Anda di halaman 1dari 4

Nadya Bella Permata

1807338

Pendidikan Manajemen Perkantoran 2018/A

Kepemimpinan

1. Raharjo, S. T., & Nafisah, D. (2006). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan


Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan (Studi
Empiris Pada Departemen Agama Kabupaten Kendal dan Departemen Agama
Kota Semarang). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Vol 3, No. 2, 69-81.

Pada jurnal ini, penulis melakukan penelitiannya di dinas agama kabupaten Kendal dan kota
Semarang, contoh yang diambil dari kantor staf departemen agama kabupaten Kendal dan
kota Semarang. Teknik yang digunakan yaitu memberikan 43 kuesioner untuk departemen
agama kabupaten Kendal dan 90 untuk departemen agama kota Semarang. Analisis data yang
dilakukan menggunakan ujian validitas, ujian reliabilitas, uji korelasi, dan regresi linear untuk
mencari beberapa perbedaan antara departemen agama kabupaten Kendal dan departemen
agama kota Semarang, juga untuk menganalisis regresi berganda dari pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, komitmen organisai, dan kinerja karyawan.

Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan
atau kegagalan organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik. Pemimpin memegang
peran penting dalam memformulasikan dan mengimplementasikan strategi organisasi.
Komitmen dalam organisasi akan membuat pekerja memberikan yang terbaik kepada
organisasi dimana ia bekerja. Kepuasan kerja juga termasuk kedalamnya, yang dapat
memberikan komitmen tinggi dalam organisasi. Pekerja yang memiliki komitmen yang tinggi
cenderung akan senang membantu dan dapat bekerja sama dengan baik. Kepuasan kerja
merupakan dampak atau hasil dari keefektivan performance dan kesuksesan dalam bekerja.
Jika pekerja tidak memiliki kepuasan kerja dalam pekerjaannya, maka pekerja cenderung
memiliki keinginan yang besar untuk keluar dari pekerjaannya, meningkatkan stress kerja,
dan memunculkan berbagai masalah psikologis dan fisik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lima faktor gaya kepemimpinan yaitu gaya
partisipatif, gaya pencapaian orientasi, gaya direktif, gaya suportif, dan gaya pemeliharaan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan
kinerja karyawan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatur dan
mempertimbangkan lima variabel tersebut sebagai ukuran untuk mengembangkan kepuasan
kerja, komitmen organisasi, dan kinerja karyawan. Tinggi dan rendahnya kepuasan kerja,
komitmen organisasi dan kinerja karyawan yang dirinci dari penelitian ini dapat dibedakan
dari seorang pemimpin yang berpengaruh, bahkan diyakini dapat membuat puas, komitmen,
dan kinerja bukanlah sesuatu yang mudah. Suatu kepemimpinan umumnya menceritakan
tentang kepuasan, komitmen, dan kinerja pegawai yang dapat diikuti dari pemimpin,
sehingga salah satu gaya kepemiminan yang unggul, diyakini sangat cocok dan dapat
menentukan kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan dari setiap
organisasi.

2. Fajrin, I. Q., & Susilo, H. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap


Kinerja Karyawan dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi
pada Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang). Jurnal Administrasi Bisnis.
Vol. 61, No. 4, 117-124.

Penelitian pada artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja dan motivasi kerja karyawan sebagai variabel intervening. Jenis penelitian
ini adalah penelitian penjelasan, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengambilan sampelnya menggunakan proportional stratified random sampling, untuk
menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin dan diperoleh jumlah
sampelnya sebanyak 72 karyawan. Sumber daya diperoleh dengan data primer untuk
menidstribusikan kuesioner dan data sekunder dengan dokumentasi.

