BAB I
PENDAHULUAN
ditunjukkan dengan peningkatan kinerja kerja dan pengembangan diri untuk lebih
disiplin dalam bekerja, membina hubungan kerja yang harmonis dan peningkatan
karir.
Kekuatan setiap organisasi adalah terletak pada individu yang berada dalam
organisasi tersebut, sehingga kinerja suatu organisasi tidak terlepas dari prestasi
setiap individu yang terlibat didalamnya. Sedangkan prestasi akhir dari suatu
organisasi atau individu disebut performance atau kinerja atau unjuk kerja, yang
kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai
1
2
motivasi dan disiplin kerja (Ade Anugrah, dkk, 2011). Kinerja merupakan hasil
kerja yang dicapai seseorang, baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai
jawab yang diberikan (Mangkunegara, 2003). Hal ini sesuai yang dilakukan para
peneliti terdahulu, seperti Rachmadi (2006), Narmodo dan Wajdi (2005) bahwa
diharapkan pekerjaan akan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Ketaatan
organisasi atau perusahaan dalam bekerja, dengan maksud agar tenaga kerja
melaksanakan tugasnya dengan tertib dan lancar, termasuk penahanan diri untuk
kewajiban yang dibebankan kepadanya. Jadi setidaknya orang yang disiplin dapat
Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006), dan Aritonang (2005) disiplin kerja
mempengaruhi kualitas hubungan antara pemimpin dengan anggota dalam hal ini
pemimpin di dalam unit kerja yang sama, dibandingkan kelompok dari luar.
2005).
kepada pemimpin daripada sebaliknya. Dalam proses interaksi yang terjadi antara
karir karyawannya akan mempunyai kinerja yang baik. Hasil penelitian tersebut
karir yang baik yang diraih karyawan maka kinerjanya akan meningkat atau
Sultra Capem Sao Sao belum dikatakan optimal. Dengan kata lain sumber daya
manusia (pegawai) belum memiliki kinerja yang baik, sehingga belum dapat
Kondisi tersebut akan dapat terwujud apabila setiap diri pegawai mematuhi
Dalam konteks ini, disiplin merupakan instrumen untuk mencapai suatu tujuan,
dan bukan tujuan itu sendiri. Hal ini berarti bahwa disiplin menjadi prasyarat bagi
Bank Sultra Capem Sao Sao masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
disiplin yang masih harus dibenahi dan menjadi perhatian semua pihak, dimana
masih adanya pegawai yang datang terlambat dan pulang sabelum jam kerja
berakhir, masih adanya pegawai yang bermalas-malasan pada saat sedang bekerja,
telah ditetapkan, tidak menggunakan waktu secara efektif, tanggung jawab dalam
pekerjaan, tugas tidak maksimal dan tingkat absensi yang masih rendah. Peneliti
juga mencoba mengkaitkan belum optimalnya kinerja di Bank Sultra Capem Sao
tersebut.
berlaku selama ini di lingkungan Bank Sultra Capem Sao Sao hanya terbatas pada
orang-orang tertentu saja yang menyebabkan adanya batasan bagi pegawai lainnya
sehingga dianggap tidak menyentuh rasa keadilan dan kesejahteraan pegawai serta
masih adanya pegawai yang memiliki emosi negatif berlebihan ketikan menerima
apabila ada kebijakan yang datangnya dari atasan tidak terlaksana di bawahan
dengan baik, loyalitas kerja tidak terlihat pada pegawai, kontribusi yang diberikan
6
terus menerus tidak dilaksanakan dengan kesadaran sendiri, penuh perhatian, tidak
sesuai minat yang dimiliki, sehingga tidak ada kepuasan terhadap kineja pegawai
yang dirasakan.
penelitian dengan judul: ”pengaruh disiplin kerja, hubungan atasan bawahan dan
pengembangan karir terhadap kinerja pegawai pada Bank Sultra Capem Sao Sao”.
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Bank Sultra Capem Sao Sao.
2. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Bank Sultra
2. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Bank Sultra Capem Sao
Sao.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wacana untuk diterapkan dalam
dikemukakan oleh Liden dan Maslyn dalam Ilham (2017), yaitu affect,
dikemukakan oleh Keith Davis dan Werther dalam Mangkuprawira (2003: 181),
yaitu keadilan dalam karir, perhatian dengan penyelia, minat kerja dan kepuasan
karyawan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai bahan acuan dan bahan pembanding yang berkaitan dengan variabel-
variabel yang telah diuji atau analisis untuk dikembangkan pada penelitian
kinerja pegawai pada Kecamtan Wolo Kabupaten Kolaka. Hasil penelitian ini
pada Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka (2) Disiplin kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
(3) Hubungan atasan bawahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
penelitian ini adalah pada objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu,
9
10
maka peneliti akan membandingkan apakah setiap variabel terdapat juga pengaruh
2. Ilham (2017)
atasan bawahan, disiplin kerja dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai
pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Muna. (2) Hubungan atasan
bawahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Muna. (3) Disiplin kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pendidikan dan Pelatihan
terhadap kinerja pegawai pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Muna.
penelitian ini adalah pada objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu,
maka peneliti akan membandingkan apakah setiap variabel terdapat juga pengaruh
disiplin kerja, stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas
Tenaga Kerja Padang Lawas. Hasil penelitian membuktikan bahwa tiga variabel
11
yaitu disiplin kerja, stress kerja dan motivasi kerja mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel defenden yaitu kinerja pegawai pada Dinas
pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas adalah pada variabel motivasi
kerja dengan koefisien standar beta sebesar 0,560 kemudian diikuti oleh variabel
disiplin kerja dengan koefisien beta sebesar 0,330 selanjutnya variabel stress kerja
dengan koefisien beta sebesar 0,127. Dari hasil analisis tersebut dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa motivasi kerja merupakan faktor paling dominan yang
Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang diteliti ; disiplin kerja
dan kinerja. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah objek penelitian.
apakah setiap variabel terdapat juga pengaruh setelah meneliti dengan objek yang
berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasmah, Anwar Arifin dan Indah Purnama
Sari (2019) “pengaruh disiplin dan stres terhadap kinerja karyawan pada PT.
Pandu Siwi Sentosa Di Kabupaten Kutai Timur. Hasil penelitian ini antara lain
Kutai Timur. Sedangkan kontribusi variabel disiplin dan stres secara bersama-
sama memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 58,5% dan sisanya
12
dalam variabel penelitian ini. Sedangkan secara parsial variabel disiplin dan stres
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Pandu
23,3%. Dengan demikian secara parsial variabel disiplin merupakan variabel yang
dominan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Pandu Siwi
Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang diteliti ; disiplin kerja
dan kinerja. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah objek penelitian.
apakah setiap variabel terdapat juga pengaruh setelah meneliti dengan objek yang
berbeda.
5. Distyawaty (2017)
6. Muh Ridwan Kudsi, Sukisno Selamet Riadi dan Dirga Lestari AS (2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Muh Ridwan Kudsi, Sukisno Selamet Riadi
dan Dirga Lestari AS (2017) tentang “pengaruh pengembangan karir dan sistem
karir dan sistem insentif berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan
prosesnya. Sumber Daya Manusia atau Karyawan adalah aset perusahaan yang
dengan kondisi, tugas dan keadaan sumber daya manusia atau karyawan di dalam
sebuah perusahaan.
sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana
mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
maksimal”.
SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan
efisien”.
sumber daya manusia adalah suatu ilmu dalam mengatur dan merencanakan serta
peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sannggup
berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sannggup menjalankannya
dan wewenang yang diberikan kepadanya. Keith Davis (1995 : 549) menjelaskan
(Handoko, 1985:155) :
a. Disiplin Preventif
mendorong disiplin diri di antara para karyawan. Dengan cara ini para
manajemen.
b. Disiplin Korektif
c. Disiplin Progresif
organisasi, antara lain: tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa,
pengenalnya;
4. Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap semua karyawan, atasan
ketegasan,
a. Ketepatan waktu. Dalam hal ini dimisalkan pegawai datang kekantor tepat
waktu, tertib dan teratur, dengan begitu dapat dikatakan disiplin kerja baik.
disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari
kerusakan.
atas hasil kerja, dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja baik.
bila tidak masuk kantor juga merupakan cerminan dari disiplin yang tinggi
4. Tingkat absensi
dengan cara yang unik bersifat individu dan timbal balik berfokus pada hubungan
dua arah (hubungan dyadic) disebut teori Vertikal Dyad Linkage. Pemimpin yang
yang mempunyai hubungan kerja yang baik atau disebut mempunyai hubungan in
group, sedangkan yang mempunyai hubungan kerja buruk disebut out group .
{sponsorship)'yang tinggi.
19
pemimpin atas hasil yang diinginkan bawahan meliputi pemberian tugas yang
bekerja lebih keras, memiliki komitmen yang lebih besar, setia pada pimpinan dan
komitmen , inisiatif dan usaha yang cukup besar dari bawahan menjadi hal yang
sangat bernilai bagi pimpinan yang kekurangan waktu dan energy untuk
responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka, dan lebih bergantung pada
metode pengaruh yang lebih memakan waktu seperti bujukan dan konsultasi.
ditandai dengan saling percaya, menghormati, dan loyalitas antara pemimpin dan
1. Affect
Yaitu hubungan saling mempengaruhi atau kasih sayang timbal balik antara
2. Profesional Respect
3. Loyality
Yaitu Loyalitas atau sejauh mana baik pemimpin dan anggota mendukung
4. Contribution
Yaitu kontribusi atau persepsi dari jumlah pekerjaan dan mutu kerja setiap
keinginan atasan
dari pemimpin di dalam unit kerja yang sama, dibandingkan kelompok dari luar.
sebagai faktor pendorong dan didukung secara empiris dalam penelitian lain
dipegangnnya selama kehidupan kerja, karir merupakan suatu urutan promosi atau
atau ke lokasi-lokasi yang lebih baik dalam hierarki hubungan kerja selama
dari satu perspektif, karir adalah serangkaian pekerjaan yang dijalani seseorang
selama hidupnya yang disebut dengan karir obyektif. Sedangkan dari perspektif
lain, karir meliputi perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi seiring
dengan bertambahnya usia yang disebut dengan karir subyektif. Kedua perspektif
ini meletakkan fokus pada individu. Keduanya juga menganggap bahwa orang-
rangkaian urutan posisi pekerjaan yang dipegang seseorang dalam riwayat hidup
perubahan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir.
kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang
diinginkan.
lebih baik dalam atau menyilang hirarki hubungan kerja selama kehidupan
kerja seseorang.
masa depan karir mereka di perusahaan agar pegawai dan perusahaan dapat
dituntut untuk memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk peningkatan karir seperti
24
sebagainya.
Titik awal pengembangan karir dimulai dari diri pegawai. Setiap orang
sebagai berikut:
yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting daripada
pekerjaan yang spesifik. Tentunya akan berbeda skill yang dibutuhkan untuk
manager.
skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaa. Jika tujuan tersebut dikembangkan
lebih lanjut oleh seorang individu maka individu yang telah memiliki skill yang
dirinya untuk berkarya lebih baik dalam pekerjaannya. Untuk organisasi, manfaat
menurut tiap-tiap organisasi yang ada, dan sesuai dengan kebutuhan. “Jalur karir
kepribadian manusia.
26
3. Promosi
kemajuan seorang pegawai pada suatu tugas yang lebih baik, dipandang dari
sudut tanggung jawab yang lebih berat, martabat atau status yang lebih tinggi,
kecakapan yang lebih baik dan terutama tambahan pembayaran upah atau gaji.
