e-ISSN 2502-4175
Jurnal Manajemen, Bisnis
dan Organisasi (JUMBO)
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JUMBO
H10; H11
Studi Kinerja Pegawai: Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Melalui OCB…..
I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia adalah hal yang paling penting pada kemajuan organisasi. Sumber daya
manusia memegang peran krusial yang tak tergantikan dalam struktur organisasi, mencakup institusi
maupun perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas akan berdampak baik pada organisasi,
dengan demikian organisasi dapat beroperasi sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Organisasi
dapat berupa institusi ataupun perusahaan. Dalam hal ini sumber daya manusia merupakan faktor yang
terlibat dalam suatu organisasi yang berposisi sebagai atasan ataupun bawahan. Organisasi yang baik
ditunjukkan dengan kinerja pegawainya yang tinggi. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang
dengan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan kecakapan, pengalaman dan
kejujuran tepat waktu. Kegiatan ini merupakan kumpulan atas tiga unsur penting, yaitu kemampuan dan
minat pegawai, kemampuan dan penerimaan pernyataan delegasi, serta peran dan motivasi pegawai (Muis
et al., 2018). Demi mewujudkan kinerja yang optimal melibatkan beberapa faktor yang memiliki
pengaruh signifikan yaitu, kepemimpinan, lingkungan kerja dan organizational citizenship behavior
(OCB) (Rosalinda et al., 2022).
Objek penelitian ini yaitu pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan. Badan Pendapatan
Daerah Kota Medan dahulunya bernama Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan
(BPPRD) dan juga dahulunya bernama Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA). Perubahan ini
dikarenakan adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, setiap
instansi vertikal diwajibkan untuk mengalami perubahan nomenklatur pada awal tahun 2017. Sejalan
dengan PP tersebut, Dinas Pendapatan Kota Medan telah menyesuaikan nomenklatur dan mengubah
namanya menjadi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD), dan berubah nama lagi menjadi
Badan Pendapatan Daerah Kota Medan. Badan Pendapatan Daerah Kota Medan merupakan subdivisi di
dalam sektor keuangan yang bertanggung jawab atas pengelolaan aspek penerimaan dan pendapatan
daerah Kota Medan yang berlokasi di Jl. Abdul Haris Nasution No. 32.
Adapun permasalahan yang berhubungan dengan kinerja pegawai yaitu kepemimpinan, dimana
pemimpin yang kurang tegas terhadap para pegawai, sehingga mengakibatkan pegawai sering terlambat
ketika masuk kerja, dan juga masih banyaknya pegawai yang keluar kantor disaat jam oprasional
perusahaan sedang berlangsung. Hal tersebut dikarenakan kurang tegasnya pemimpin dalam
menyelesaikan masalah yang ada pada instansi dan juga pemimpin yang kurang tegas dalam memberikan
peraturan beserta sanksinya. Berikutnya menyangkut lingkungan kerja yang juga mempengaruhi kinerja
pegawai, dimana lingkungan kerja pada instasi ini dinilai kurang kondusif, dilihat dari masih banyaknya
berkas tidak terpakai yang menumpuk pada meja kerja pegawai yang akan dapat mengganggu aktivitas
pegawai dan akan berpengaruh pada kinerja pegawai yang tidak maksimal. Berikutnya yaitu menyangkut
Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang sudah terlihat tetapi belum optimal terjadi pada instansi
ini. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ini timbul dari pegawai yang taat pada aturan yang
ditetapkan perusahaan sehingga akan tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan akan memudahkan
instansi untuk menuju pada kondisi yang diinginkan, dengan adanya pegawai yang memiliki sikap
Organizational Citizenship Behavior (OCB) dapat meningkatkan perkembangan instansi dan dapat
mendukung kinerja pegawainya.
seorang pegawai dalam menyelesaikan berbagai tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan
organisasi. Di dalam sebuah organisasi pasti menginginkan kinerja setiap pegawainya optimal yang
nantinya akan berdampak kepada tujuan perusahaan yang akan tercapai. Terdapat beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja pegawai. Kinerja dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kemampuan
dan keahlian individu, pengetahuan, desain pekerjaan, kepribadian, motivasi kerja, kepemimpinan, gaya
kepemimpinan, budaya organisasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, dan loyalitas/OCB (Organizational
Citizenship Behavior), komitmen/keterikatan karyawan, disiplin kerja (Kasmir, 2016). Indikator kinerja
merupakan alat untuk mengukur kinerja seorang pegawai yang sesuai dengan target organisasi. Adapun
menurut (Sulaksono, 2015) indikator kinerja dapat diukur melalui beberapa aspek, termasuk kualitas,
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, dan kemandirian.
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu faktor yang penting bagi organisasi dalam menentukan kinerja
karyawannya dan kemampuan organisasi dalam memahami lingkungan sekitarnya (Jufrizen, 2018).
Menurut handoko dalam (Lesmana & Nasution, 2020) kepemimpinan yang efektif dilihat dari usaha
seuluruh pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan ataupun kegagalan suatu organisasi
dapat dinilai dari kepemimpinan seorang pemimpin. Dengan demikian kepemimpinan adalah kemampuan
seorang pemimpin dalam memimpin bawahannya untuk dapat melakukan tugas dan tanggung jawab
setiap pegawai demi mencapai tujuan organisasi. Sebagai pemimpin yang memimpin sebuah organisasi
pasti memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Berikut beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan (Davis & Newstrom, 2017)
melibatkan kecerdasan, kedewasaan serta kemampuan dalam membangun hubungan sosial, motivasi diri
dan dorongan untuk meraih prestasi, serta sikap-sikap yang mencerminkan hubungan kemanusiaan.
Kepemimpinan seseorang dapat diukur dengan menggunakan indikator kepemimpinan. Adapun indikator
kepemimpinan tersebut menurut (Kartono, 2017) melibatkan kemampuan mengambil keputusan,
kemampuan memotivasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengendalikan bawahan, tanggung
jawab, dan kemampuan mengelola emosional.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar pekerja yang dapat
mempengaruhi pekerja secara langsung maupun tidak langsung (Lesmana et al., 2022). Lingkungan kerja
merupakan semua aspek yang berhubungan dengan lembaga yang berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung dengan lingkungan dimana organisasi itu berada (Bukhari & Pasaribu, 2019). Dengan kata
lain lingkungan kerja merupakan tempat pegawai bekerja, jika lingkungan kerja aman dan kondusif maka
pegawai akan merasa nyaman saat bekerja sehingga kualitas kinerja pegawai juga akan meningkat. Untuk
menciptakan lingkungan kerja yang baik ada beberapa aspek yang harus dipenuhi menurut
(Sedarmayanti, 2011) yaitu penerangan/cahaya, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan,
getaran mekanis, bau-bauan, tata warna, dekorasi, musik, dan keamanan di tempat kerja. Adapun
indikator atau alat pengukur lingkungan kerja menurut (Sunyoto, 2013) meliputi hubungan antar
karyawan, tingkat kebisingan, desain fisik ruang kerja, peraturan kerja, penerangan, sirkulasi udara, dan
aspek keamanan. Semua faktor ini berperan dalam membentuk kondisi kerja yang optimal dan
mendukung kesejahteraan karyawan.
Citizenship Behavior (OCB) merupakan sikap positif yang dimiliki oleh pegawai yang dapat
meningkatkan keefektifan organisasi. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Organizational
Citizenship Behavior (OCB) menurut (Wirawan, 2013) yaitu kepribadian, budaya organisasi, iklim
organisasi, kepuasan, dan komitmen organisasi. Terdapat beberapa indikator Organizational Citizenship
Behavior (OCB) menurut (Titisari, 2014) yaitu (1) Altruism (perilaku membantu). (2) Conscientiousness
(Kesadaran). (3) Sportsmanship (Sikap Sportif). (4) Courtesy (Kesopanan). (5) Civic Virtue (Kebajikan
Sipil).
Kepemimpinan
(X1)
Lingkungan
Kerja
(X2)
Dengan mengacu pada struktur konseptual yang tergambar di atas, maka proposisi yang
diusulkan dalam kerangka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1: Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Badan Pendapatan Daerah Kota
Medan.
H2: Lingkungan kerja berpengaruh terhadap pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan.
H3: Kepemipinan berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada pada
Badan Pendapatan Daerah Kota Medan.
H4: Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada pada
Badan Pendapatan Daerah Kota Medan.
H5: Organizational Citizenship Behavior (OCB) berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada pada
Badan Pendapatan Daerah Kota Medan.
H6: Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui Organizational Citizenship
Behavior (OCB) pada pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan.
H7: Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui Organizational Citizenship
Behavior (OCB) pada pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Pendekatan asosiatif
merupakan suatu metode penelitian yang mengarah pada analisis permasalahan dengan tujuan untuk
memahami hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya (Sugiyono, 2018). Populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh pegawai tetap pada bidang Hotel, Restoran dan Hiburan (HRH) yang terdapat
pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan yang berjumlah 58 orang. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan sampel jenuh yaitu menggunakan seluruh populasi yang ada sebagai sampel. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, studi dokumentasi dan selanjutnya menyebarkan kuisioner.
Teknik analisis data menggunakan alat bantu Smart-PLS untuk mengetahui model pengukuran (Outer
model) menggambarkan hubungan antar blok indikator dengan variabel laten dan model struktural (Inner
model).
Gambar diatas menunjukkan bahwa seluruh loading factor bernilai diatas 0,7, artinya masing-
masing indikator telah valid menjelaskan setiap variabel dan selain itu juga menunjukkan besarnya
kontribusi masing-masing indikator terhadap faktornya. Untuk variabel kepemimpinan, indikator yang
memiliki loading paling besar adalah X1.11 sebesar 0,822. Untuk variabel lingkungan kerja adalah X2.5
sebesar 0,774, untuk variabel OCB loading factor terbesar adalah Z1.2 sebesar 0,807. Dan untuk variabel
kinerja pegawai loading factor terbesar adalah Y1.6 sebesar 0,787.
Cronbach's Alpha
Kepemimpinan (X1) 0.943
Kinerja Pegawai (Y) 0.918
Lingkungan Kerja (X2) 0.926
OCB (Z) 0.915
Sumber: Data Smart-PLS 3
Pada table 1 menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan memiliki nilai Cronbach's Alpha
sebesar 0.943, lingkungan kerja sebesar 0.926, kinerja pegawai sebesar 0.918, dan Organizational
Citizenship Behavior sebesar 0.915. Semua nilai cronbach’s alpa dan composite reliability > 0,6
sehingga semua variabel dalam penelitian ini reliabel.
Semua nilai HTMT pada setiap variabel < 0,90 pada table diatas menunjukkan bahwa konstruk
memiliki validitas diskriminan yang baik.
Tabel 3 R-Square
R Square
R Square
Adjusted
Kinerja
0.257 0.216
Pegawai (Y)
OCB (Z) 0.282 0.256
Sumber: Data diolah Smart-PLS 3
Tabel diatas menunjukkan bahwa R-Square pada penelitian ini yaitu R-Square Adjusted mode
jalur I = 0,216 kemampuan variabel kinerja pegawai (Y) 21,6%, maka mode ini tergolong buruk. R-
Square Adjusted mode jalur II = 0,256 kemampuan variabel Organizational Citizenship Behavior (Z)
25,6%, maka mode ini tergolong buruk.
Tabel 4 F-Square
Kepemimpinan Kinerja Pegawai Lingkungan OCB
(X1) (Y) Kerja (X2) (Z)
Kepemimpinan (X1) 0.117 0.017
Kinerja Pegawai (Y)
Lingkungan Kerja (X2) 0.137 0.166
OCB (Z) 0.007
Sumber: Data diolah Smart-PLS 3
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai F-Square untuk kepemimpinan (X1) terhadap kinerja
(Y) memiliki nilai F-Square = 0,117 artinya terdapat efek yang sedang dari variabel eksogen terhadap
endogen. Untuk variabel kepemimpinan (X1) terhadap OCB (Z) memiliki nilai F-Square = 0,117 artinya
terdapat efek yang sedang. Untuk variabel lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja (Y) memiliki nilai F-
Square = 0,137 artinya terdapat efek yang sedang. Untuk variabel lingkungan kerja (X2) terhadap OCB
(Z) memiliki nilai F-Square = 0,166 artinya terdapat efek yang sedang. Dan untuk variabel OCB (Z)
terhadap kinerja (Y) memiliki nilai F-Square = 0,007 artinya terdapat efek yang kecil dari variabel
eksogen terhadap endogen.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis ini adalah sebagai
berikut:
1. Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,324 dengan
nilai P-values sebesar 0,039 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai positif dan signifikan.
2. Kepemimpinan terhadap OCB memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,302 dengan nilai P-values
sebesar 0,045 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap OCB
positif dan signifikan.
3. Lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,359 dengan
nilai P-values sebesar 0,028 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh lingkungan kerja
terhadap kinerja pegawai positif dan signifikan.
4. Lingkungan kerja terhadap OCB memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,360 dengan nilai P-
values sebesar 0,017 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh lingkungan kerja
terhadap OCB positif dan signifikan.
5. OCB terhadap kinerja pegawai memiliki nilai koefisien jalur -0,086 dengan nilai P-values
sebesar 0,634 > 0,05 sehingga dikatakan bahwa pengaruh OCB terhadap kinerja pegawai negatif
dan tidak signifikan.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian indirect effect adalah sebagai
berikut:
1. Kepemimpinan (XI) melalui OCB (Z) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah sebesar -0,026
dengan P-values 0,694 > 0,05, artinya negatif dan tidak signifikan sehingga dikatakan variabel
OCB tidak ada pengaruh atau tidak memediasi antara variabel kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai.
2. Lingkungan kerja (X2) melalui OCB (Z) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah sebesar -0,031
dengan P-values 0,669 > 0,05, artinya negatif dan tidak signifikan sehingga dikatakan variabel
OCB tidak ada pengaruh atau tidak memediasi antara variabel lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai.
Pembahasan
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai yaitu memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,324 dengan nilai P-values sebesar 0,039 < 0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai positif dan signifikan
pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang yang
dilakukan oleh (Afandi & Bahri, 2020); (Suhanta et al., 2022); (Tanjung et al., 2022); (Tirtayasa &
Andayani, 2019); (Farisi & Paramita, 2020) yang mengatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Pada saat ini kepemimpinan pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan kurang baik, dan
diharapkan di masa yang akan datang kepemimpinan pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan dapat
lebih baik lagi sehingga akan meningkatkan kinerja pegawainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika
suatu organisasi mempunyai pemimpin yang baik, maka pemimpin tersebut dapat menggerakkan
bawahannya untuk melakukan berbagai tugas sesuai dengan prosedur kerja, maka hal tersebut akan
mempengaruhi tingkat kinerja pegawai yang lebih baik, namun sebaliknya jika suatu organisasi memiliki
pemimpin yang kurang baik maka hal tersebut juga akan mempengaruhi kualitas kinerja pegawai yang
kurang baik pula. Dengan demikian kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai.
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai positif dan
signifikan pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh (Farisi & Fani, 2019); (Elizar & Tanjung, 2018); (Hasibuan & Bahri, 2018); (Siagian
& Khair, 2018); (Farisi & Lesmana, 2021) yang mengatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Lingkungan kerja yang kondusif akan meningkatkan kinerja pegawai pada Badan Pendapatan
Daerah Kota Medan. Saat ini lingkungan kerja pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan kurang baik,
dan diharapkan pada masa yang akan datang lebih menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan
lebih kondusif lagi untuk lebih meningkatkan kinerja pegawainya. Memberikan tempat kerja yang
nyaman, pencahayaan yang cukup, ruang kerja yang luas, pendinginan yang baik dan jauh dari kebisingan
agar dapat kinerja pegawai dapat meningkat. Dengan demikian lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai.
pegawai. Dengan demikian temuan pada penelitian ini tidak dapat di generalisasikan kepada organisasi
ataupun perusahaan lainnya, melainkan temuan ini hanya menggambarkan sampel yang diteliti saja.
Berdasarkan pengalaman praktis peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat beberapa
batasan yang dihadapi, yang dapat menjadi faktor yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut bagi
peneliti di masa mendatang. Ada beberapa keterbatasan yang dialami penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini yaitu: 1) Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel kepemimpinan, lingkungan
kerja dan OCB untuk melihat tingkat kinerja pegawai pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan,
sehingga diharapkan pada penelitian berikutnya dapat menggunakan variabel lainnya untuk dapat melihat
tingkat kinerja pegawai, 2) Keterbatasan dalam pengambilan data menggunakan kuisioner, informasi
yang diberikan responden dalam menjawab kuisioner terkadang tidak menunjukkan hal yang sebenarnya,
dikarenakan setiap pendapat responden yang berbeda-beda, perbedaan pemahaman responden dalam
menjawab kuisioner, dan juga kejujuran responden dalam menjawab kuisioner, diharapkan pada waktu
yang akan datang responden dapat mengisi kuisioner dengan jawaban yang sebenar-benarnya, 3)
Keterbatasan dalam data yang diambil yaitu sebanyak 58 responden yang tentunya masih kurang untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, diharapkan kedepannya peneliti dapat menggunakan
sampel lebih banyak lagi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesunggunya.
VI. SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB. Lingkungan kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap OCB. OCB berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.
OCB tidak dapat memediasi kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. OCB tidak memediasi lingkungan
kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pendapatan Daerah Kota Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A., & Bahri, S. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Ahmad. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 3(2), 235–246.
Budiyanti, N. (2020). Pengaruh Kepemimpinan, Keadilan Organisasi, Dan Komitmen Organisasional
Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan Bagian Produksi Cv. Mekar Abadi
Wonosobo. Volatilitas, 2(5), 1–13. https://doi.org/10.4135/9781412984683.n2
Bukhari, B., & Pasaribu, S. E. (2019). Pengaruh Motivasi, Kompetensi, dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1), 89–103.
https://doi.org/10.52103/tatakelola.v7i1.65
Davis, K., & Newstrom, J. W. (2017). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Elizar, E., & Tanjung, H. (2018). Pengaruh Pelatihan, Kompetensi, Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 46–58.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2239
Faiza, G., Manalu, F. M., & Aziz, D. A. (2022). Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Motivasi Kerja Dan
Organizational Citizenship Behavior (OCB) Terhadap Kinerja Karyawan PT. Techmicron.
Postrgraduate Management Journal, 2(1), 24–39.
Farisi, S., & Fani, W. M. (2019). Influence Of Work Environment And Work Discipline On Employee
Performance. International Conference On Global Education VII, 1(1), 69–81.
https://www.ejurnal.unespadang.ac.id/index.php/ICGE/article/view/67
Farisi, S., & Lesmana, M. T. (2021). Peranan Kinerja Pegawai: Disiplin Kerja Kepemimpinan Kerja dan
Lingkungan Kerja. Seminar Nasional Teknologi Edukasi Dan Humaniora, 1(1), 336–351.
Farisi, S., & Paramita, D. (2020). The Effect of Transformational Leadership and Motivation on
Employee Performance at PT Telkom Access Gaharu Medan. International Journal of Economic,
Technology and Social Sciences, 1(1), 129–140.
Hasibuan, S. M., & Bahri, S. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 71–80.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2243
Jufrizen, J. (2018). Efek Moderasi Etika Kerja pada Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan. E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis,
18(2), 145–158. https://doi.org/10.29103/e-mabis.v18i2.180
Jufrizen, J., Farisi, S., Azhar, M. E., & Daulay, R. (2020). Model Empiris Organizational Citizenship
Behavior Dan Kinerja Dosen Perguruan Tinggi Swasta Di Medan. Ekuitas: Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan, 4(2), 145–165. https://doi.org/10.24034/j25485024.y2020.v4.i2.4159
Kailola, S. (2019). Pengaruh Kepribadian dan Lingkungan Kerja terhadap Organizational Citizeship
Behavior (OCB) dan Kinerja Tenaga Medis (Studi pada Rumah Sakit Sumber Hidup dan Rumah
Sakit Hative di Kota Ambon). Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 49–58.
Kartikaningdyah, E., & Utami, N. K. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan
Kerja, Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Variabel Mediasi Organizational
Siagian, T. S., & Khair, H. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Maneggio: Jurnal Ilmiah
Magister Manajemen, 1(1), 59–70. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2241
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D.
Alfabeta.
Suhanta, B., Jufrizen, J., & Pasaribu, F. (2022). Pengaruh Kepemimpinan Dan Komunikasi Terhadap
Kinerja Pegawai yang Dimoderasi Lingkungan Kerja. Jesya: Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi
Syariah, 5(2), 1396–1412. https://doi.org/10.36778/jesya.v5i2.736
Suhardi. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja, Kompetensi, Lingkungan Kerja Dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pt Asuransi Jiwa Di Kota Batam Dengan Organizational Citizenship Behavior
Sebagai Variabel Intervening Suhardi. Jurnal Benefita, 4(2), 296–315.
Sulaksono, H. (2015). Budaya Organisasi Dan Kinerja (ke-1). Deepublish.
Sunyoto, D. (2013). Teori, Koesioner dan Analisis Data Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS.
Tanjung, H., Hardita, A. P., & Tupti, Z. (2022). Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi, Dan Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Pegawai Pt. Angkasa Pura Ii (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Silangit.
Niagawan, 11(2), 121–137. https://doi.org/10.24114/niaga.v11i2.33186
Tirtayasa, S., & Andayani, I. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1), 45–54.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/MANEGGIO/article/view/3367
Titisari, P. (2014). Peranan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dalam Meningkatkan Kinerja
Karyawan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Wahyudi, W. D., & Tupti, Z. (2019). Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1), 31–44.
https://doi.org/10.31949/dialogika.v3i1.2112
Wicaksono, T., & Gazali, M. (2021). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan
Organizational Citizenship Behavior (OCB) Sebagai Variabel Intervening. At-Tadbir : Jurnal
Ilmiah Manajemen, 5(1), 22–34. https://doi.org/10.31602/atd.v5i1.3219
Wirawan, W. (2013). Kepemimpinan, Teori, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian (ke-1). Jakarta:
Rajawali Pers.
Zufriah, D. (2020). Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap
OCB (Organizational citizenship Behaviors) Karyawan Koperasi Sadar Sejahtera Sumatera Selatan.
RELEVANCE: Journal of Management and Bussines, 2(2), 251–262.