Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMITMEN TERHADAP HASIL

KINERJA MELALUI STRESS KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING


STUDI KASUS PADA SEKRETARIAT DAERAH PATI

Ahmad Faiq Rizki

Ekonomi dan Bisnis,Universitas Muria Kudus (Ahmad Faiq Rizki)

Email : 201811153@std.umk.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the work environment and commitment to the results of
employee performance through the work stress of the Sekretariat Daerah Pati employees. The
research was conducted using associative descriptive method. Primary data was obtained by
survey using a questionnaire. The population in this study were the employees of Sekretariat
Daerah Pati with a total of 158 employees. The sample used in this study was 100 respondents
using the hair formula, where the number of indicators was multiplied by 5. The results of the
analysis in the study using the Structural Equation Modeling (SEM) method were as follows : (1)
The work environment has a positive and significant effect on work stress, (2) Commitment has a
positive and significant effet on work stress, (3) Work stress has a positive and significant effect on
performance results, (4) work environment has a positive and significant effect on performance
results, (5) Commitment has a positive and significant effect on performance results.

Keywords : Work Environment, Commitment, Work Stress, and Performance Result

1. PENDAHULUAN sebaliknya jika kinerja Sumber Daya


Manusia (SDM) tidak baik maka akan
Pada perkembangan globalisasi ini mengahambat kemajuan instansi.
setiap instansi selalu diharapkan untuk Menurut (Sedarmayanti, 2011)
dapat mengembangkan sumber daya kondisi lingkungan kerja adalah sesuatu
yang dengan tujuan supaya kinerjanya yang mengelilingi pegawai dalam bentuk
maksimal. Hal ini berarti bahwa setiap fisik maupun non fisik. Lingkungan kerja
instansi harus mampu mengetahui faktor fisik adalah secara langsung atau tidak
– faktor yang dapat mempengaruhi langsung mempengaruhi pegawai di
kinerja pegawai. sekitar tempat kerja dalam bentuk fisik
Dalam mengatasi hal tersebut seperti temperatur, kelembapan, ventilasi,
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah penerangan, kebersihan tempat kerja dan
paling utama yang harus diperhatikan memadai tidaknya alat – alat
perkembangannya karena dengan adanya perlengakapn kerja. Sedangkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik lingkungan non fisik adalah berkaitan
dan profesional akan sangat membentu dengan hubungan atasan, rekan kerja atau
dalam memaksimalkan kinerja dalam bawahan.
suatu instansi. Faktor lain yang juga
Dengan adanya Sumber Daya mempengaruhi kinerja pegawai adalah
Manusia (SDM) yang baik maka kinerja komitmen. komitmen pegawai sangat
yang dihasilkan akan mempengaruhi bergantung pada kebutuhan dan tujuan
kemajuan instansi tersebut. Begitu juga pribadi terpenuhi. Faktor logika, harapan,
lingkungan dan ikatan emosional Tabel 1
merupakan faktor –faktor yang
mempengaruhi komitmen karyawan Data Pegawai
dalam berperilaku selama di instansi.
Komitmen adalah keterlibatan Bagian Jumlah Pegawai
pegawai dalama loyalitasnya pada Staf Ahli 3
instansi, kesetiaan untuk mengarahkan Asisten I 1
usaha, tujuan dan nilai satu pemikiran Asisten II 1
dengan instansi dan berkeinginan untuk Asisten III 1
mempertahankan anggotanya di instansi Tata Pemerintahan 15
tersebut .(Edison, Anwar, & Komariah, Hubungan 17
2016). Masyarakat
Adapun faktor penunjang lainnya Hukum 9
adalah stress kerja adalah suatu kondisi Perekonomian 11
ketegangan yang menciptakan adanya Pembangunan 12
kondisi yang menciptakan adanya Kesejahteraan Rakyat 9
ketidak seimbangan antara tubuh dan Organisasi 10
psikis yang mempengaruhi emosi, cara Perencanaan dan 11
berfikir, dan keadaan seorang pegawai Keuangan
(Sutikno, 2019). Umum 44
Stress kerja dapat terjadi pada saat Pengadaan Barang 13
pegawai yang tidak mampu Jasa
menyelesaikan tugas yang beragam di Jumlah 158
tempat kerja dan terkadang sering Sumber : Sekretariat Daerah Pati (2022)
bertentangan dengan masalah pribadi Berdasarkan hasil observasi saat ini
lainnya. Faktor pemicu stress kerja antara fenomena yang terjadi dikalangan
lain seperti ketidakjelasan pekerjaan yang pegawai di instansi pemerintahan adalah
diberikan, deadline waktu penyelesaian sistem kerja bekerja dengan
pekerjaan, tidak ada dukungan fasilitas menggunakan aplikasi. Apalagi di zama
dalam menyelesaikan pekerjaan, era evolusi teknologi 4.0 membuat para
lingkungan kerja yang kurang nyaman. pegawai harus cepat adaptif dalam
Hasil kinerja pegawai adalah sebagai mengoperasikan teknologi untuk
hasil kerja orang secara kualitas dan menyelesaikan pekerjaannya sehari –hari.
kuantitas yang dicapai oleh seorang Tentunya ini menjadi masalah serius
pegawai dalam melaksanakan tugasnya dikarenakan hal tersebut dapat
sesuai dengan tanggung jawabnya yang menyebabkan stress kerja pada pegawai.
diberikan kepadanya dalam suatu kurun Stress kerja merupakan kondisi
waktu yang telah ditetapkan (Sutikno, ketegangan yang berpengaruh terhadap
2019). emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik
Penilaian hasil kinerja dilakukan seseorang. Stress kerja yang tidak diatasi
secara efektif untuk mengarahkan dengan baik biasanya berakibat pada
perilkau pegawai dalam rangka ketidakmampuan seseorang untuk
menghasilkan hasil kinerja yang lebih berinteraksi secara positif dengan
baik lagi. Manfaat lain dari mengetahui lingkungan pekerjannya.
hasil kinerja antara lain digunakan untuk Tergantung seberapa besar tingkat
pebaikan prestasi kerja, penyesuaian stress kerja yang dialami oleh pegawai
kompensasi, kebutuhan pengembangan tersebut di dalam bekerja. Semakin tinggi
serta melihat penyimpangan maupun stress kerja yang dialami pegawai
kesalahan dalam pekerjaan. tersebut, bahkan jika kemampuan bekerja
pegawai lebih rendah dari stress kerja
maka akan menyebabkan produktifitas hasil kinerja pegawai diatas, yakni
menurun. Oleh karena itu, perlu adanya lingkungan kerja, komitmen, dan stress
peningkatan atau diberikannya pelatihan kerja. Berdasarkan penelitian di atas
kerja yang maksimal dan mampu maka peneliti tertarik untuk meneliti
mempergunakan potensi – potensi lebih lanjut tentang “Pengaruh
Sumber Daya Manusia (SDM) yang Lingkungan Kerja dan Komitmen
dimiliki pegawai agar tujuan yang telah Terhadap Hasil Kinerja Pegawai
ditetapkan dapat tercapai. Melalui Stress Kerja Sebagai Variabel
Masalah lain terjadi pada lingkungan Intervening Studi Pada Sekretariat
kerja sebab lingkungan kerja ada dua Daerah Pati”.
jenis yaitu lingkungan kerja non fisik dan
lingkungan kerja fisik, lingkungan yang 2. METODE PENELITIAN
non fisik seperti hubungan pegawai Menurut (Sugiyono, 2017)
dengan pimpinan jika hubungan kerja penelitian dengan metode kuantitatif
pegawai dengan pimpinan tidak baik adalah sebagai bentuk metode
maka kinerja pegawai tidak akan baik penelitian yang berdasarkan pada
sedangkan lingkungan fisik seperti filsafat positivisme yang digunakan
penerangan, keamanan, kebersihan untuk meneliti pada populasi atau
berpengaruh terhadap kinerja pegawai, sampel tertentu. Hal tersebut karena
contohnya jika di instansi pemerintahan peneliti ingin mendeskriptifkan
penerangan dan kebersihan tidak mengenai lingkungan kerja dan
memadai dan tidak bersih maka itu akan komitmen terhadap hasil kinerja
menggangu kinerja pegawai sehingga pegawai melalui stress kerja sebagai
kinerjanya menjadi tidak baik. variabel intervening pada Sekretariat
Tetapi komitmen juga tidak kalah Daerah Pati. Sumber data yang
pentingnya dengan adanya hubungan digunakan adalah data primer, yaitu
komitmen dengan pegawai yang kuat diperoleh melalui penyebaran
dapat mempengaruhi kemauan yang kuat kuesioner kepada pegawai
untuk bekerja demi organisasi dan Sekretariat Daerah Pati.
keinginan yang kuat untuk tetap menjadi
pegawai yang baik pada instansi. 2.1. Definisi Operasioal Variabel
pegawai yang memiliki jiwa komitmen Definisi operasional variabel
yang tinggi, tidak akan meninggalkan dalam penelitian ini adalah sebagai
pekerjaannya tersebut, karena di dalam berikut :
jiwa nya memiliki semangat dalam 1. Lingkungan Kerja (X1)
bekerja maka akan meningkatkan kinerja lingkungan kerja adalah
pegawai untuk lebih baik. suasana atau kondisi di sekitar lokasi
Merujuk pada penjelasan dan tempat bekerja, dapat berupa
keterangan ahli diatas dapat ditarik ruangan, layout, sarana dan prasarana
gambaran sederhana bahwa serta hubungan kerja dengan sesama
berkembangnya sebuah instansi sangat rekan kerja. (Kasmir, 2016).
bergantung pada pegawai yang ada. 2. Komitmen (X2)
Namun keberadaan hal itu dipengaruhi Komitmen adalah
oleh banyak hal dan semua hal yang keterlibatan karyawan dalam
dapat mempengaruhi kinerja pegawai ke loyalitasnya pada organisasi,
arah yang lebih baik harus diciptakan dan kesediaan untuk mengarahkan usaha,
dihadirkan semaksimal mungkin. tujuan dan nilai sejalan dengan
Secara teknis, penelitian ini organisasi dan keinginan untuk
dilakukan untuk mengkaji dan mengalisa mempertahankan anggotanya dalam
beberapa faktor yang mempengaruhi
organisasinya. (Ghoniyah & perhatian seorang peneliti.
Masurip, 2011) (Ferdinand, 2014).
3. Stress Kerja (Y1) Populasi dalam penelitian ini
Stress Kerja adalah kondisi adalah pegawai Sekretariat
yang dinamis di mana seseorang Daerah Pati yang berjumlah 158
dihadapkan dengan kesempatan, pegawai.
hambatan, atau tuntutan yang 2. Sampel
berhubungan dengan apa yang (Ferdinand, 2014) sampel
diinginkannya dan untuk itu tingkat merupakan subset dari populasi,
keberhasilannya belum pasti. yang terdiri dari beberapa anggota
(Saraswati & Sirait, 2015). populasi.
4. Hasil Kinerja (Y2) Teknik pengambilan sampel
hasil kinerja adalah hasil yang menggunakan purposive
dapat dicapai oleh pegawai dalam sampling, dimana teknik
suatu instansi, sesuai dengan pengambilan sampel dengan
wewenang dan tanggung jawab kriteria tertentu (Ferdinand,
masing – masing dalam rangka 2014). Kriteria yang digunakan
mencapai tujuan instansi. (Sinambela, yaitu pegawai Sekretariat Daerah
2016). Pati seperti jenis kelamin, umur,
jenjang pendidikan.
2.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian 2.4. Pengumpulan dan Pengolahan
ini adalah data kuantitatif yaitu data Data
dalam bentuk angka atau bilangan Metode Pengumpulan data
yang masih perlu untuk dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai
kembali (Sugiyono, 2017). berikut :
Sumber data dapat diperoleh 1. Kuisioner
dengan 2 cara : Kuesioner merupakan teknik
1. Data Primer pengumpulan data yang dilakukan
Data primer adalah data yang dengan cara memberikan seperangkat
