1807338
Kepemimpinan
Pada jurnal ini, penulis melakukan penelitiannya di dinas agama kabupaten Kendal dan kota
Semarang, contoh yang diambil dari kantor staf departemen agama kabupaten Kendal dan
kota Semarang. Teknik yang digunakan yaitu memberikan 43 kuesioner untuk departemen
agama kabupaten Kendal dan 90 untuk departemen agama kota Semarang. Analisis data yang
dilakukan menggunakan ujian validitas, ujian reliabilitas, uji korelasi, dan regresi linear untuk
mencari beberapa perbedaan antara departemen agama kabupaten Kendal dan departemen
agama kota Semarang, juga untuk menganalisis regresi berganda dari pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, komitmen organisai, dan kinerja karyawan.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan
atau kegagalan organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik. Pemimpin memegang
peran penting dalam memformulasikan dan mengimplementasikan strategi organisasi.
Komitmen dalam organisasi akan membuat pekerja memberikan yang terbaik kepada
organisasi dimana ia bekerja. Kepuasan kerja juga termasuk kedalamnya, yang dapat
memberikan komitmen tinggi dalam organisasi. Pekerja yang memiliki komitmen yang tinggi
cenderung akan senang membantu dan dapat bekerja sama dengan baik. Kepuasan kerja
merupakan dampak atau hasil dari keefektivan performance dan kesuksesan dalam bekerja.
Jika pekerja tidak memiliki kepuasan kerja dalam pekerjaannya, maka pekerja cenderung
memiliki keinginan yang besar untuk keluar dari pekerjaannya, meningkatkan stress kerja,
dan memunculkan berbagai masalah psikologis dan fisik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lima faktor gaya kepemimpinan yaitu gaya
partisipatif, gaya pencapaian orientasi, gaya direktif, gaya suportif, dan gaya pemeliharaan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan
kinerja karyawan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatur dan
mempertimbangkan lima variabel tersebut sebagai ukuran untuk mengembangkan kepuasan
kerja, komitmen organisasi, dan kinerja karyawan. Tinggi dan rendahnya kepuasan kerja,
komitmen organisasi dan kinerja karyawan yang dirinci dari penelitian ini dapat dibedakan
dari seorang pemimpin yang berpengaruh, bahkan diyakini dapat membuat puas, komitmen,
dan kinerja bukanlah sesuatu yang mudah. Suatu kepemimpinan umumnya menceritakan
tentang kepuasan, komitmen, dan kinerja pegawai yang dapat diikuti dari pemimpin,
sehingga salah satu gaya kepemiminan yang unggul, diyakini sangat cocok dan dapat
menentukan kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan dari setiap
organisasi.
Penelitian pada artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja dan motivasi kerja karyawan sebagai variabel intervening. Jenis penelitian
ini adalah penelitian penjelasan, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengambilan sampelnya menggunakan proportional stratified random sampling, untuk
menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin dan diperoleh jumlah
sampelnya sebanyak 72 karyawan. Sumber daya diperoleh dengan data primer untuk
menidstribusikan kuesioner dan data sekunder dengan dokumentasi.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan otoriter memiliki
nilai grand mean lebih tinggi dari gaya kepemimpinan yang lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang merasa gaya kepemimpina otoriter lebih
dominan digunakan oleh pemimpin. Hasil analisis jalur juga menunjukkan gaya
kepemimpinan otoriter lebih berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja dan kinerja
karyawan.
Dalam suatu organisasi, pasti membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan
untuk meningkatkan sumber daya manusia. Oleh karena itu, para pemimpin pada sebuah
organisasi sebisa mungkin berperan sebagai penentu arah bagi sumber daya manusia dan
sebisa mungkin menjadi agen perubahan, juru bicara dan pelatih. Seorang pemimpin jika
ingin mensukseskan organisasinya harus memiliki gaya kepemimpinan yang diterapkan
untuk mempengaruhi pengikutnya. Gaya kepemimpinan yang dimaksud ialah gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan pengikutnya dengan maksud mampu membuat
pengikutnya beraksi bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Penulis meyakini bahwa seorang pemimpin dalam sebuah organisasi tidak akan berhasil
mencapai tujuannya tanpa memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan peran
kepemimpinan. Peran yang dimaksud ialah peran kepemimpinan yang mengacu pada
pendapat Werren Bennis dan Burt Nanus, yaitu peran kepemimpinan sebagai penentu arah,
agen perubahan serta juru bicara dan pelatih. Sedangkan, gaya kepemimpinan ialah gaya
kepemimpinan Bass dan Avolio yang dikutip dari Luthans yaitu gaya kepemimpinan
transformasional dan transaksional. Hubungan kedua aspek ini dapat dilihat pada perilaku
pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin melaksanakan peran kepemimpinannya dengan
menggunakan gaya kepemimpinan, sedangkan pengikut sebagai staf menerima dan merespon
peran yang dimainkan oleh unsur pimpinan tersebut.
Kesimpulannya penulis mengatakan bahwa pemimpin yang efektif yaitu pemimpin yang
memiliki kemampuan untuk berperan aktif dalam melaksanakan peran kepemimpinannya,
baik peran sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara maupun pelatih untuk
meningkatkan kinerja atau semangat kerja bagi pegawai-pegawainya pada sebuah organisasi.
Peran tersebut mempunyai pengaruh jika para pemimpin memiliki kemampuan untuk
menerapkan gaya kepemimpinan untuk menggerakan pengikutnya ke arah pencapaian visi
organisasi. Memadukan gaya kepemimpinan dengan karakteristik pengikut, maka organisasi
akan menuju pada kesuksesan.