PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program
Studi S1 Jurusan Manajemen Intake D3 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
Diajukan Oleh :
RELFI DEVA
NIM. 2110526034
PENDAHULUAN
Pada era perekonomian global saat sekarang ini, setiap organisasi maupun
tiap individu dituntut untuk dapat bersaing dalam perkembangan zaman. Untuk
dapat bersaing pada era perekonomian global setiap organisasi maupun individu
tujuan bersama oleh karena itu dibutuhkan individu sebagai indikator utama
merupakan peranan penting dalam sebuah organisasi dimana salah satu faktor
Hal ini disebabkan karena sumber daya manusia berperan dalam meningkatkan
kualitas kinerja serta dapat mengelola sumber daya lain dengan memanfaatkan
perusahaan tergantung dari hasil kinerja karyawan pada perusahaan karena kinerja
karyawan merupakan sebagai salah satu aset sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan.
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Kinerja karyawan
dipetik oleh kedua belah pihak. Setiap perusahaan pasti selalu mengharapkan
(Timple, 1992: 115) kinerja karyawan dipengaruhi banyak faktor, baik faktor
efikasi diri, kinerja dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau iklim organisasi.
Perilaku manajemen yang baik sesuai dengan harapan individu akan berdampak
dan komitmen karyawan terhadap organisasi tempat karyawan bekerja serta nilai-
bahwa efikasi diri atau self efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai
keahlian atau kemampuan yang dimilikinya dalam mengatur dan menampilkan
diri menuju luar diri. Efikasi diri penting untuk perkembangan kinerja karyawan
karna dengan adanya efikasi diri dalam diri individu akan memunculkan
ditugaskan. Seseorang yang tidak memiliki efikasi diri akan merasa kesulitan
bagi karyawan untuk mewujudkan cita-cita perusahaan, kinerja yang baik pasti
Menurut Luthans (2006), komitmen organisasi adalah keinginan kuat untuk tetap
sebagai anggota organisasi terentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan
keinginan organisasi, serta keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan
dengan organisasi, sehingga individu tersebut memiliki sikap loyalti dan simpati
untuk perusahaannya.
Nomor 192 tahun 2014 tersebut berarti BPKP mempunyai fungsi dan tugas-tugas
tehadap suatu kerja pemerintah. Lembaga ini merupakan internal auditor yang
Provinsi Sumatera Barat, karena itu Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat
kinerja yang maksimal, kinerja yang baik tidak terlepas dari pengalaman
permasalahan, dalam dunia kerja pasti setiap pegawai akan mengalami yang
yang bisa berdampak pada employee engagement yang dialami para pegawai oleh
karena itu sangat diperlukan self efficacy yang baik pula antar pegawai yang dapat
saling membantu dan bekerja sama, dengan kinerja yang baik ini bisa membentuk
KM 14, Aie Pacah, Sungai Sapih, Kuranji, Sungai Sapih, Kec. Kuranji, Kota
orang yang terdiri dari 117 orang PNS dan 31 orang Pegawai Pemerintah non
Tabel 1.1
Data Pengelompokan SDM
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat
1 Struktural 2 orang
5 THL 31 orang
yang sudah ditetapkan dalam pelaksanaan tugas para pegawai BPKP harus bisa
menjalankan komitmen organisasi yaitu yang dikenal dengan nilai PIONIR yang
memuat tentang Profesional, Integritas, Orientasi pada hasil, Nurani dan Akal
Sehat, Independen dan Responsibel sehingga disingkat dengan kata PIONIR. Hal
ini menjadi acuan bagi insan BPKP untuk terus menjaga kualitas dengan selalu
terjaga dalam setiap kondisi. Diharapkan dengan penerapan self efficacy bisa
memunculkan sikap Profesional, Integritas, Nurani dan Akal Sehat pada insan
BPKP, dan bisa menumbuhkan sikap percaya diri, karena semakin tinggi percaya
diri akan bisa berorientasi terhadap kinerja, dengan kinerja yang maksimal
bagi insan BPKP untuk menjalankan nilai PIONIR dengan tetap memperhatikan
Sumatera Barat)”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas,
Barat?
Barat?
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self efficacy terhadap kinerja
Sumatera Barat?
1. Secara teoritis
variabel mediasi.
2. Secara praktis
Sumatera Barat.
Sumatera Barat. Ruang lingkup yang diteliti adalah pemahaman tentang Pengaruh
serta kesimpulan.
BAB I PENDAHULUAN
analisis data.