Menurut Hasibuan (2016:141) mengatakan “Motivasi adalah hal yang menyebabkan,


menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, agar mau bekerjat giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal”. Motivasi juga berlaku untuk diri seorang pemimpin itu sendiri.
Karena dengan tidak adanya motivasi, seorang pemimpin juga tidak akan mempunyai
dorongan untuk membawa perusahaan atau organisasinya kearah yang lebih maju. Oleh
karena itu, sebuah motivasi sangat penting dari dalam diri untuk menjalankan segala aktifitas
yang menjadi tugas dan tanggung jawab sehari-hari. Dengan adanya motivasi yang tinggi dari
pemimpin atau bawahan, pasti akan membawa dampak kinerja yang tinggi pula. Kinerja
karyawan salah satu dimensi untuk mengukur, mengevaluasi dalam melaksanakan tugas dna
kewajibannya terhadap organisasi dimana ia bekerja. Motivasi dan kemampuan yang dimiliki
seseorang merupakan faktor pembentuk utamanya.
Motivasi kerja berdasarkan data primer yang diolah karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Malang memiliki motivasi kerja yang tinggi dilihat dari grand mean variabel motivasi
kerjanya sebesar 4,22. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Malang merasa termotivasi dalam bekerja karena aspek-aspek kebutuhan akan prestasi,
kebutuhan akan afilisasi dan kebutuhan akan jenjang karir yang karyawan butuhkan telah
terpenuhi. Motivasi kerja yang tinggi dapat meningkatkan semangat kerja dan kinerja
karyawan sehingga tujuan perusahaan lebih cepat tercapai. Kinerja karyawan berdasarkan
data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap karyawan-karyawan di Pabrik Gula
Kebon Agung Malang dimana dalam variabel kinerja karyawan memiliki grand mean sebesar
4,17 yang berada pada kategori setuju. Artinya, kinerja karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Malah sudah dilihat baik. Hal ini menunjukkan kuantitas hasil kerja, kualitas hasil kerja, dan
ketepatan waktu karyawan-karyawannya dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari-
hari sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan otoriter memiliki
nilai grand mean lebih tinggi dari gaya kepemimpinan yang lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang merasa gaya kepemimpina otoriter lebih
dominan digunakan oleh pemimpin. Hasil analisis jalur juga menunjukkan gaya
kepemimpinan otoriter lebih berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja dan kinerja
karyawan.

3. Daswati. (2012). Implementasi Peran Kepemimpinan dengan Gaya


Kepemimpinan Menuju Kesuksesan Organisasi. Jurnal ACADEMICA Fisip
Untad. Vol. 04. No. 01, 783-798.

Dalam suatu organisasi, pasti membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan
untuk meningkatkan sumber daya manusia. Oleh karena itu, para pemimpin pada sebuah
organisasi sebisa mungkin berperan sebagai penentu arah bagi sumber daya manusia dan
sebisa mungkin menjadi agen perubahan, juru bicara dan pelatih. Seorang pemimpin jika
ingin mensukseskan organisasinya harus memiliki gaya kepemimpinan yang diterapkan
untuk mempengaruhi pengikutnya. Gaya kepemimpinan yang dimaksud ialah gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan pengikutnya dengan maksud mampu membuat
pengikutnya beraksi bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Penulis meyakini bahwa seorang pemimpin dalam sebuah organisasi tidak akan berhasil
mencapai tujuannya tanpa memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan peran
kepemimpinan. Peran yang dimaksud ialah peran kepemimpinan yang mengacu pada
pendapat Werren Bennis dan Burt Nanus, yaitu peran kepemimpinan sebagai penentu arah,
agen perubahan serta juru bicara dan pelatih. Sedangkan, gaya kepemimpinan ialah gaya
kepemimpinan Bass dan Avolio yang dikutip dari Luthans yaitu gaya kepemimpinan
transformasional dan transaksional. Hubungan kedua aspek ini dapat dilihat pada perilaku
pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin melaksanakan peran kepemimpinannya dengan
menggunakan gaya kepemimpinan, sedangkan pengikut sebagai staf menerima dan merespon
peran yang dimainkan oleh unsur pimpinan tersebut.

Dapat dikatakan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses menginspirasi


perubahan dan memberdayakan bawahan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, untuk
meningkatkan kemampuan mereka memiliki dan meningkatkan kualitas proses-proses
keorganisasian. Semua itu memungkinkan berproses sebab para bawahan menerima
tanggungjawab dan mempertanggungjawabkannya untuk dirinya sendiri dan proses-proses
untuk tugas-tguas yang telah ditetapkan.

Kesimpulannya penulis mengatakan bahwa pemimpin yang efektif yaitu pemimpin yang
memiliki kemampuan untuk berperan aktif dalam melaksanakan peran kepemimpinannya,
baik peran sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara maupun pelatih untuk
meningkatkan kinerja atau semangat kerja bagi pegawai-pegawainya pada sebuah organisasi.
Peran tersebut mempunyai pengaruh jika para pemimpin memiliki kemampuan untuk
menerapkan gaya kepemimpinan untuk menggerakan pengikutnya ke arah pencapaian visi
organisasi. Memadukan gaya kepemimpinan dengan karakteristik pengikut, maka organisasi
akan menuju pada kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai