OLEH :
YANTI YUSNANI
19612010177
PENDAHULUAN
bawahan untuk bekerja sama dan bekerja secara efektif sesuai dengan perintahnya, dan
suatu tujuan organisasi yang diinginkan (Usman, Badiran & Muhammad, 2020).
dengan kamampuan untuk meyakinkan orang lain guna mengarahkan dalam proses
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya”. Dengan kata lain
memengaruhi tingkah laku orang lain. dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama
Brahmasari (2016) kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang dapat
berbentuk output kuantitatif, kreativitas, fleksibilitas, dapat diandalkan atau hal-hal lain
yang diinginkan Instansi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun
jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu, kelompok, ataupun organisasi.
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan
melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika
individu atau sekelompok Pegawai telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan
sebagai tolok ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan
dan target yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau kinerja
organisasi tidak mungkin diketahui bila tidak ada tolok ukur keberhasilannya.
yang efektif akan terwujud. Sistem management kerja menurut Mathis (2013) terdiri
memberi penghargaan atas kinerja Pegawai. Sistem kinerja harus melakukan hal-hal
Bahkan karyawan yang mempunyai maksud baik sekalipun tidak selalu mengetahui apa
Pada bidang olahraga sisem kepemimpinan sudah berjalan dengan cukup baik,
bidang olahraga adalah salah satu dari Lima bidang yang ada di Dinas Kepemudaan,
Bidang olahraga memiliki 35 orang pegawai yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 20
orang perempuan yang memiliki tupoksi yang merujuk pada tupoksi kepala bidang
olahraga.
Kepemimpinan yang baik dapat memotivasi pegawai untuk bekerja lebih keras
dan berkontribusi lebih baik dalam mencapai tujuan organisasi. Motivasi ini dapat
datang dari berbagai cara, seperti memberikan penghargaan, memberikan pelatihan dan
efektif dapat membangun kerjasama tim yang baik antara pegawai. Ini sangat penting di
bidang olahraga, di mana kesuksesan sering kali bergantung pada kemampuan tim untuk
bekerja sama dalam mencapai tujuan Bersama, kepemimpinan yang baik dapat
membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk
memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusi demi efektivitas
Kepemimpinan yang baik harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif
dengan semua pegawai. Hal ini penting dalam memastikan bahwa semua pegawai
memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan harapan organisasi, serta
memastikan bahwa setiap orang merasa didengar dan dihargai, kepemimpinan yang
baik harus mampu mengembangkan pegawai dalam bidang olahraga. Ini dapat
keterampilan mereka.
Fenomena yang ditemui pada Bidang Olahraga Dinas Kepemudaan, Olahraga
memiliki kinerja kurang baik, diantaranya beberapa pegawai yang sering melalaikan
pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diselesaikan tepat waktu selain itu
adanya beberapa pegawai yang kerap melakukan kesalahan pekerjaan seperti dalam hal
pembuatan laporan kerja pegawai yang kerap kali salah sehingga harus berkali-kali
diperbaiki. Oleh karena itu, pembinaan dan peningkatan kinerja individu dapat
kepemimpinan. Hal ini sesuai dengan pendapat T. Hani Handoko (2013) yang
dan kepuasan kerja, efektivitas kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja terutama
yang dilaksanakan oleh pegawai yang menjadi bawahannya belum dapat dilaksanakan
dengan baik, hal ini dikarenakan pemimpin belum memiliki kemampuan manajemen
organisasi baik dari aspek manejemen kerja maupun aspek manajemen SDM nya.