4. Mutasi
Keith Davis dan Werther dalam Yunus (2019) menjelaskan bahwa ada lima
aktif dalam pengembangan karir dan menyediakan umpan balik dengan teratur
tentang kinerja.
peningkatan karir.
27
4. Minat Pekerja
memiliki derajat minat yang berbeda dalam peningkatan karir yang tergantung
5. Kepuasan Karir
Para pegawai, tergantung pada usia dan kedudukan mereka, memiliki kepuasan
persepsi keinginan para pegawai. Apa yang pekerja harapkan dari program
karir dikembangkan; oleh departemen SDM sesuai dengan ragam faktor usia,
suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujaun,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi’’.
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
kepadanya. Dari uraiaian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupkan hasil
dari seorang karyawan dalam melakukan tugasnya, baik itu dari segi kualitas
dan kuantitas kerjanya. Penilaian prestasi kerja karyawan mutlak harus dilakukan
28
untuk mengetahui prestasi kerja karyawan yang berguna bagi perusahaan untuk
hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap
prestasi keja merupakan suatu proses melihat serta mengetahui seberapa besar
1. Faktor Kemampuan
29
yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai
maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang dihrapkan. Oleh
karena itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya (the right man on the right place, the right man on the right job).
2. Faktor Motivasi
harus sikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental, fisik,
tujuan da situasi). Artinya seorang karyawan harus siap mental, mampu secara
fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta mampu
memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja. Oleh karena itu motivasi dari
(Mangkunegara, 2015:68):
merealisasi tujuannya.
diprogramkan.
1. Kualitas Kerja
2. Kuantitas kerja
3. Kedisiplinan
4. Ketepatan waktu
5. Dampak interpersonal
Mitchell dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja seseorang di dalam
Komunikasi (communication).
31
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui pelayanan, kepatuhan, ketaatan,
kesetiaan, hormat kepada ketentuan atau peraturan norma yang berlaku. Hasil
variabel disiplin pada penelitian ini adalah mengacu pada pendapat yang
penelitian ini adalah mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Liden dan
Maslyn dalam Ilham (2017) yaitu affect, profesional respect, loyalitas dan
kontribusi.
adalah mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Keith Davis dan Werther
dalam Mangkuprawira (2003: 181), yaitu keadilan dalam karir, perhatian dengan
sedang efisien adalah ratio antara output yang efektif dengan input yang
mengukur variabel kinerja kerja pada penelitian ini adalah mengacu pada
kinerja pegawai.
33
Pembahasan
34
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Bank Sultra Capem Sao
Sao.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Bank Sultra Capem Sao Sao,
sedangkan obyek penelitian ini adalah disiplin kerja, hubungan atasan bawahan,
pengembangan karir dan kinerja pegawai pada Bank Sultra Capem Sao Sao.
kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri yang telah ditetapkan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Bank Sultra Capem Sao Sao.
Total pegawai pada Bank Sultra Capem Sao Sao adalah 35. Populasi dalam
penelitian ini sekaligus sebagai sampel jenuh atau sensus yang berjumlah 35
a. Data kualitatif, yaitu data yang berupa penjelasan deskriptif seperti literature-
b. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti.
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
2. Data Sekunder
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
atau pernyataan kepada pegawai pada Bank Sultra Capem Sao Sao.
pegawai.
pegawai pada Bank Sultra Capem Sao Sao maupun dari responden.
dilakukan dengan menggunakan skala likert, dalam pengelolaan data, skala likert
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara
mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dan variabel-
berhubungan dengan tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuh indikator dalam
mengukur atas apa yang seharusnya diukur. Uji validitas adalah ketepatan skala
bahwa alat ukur yang digunakan, dalam hal ini pertanyaan kuesioner cocok
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dengan kata lain suatu tes atau
menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur atau mengukur apa yang
menghitung koefisien korelasi antara skor item dan skor totalnya dalam taraf
alat ukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur. Untuk itu dilakukan
anlisis item dengan metode korelasi product moment pearson. Hasil korelasi
yang tinggi menunjukkan kesesuaian antara fungsi item dengan fungsi ukur secara
keseluruhan atau dengan kata lain instrumen tersebut valid. Validitas dilakukan
digunakan pada instrumen yang dikatakan valid jika nilai r ³ 0,30 (cut of point)
Sugiyono (2010).
