadap kinerja yang
signifikan faktor kemapuan kerja pegawai dihasilkan.
(X1), terhadap kinerja pegawai (Y), 5. Berdasarkan hasil analisis korelasi terdapat
sedangkan dua variabel lainnya dua variabel yang memiliki korelasi positif
memberikan pengaruh tidak langsung sebesar 0,507, yakni hubungan korelasi
terhadap kinerja pegawai yakni variabel antara kepuasan kerja dan disiplin kerja,
kepuasan kerja pegawai (X2) dan Disiplin sedangkan untuk hubungan korelasi antara
kerja pegawai (X3). Ketiga faktor tersebut variabel kemampuan kerja dengan
secara bersama-sama mampu kepuasan kerja memiliki hubunga korelasi
mengendalikan kinerja pegawai hingga positif yang sangat lemah dengan nilai
72,99%, sedangkan sisanya sebesar sebesar 0,268.
27,01% dipengaruhi oleh faktor lain diluar
model Rekomendasi
2. Hubungan antara kemampuan kerja 1. Perlunya Prosedur atau standar kerja yang
pegawai dengan kinerja pegawai yang bisa diimplementasikan oleh pegawai
didasarkan pada pengaruh langsung yakni dilakukan dengan cara membuat
dengan nilai koefisien sebesar 0,554697 prosedur atau standar kerja yang mampu
atau sebesar 55,4697% memberikan hasil dipahami dan diimplementasikan oleh
yang signifikan dengan nilai probabilitas semua pegawai, sera pentingnya
sebesar 0,000, artinya bahwa kemampuan peningkatan prinsip kerjasama dengan
kerja pegawai signifikan pengaruhnya, rekan sekerja dalam rangka penyelesaian
artinya bahwa semakin tinggi tingkat tugas.
kemampuan kerja maka akan semakin 2. Peningkatan intensitas keikutsertaan
tinggi pula kinerja yang dihasilkan. pegawai dalam pendidikan dan latihan
3. kepuasan kerja pegawai dengan kinerja yang berkaitan dengan pelaksanaan
pegawai, yang pengaruhnya sebesar - tugasnya untuk meningkatkan pemahaman
0,05358 atau -0,5358%, di mana angka pegawai terhadap tugas dan
signifikansi sebesar 0,5478 lebih besar dari tanggungjawab pekerjaan sehingga
0,05. Hasil ini menunjukkan terdapat dibutuhkan pengarahan secara rutin kepada
Ilham Pettalolo, Pengaruh Kinerja terhadap Kualitas Pelayanan Pegawai Dinas Pekerjaan Umum ……………… 122