Disinilah peran dan beban yang harus dipikul oleh seorang pejabat atau pemimpin yang
apabila hal tersebut tidak bisa diembannya maka apa yang menjadi visi misi
Instansi/Organisasi bahkan program Pemerintah tidak akan bisa tercapai sesuai yang
diharapkan.
perbedaan hasil penelitiannya. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Rachmawati
dan Hidayat (2014) dan Riyadi (2014) menyatakan bahwa kepemimpinan mempunyai
dilakukan Brahmasari dan Suprayetno (2014), Saputra (2014), serta Sukmawati (2014)
segala kerja keras dan upaya harus didukung oleh berbagai dan kalangan dan banyak
pihak. Untuk itu peran Pegawai dalam suatu Instansi sangatlah dibutuhkan demi
tercapainya tujuan Dinas. Selain itu peran pemimpin juga sangat dibutuhkan. Tidak
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
C. Tujuan Penelitan
D. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan tambahan informasi dan referensi bacaan khususnya bagi mahasiswa
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kepemimpinan
karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Karena harus
organisasi secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha
orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan”.
Sementara itu, definisi pemimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
orang yang memimpin. Jadi, seorang pemimpin wajib memiliki kemampuan untuk
dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran (Sholeha dan Suzy, 2014). Kemudian Handoko (2013) mengemukakan bahwa
lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sedangkan Robbins (2013)
mengartikan pada suatu organisasi, pemimpin memiliki peran yang sangan penting demi
sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan bawahan yang
untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian
tercapainya tujuan.
mengarahkan atau memengaruhi kegiatan terkait sebuah organisasi atau kelompok demi
kedudukan pemimpin bersangkutan dan interaksinya dengan para pengikut serta situasi.
memengaruhi orang lain, khususnya bawahannya. Ini dilakukan supaya mereka mampu
bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan tertentu supaya tujuan dapat tercapai
dengan mudah.
a. Faktor – faktor Kepemimpinan
1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini
kepemimpinan.
kepemimpinan.
berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila
terjadinya kerhamonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan
bawahan, di samping di pengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti
motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial
organisasi dan bagi didi sendiri selaku penanggungjawab tercapainya tujuan organiasasi
(Nawawi, 2013). Adapun tujuan lain dari kepemimpinan adalah sebagai berikut:
pemahaman yang jelas tentang tujuan, kekuatan pasar dan sumber daya yang sedia.
dan usaha untuk berkomunikasi dan memotivasi orang laun guna membina hubungan
dengan mereka.
d. Mendelegasikan otoritas, kebebasan dan sumber daya pada pemimpin di tingkat yang
lebih rendah agar dia bertanggung jawab untuk mengimplementasikan strategi pada
e. Memimpin proses manajemen kolektif yang mendukung kolaborasi, kerja sama, dan
konsultasi. Menetapkan dan bersandar pada system informasi timbal balik yang sifat
g. Merekrut dan melatih orang yang benar, serta menyatukan kekuatan setiap individu.
Menurut Larsson dan Vinberg (Kartini, 2017) dalam sebuah penelitian manfaat
kepemimpinan adalah dapat membuat perencanaan strategis dengan baik, dapat
di bidangnya.
c. Indikator Kepemimpinan
yang efektivitas.
yang lebih luas yaitu kepentingan organisasi menggunakan sisa untuk keperluan
pribadi.
- Produktivitas yang tinggi dapat dihasilkan dengan kualitas keahlian, disiplin, rajin,
- Performa diatas harus dipertahankan untuk menjaga kestabilan kerja sehingga akan
pekerjaan secara efisien dan efektif (Simamora, 2016). Menurut Dessler (2015) kinerja
pegawai merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja yang dapat
dilihat secara nyata dengan standar kerja yang telah ditetapkan organisasi, adapun
1. Untuk perbaikan hasil kinerja pegawai, baik secara kualitas ataupun kuantitas.
masalah yang kompleks, dengan serangkaian aktifitas yang terbatas dan teratur,
melalui tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan organisasi.
Kinerja pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor (Gibson, et all, 2014), antara
lain:
1. Faktor individu, yaitu kemampuan dan keterampilan (mental dan fisik), latar
belakang (pengalaman, keluarga, dst), dan demografis (umur, asal usul, dll).
