Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI

KANTOR KECAMATAN PLAJU ULU TAHUN 2024

DOSEN PEMBIMBING

Sanny Nofrima S.I.P., M.I.P

DISUSUN OLEH :

Susi Marlinda

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Pemerintahan Dan Budaya

Universitas Indo Global Mandiri Palembang


ABSTRACT

ABSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pegawai merupakan motor penggerak kelangsungan hidup dalam mencapai tujuannya
sangat tergantung pada kemampuan pegawai dan partisipasinya dalam organisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa upaya peningkatan kemampuan pegawai harus menjadi prioritas utama
agar pegawai dapat memiliki kinerja yang tinggi. Sejalan dengan itu, kedudukan pegawai
sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya tugas dari penyelenggaraan
pemeritahan daan pembangunan dalam rangka tercapainya tujuan nasional. Pegawai dalam hal
ini ialah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang merupakan unsur aparatur negara yang betugas
sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata.

Kinerja merujuk pada sejauh mana tujuan telah tercapai, dan pemahanan ini sangat
penting dalam setiap organisasi masyarakat karena memengaruhi produktivitas dan kinerja
dalam memenuhi kebutuhan umum. Di dalam jurnal (Wijaya, n.d.) menjelaskan Pemerintah
kecamatan adalah sebagai unit pemerintahan yang memberikan pelayanan langsung kepada
masyarakat, juga dituntut untuk dapat bekerja secara baik di dalam memberikan pelayanan
terhadap masyarakat maupun di dalam menjalankan kegiatan rutinnya sehari-hari, Pemerintah
kecamatan menjadi ujung tombak pelayanan publik di daerah dan merupakan barometer
kinerja penyelenggaraan pelayanan publik yang ada di daerah, cukup banyak jenis pelayanan
yang dibutuhkan masyarakat dan harus diurus dan diselesaikan di tingkat kecamatan.

Organisasi apapun bentuknya, baik organisasi bisnis, organisasi pemerintahan maupun


organisasi sosial, selalu ingin mencapai beberapa tujua yang dapat dicapai dengan
menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya organisasi lainya seperti dana, bahan
dan peralatan secara efektif dan efisien yaitu salah satu sumber daya organisasi yang
memainkan peran penting dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sumber daya ini belum
dapat digantikan sepenuhnya oleh sumber daya organisasi lainya (Pusparani, 2021).

Prestasi kinerja dapat menunjukkan seberapa besar kontribusi pegawai pada


perusahaan dalam mencapai standar kerja yang telah ditetapkan, Untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut maka pegawai dituntut untuk mampu mengendalikan diri dalam
menghadapi timbulnya ketegangan yang terjadi dalam menjalankan setiap pekerjaan atau
kegiatan di perusahaan tersebut (Irwan Usman, 2022).

Prestasi kerja merupakan hasil yang terukur dicapai oleh individu atau organisasi dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, dalam pengukuran kinerja merupakan suatu kegiatan
yang penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi (pegawai)
dalam mencapai misinya untuk melihat seberapa jauh pelayanan yang telah diberikan oleh
organisasi pemerintah itu memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa, dengan
melakukan penilaian suatu kinerja maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan lebih
terarah dan sistematis (Margareth, 2017).

Kinerja adalah sejauh mana suatu tujuan tercapai, dan hal ini penting untuk dipahami
dalam setiap organisasi masyarakat karena mempengaruhi produktivitas dan kinerja dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat umum, manajemen yang efektif dan praktik kerja yang
sangat baik penting bagi keberhasilan organisasi karena lingkungan kerja yang aman dan
memenuhi standar juga membantu karyawan bekerja lebih baik dan dapat meningkatkan
kemampuannya dan menjalankan tugasnya serta berkontribusi terhadap peningkatan kebiasaan
kerja karyawan, budaya tempat kerja tidak terbatas pada aspek fisik, hal ini juga mencakup
faktor-faktor yang berdampak negative terhadap kemampuan karyawan dalam menangani
tugas dengan baik (Dewi & Pertiwi, 2022).

Didalam jurnal (Suwarto, 2020) menurut Harsey, dkk (1993:190), bahwa kemampuan
kerja adalah pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang dimiliki oleh individu atau
kelompok dalam pelaksanaan tugas atau aktivitas tertentu, dapat dikatakan bahwa kemampuan
kerja merupakan faktor pendorong timbulnya keinginan bekerja dari seorang pegawai, dengan
didukung oleh pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki sesuai dengan bidang kerja
dan jabatan yang diemban saat ini, dalam menunjang pelaksanaan aktivitas kerja selain dari
adanya kemampuan kerja diperlukan juga kedisiplinan dalam bekerja.
Sastrohadiwiryo (2002:291) mengemukakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan
sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan uang berlaku,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak
mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.

