PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
NIM : 6211624
DENPASAR
2022
I. JUDUL PENELITIAN :
NEGARA.
dicapai dan untuk mencapai tujuan tersebut setiap organisasi harus memiliki
sumber daya yang mumpuni. Salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola potensi dari setiap individu di
dalam sebuah organisasi. Peran manajemen SDM adalah untuk berjejaring dan
menjadi fasilitator sehingga peran karyawan menjadi lebih efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan. Proses mencari pekerja yang memenuhi kualifikasi dan
utama, Aparatur Sipil Negara (ASN), memegang peranan penting dalam melayani
masyarakat. Dikatakan sebagai SDM utama, karena pada prakteknya, ASN bukan
juga pegawai lain, pegawai non-ASN atau biasa disebut kontrak. Pegawai non-
ASN dimaksudkan untuk mendukung kinerja ASN, yang mana ASN tersebut
sudah kewalahan dalam menjalankan fungsi dari pemerintah daerah yaitu salah
satunya dalam hal pelayanan publik yang merupakan fungsi dari pemerintah pusat
maupun daerah. Sama halnya di Pemerintahan Provinsi Bali menurut data dari
jumlah tenaga Non ASN keadaan pada bulan desember 2021 sebanyak 9.261
orang dan keadaan pada bulan juli 2022 sebanyak 8.944 orang. Dari data tersebut
terlihat terjadi penurunan jumlah pegawai. Ada banyak alasan untuk penurunan
ini, termasuk kepuasan kerja yang dirasakan karyawan yang disebabkan oleh
berbagai faktor seperti penempatan karyawan, budaya organisasi, dan beban kerja
kualitas dan produktivitas kerja, menjadikannya salah satu faktor terpenting yang
mendukung kemajuan organisasi. Kepuasan kerja adalah salah satu nilai positif
subjektif apakah hasil suatu pekerjaan masuk akal atau dibenarkan, membuat
4
dilakukan dengan apa yang diharapkan karyawan untuk diterima. Setiap pegawai
secara subyektif dapat menyatakan bahwa pekerjaan itu memuaskan bagi mereka.
dapat dirasakan jika selisih anatar yang dinginkan dan yang didapatkan tidak
begitu jauh. Seperti penempatan yang diberikan kepada pegawai, pegawai akan
merasa puas jika ditempatkan dengan kondisi yang tepat sesuai dengan kualifikasi
yang dimiliki. Terdapat juga teori keadilan (equity theory), dimana kepuasan
seseorang dapat dirasakan jika orang tersebut merasakan keadilan atas situasi
yang terjadi. Seperti beban kerja dalam suatu organisasi, pegawai akan merasa
puas jika melihat kondisi beban kerja yang sama yang dirasakan dengan pegawai
lainnya dengan kondisi jabatan yang sama, begitupun sebaliknya jika melihat
pegawai lain dengan jabatan yang sama dengan beban kerja yang berbeda jauh,
pegawai tersebut merasa tidak puas. Begitu juga dengan Budaya dalam suatu
maka pegawai tersebut merasa tidak puas akan kondisi tersebut. Sehinga
Agar tidak terasa selisih dan ketidakadilan untuk mendapatkan kepusan tersebut.
tersebut. Penempatan pegawai seharus didasarkan pada job description dan job
specification yang berpedoman kepada prinsip “The right man on the right place
and the right man on the right job” dimana artinya penempatan orang-orang yang
tepat pada tempat dan untuk jabatan yang tepat (Hasibuan, 2016). Penempatan
5
menganggap diri mereka lebih bahagia dan lebih puas dalam pekerjaan mereka.
(Pramuditha, 2020).
budaya yang dirasakan dapat menjadikan cara pegawai bekerja dan berperilaku di
dalam organisasi. Budaya yang terjadi di organisasi yang diddasari dari faktor
eksternal dan internal sebagai pembentuk sikap serta perilaku individu ke individu
organisasi, dimana setiap organisasi memiliki ciri khas yang berbeda satu sama
pengertian akan tujuan organisasi, dan membuat para anggota berpikiran positif
terhadap organisasi.
Yuananda, 2022) menyatakan bahwa beban kerja yang tidak proporsional akan
pekerjannya. Beban mental tidak terlihat dengan mata telanjang karena berkaitan
dengan jiwa manusia. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda antara
karyawan dengan supervisor atau antara karyawan dengan supervisor. Ini akan
dan kesalahan yang dilakukan. Semua aktivitas manusia didorong oleh kekuatan
batin manusia untuk mencapai kepuasan yang diinginkan. Kekuatan pendorong ini
menyatakan bahwa motivasi kerja adalah keadaan atau energi yang memotivasi
karyawan yang selaras untuk mencapai tujuan organisasi. Keadaan berpikir positif
(2020) meneliti pengaruh reward dan beban kerja terhadap kepuasan kerja dengan
motivasi kerja sebagai moderasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
dengan judul “Determinan Kepuasan Kerja Pegawai Non Aparatur Sipil Negara”.
10. Apakah beban kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kepuasan kerja
kerja.
kerja.
V. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
motivasi kerja, dan kepuasan kerja pegawai yang menjadi fokus dalam
penelitian ini.
2. Secara Praktis
Bali.
Daya Manusia (SDM) adalah ilmu dan seni mengoordinasikan hubungan dan
peran karyawan sehingga dapat berkontribusi secara efektif dan efisien untuk
daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. MSDM ini berkaitan dengan
masalah personalia atau orang-orang yang terlibat dalam semua aktivitas dalam
organisasi.
manusia, diantarnya :
10
tujuan organisai.
organisasi.
diberikan.
uang atau barang kepada tenaga kerja sebagai imbalan jasa yang
kondisi mental, fisik, dan loyalitas tenaga kerja, agar mampu bekerja
dipekerjakan secara efektif, efisien dan manusiawi. Oleh karena itu, organisasi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dalam organisasi, baik
organisasi.
sesuai dengan kesenjangan antara apa yang dilihat sebagai tercapai dan apa yang
memenuhi persyaratan. Jika setidaknya lebih banyak faktor tenaga kerja diterima
12
subsidi upah, para pihak sama-sama puas dengan adanya penyimpangan dari
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa seseorang merasa puas
jika kondisi yang diinginkan sesuai dengan kondisi yang ada. Semakin besar
kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan, semakin besar
Adams seorang Psikolog kerja dan perilaku pada tahun 1963. Dalam teori ini
kepuasan kerja tergantung pada apakah ia merasakan keadilan atau tidak atas
situasi yang dirasakan. Keadilan atau ketidakadilan atas perasaan dengan situasi
yang diperoleh dari membandingkan dirinya dengan orang lain baik itu yang
Komponen utama dari teori keadilan adalah input dan outcome. Input
tunjangan, jabatan, bonus, dll. (Farazdah, 2016). Sehingga setiap pegawai akan
membandingkan dari input hasil dirinya dengan input hasil orang lain. Bila
perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa puas. Bila
kepuasan, tetapi bisa pula tidak, tergantung kepada pegawai itu sendiri. Tetapi bila
Inti dari teori ini adalah pandangan bahwa orang didorong untuk
dan imbalan yang mereka terima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai
presepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat
terjadi, yaitu :
Seperti Beban kerja, setiap pegawai memiliki beban kerja yang berbeda.
Hal itu bisa saja berdasarkan jabatan, golongan, atau lamanya bergabung
di suatu organisasi. Jika seseorang merasa dengan jabatan yang sama tetapi
orang tersebut. Lain hal nya jika beban kerja pegawai yang jabatan sama dengan
14
tugas perkerjaan yang sama, maka pegawai tersebut akan merasa puas dengan
keadilan yang dirasakan dalam organisasi akan menjadi suatu pedoman dan
4. Kepuasan Kerja
emosional seorang karyawan terhadap apakah mereka nyaman atau tidak nyaman
terlepas dari apakah mereka puas dengan hasil interaksi mereka dengan
kerjasama antar karyawan, penghargaan yang diterima di tempat kerja, dan faktor
fisik dan psikologis. Karyawan yang puas lebih pintar, lebih terlibat, lebih aktif,
lingkungan kerja dan konsisi fisik pegawai. Hal tersebut meliputi jenis
sebagainya.
masalah yang jika dibiarkan akan menjadi masalah di dalam organisasi itu sendiri.
menjalankan tugas nya dengan bergairah dan semangat sehingga pekerjaan yang
5. Motivasi Kerja
dan ketekunan untuk mencapai suatu tujuan. Etimologi motivasi adalah motif. Ini
berarti dorongan, penyebab, atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu. Oleh
karena itu, motivasi dapat berarti keadaan yang mendorong atau menyebabkan
seseorang melakukan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar.
Motivasi dalam bekerja adalah apa yang memotivasi dan memotivasi diri sendiri
untuk bekerja, karena motivasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
dengan sebaik-baiknya.
tinggi.
2) Semangat kerja.
untuk bekerja lebih giat serta konsekuen dalam mencapai tujuan yang
untuk memulai atau meneruskan suatu pekerjaan tanpa ada dorongan dari
baru. Dalam hal ini sesuatu yang baru bukan berarti sebelumnya tidak
ada, akan tetapi sesuatu yang dibuat lebih bervariasi dan fresh.
18
beban kerja yang ditugaskan, dan budaya dalam organisasi yang dirasakan
6. Penempatan Pegawai
pegawai pada jabatan sebelumnya untuk mengisi jabatan yang disiapkan oleh
pada keterampilan dan kompetensi mereka sesuai dengan keahlian mereka, karena
“menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat dan orang yang tepat
pegawai yang telah lulus seleksi oleh seorang manajer, dan manajer tersebut
19
yaitu,
pendidikan alternatif.
wajar yaitu pengetahuan kerja ini sebelum ditempatkan dan yang baru
tersebut.
kerja, keterampilan yang dimiliki, dan pengalaman kerja akan membuat pegawai
merasa puas, begitu juga sebaliknya. Jika penempatan yang diberika menyimpang
20
7. Budaya Organisasi
perilaku dan nilai-nilai yang dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi
dan digunakan sebagai dasar dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut.
berpedoman pada nilai, keyakinan, dan norma yang ada di dalam organisasi.
Karyawan individu, seperti organisasi, memiliki tujuan dan minat mereka sendiri.
Sebagai organisasi yang terdiri dari berbagai elemen sumber daya, termasuk
sumber daya manusia, kita memerlukan kode nilai dan keyakinan yang disepakati
bahwa semua orang di dalam organisasi mematuhi dan berpedoman pada nilai,
keyakinan, dan norma yang ada di dalam organisasi sehingga diharapkan dapat
mencapai tujuannya.
pegawai merasa puas tidaknya dengan budaya organisasi yang dimiliki sebagai
suatu identitas organisasi. Meskipun adanya rasa tidak puas, dengan motivasi
8. Beban Kerja
sebagai jumlah produk kerja atau catatan produk kerja yang dapat menunjukkan
berapa banyak yang dilakukan oleh sejumlah besar karyawan di area tertentu.
Jumlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu kelompok atau individu dalam
jumlah waktu tertentu dapat dilihat secara objektif dan subjektif. Secara obyektif,
beban kerja dianggap sebagai total waktu yang dihabiskan atau jumlah aktivitas
22
beban kerja yang dirasakan dalam hal ukuran yang digunakan oleh manusia. Dari
sini kita dapat menyimpulkan bahwa beban kerja mengacu pada berapa banyak
energi, waktu dan pikiran yang harus dikerahkan seorang pekerja untuk
sakit kepala, gangguan pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan beban kerja
yang terlalu sedikit akan menimbulkan kebosanan dan rasa monoton (Manuaba,
Adapun faktor yang mempengaruhi beban kerja yang baik berasal dari
dalam maupun luar pegawai. Menurut Koesmowidjojo (2017) faktor faktor yang
berasal dari tubuh akibat dari reaksi beban kerja eksternal, reaksi tersebut
sebagai berikut:
kesehatan
menyelesaikan pekerjaan.
bahwa tiga faktor utama yang menentukan beban kerja yaitu tuntutan tugas, usaha
dan performasi.
Beban kerja menjadi hal yang utama dalam suatu pekerjaan. Dengan
berbagai faktor yang menjadi penentu suatu beban kerja, membuat seorang
9. Penelitian Terdahulu
dengan penelitian ini. Tabel 1. menyajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan
Nama
Teknik
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Analisis
Analisi
(Tahun)
Penempatan
Penempatan
Karyawan Dan Variabel Bebas :
karyawan
Fauziah Pengaruhnya Penempatan
Analisi berpengaruh
Agustini dan Terhadap Karyawan
1. Regresi terhadap motivasi
M. Faridj Motivasi Kerja
Sederhana kerja karyawan pada
Wajdi (2019) Karyawan Pada PT. Variabel Terikat :
PT. Jamsotek
Jamsostek Medan Motivasi Kerja
Medan.
2. Yosua Wijaya Pengaruh Work Life Variabel Bebas : PLS Work life balance
(2020) Balance Dan Beban Work Life (Partial dan beban kerja
Motivasi Kerja
Mayora.
Budaya Organisasi
memiliki pengaruh
terhadap Motivasi
Variabel Bebas :
Pengaruh Budaya Analisi kerja. Dengan
Budaya
Organisasi terhadap Deskriptif, Budaya Organisasi
Organisasi
3. Sutoro (2020) Motivasi Kerja dan dengan Hasil yang
deskriptifnya.
Ternyata variabel
Pengaruh beban
Variabel Bebas :
kerja terhadap
Pengaruh Beban Beban Kerja
kepuasan kerja
Kerja Terhadap
dengan burnout
Kepuasan Kerja Variabel Terikat : Analsiis
sebagai intervening
Malino, dkk. Dengan Burnout Kepuasan Kerja Jalur
5. berpengaruh positif
(2020) Sebagai Intervening (Path
dan signifikan
Pada Kantor Pos Variabel Analysis)
terhadap PT. Pos
Indonesia Cabang Intervening :
Indonesia cabang
Makassar Burnout
Makassar.
terhadap kinerja
pegawai melalui
kepuasan kerja di PT
PLN (Persero)
27
Kepulauan Riau
Kantor Wilayah.
Penempatan sumber
Variabel Bebas :
Pengaruh daya manusia
Penempatan
Penempatan Sumber Analsisi berpengaruh
Ni Putu Riski Sumber Daya
Daya Manusia Pada Regresi positif pada kinerja
7. Martini Manusia
Kinerja Karyawan Liner karyawan di
(2017)
Di Pemerintah Berganda pemerintah
Variabel Terikat :
Kabupaten Badung Kabupaten Badung.
Kinerja Pegawai
dan kinerja
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan.
28
Penempatan,
karakteristik
pekerjaan, dan
kepuasan kerja
Variabel Bebas :
Analsisi berada pada
Penempatan dan
Deskriptif kategori cukup baik.
Analisis Penempatan Karakteristik
Panji dan Secara parsial dan
dan Karakteristik Pekerjaan
9. Pramuditha Analsisi simultan penempatan
Pekerjaan Terhadap
(2020) Regresi kerja dan
Kepuasan Kerja Variabel Terikat :
Linier karakteristik
Kepuasan Kerja
Berganda pekerjaan
berpengaruh
signifikan terhadap
karyawan
simultan, variabel
29
penempatan
karyawan memiliki
pengaruh yang
signifikan dengan
kepuasan kerja
karyawan
Pengaruh langsung
penempatan terhadap
dapat melalui
VII.HIPOTESIS PENELITIAN
30
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat. Penulis merumuskan hipotesis yang akan
dalam membentuk motivasi kerja karyawan. Maka dapat diartikan bahwa semakin
tepat penempatan karyawan, akan semakin tinggi pula motivasi kerja yang
Organisasi (X1) pegawai pada BPSDM Provinsi Jambi berpengaruh positif dan
secara signifikan terhadap motivasi (Y). Penelitian Firanti, et., al., (2021)
berpengaruh terhadap motivasi kerja. Jadi beban kerja yang diberikan sesuai
hasil analisis diketahui bahwa nilai p-value untuk variable pengaruh beban kerja
terhadap motivasi kerja sebesar 0.000<0.05, artinya terdapat pengaruh beban kerja
terhadap motivasi kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa beban kerja
Bandung pada kategori cukup baik yang didalamnya diukur melalui empat
Kerja. Secara parsial dan simultan penempatan kerja dan karakteristik pekerjaan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pada karyawan PT. Angkasa Pura
motivasi dan stress kerja) tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap
32
kepuasan kerja karyawan (Y). Berdasarkan pada kajian penelitian terdahulu maka
kerja pegawai pada kantor Camat Hu’u Kabupaten Dompu. Berdasarkan pada
kepuasan kerja karyawan Hal tersebut menunjukan bahwa beban kerja yang
sehingga kepuasan kerja pun masih terjaga tidak melebihi dari kompensasi yang
penelitian dari Malino, et., al., (2020) menunjukkan beban kerja yang
33
83,4%. Penelitian lainnya Suwarto (2014) mendapatkan hasil bahwa stres kerja
karyawan. Secara parsial, variabel motivasi kerja merupakan variable yang paling
dan jabatan yang tepat sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga
pegawai merasa puas dengan penempatan yang diberikan dan semakin produktif
paling baik dan paling sesuai, dengan didasarkan pada job requirement,
bekerja lebih baik dengan posisi yang ditempatkan sesuai minat dan kemampuan
yang dimiliki. Berdasarkan pada kajian penelitian terdahulu maka dapat disusun
hipotesis berikut :
akhirnya juga akan meningkatkan kinerja karyawan (Pabundu Tika, 2003 dalam
suatu tingkat motivasi yang luar biasa dalam diri karyawan. Nilai-nilai dan
perilaku yang dianut bersama membuat orang merasa nyaman dalam bekerja
10. Beban Kerja berpengaruh tidak langsung terhadap Kepuasan Kerja dengan
tidak mengenai pekerjaannya, perasaan itu terlihat dari perilaku baik karyawan
terhadap pekerjaan dan semua hal yang dialamidi lingkungan kerja (Handoko,
2001 dalam Melati, et., al., 2015). Beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang
bentuk fisik ataupun psikis. Menurut Wibowo (2016) Motivasi adalah dorongan
H10 : Terdapat pengaruh tidak langsung beban kerja terhadap kepuasan kerja
faktor yang diidentifikasi sebagai masalah. Berdasarkan tinjauan teoritis dan hasil
H8
Penempatan
Pegawai
H4
H1
Motivasi H7
Kepuasan Kerja
Kerja
H2
H3
Budaya H5
Organisai
H9
H6
Keterangan : Beban Kerja
H10
: Pengaruh Langsung
36
1. Kepuasan Kerja
relatif puas atau tidak puas dengan banyak hal yang dirasakan baik dari sisi
manjadi indikator kepuasan kerja yang digunakan dalam penelitian ini menurut
1) Faktor psikologi
2) Faktor sosial
3) Faktor fisik
4) Faktor finansial
2. Motivasi Kerja
tujuan. motif yang ada. Mewujudkan dalam diri seseorang suatu tindakan yang
37
diarahkan pada tujuan mencapai tujuan kepuasan. Motivasi tidak hanya di dorong
oleh diri sendiri, tetapi dorongan dari orang lain juga memperkuat keinginan kita
2) Semangat kerja
3. Penempatan Pegawai
1) Pendidikan
2) Pengetahuan kerja
3) Keterampilan
4) Pengalaman kerja
4. Budaya Organisasi
internal yang mempengaruhi apakah suatu organisasi mencapai hasil yang baik.
38
Budaya organisasi memiliki nilai dan norma yang mempengaruhi individu dalam
organisasi. Salah satu pengaruh yang dirasakan adalah kepuasan individu itu
1) Inisiatif perseorangan
3) Pengawasan
4) Dukungan manajemen
5) Pola komunikasi
5. Beban Kerja
dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja yang sangat banyak atau sangat sedikit
akan membuat individu merasa kepuasan tersendiri. Jika banyak kerjaan akan
individu tersebut. Begitu juga jika pekerjaan yang dikerjakan sedikit, akan
individu tersebut. Menurut Hart dan Staveland (2015 dalam Asmadin 2021),
menjelaskan bahwa tiga faktor utama yang menentukan beban kerja yang menjadi
3) Performansi.
X. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Permerintah Provinsi Bali. Terdapat 36 intansi terkait yang dapat dilihat dalam
tabel 2. Lokasi ini dipilih karena Pemerintah Provinsi Bali secara terbuka
https://bkpsdm.baliprov.go.id/.
Provinsi Bali
1 Dinas Kebudayaan
4 Dinas Kesehatan
8 Dinas Pariwisata
15 Dinas Perhubungan
24 Badan Penghubung
27 Biro Hukum
28 Biro Organisasi
32 Inspektorat
2. Desain Penelitian
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
data dalam bentuk verbal atau non-numerik yang telah diolah untuk
Provinsi Bali dan jurnal penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian
2) Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari
4. Sumber Data
1) Data Primer adalah data dan informasi langsung yang diperoleh dari
2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur. Data tersebut
1) Populasi
Populasi adalah domain generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
sifat khusus yang ditentukan oleh peneliti yang diteliti (Sugiyono, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai non ASN pada
2) Sampel.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Bila populasi
dengan kata lain sampel diambil karena sampel tersebut ada pada tempat
N
n=
1+ N (0,1)2
Keterangan :
n = banyaknya sampel
N = banyaknya populasi
Dengan populasi (N) sebanyak 8.944 orang merujuk pada kondisi jumlah
pegawai Non ASN per Juli 2022 dan tingkat kesalahan (e) sebesar 10%
8.944
n= 2
1+8.944 (0,1)
8.944
n=
1+89,44
8.944
n=
90,44
n=98,89 orang
44
serangkaian pertanyaan.
Tidak Setuju TS 3
Kurang Setuju KS 4
Ragu-ragu RG 5
Netral N 6
Cukup Setuju CS 7
Setuju S 8
Sangat Setuju SS 9
Analisi Data
bahwa dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Pada penelitian ini
analisis data yang digunakan adalah analisi deskriptif, uji validitas, uji realibilitas
variabel laten dalam penelitian ini kesemuanya bersifat reflektif, yang berarti
saat menganalisa penelitian ini adalah Structural Equation Model Partial Least
menggunakan program ini karena penelitian ini lebih bersifat memprediksi dan
menjelaskan variabel laten dari pada menguji suatu teori dan jumlah sampel dalam
1) Analisis Deskriptif
dan hipotesis yang disusulkan dalam penelitian ini. Teknik analisis yang
Partial Least Square (PLS). PLS ini merupakan metode analisis yang
skala tertentu, digunakan pada jumlah sampel kecil (30 – 50 unit atau ˂ 100
unit), dan juga dapat digunakan untuk konfirmasi teori (Ghozali, 2016).
Adapun alasan penggunaan PLS dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
(3) Weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat
diestimasi.
laten dan indikator diskala zero means dan unit variance (nilai
mempunyai sifat non-parametrik. Evaluasi model terdiri atas dua bagian, yaitu
evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktural. Penjelasan lebih lanjut,
a. Evaluasi Model Pengukuran atau Outer Model; Model pengukuran atau outer
(1) Convergent validity; Bagian pertama dari pengujian outer model adalah
loading di atas 0,5 dan nilai T-Statistic di atas 1,96 (pada derajat bebas
49
1,96).
korelasi antar variabel laten dalam model. Bilamana nilai cross loading
(SR of AVE) variabel laten lebih besar dari korelasi seluruh variabel
Variabel memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki nilai alpha (α)
Variabel Laten.
b. Evaluasi Model Struktural atau Inner Model; Goodness of Fit model diukur
nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai
test). Kalau dalam pengujian ini diperoleh p-value ˂ 0,05 (tingkat signifikasi
(alpha 5%), berarti tidak signifikan. Bilamana hasil pengujian hipotesis pada
bilamana hasil pengujian pada inner model adalah signifikan, maka dapat
d. Pemeriksaan Efek Mediasi; Pengujian variabel mediasi ini dapat dilihat dari
melihat kalkulasi total indirect effect, apabila pengaruh langsung lebih kecil
daripada total effect maka terbukti bahwa variabel motivasi sebagai variabel
mediasi.