3. Faktor psikologis, ialah persepsi, sikap, kepribadian, pola belajar, dan motivasi.
Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai
atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja pada hakikatnya merupakan prestasi yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya, sesuai dengan
standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. Kinerja juga dapat diartikan
program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Pegawai yang berkualitas adalah
pegawai yang kinerjanya dapat memenuhi target atau sasaran yang ditetapkan oleh
perusahaan. Untuk memperoleh pegawai yang memiliki kinerja baik maka diperlukan
penerapan kinerja.
Menurut Mangkunegara (2013), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan, dan standar kinerja, serta
baik atau buruk kinerja seorang pegawai maka perlu dilakukan penilaian kinerja, yang
pada dasarnya penilaian kinerja merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu
organisasi secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja adalah proses dimana organisasi
(2015) ada lima faktor dalam penilaian kinerja: kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan,
2. Menilai kinerja, berarti membandingkan kinerja aktual bawahan dengan standar yang
3. Sesi umpan balik, berarti kinerja dan kemajuan bawahan dibahas dan rencana-
1) Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan
bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika berkembang. Faktor-faktor
bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik. Faktor-faktor yang
kerja.
organisasi tempat bekerja. Misalnya, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk
3) Faktor lingkungan eksternal organisasi, yaitu keadaan, kejadian, atau situasi yang
c. Tujuan Kinerja
Tujuan penilaian kinerja menurut Rosidah dan Ambar Teguh Sulistiyani (2013)
yaitu:
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan
atau program penilaian prestasi kerja, berarti organisasi telah memanfaatkan secara baik
1) Kualitas
Pengukuran penilaian kinerja dapat dilakukan dengan melihat kualitas dari pekerjaan
2) Kuantitas
Untuk mengukur kinerja dapat pula dilakukan dengan melihat dari kuantitas ( jumlah )
dihasilkan seseorang.
3) Waktu
Untuk jenis pekerjaan tertentu makin cepat suatu pekerjaan terselesaikan, makin baik
4) Penekanan biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk setiap perusahaan sudah dianggarkan sebelum aktivitas
dijalankan. Artinya dengan biaya yang sudah ditentukan itu sebagai acuan agar tidak
KEPEMIMPINAN { X }
D. Hipotesis
berikut:
METODE PENELITIAN
A. Unit Penelitian
1. Populasi
Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan
diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa,
atau sesuatu yang akan diteliti. Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah
seluruh staf non ASN, Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
2. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota
pengambilan sampel peneliti memilih langsung objek atau data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Oleh karena itu yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
staf non ASN Pegawai Bidang Olahraga yang ada di Dinas Kepemudaan, Olahraga dan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan atau diperoleh dari sumber
a. Kuesioner yang disebarkan kepada responden, yaitu pegawai yang ada di Dinas
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh melalui sumber pertama,
dan telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis. Dalam hal ini, data
a. Dokumen dan data dinas atau instansi, seperti data kepegawaian, data gambaran
b. Buku teks mengenai pengelolaan surat masuk dan surat keluar yang datanya masih
c. Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengelolaan surat masuk dan surat
keluar oleh peneliti sebelumnya yang masih relevan untuk digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan perbandingan.
3. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data statistik dalam bentuk angka-angka, baik secara langsung
diperoleh dari hasil penelitian,maupun hasil pengolahan data kualitatif menjadi data
kuantitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dijawab.
4. Data Internal
Data internal ialah data yang diperoleh dari dalam instansi tersebut. Adapun sumber
data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data internal dimana data internal
diperoleh dari profil instansi dan informasi lainnya yang ada di dalam instansi.
1. Wawancara
dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara tanya
jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam
topik tertentu.
pertanyaan secara langsung kepada seorang informan atau seorang ahli yang berwenang
dalam suatu masalah. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara
pengelolaan surat masuk dan surat keluar pada kantor Dinas Kepemudaan, Olahraga
dan Pariwisata.
2. Kuesioner
melalui daftar pertanyaan pada setap responden untuk memperoleh informasi yang
Setuju (S)
E. Teknik Analisa
1. Pengujian Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas merupakan
suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi dari suatu instrumen, dengan
tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.
Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah apabila koefisien korelasi r
hitung kurang dari nilai r table dengan tingkat signifikansi 5 persen berarti butir
program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) . Fungsi perhitungan ini adalah
untuk menyeleksi item yang layak dipakai dengan nilai batas r tabel 0,207. Apabila item
mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari 0,207 maka item tersebut akan lolos
seleksi dan digunakan sebagai bagian dari skala dalam bentuk final, tetapi apabila
koefisien korelasi kurang dari 0,207 maka item dianggap mempunyai daya diskriminasi
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah terdapatnya kesamaan data dalam waktu yang berbeda dan
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa alat ukur tersebut cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Teknik untuk mengukur reliabilitas
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach (α) > 0,6
yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan variabel yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha < 0,6 maka dianggap
kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian ulang dengan
waktu dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier
sederhana adalah:
Y = a + bX
Dimana:
independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
sempurna, R=0 tidak ada korelasi dan R=1 berarti korelasinya sempurna positif.
I. Petunjuk Pengisian :
a. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Bapak/Ibu isi.
Kemudian diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur
dan sebenar-benarnya.
b. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh
karena itu diminta tidak ada jawaban yang dikosongkan.
c. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu atas partisipasinya guna
mensukseskan penelitian ini.
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda ( √ ) pada salah satu jawaban yang benar-
benar menggambarkan keadaan diri Anda. Penelitian dilakukan dengan skala
Guttman :
S = Jika Setuju dengan pernyataan
TS = Jika Tidak Setuju dengan pernyataan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : (Laki-laki / Perempuan)
Pendidikan : ( ) SMA ( ) S1 ( ) S2
Item Pernyataan
No S TS
A. Kuantitas Kerja
Bapak/Ibu mampu mencapai target kerja yang ditetapkan
1.
pimpinan
B. Kualitas Kerja
C. Ketepatan Waktu
1.
Bapak/Ibu selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
Mathis dan Jackson (2014), “Penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh siapa saja yang
mengerti benar tentang penilaian kinerja pegawai secara individual.
Brahmasari, Ida Ayu dan Agus Suprayetno, 2014. Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi
kasus pada PT. Pei Hei International Wiratama Indonesia). Jurna
Manajemen dan Kewirausahaan.Vol.10, September: 124-135
Sholeha, Euis. dan Suzy. (2014). Kepemimpinan Yang Efektif, Tinjauan dan
Implementasinya Bagi Pencapaian Tujuan Organisasi. Jurnal Gema Stikubank.
Handoko. (2013). Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku Konsumen), Yogyakarta :
BPFE UGM.
Robbins, S. (2013). Perilaku Organisasi, Jilid I dan II, alih Bahasa : Hadyana
Pujaatmaja. Jakarta: Prenhallindo.
Robbins, S. (2013). Perilaku Organisasi, Jilid I dan II, alih Bahasa : Hadyana
Pujaatmaja. Jakarta: Prenhallindo.
Nawawi, I. (2013). Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja (1st ed.). jakarta:
KENCANA PRENADAMEDIA GROUP.
Veithzal Rivai. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari
Teori ke Praktek, Edisi ke-1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada..
Basri. dan Veithzal Rivai. (2018). Performance Apprasial : Sistem Yang Tepat Untuk
Menilai Kinerja Karyawan & Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Gibson, James. L., et all. 2014. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Edisi ke-5.
Jakarta: Erlangga.
Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kasmir. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sri Setiyati (2015). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Dan
Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru:Yogyakarta.
Luis Aparicio Guterres & Wayan Gede Supartha (2014). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru. Bali.
Bradley Setiyadi1 & Viona Rosalina (2014), (Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru). Jambi.
Hagi Eka Gusman (2017). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan
Kinerja Guru Di SMP N Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam)