PENDAHULUAN
Pada umumnya kehidupan kita dimasyarakat ataupn khusus nya sebuah
organisasi atau perusahaan apapun bentuk dan sifatnya baik yang bergerak di bidang
ekstratif, agraris, niaga, jasa dan industri, akan selalu berusaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Sehingga hasil yang ingin
dicapai harus betul-betul sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yang mana akan
menuntut manajemen organisasi atau perusahaan untuk selalu menerapkan fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganissian, penggerakkan dan pengawasan
terhadap berbagai bidang khususnya sumber daya manusia ( SDM ) Karena sumber
daya manusia (SDM) di dalam suatu perusahaan atau organisasi merupakan hal penting
dan vital. SDM merupakan sumber daya terbaik oleh karena sumber daya ini tidak dapat
diduga kekuatannya karena memiliki cipta dan karya.
Kinerja pegawai terkait dengan kemampuan hasil kerja, agar pegawai mampu
menunjukkan pelaksanaan kerjanya sesuai dengan target pekerjaan dan sasaran
organisasi yang telah ditentukan. Menurut Mangkunegara (2013), pengertian kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Menurut Mathis and Jackson (2016), menyatakan bahwa variabel
yang dapat mempengaruhi kinerja adalah variabel individual meliputi:
sikap,karakteristik, sifat-sifat fisik, motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin serta
faktor individu lainya. Variabel situasional: faktor fisik dan pekerjaan terdiri atas:
metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang, dan lingkungan
fisik (penyiaran, temperatur dan ventilasi) sedangkan faktor sosial dan organisasi
meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan,
sistem upah dan sosial.
Pada suatu organisasi atau perusahaan dimana dalam hal ini kinerja karyawan juga
dapat dipengaruhi oleh kinerja kepemimpinan (Wiranta, 2011 ; Tatulus, et al., 2015),
gaya kepemimpinan dan kompetensi pimpinan (Winanti, 2011; Febriyanti, et al., 2013),
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam memengaruhi prestasi
organisasi karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama dengan mana tujuan
organisasi dapat dicapai. Pada umumnya kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu
proses memengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu (Sunyoto, 2013). Dalam hal ini, Kepemimpinan dapat dikatakan
sebagai cara dari seorang pemimpin dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur
seluruh unsur-unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan
organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal.
Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang atau
pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Disamping faktor kepemimpinan, kompetensi yang dimiliki oleh pegawai yang
berada dalam suatu organisasi menjadi kunci keberhasilan suatu organisasi. Menurut
Noe (2014) bahwa kompetensi merupakan aspek kemampuan seseorang yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, atau karakteristik pribadi yang memungkinkan
pekerja mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka melalui
pencapaian hasil atau keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas. Lako dan
Sumaryati dalam Febriyanti, et al (2013) berpendapat bahwa berhasil tidaknya suatu
organisasi mencapai visi dan misinya secara berkelanjutan sangat tergantung pada
kualitas sumber daya manusianya. Beberapa pakar manajemen sumber daya manusia
Lebih lanjut Anwar (2016:2) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal dan tidak melanggar hukum serta sesuai dengan
moral dan etika.
Penilaian kinerja merupakan suatu mekanisme yang baik untuk mengendalikan
orang dan sekaligus mekanisme untuk memastikan bahwa pegawai pada tiap tingkatan
mengerjakan tugas- tugas menurut cara yang diinginkan oleh para pemimpin mereka.
Pimpinan memberikan penilaian kepada pegawai sesuai target pencapaian aktivitas
kerja pegawai. Penilaian tersebut diregistrasikan dalam pengukuran standar hasil kerja
dengan kriteria kinerja yang sangat tinggi tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Dalam penilaian kinerja dinilai konstribusi pegawai kepada organisasi selama periode
waktu tertentu. Umpan balik kinerja memungkinkan pegawai mengetahui seberapa baik
mereka bekerja jika dibandingkan dengan standar-standar organisasi. Di dalam
organisasi modern, penilaian kinerja memberikan mekanisme penting manajemen untuk
digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja dan memotivasi
kinerja individu di waktu berikutnya. Penilaian kinerja secara keseluruhan merupakan
proses yang berbeda dari evaluasi pekerjaan. Penilaian kinerja berkenaan dengan
seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau diberikan. Evaluasi
menentukan seberapa tinggi harga sebuah pekerjaan bagi organisasi, dan dengan
demikian, pada kisaran berapa gaji yang diberikan kepada pekerja tersebut.
Wursanto (2014:69) mengatakan penilaian kinerja pegawai adalah suatu proses
penilaian kinerja pegawai yang dilakukan pemimpin secara sistematik berdasarkan
pekerjaan yang ditugaskan. Kinerja merupakan hasil kerja atau bisa dikatakan sebagai
prestasi kerja yang dicapai seorang karyawan di dalam perusahaan selama ia bekerja di
perusahaan tersebut sesuai dengan tanggung jawab yang sudah diberikan kepada
karyawan tersebut (Illanisa, N., et al. 2019:19) Sedangkan Handoko (2015:135)
mengatakan bahwa penilaian kinerja pegawai adalah proses yang dilakukan organisasi-
organisasi dalam mengevaluasi atau menilai kinerja pegawai. Penilaian kinerja
diformulasikan menurut Davis (2005:98) bahwa kinerja adalah kumpulan dari
serangkaian hasil kerja menurut kuantitas, kualitas, efisiensi, dan efektivitas kerja dalam
mencapai tujuan. Formulasi tersebut sebagai berikut:
(2016:10) kompetensi adalah unjuk kerja atau kinerja maksimum sebagai standar
kualifikasi atau standar kompetensi dalam proses pelaksanaan suatu pekerjaan/jabatan.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa kompetensi merupakan
penguasaan pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan melaksanakan secara efektif,
dan kemampuan mencapai hasil yang optimal dalam bekerja. Hasil evaluasi kinerja atau
evaluasi berbasis kompetensi sebagai penilaian terhadap pimpinan atau karyawan.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,
dengan pendekatan Analisa Korelasi Sederhana dan Regresi Linear Berganda untuk
mengukur hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini bertempat di Pesantren Darul
Qur’an Mulia, Jl. Raya Puspiptek Pembangunan Ds. Pabuaran Kec. Gunung Sindur –
Bogor. Jenis data pada penelitian ini adalah data Kuantitatif berupa jawaban responden
atas penyebaran kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Karyawan Pesantren Terpadu Darul
Qur’an Mulia Bogor. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampel
jenuh dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Dengan demikian sampel pada
penelitian ini adalah seluruh karyawan Pesantren Darul Qur’an Mulia, Bogor.
Definisi Operasional Variabel
Kinerja Kepemimpinan
a. Psikologis
1 Pimpinan mudah Bergaul dengan orang-orang yang ada di lingkungan kerja
2 Pimpinan memberikan instruksi mengenai apa yang harus dikerjakan
3 Pimpinan melakukan sesuatu yang berguna bagi pegawai dan guru
b. Sosial
5 Pimpinan memperlakukan bawahan dengan baik dalam bekerja
6 Pimpinan memiliki kompetensi dalam membuat keputusan-keputusan
7 Pimpinan memberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan guru
c. Fisik
8 Pimpinan dapat memanfaatkan kesibukannya sepanjang waktu
9 Pimpinan memberi bantuan kepada pegawai dan guru apabila dibutuhkan
d. Finansial
10 Pimpinan menyiapkan pekerjaan secara teratur
11 Pimpinan menetapkan kebijakan yang sesuai
Kinerja Karyawan
a. Efektivitas
1 Karyawan bekerja dengan ketepatan waktu, menyesuaikan jam kerja
Gaya Kepemimpinan
a. Gaya Mengarahkan
1 Pimpinan sebelum memberikan kegiatan kerja, menginstruksikan secara spesifik kepada
karyawan
2 Pimpinan sebelum memberikan kegiatan kerja mengarahkan kepada karyawan terlebih dahulu
3 Dalam mengerjakan kegiatan pimpinan akan mengawasi pekerjaan karyawan
4 Pimpinan akan mengatakan pekerjaan apa yang diprioritaskan terlebih dahulu
b. Gaya Menawarkan
5 Pimpinan sebelum menyerahkan pekerjaan kepada karyawan terlebih dahulu menawarkan
yang akan dikerjakan
6 Pimpinan memberikan support dalam melaksanakan kerja
7 Pimpinan memberikan dukungan kepada karyawan untuk semangat kerja
c. Gaya Partisipasi
8 Pimpinan tidak akan merasa kesulitan dengan mengikutsertakan pegawai dan guru yang sudah
memiliki kemampuan tinggi
9 Pimpinan dalam pengambilan keputusan selalu menyerahkan kepada karyawan untuk
memustuskan
10 Pimpinan akan merasa senang apabila memiliki karyawan yan mempunyai kemampuan dan
kemauan
d. Cara Pendelegasian
11 Pimpinan mampu menunjukan kemampuan dan keahlian kerjanya
12 Pimpinan mendelegasikan wewenang kepada pegawai
13 Pimpinan memiliki hubungan baik dengan karyawannya
14 Pimpinan memberikan kebebasan bagi guru untuk memberikan pendapat
15 Pimpinan selalu memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada bawahan
16 Pimpinan dapat menciptakan suasanan kerja yang kondusif
17 Pimpinan memberikan penghargaan bagi guru dan pegawai yang memiliki kinerja baik
Kompetensi Pemimpin
1 Pimpinan memiliki pengetahuan dalam hal pelayanan dalam bidang pekerjaan yang
dilakukan
2 Pimpinan dapat memberikan penjelasan dengan baik pada pegawai tentang informasi yang
dijelaskan
Uji Normalitas
Gambar 1 menunjukkan bahwa titik menyebar disekitar garis dan mengikuti garis
diagonal, dapat diartikan bahwa nilai residual yang dihasilkan dari regresi tersebut
normal. Hasil penelitian ini diperkuat dengan uji normalitas berdasarkan one-sample
Kolmogorov Smirnov test (Tabel 9)
Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas dengan menggunakan uji One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilai asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 dimana
memiliki probabilitas tingkat signifikansi diatas kepercayaan ɑ =0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Dengan
demikian variabel independen pada penelitian ini menunjukan tidak ada kolerasi atau
hubungan antara variabel independen dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2 menunjukkan bahwa pada gambar Scaterplot, titik-titk membentuk pola
yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Kinerja karyawan
berdasarkan masukan dari kinerja kepemimpianan, gaya kepemimpinan dan kompetensi
kepemimpinan.
Uji Hipotesis
Uji t
Tabel 11 dengan menggunakan perhitungan analisis SPSS Versi 24 maka nilai
thitung > ttabel untuk variabel Kinerja Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
adalah sebesar -2,878 > 1.987, nilai probabilitas Sig. 0,005 < 0.05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel Kinerja Kepemimpinan mempunyai
pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap Kinerja Karyawan.
Variabel Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah thitung >
ttabel sebesar dengan nilai -0,840 < 1.987, nilai probabilitas Sig. 0,403 > 0.05 Jadi dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel Gaya Kepemimpinan tidak mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Variabel Kompetensi Kepemimpinan (X3)
terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah thitung > ttabel dengan nilai sebesar -0,483 < 1.985,
nilai probabilitas Sig. 0,630 > 0.05 Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel
Kompetensi kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Karyawan.
Uji Model (Simultan F)
Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel sebesar 2.899 >
2.70 dengan signifikansi F sebesar 0,039 < 0,05 Dari hasil uji simultan (F) diatas maka
terjawab H0 ditolak dan H8 diterima.Hal ini menunjukan bahwa variabel Kinerja
Kepemimpinan, Gaya Kepemimpina dan Kompetensi Kepemimpinan sercara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Uji Koefiensi Determinasi R² Square
Tabel 13 menunjukkan bahwa Nilai Koefisien Determinasi Kinerja
Kepemimpinan, Gaya Kepemimpina dan Kompetensi Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan sebesar 0,057 memberikan kontribusi sebesar 5,7% sisanya sebesar 94.3%
dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
KESIMPULAN
1.Secara parsial variabel Kinerja Pimimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan dan
negatif terhadap Kinerja Karyawan.
2.Secara parsial variabel Gaya Pimimpinan tidak mempunyai pengaruh terhadap
Kinerja Karyawan
3.Secara parsial variabel Kompetensi kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh
terhadap Kinerja Karyawan.
4.Kinerja Pimpinan, Gaya Pmimpina dan Kompetensi Pimpinan sercara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. 2015. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja
Rosdakarya: Bandung
Armstrong, Michael. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia: A Handbook Of Human
Resource Management. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Avoidance To Cost Of Debt With Growth Opportunity As Moderating. The Accounting
Journal Of Binaniaga, 5(2), 123–140.
Crimson, Sitanggang, 2005, Analisis Pengaruh Prilaku Pemimpin Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Sekretariat Kotamadya JakBar. Skripsi, UNDIP Semarang.
Dale, Robert. D. 1992. Pelayan Sebagai Pemimpin. Gandum Mas. Malang.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
BP Universitas Diponegoro. Semarang.
Haryobudi. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada New Metro Hotel Semarang. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro. (Dipublikasikan).
Hasibuan, Malayu. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta
Hersey, 2014. Kunci Sukses Pemimpin Situasional.Jakarta Delaprasata.
Illanisa, N., Zulkarnaen, W., & Suwana, A. (2019). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Sekolah Dasar Islam Binar Indonesia Bandung. Jurnal Semar:
Sain Ekonomi Manajemen & Akuntansi Riviu, 1(3), 16-25.
Imam Ghozali. 2012 .Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS . Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Imam Ghozali. 2015. Analisis Multivariate SPSS. Universitas Diponegoro: Semarang.
Martoyo, S. (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogjakarta.
Muarif, R. M. 2015. Gaya Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi,
Keterlibatan Mandiri Cabang Manado. Jurnal EMBA.Vol. 3.No.3.September 2015.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/9409, Diakses Pada
Tanggal 8 Agustus 2018
Masambie, F. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Inovasi
Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan Daihatsu Kharisma Manado. Jurnal EMBA.
Vol 3. No 3. September 2015,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/9717, Diakses pada
tanggal 11 Agustus 2018.
Northouse, Peter. G, 2013. Leadership Theory and Practice: Kepemimpinan Teori dan
Praktek. Edisi keenam. PT. Indeks 2013, Jakarta
Riyanda, M. 2017. Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Yogyakarta, Skripsi S1, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, https://eprints.uny.ac.id/54152/. Diakses
Pada Tangal 10 Oktober 2018.
Sugiyanto, S., Febrianti, F. D., & Suripto, S. (2020). Good Corporate Governance And
Tax
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Alfa Beta, Bandung.
Suripto. (2019). Pengaruh Pemanfaatan Tax Haven, Withholding Taxes , Dan Ukuran
Komite Audit Terhadap Praktik Thin Capitalization. Jurnal Proseding Akuntansi
Nasional Akuntansi, 2(1), 652–677.
Suripto, S. (2021). Pengaruh Corporate Social Responsbility, Kualitas Audit Dan
Manajemen Laba Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 5(1), 1651-1672.
Tewal, F. S. 2017. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Maria Walanda Maramis
Minahasa Utara. Jurnal EMBA.
LAMPIRAN
Table 1. Uji Validitas Variabel Kinerja Kepemimpinan (X1)
No Pernyataan R hitung R tabel Ket. Butir
1 Butir Pernyataan 1 0,892 0,202 Valid
2 Butir Pernyataan 2 0.914 0,202 Valid
3 Butir Pernyataan 3 0,911 0,202 Valid
4 Butir Pernyataan 4 0.904 0,202 Valid
5 Butir Pernyataan 5 0,875 0,202 Valid
2 S2 14 14,74 %
Total 95 100%
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,295a
,087 ,057 ,85278
Gambar 2 Scatterplot
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6,325 3 2,108 2,899 ,039b
Residual 66,179 91 ,727
Total 72,503 94