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui keandalan alat ukur atau untuk
mengetahui konsistensi alat ukur jika digunakan untuk mengukur obyek yang
sama lebih dari sekali. Dengan kata lain uji reliabilitas ini dapat diartikan sebagai
dalam penelitian ini adalah dengan metode Alpha Cronbach. Nilai batas (cut
of point) yang diterima untuk tingkat Alpha Cronbach adalah 0,60 walaupun
ini bukan merupakan standar absolut oleh Uma Sekaran (2003). Instrumen
dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai
koefisien reliabilitas yang terukur adalah 0,60. Instrumen dikatakan reliabel jika
40
dan analisis statistik inferensial terhadap data yang diperoleh di lapangan. Analisis
melihat kuat lemahnya pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat,
yaitu dengan cara menganalisis terhadap data yang telah diberi skor sesuai dengan
skala pengukuran yang telah ditetapkan melalui analisis regresi linear berganda
responden dari data yang telah dikumpulkan. Dalam penelitian ini jawaban
menguji hipotesis penelitian yang telah dibuat dimana pada penelitian ini
41
digunakan metode analisis regresi linear berganda, dengan rumus regresi linear
Di mana :
Y = Dependent varibel
β0 = Konstanta
X1,...Xn = Independen varibel ke-i( i = 1,2,3,….,n)
β1,….βn = Koefisien regresi masing-masing Variabel X1 (i = 1, 2, 3 …., n)
e = Faktor galat/tingkat kesalahan
Dari persamaan tersebut, dapat diaplikasikan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Dimana :
Y = Variabel Kinerja Pegawai β1 = Koefisien regresi X1
X1 = Variabel Disiplin kerja β2 = Koefisien regresi X2
X2 = Variabel Hubungan atasan bawahan β3 = Koefisien regresi X3
X3 = Variabel Pengembangan karir e = Faktor kesalahan
β0 = Konstanta (asumsi = 0)
untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yaitu disiplin kerja, hubungan
variabel terikatnya.
Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2005:84). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (disiplin
Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
dua variabel secara parsial, yaitu antara variabel independen dan variabel
dependen. Adapun korelasi yang digunakan dalam analisis ini korelasi Person
product Moment, teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan
interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama.
korelasi antara variabel x dan variabel y dapat dilihat dari table dibawah ini.
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai
44
terhadap variabel terikat (Y) digunakan uji F. Jika P-Value < α 0,05 maka ada
sebaliknya, jika P-Value > α 0,05 maka tidak ada pengaruh nyata variabel bebas
terhadap variabel terikat. Sedangkan untuk menguji pengaruh variabel bebas (X)
secara parsial digunakan uji t. Apabila P-Value < α 0,05 maka variabel bebas
apabila P-Value > α 0,05 maka variabel bebas tersebut tidak berpengaruh nyata
1. Disiplin kerja adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
peraturan norma yang berlaku. Variabel ini adalah variabel observasi yang
Pegawai.
yang berikan.
45
kerja. Variabel ini merupakan variabel observasi yang diukur melalui indikator:
sayang timbal balik antara kedua hubungan yang didasarkan pada saling
indikator:
46
karir.
d. Minat pekerja adalah persepsi pegawai mengenai minat yang berbeda dalam
e. Kepuasan karir adalah persepsi pegawai mengenai rasa puas yang dimiliki
4. Kinerja pegawai adalah hasil kerja atau prestasi yang dicapai pegawai sesuai