BAB V KESIMPULAN
TINJAUAN LITERATUR
2.1.1 Kinerja
dari kata prestasi kinerja, istilah kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Arifin (2015 :
120) mengatakan bahwa kinerja, atau performance adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
tujuan organisasi.
kinerja adalah:
b. Faktor motivasi
pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sedangkan menurut Faktor yang
a) Sasaran: adanya rumusan sasaran yang jelas tentang apa yang diharapkan
yang diinginkan.
tugasnya.
eksternal
2.1.1.3 Dimensi dan Indikator Kinerja
sebagai berikut :
a. Kualitas kerja
tingkat kesalahan dalam penyelesaian suatu pekerjaan yang dapat bermanfaat bagi
c) keterampilan
b. Kuantitas kerja
waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
c. Tanggung jawab
sebaik-baiknya
d. Kerja sama
vertikal dan horizontal baik didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil
pekerjaan akan semakin baik yaitu kekompakan dengan rekan kerja dengan saling
Karyawan akan terlibat secara fisik, kognitif, maupun secara emosional selama
itu sendiri bukan hannya secara fisik, kognitif tetapi bahkan secara omosional
1. Engaged
2. Not Engaged
3. Actively Disengaged
1. Semangat (Vigor)
Keadaan yang penuh dengan level energi yang tinggi dan mental yang
sebagai berikut:
2. Dedikasi (Dedication)
sebagai berikut:
b. Memberikan inspirasi
c. Merasa banga
d. Menyukai tantangan
3. Penyerapan (Absorption)
sebagai berikut:
a. Berkonsentrasi penuh.
akan berpengaruh pada usaha yang diperlukan dan pada akhirnya terlihat dari
Menurut bandura dalam jess feist dan feist, (2010:213-215) self efficacy
pengalaman pada kegagalan akan menurunkan. Setelah self efficacy kuat dan
seseorang menemukan hambatan yang tersulit melalui usaha yeng terus menerus.
2. Modeling Sosial
dilakukannya.
3. Persuasi Sosial
secara verbal cenderung akan berusaha akan lebih keras untuk besar, dikarenakan
kapasitas pengaruh sugesti dan lenyap disaat mengalami kegagalan yang tidak
menyenangkan.
mengalami ketakutan yang kuat, kecemasan akut, atau tingkat stress yang tinggi,
kesadaran agar bisa menjadi emosi tetap stabil untuk mengurangi pengaruh
negative emosi.Tinggi rendahnya Self Efficacy seseorang dalam tiap tugas sangat
1. Budaya
Budaya mempengaruhi self efficacy melalui nilai (velue), kepercayaan
sebagai sumber penilaian self efficacy dan juga sebagai konsekuensi dari
2. Jenis kelamin
lihat dari penelitian bandura yang menyatakan bahwa wanita efikasinya lebih
tinggi dalam mengelola perannya. Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu
rumah tangga, juga sebagai wanita karir akan memiliki self efficacy yang tinggi
sendiri semakin kompleks suatu tugas yang dihadapi oleh individu maka akan
individu dihadapkan pada tugas yang mudah dan sederhana maka akan semakin
4. Insentif eksternal
Faktor lain yang mempengaruhi self efficacy individu adalah insentif yang
control yang lebih besar sehingga self efficacy yang dimilikinya juga tinggi.
Sedangkan individu yang memiliki status yang lebih rendah akan memiliki
kontrol yang lebih kecil sehingga self efficacy yang dimilikinya juga rendah.
positif mengenai dirinya, sementara individu akan memiliki self efficacy yang
fungsi pada aktifasi individu. pengaruh dan fungsi dari self efficacy tersebut,
yaitu:
1. Fungsi kognitif
Pertama, efikasi diri yang kuat akan mempengaruhi tujuan pribadinya. Semakin
kuat efikasi diri, semakin tinggi tujuan yang ditetapkan oleh individu bagi dirinya
sendiri dan yang memperkuat adalah komitmen individu terhadapncana dan
2. Fungsi motivasi
akan membentuk kepercayaan mengenai apa yang dapat dirinya lakukan. Efikasi
diri mendukung motivasi dalam berbagai cara dan menentukan tujuan-tujuan yang
diciptakan individu bagi dirinya sendiri dengan seberapa besar ketahanan individu
mempunyai keraguan diri terhadap kemampuan dirinya akan lebih cepat dalam
3. Fungsi afeksi
mengatasi besarnya stress dan depresi yang individu alami pada situasi yang sulit
dan menekan, dan juga akan mempengaruhi tingkat motivasi individu tersebut.