diperoleh secara langsung dari objek pertanyaan atau pernyataan tertulis
penelitian, dengan cara menyebarkan kepada responden untuk dijawab
kuesioner kepada pegawai Pernyataan dalam kuisioner diliihat
Sekretariat Daerah Pati. dengan menggunakan skala likert
2. Data Sekunder dari pertanyaan yang diberikan
Data sekunder adalah data kepada responden. (Ferdinand,
yang diperoleh dari bahan pustaka, 2014).
serta kutipan buku-buku, artikel, 2. Dokumentasi
makalah, hasil seminar, dan sumber Dokumentasi yaitu
tertulis lainnya yang didalamnya pengumpulan data yang dilakukan
mengandung dan didukung informasi dengan mencari informasi
serta berhubungan dengan penelitian berdasarkan dokumen – dokumen
tersebut. instansi yang berikaitan dengan
2.3. Populasi dan Sampel penelitian. (Ferdinand, 2014).
1. Populasi 3. Observasi
Populasi merupakan Observasi merupakan suatu
gabungan dari seluruh elemen proses yang kompleks, suatu proses
yang terbentuk peristiwa, hal atau yang tersusun dari berbagai proses
orang yang memiliki karakteristik biologis dan psikologis. Teknik
yang serupa menjadi pusat pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenan Tabel 2
dengan perilaku manusia, proses
kerja dan bila responden yang Hasil Uji Validitas
diamati tidak terlalu besar.
(Ferdinand, 2014). Item R Hitung R tabel Keterangan
Teknik pengolahan data yang Pertanyaan
dipergunakan dalam penelitian ini X1.1 0,498 0,197 Valid
adalah sebagai berikut : X1.2 0,498 0,197 Valid
 Tabulasi X1.3 0,412 0,197 Valid
Tabulasi yaitu X1.4 0,222 0,917 Valid
pengelompokan data atas jawaban- X1.5 0,499 0,197 Valid
jawaban dengan teliti dan teratur, X2.1 0,238 0,197 Valid
kemudian dihitung dan dijumlahkan, X2.2 0,270 0,197 Valid
disajikan dalam bentuk tabel. Dan X2.3 0,293 0,197 Valid
berdasarkan tabel tersebut akan
X2.4 0,313 0,197 Valid
dipakai untuk yang didapat hubungan
X2.5 0,342 0,197 Valid
antara variabel-variabel yang telah
ada. Y1.1 0,336 0,197 Valid
 Scoring Y1.2 0,252 0,197 Valid
Scoring yaitu suatu kegiatan Y1.3 0,419 0,197 Valid
yang berupa pemberian skor pada Y1.4 0,367 0,197 Valid
jawaban kuisioner. Skor kuisioner Y1.5 0,355 0,197 Valid
yang digunakan adalah skala likert Y2.1 0,363 0,197 Valid
yang merupakan skala yang berisi Y2.2 0,255 0,197 Valid
lima tingkat prefensi jawaban Y2.3 0,249 0,197 Valid
 Editing Y2.4 0,199 0,197 Valid
Editing yaitu proses yang
Y2.5 0,289 0,197 Valid
dilakukan setelah data terkumpul
Sumber : Data primer yang diolah (2022)
untuk melihat apakah jawaban-
jawaban sesuai dengan pertanyaan diketahui bahwa masing – masing
yang diajukan, kelengkapakan kuesioner memiliki r hitung lebih besar dari r
pengisian daftar pertanyaa dan tabel ( r hitung > 0,197) . nilai r tabel sendiri
konsistensi jawaban responden. diperoleh dari df = (N – 2), Df = 100 – 2 = 98
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan nilai signifikansi 0,05. Maka
1. Uji Validitas berdasarkan tabel (0,05 ; 98) = 0,197.
Uji validitas digunakan untuk Sehingga masing – masing item dari variabel
mengukur valid atau tidakna suatu lingkungan kerja, komitmen, stress kerja, dan
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan hasil kinerja adalah valid. Dengan demikian
valid jika pertanyaan pada kuesioner alat validitas dari alat ukur terpenuhi.
mampu untuk mengungkapkan sesuatu 2. Uji Reliabilitas
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Reliabilitas merupakan alat untuk
(Ghozali, 2017). Jika r hitung > r tabel mengukur suatu kuesioner yang merupakan
maka kuesioner dikatakan valid, begitu indikator dari variabel atau konstruk. Jika
juga sebaliknya jika r hitung < r tabel koefisien reliabilitas > 0,6 maka dinyatakan
maka kuesioner dikatakan tidak valid. Uji reliabel. Sebaliknya, jika koefisien
validitas dengan program SPSS diperoleh reliabilitas < 0,6 maka dinyatakan tidak
hasil berikut ini : reliabel. Berikut hasil pengujian reliabilitas.
Tabel 3
Hasil analisis dari assesment of
Hasil Uji Reliabilitas normality ditunjukkan bahwa tidak ada nilai
angka pada kolom nilai critical ratio (c.r) di
Variabel Cronbach Koefisien Hasil
’s Alpha Reliabilitas luar rentang +¿ ¿ 2,58. Dengan demikian
−¿ ¿
maka data penelitian yang digunakan telah
Lingkungan 0,649 0,60 Reliabel memenuhi persyaratan uji normalitas atau
Kerja dapat dikatakan bahwa data penelitian telah
Komitmen 0,678 0,60 Reliabel berdistribusi normal, sehingga dapat
Stress Kerja 0,674 0,60 Reliabel dikatakan data berdistribusi normal.
Hasil 0,630 0,60 Reliabel 4. Uji Outlier
Kinerja Evaluasi outlier dilakukan untuk
Sumber : Data primer yang diolah (2022) melihat kondisi observasi dari suatu data
diketahui bahwa variabel lingkungan yang memiliki karakteristik unik yang
kerja, komitmen, stress kerja, dan hasil terlihat sangat berbeda jauh dari observasi –
kinerja memiliki nilai cronbach alpha observasi lainnya dan muncul dalam bentuk
yang lebih tinggi dari 0,6 maka dikatakan ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal
reliabel. Dengan demikian syarat ataupun variabel – variabel kombinasi
reliabilitas terpenuhi. (Ghozali, 2017).
3. Uji Normalitas Nilai malahanobis distance
Berikut ini adalah hasil uji normalitas dibandingkan dengan chi – square. Jika
variabel penelitian : terdapat nilai malahabonis distance berarti
Tabel 4 terjadi masalah multivariate outlier.
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Outlier
Variable Min Max Skew c.r. kurtosis c.r.
Y2.5 3,000 5,000 -,016 -,066 -1,490 -3,042 Observation Mahalanobis P1 P2
Y2.4 4,000 5,000 -,201 -,821 -1,960 -4,000 Number d-squared
Y2.3 4,000 5,000 ,808 ,327 -1,994 -4,069 75 60,547 0 0
Y2.2 4,000 5,000 ,120 ,491 -1,986 -4,053 79 49,500 0 0
Y2.1 4,000 5,000 ,040 ,163 -1,998 -4,079 73 45,387 ,001 0
Y1.1 4,000 5,000 -,723 -2,952 -1,477 -3,015 81 36,619 ,007 0
Y1.2 4,000 5,000 -,366 -1,494 -1,866 -3,809 97 34,542 ,023 0
Y1.3 4,000 5,000 -,324 -1,323 -1,895 -3,868 - - - -
Y1.4 4,000 5,000 -,324 -1,323 -1,895 -3,868 - - - -
Y1.5 3,000 5,000 -,376 -1,535 -1,358 -2,772 50 12,561 ,005 ,647
X2.1 4,000 5,000 -,366 -1,494 -1,866 -3,809 93 10,291 ,963 ,680
X2.2 4,000 5,000 -,120 -491 -1,986 -4,082 45 9,128 ,981 ,714
6 8,169 ,991 ,792
X2.3 4,000 5,000 -,366 -1,494 -1,866 -4,030
X2.4 4,000 5,000 ,000 ,000 -2,000 -4,079 Sumber : Data primer yang diolah (2022)
X2.5 4,000 5,000 -,161 -,655 -1,974 -4,030
Berdasarkan tabel di atas bahwa
X1.5 4,000 5,000 -,040 -,163 -1,998 -4,079
masih ada outlier, caranya dengan melihat
X1.4 4,000 5,000 -,161 -,655 -1,974 -4,030
nilai mahalanobis hitung > chi square
X1.3 4,000 5,000 -,120 -,491 -1,986 -4,053 distribution table. Hasilnya jarak
X1.2 4,000 5,000 ,201 ,821 -1,960 -4,000 mahalanobis minimal = 8,169 dan maksimal
X1.1 4,000 5,000 ,040 ,163 -1,998 -4,079 = 60,547. Nilai chi – square dengan derajat
14,452 2,436 bebas 20 (jumlah indikator variabel) pada
tingkat signifikansi 0,001 (***) maka nilai
mahalanobis = 45,3147. Dengan demikian 1. Lingkungan kerja mempunyai
responden ke 75, 79, dan 73 yang mengalami pengaruh negatif dan signifikan
outlier dengan nilai mahalanobis lebih dari. terhadap stress kerja.
Terdapatnya outlier pada tingkat 2. Komitmen mempunyai pengaruh