Menurutl (Utomo, 2008), beban kerja yaitu serangkaian atau sejumlah kegiatan yang
harus diselesaikan oleh organisasi atau pemimpin dalam jangka waktu tertentu, pengukuran
beban kerja dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis kerja, teknik
analisis bebanl kerja, atau teknik manajemen lainnya untuk memperoleh informasi tentang
efisiensi dan efektivitas pekerjaan organisasi atau pemegang jabatan (Putri Adhisty et al.,
2023).

Agar dapat menghasilkan kinerja optimal dari seorang PNS, harus ada perhatian dan
pengelolaan terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kinerja tersebut, Menurut Gibson et al.
(1996), terdapat tiga kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu
variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis, Variabel individu terdiri dari
kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis, Variabel organisasi terdiri dari
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan, Variabel psikologis
terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi (Irawan et al., 2015).

Pada saat ini, banyak ditemui pegawai ataupun karyawan pada suatu lembaga atau
perusahaan yang memiliki tingkat kinerja yang tidak stabil, terkadang bisa meningkat atau
malah menurun tanpa diketahui dengan jelas penyebab pastinya, Menurut penelitian
Darmawan Widiyanto (2018), pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang perlu memberikan
gerakan mental dan fisik, dorongan, atau energi untuk bertindak, dan kekuatan pendorong ini
disebut motivasi, Oleh karena itu motivasi kerja biasa disebut sebagai faktor pendorong
semangat kerja, dan tingkat motivasi itu sendiri menentukan tingkat prestasi kerja dari
karyawan itu sendiri (Zulkifli, 2022).

Setiap kantor dinas mempunyai pegawai, semakin banyak pekerjaan yang ada di kantor
makin banyak pegawai yang bekerja didalamnya sehingga besar kemungkinan timbulnya
permasalahan di dalamnya ini tergantung kemajemukan masyarakat di mana para pegawai itu
berasal, Makin maju suatu masyarakat, makin banyak permasalahan yang muncul, Makin
beragam nilai yang dianut oleh para pegawai, makin banyak konflik yang berkembang (Fadli
Sandewa, 2017).

Bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja bagi pegawai yang harus dilakukan
adalah menyediakan pelatihan dan pengembangan, memberikan umpan balik yang konstruktif,
mendorong keterlibatan dan partisipasi, membangun budaya organisasi yang positif, mengakui
dan menghargai kontribusi, membangun system rewald yang adil dan transparan, dan
melakukan evaluasi kinerja. Kantor Kecamatan Plaju Ulu Kota Palembang adalah salah satu
kecamatan yang terdapat di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Sebagai
bagian dari pemerintahan daerah, kantor kecamatan bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan publik dan administrasi di tingkat kecamatan. Tugasnya yaitu
meliputi pelayanan administrasi kependudukan, pelayanan perizinan, pembangunan,
pengelolaan data dan informasi serta sebagai layanan lainya kepada masyarakat di wilayah
Plaju Ulu. Sebagai Lembaga pemerintahan terdepan di tingkat kecamatan, kantor Kecamatan
Plaju Ulu memiliki oeran penting dalam menjaga keteraturan dan kemajuan wilayahnya serta
memenuhi kebutuhan masyarakat secara efektif dan efisien. Kinerja merujuk pada sejauh mana
tujuan telah tercapai, dan pemahanan ini sangat penting dalam setiap organisasi masyarakat
karena memengaruhi produktivitas dan kinerja dalam memenuhi kebutuhan umum.

Disiplin Kerja merupakan faktor penting dalam perusahaan karyawan yang mempunyai
disiplin kerja yang tinggi akan bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya tanpa harus diawasi
oleh atasan, yang artinya semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi prestasi kerja yang
dapat dicapainya, ukuran dalam menilai apakah pegawai tersebut disiplin atau tidak, dapat
terlihat dari ketepatan waktu dalam bekerja, etika berpakaian, serta penggunaan sarana kantor
secara efektif dan efisien, Dengan demikian motivasi dan disiplin kerja sangat berperan dalam
menunjang kinerja kerja karyawan (Sukiyah et al., 2021).

Menurut Armstrong dan Baron (1998), kinerja merupakan hasil dari kegiatan yang
terhubung dengan tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya dalam periode waktu
yang spesifik, Dalam sistem manajemen kinerja, kerja, usaha, dan hasil merupakan variable-
variabel yang saling berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, Faktor manusia
perlu mendapat pertimbangan yang matang karena menentukan kapan harus berhenti dan
melakukan suatu aktivitas, Dengan demikian manajemen kinerja berbasis kinerja merupakan
langkah awal dalam meningkatkan kinerja organisasi sektor publik (Ariani, 2013)

Pemerintah daerah tentang Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 perlu diimbangi


dengan peningkatan kinerja yang lebih baik dengan segenap birokrasi, hal ini yang
menunjukkan bahwa pada masa otonomi daerah akan terjadi fenomena yang melibatkan
seluruh penduduk untuk menjamin tercapainya pemerintahan yang berfungsi berdasarkan
perundingan bersama, hubungan perubahan, dan mobilisasi warga. Pengguna dan
pemanfaatan teknologi semakin diperlukan sebagai informasi penting terhadap hasil dan
kinerja pemerintahan bersama dengan upaya peningkatan kinerja melalui peningkatan sumber
daya manusia para pegawai, Beberapa isi penting dari UU diatas adalah pembagian
administratif wilayah Indonesia menjadi provinsi, kabupaten, dan kota. Kewenangan, tugas,
dan wewenang pemerintah daerah dalam menyeleggarakan pemerintahan di tingkat daerah
termasuk dalam bidang otonomi khusus, keuangan dan lain-lain (Lahada, 2015)

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan adalah kenyataan dan harapan yang harus dipecahkan dan dicari solusinya.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai di kecamatan plaju ulu?
 Apakah kinerja pegawai negeri berpengaruh terhadap kualitas pelayanan publik di
Pemerintah Kota Palembang?
 Bagaimana presepsi pegawai terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
mereka di kecamatan plaju ulu?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu:

 Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pada kinerja pegawai di
kecamatan plaju ulu kota palembang,
 Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai negeri terhadap kualitas pelayanan
publik di Pemerintah Kota Palembang
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
Hasil penelitian yang diharapkan sebagai masukan kepada Pemerintah Kota Palembang dalam
upaya mewujudkan tujuan kebijakan prioritas pembangunan khususnya pada kebijakan
pemberdayaan pembangunan dan peningkatan pada kualitas pelayanan publik di kecamatan
plaju ulu Kota Palembang. Penelitian ini merupakan media pembelajaran terhadap faktor-
faktor yang berkaitan erat dengan kinerja para pegawai dan sebagai salah satu bahan bagi
kalangan akademis yang berminat untuk mengembangkan penelitiannya dalam bidang sumber
daya manusia konsentrasi pada kinerja pegawai negeri sipil.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran dari penelitian ini, sehingga
pembahasan suatu permasalahan akan lebih teratur dan terarah apabila disusun sedemikian
rupa yang diuraikan sebagai berikut:

 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan dikemukakan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.

 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori-teori yang mendukung pembahasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai di kantor kecamatan plaju ulu Kota Palembang tahun 2024.

 BAB III METODOLOGI

Bab ini diuraikan mengenai pendekatan pelaksanaan pekerjaan. Berisikan tentang


pendekatan studi, jenis pendekatan studi, teknik pengumpulan data, metode analisis dan lain-
lain.

 BAB IV HASIL PEMBAHASAN

Bab ini diuraikan mengenai pembahasan dari hasil dari studi lapangan atau observasi
kondisi eksisting meliputi aktivitas ekonomi, sosial dan budaya.

 BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu dalam melakukan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah
disepakati Bersama.

Menurut Tika (2006;121) kinerja ialah sebagai hasil dari fungsi pekerjaan seseorang yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu.

Dalam jurnal Irham Fahmi 2011, Indra Bastian mengemukakan bahwa kinerja merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, dan
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam perumusan sekema strategis (Strategic Planning) suatu organisasi.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Suntoro dalam Sedarmayanti (2009:50) bahwa
kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang yang dicapai oleh
seseorang maupun kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika.

Menurut Prawirosentono (Pasolong, 2007: 176) mengartikan bahwa Kinerja adalah hasil
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi
bersangkuran dengan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Kinerja merupakan unjuk kerja yang dapat dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan
tugas-tugas pekerjaannya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan indikator-indikator seperti
menyelesaikan tugas dengan baik dan benar, mentaati prosedur dan aturan kerja, memiliki
inisiatif dalam bekerja, menjaga kualitas kerja, berperilaku baik dan tanggap terhadap tuntutan
kerja, serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai agenda (Yang et al., 2020).

Menurut Moeheriono (2012:95), kinerja atau performance merupakan sebuah


penggambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam
suatu perencanaan strategis suatu organisasi.

Sedangkan menurut Rivai (2013:604), kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang
digunakan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode dengan suatu referensi pada sejumlah standar seperti biaya masa lalu yang
diproyeksikan dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan
semacamnya.

Menurut Kasmir (2017) penilaian kinerja adalah suatu sistem yang dilakukan secara
periodik untuk meninjau dan mengevaluasi kinerja individu.

Menurut Setiobudi (2017) Penilaian kinerja adalah sebuah sistem yang formal digunakan
dalam beberapa periode waktu tertentu untuk menilai prestasi kerja seseorang karyawan.

2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai

2.3

Anda mungkin juga menyukai