Efikasi diri memegang peran penting dalam kecemasan, yaitu untuk mengontrol
efikasi diri, individu semakin berani menghadapi tindakan yang menekan dan
mengancam. Individu yang yakin pada dirinya sendiri dapat mengunakan control
4. Fungsi selektif
akan di ambil oleh individu. Individu menghindari aktivitas dan siruasi yang
dan memilih situasi yang dinilai mampu untuk diatasi. Perilaku yang individu buat
personal.
efficacy meliputi:
1. Past performance
efikasi diri individu dalam mengerjakan tugas yang sama. Dalam dimensi
3. Verbal persuasion
Meliputi sikap atau gaya komunikasi yang dirasakan dari pemimpin atau
atasan. Pada persuasi verbal, individu diarahkan dengan saran, nasihat, dan
sebagai berikut:
4. Emotional
Menurut Robbins dan Judge (2011) Komitmen dapat dilihat sebagai cara
adalah sikap dasar yang melekat di dalam hati dan pikiran, yang mengendalikan
diciptakan oleh seseorang dan atau sekelompok pembisnis atau pengusaha sebagai
salah satu cara mencapai tujuannya, dalam hal ini keuntungan. Robbins dan Judge
misalnya ada tidaknya alternative pekerjaan lain. Jika ada dan lebih baik, tentu
J.P Meyer dan J.J. Allen mengemukakan monal komitmen organisasi yang
dengan berbagai karakter demografik seperti umur, masa kerja, jenis kelamin,
dan pendidikan akan tetapi pengaruh tersebut umumnya tidak kuat dan juga
tidak konsisten.
tetap bekerja dan menjadi organisasi karna kewajiban moral. Perasaan ini
tuntutan atas tindakan yang telah dilakukan. Artinya, seseorang dapat dituntut
terhadap segala risiko, baik risiko yang melekat pada suatu pekerjaan atau
terlambat, tidak bolos, dan tidak mengabaikan prosedur. Sikap ini berusaha
sejalan dengan apa yang telah ditetapkan organisasi, tidak mengurangi dan
tahapan yang telah ditetapkan. Selain itu, konsisten juga berarti tidak
bertindak sesuai kapasitasnya sebagai A atau B, dan jika ada kasus yang
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu ini, penulis tidak dapat
menemukan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis
kajian pada penelitian penulis. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang diambil
penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus
pegawai yang bermutu, professional, integritas, orientasi, nurani dan akal sehat,
menghadirkan self efficacy atau efikasi dalam diri mereka karena Self efficacy
Self efficacy atau efikasi diri merupakan karakteristik yang harus ada
dalam diri tiap insap pegawai BPKP, hal ini sangat penting guna meningkatkan
yang diembankan, sehingga kegiatan pelayan publik berjalan secara optimal dan
kepuasan kerja para pegawai juga akan meningkat. Maka dari itu peran dari self
bertahan sebagai anggota organisasi, atau memiliki karir jangka panjang di dalam
organisasi. Dengan adanya komitmen organisasi pada pegawai yang tinggi akan
membuat pegawai bekerja lebih optimal, dan kinerja yang dihasilkan oleh
pegawai akan juga meningkat secara positif pada proses pelayanan publik.
pemimpin organisasi untuk menggerakkan sumber daya manusia yang ada dalam
mencapai tujuan organisasi. Keterlibatan pegawai yang ikut andil terhadap proses
mereka untuk meningkatkan kinerja mereka pada perusahaan. Hal inilah yang
akan meningkatkan komitmen pada diri pegawai. Komitmen inilah yang pada
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual
H6
Employee
Engagement
(X1) H1
H2
Kinerja
Komitmen H5 Pegawai
Organisasi (Z)
(Y)
Self Efficacy H3
(X2)
H4
H7
Keterangan:
Pengaruh secara Parsial
Pengaruh secara Simultan
3. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa self efficacy (variabel X2)
4. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa self efficacy (variabel X2)
7. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa self efficacy (variabel X2)
dengan variabel Y
BAB III
METODE PENELITIAN
fakta yang sesungguhnya yang ada di suatu perusahaan atau organisasi yang
Hipotesis berguna untuk menjelaskan sifat hubungan tertentu antar variabel dalam
(2009) memaparkan desain penelitian ialah rincian proses kerja yang akan
Hal ini menyangkut pada uji kebenaran suatu hipotesis dan membahas
tentang pengaruh atau hubungan antar variabel independen dan dependen. Pada
penelitian ini akan menguji Pengaruh Employee Engagement dan Self Efficacy
3.2.1 Populasi
fenomena. Kita dapat meneliti setiap anggota populasi untuk mengetahui sifat
orang, kejadian, atau apa yang minat diteliti oleh peneliti. Dan kelompok populasi
adalah kumpulan semua elemen dalam populasi dimana sampel diambil. Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas maupun karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini. Jadi secara keseluruhan populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di kantor Perwakilan BPKP
3.2.2 Sampel
sampel ialah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri yang relatif sama dan
kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat berjumlah 126 orang pegawai.
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dimana data dapat diperoleh.
data yang digunakan oleh peneliti adalah sumber data primer. Dimana sumber
data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dicatat dan
individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti
diobservasi. Data ini didapat peneliti dengan peneliti terjun langsung ke lapangan
Sumatera Barat
data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan dalam
jenis, yaitu:
pilihan jawaban yang akan dipilih oleh responden. Dan responden yang akan
diminta mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti adalah pegawai di
responden saat menjawab pertanyaan terkait indikator suatu konsep atau variabel
yang sedang diukur, (Sanusi, 2014). Adapun alternatif jawaban dan tanggapan
Tabel 3. 1
Tabel Skala Likert
yang diberikan.
dapat diamati dan diukur sesuai dengan alat ukur yang dijabarkan kedalam
indicator - indikator pernyataan dari angket serta disusun urutan item pernyataan
dalam penelitian ini adalah Employee Engagement (variabel X1), Self Efficacy
(variabel X2) kedua variabel ini sebagai variabel independent sedangkan Kinerja
tabel berikut:
Tabel 3.6
Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian
untuk setiap variabel yang diperiksa dan melakukan perhitungan untuk menjawab
pengujina hipotesis yang diajukan. Analisis data, perhitungan yang dilakukan oleh
peneliti dengan komputer IBM SPSS Statistic Version 26 For Windows, dapat
Pengertian SPSS adalah aplikasi atau software yang digunakan untuk melakukan
analisis statistika tingkat lanjut, analisis string, analisis data dengan menggunakan
algoritma machine learning dan analisis big data yang bisa diintegrasikan untuk
Dalam penelitian ini, data kuantitatif yang telah didapat akan diperoleh
dengan cara penyebaran kuisioner dan dianalisis melalui program aplikasi SPSS
suatu instrument dalam mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan
pernyataan pada suatu kuesioner. Suatu variable dapat dinyatakan reliabel atau
Heterokedastisitas.
Uji normalitas ialah bagian dari uji asumsi klasik yang bertujuan untuk
menggambarkan suatu nilai residual tersebut terdistribusi normal atau tidak. Jika
nilai residual terdistribusi normal maka model tersebut dapat dikatakan sebagai
normalitas, dimana menurut Singgih Santoso (2012) apabila K hitung < K tabel
atau nilai signifikan > 0,05, maka residual dapat dikatakan berdistribusi normal.
ketidaksamaan varians antara residu yang satu dengan pengamatan yang lain.
Suatu model regresi dikatakan memenuhi syarat jika terdapat kesamaan varian
antara residu dari satu pengamatan dengan lainnya yang disebut homoscedasticity.
Bukti heterokedastisitas dapat diperoleh dengan menggunakan tes statistik dan uji
hubungan linier yang sempurna diantara variable - variabel bebas dalam model
regresi. Untuk mengetahui ada atau tidak nya gejala multikolinearitas dapat dilihat
dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF) melalui
program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah apabila nilaiTolerence > 0,1 atau
nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lutfi, 2011) ,
di mana:
Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti harus
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (Work life Balance, Stress
Kerja dan Kepuasan kerja) terhadap variabel terikat (Turnover Intention). Untuk
digunakan ialah:
Y = a + b1X1+ b2X2 + e
Keterangan:
Y = Kinerja Karawan
A = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi berganda
X1 = Employee Engagement
X2 = Self efficacy
e = Standart error
determinasi (R2) untuk mengetahui hasilnya. Garis regresi sangat sesuai dengan
data secara sempurna apabila R2 sama dengan 1, adapun jika R2 sama dengan 0,
maka dapat dinyatakan tidak adanya hubungan antara regresor (X) dan variabel
(Y).
variabel bebas (X) terhadap variabel terikatnya (Y) dapat dilihat pada pengujian
variable terikat) Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Kriteria
Ahmed, I., Ismail, W.K.W., Amin, S.M. and Islam, T. (2014), “Role of perceived
Ali, Fauzan, dan Dewie Tri Wijayati Wardoyo. 2021. ―Pengaruh Self Efficacy
terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel
Intervening (Studi PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk Surabaya Bagian
Marketing),‖ Jurnal Ilmu Manajemen, 9.1, 367
Roy, Fisabilillah Ibnu, dan Sumartik Sumartik. 2021. ―The Effect of Leadership,
Self-Efficacy and Work Motivation on Work Discipline With
Organizational Commitment as an Intervening Variable,‖ Academia Open,
Siti Nur Hidayah Ibrahim, C. L. (2018). The effects of supervisor support
and self-efficacy on call center employees’ work engagement and quitting
intentions . management, 688-703. 5, 1–16