multivariate dalam analisis ini tidak akan negatif dan signifikan terhadap
dihilangkan dari analisis karena data tersebut stress kerja.
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya 3. Stress kerja mempunyai
dan tidak ada alasan khusus dari profil pengaruh positif dan signifikan
responden yang menyebabkan harus terhadap hasil kinerja.
dikeluarkan dari analisis tersebut. 4. Lingkungan kerja mempunyai
5. Uji Multikolinearitas pengaruh positif dan signifikan
multikolinearitas merupakan suatu teradap hasil kinerja.
uji untuk menguji ada tidaknya korelasi yang 5. Komitmen mempunyai pengaruh
kuat di antara variabel. Multikolinearitas positif dan signifikan terhadap
dapat dideteksi dari nilai determinan matriks hasil kinerja.
kovarians yang sangat kecil (extremely 5. SARAN
small). Program AMOS telah menyediakan Berdasarkan hasil penelitian yang
“warning” apabila terdapat indikasi dilakukan maka terdapat beberapa
multikolinearitas, apabila peneliti melakukan saran yang dilakukan oleh pegawai
uji modelnya sampai modifikasi data yang Sekretariat Daerah Pati untuk
dipakai untuk hipotesis dan aplikasinya meningkatkan kinerja pegawai antara
menggunakan output modifikasi. (Ghozali, lain :
2017). 1. Variabel stress kerja
Tabel 6 memiliki pengaruh paling rendah
terhadap hasil kinerja pegawai
Hasil Uji Multikolinearitas sehingga diharapkan pegawai
Sekretariat Daerah Pati sebaiknya
Estimate memberikan pelatihan dan
Lingkungan <--> Komitmen ,057 pengarahan yang jelas mengenai
Sumber : Data primer yang diolah (2022) proses kerja dan tanggung jawab
dari pegawai sehingga mereka
dapat diketahui nilai korelasi memahami bagaimana
hubungan antara variabel eksogen telah menyelesaikan pekerjaan.
menghasilkan output tidak ada “warning” 2. Variabel lingkungan kerja
jadi asumsi multikolinearitas terpenuhi. Nilai memiliki pengaruh paling
korelasi yang kurang dari 0,9 diindikasi tidak dominan terhadap hasil kinerja
terjadi gejala multikolinearitas yang berat. pegawai sehingga diharapkan
Bila benar – benar terjadi multikolinearitas pegawai Sekretariat Daerah Pati
data treatment yang dapat diambil adalah sebaiknya selalu berupaya
keluarkan variabel yang menyebabkan memperhatikan tata ruang kerja
terjadinya multikolinearitas dan singularitas pegawai sehingga pegawai bisa
dan kemudian ciptakan sebuah “composite merasa nyaman dalam bekerja dan
variabel” lalu gunakan untuk analisis menjaga hubungan antara
selanjutnya. pegawai yang satu dengan yang
lainnya.
4. KESIMPULAN
Dari analisis data yang telah DAFTAR PUSTAKA
dilakukan, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah :
Edison, E., Anwar, Y., & Komariah, I. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Alfabeta.

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Edisi 12. Semarang: BP. Universitas
Diponegoro Semarang.

Ghoniyah, N., & Masurip. (2011). Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Kepimpinan,
Lingkungan Kerja dan Komitmen. Jurnal Dinamika Manajemen, 2, 118 - 129.

Ghozali, I. (2017). Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Program AMOS 24.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo.

Saraswati, R., & Sirait, F. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.

Sinambela, L. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. akarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Sutikno. (2019). Pengaruh Stress Kerja dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Pt.
Telkom Acces di Mojokerto. Doctoral Dissertation.

Anda mungkin juga menyukai