Anda di halaman 1dari 5

Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan terletak pada sumberdaya

manusianya. Penggunaan tenaga kerja manusia secara efektif dan terarah


merupakan kunci untuk meningkatkan motivasi kerja yang baik. Untuk itu
peranan seorang pemimpin dalam perusahaan semakin penting artinya dalam
upaya meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga efisiensi dapat tercapai.
Untuk mencapai upaya tersebut perusahaan memerlukan seorang pemimpin yang
mampu mengkoordinasi sumberdaya manusia yang dipimpinnya ke arah tujuan
yang diinginkan melalui berbagai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi

dan situasi perusahaan.


Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kondisi gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja pada karyawan PDAM Kota Batu. (2)
Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan partisipatif terhadap motivasi
kerja pada karyawan PDAM Kota Batu. (3) Mengetahui pengaruh variabel gaya
kepemimpinan suportif terhadap motivasi kerja pada karyawan PDAM Kota Batu.

(4) Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan direktif terhadap motivasi


kerja pada karyawan PDAM Kota Batu. (5) Mengetahui pengaruh variabel gaya
kepemimpinan orientasi pencapaian terhadap motivasi kerja pada karyawan
PDAM Kota Batu. (6) Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan
partisipatif, gaya kepemimpinan suportif, gaya kepemimpinan direktif, gaya
kepemimpinan orientasi pencapaian secara simultan terhadap motivasi kerja pada
karyawan PDAM Kota Batu.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
korelasional. Sampel pada penelitian ini adalah 73 karyawan dari jumlah total 89
karyawan yang ada dan diambil dari semua tingkatan jabatan yang ada pada
PDAM Kota Batu. Teknik sampling yang digunakan adalah stratifikasi
proporsional random sampling. Data diperoleh dari responden dengan
menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner dan dokumentasi. Analisis
data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
bantuan komputer program SPSS 12.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang
signifikan dari variabel gaya kepemimpinan yang meliputi gaya kepemimpinan
partisipatif, gaya kepemimpinan suportif, gaya kepemimpinan direktif, gaya
kepemimpinan orientasi pencapaian terhadap motivasi kerja pada karyawan
PDAM Kota Batu. Terdapat pengaruh positif yang signifikan secara simultan dari
variabel gaya kepemimpinan yang meliputi gaya kepemimpinan partisipatif, gaya
kepemimpinan suportif, gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan
orientasi pencapaian terhadap motivasi kerja pada karyawan PDAM Kota Batu.

Berdasarkan hasil sumbangan efektif (SE) gaya kepemimpinan suportif (X2)


memiliki pengaruh yang dominan terhadap motivasi kerja pada karyawan PDAM
Kota Batu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diharapkan bagi peneliti
selanjutnya untuk menggali variabel-variabel baru selain variabel gaya
kepemimpinan partisipatif, gaya kepemimpinan suportif, gaya kepemimpinan
direktif, gaya kepemimpinan orientasi pencapaian, misalnya perilaku tugas dan
perilaku hubungan dan beberapa variabel lain yang dapat dijadikan temuan baru
dalam penelitian sebelumnya. Sedangkan bagi perusahaan diharapkan
mempertahankan dan meningkatkan gaya kepemimpinan yang sudah ada,
utamanya gaya kepemimpinan suportif yang dalam penelitian ini berpengaruh
dominan serta meningkatkan gaya kepemimpinan yang sudah ada dan
menyesuaikan penerapannya sesuai dengan kondisi dan situasi dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan.

Abstrak :

Seorang pemimpin harus mempunyai keluwesan dan mengerti kebutuhan akan


bawahannya. Pemimpin yang efektif mampu menyesuaikan organisasi untuk
menghadapi kebutuhan yang berubah-ubah tanpa terlalu banyak meresahkan
bawahannya. Dengan kebutuhan- kebutuhan yang diperoleh oleh para bawahan
maka mereka akan termotivasi untuk bekerja. Gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh yang kuat dengan motivasi sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam
menggerakkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tergantung pada
bagaimana pemimpin itu menciptakan motivasi dalam diri setiap karyawannya.
Maka untuk memaksimalkan motivasi setiap karyawan setiap pemimpin harus
memahami dan menanggapi keanekaragaman kebutuhan dan keinginan serta
perbedaan kepribadian karyawan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan pada Hotel Royal Palace Bandung,

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi


kerja karyawan pada Hotel Royal Palace Bandung. Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode Explanatory Research, yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis. Hasil yang diperoleh dari perhitungan Rank Spearman,
menunjukkan bahwa antara variabel gaya kepemimpinan dengan variabel
motivasi kerja karyawan mempunyai pengaruh yang besar yaitu sebesar (rs) =
0,53 terdapat hubungan yang kuat/ tinggi. Dari hasil pengujian statistik dimana t
hitung (5,6940) > t tabel (1,6740), hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1
diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan motivasi kerja karyawan. Maka hipotesis : â jika gaya kepemimpinan
diterapkan sesuai dengan harapan karyawan, maka motivasi kerja karyawan akan
meningkatâ dapat diterima.

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA


Gaya kepemimpinan, Secara langsung maupun tidak langsung mempunyai
pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja
karyawan/pegawai. Hal ini didukung oleh Sinungan (1987) yang menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi
merupakan faktor potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Dewasa ini,
banyak para ahli yang menawarkan gaya Kepemimpinan yang dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari yang paling klasik yaitu
teori sifat sampai kepada teori situasional.
Dari beberapa gaya yang di tawarkan para ahli di atas, maka gaya kepemimpinan
situasionallah yang paling baru dan sering di gunakan pemimpin saat ini. Gaya
kepemimpinan situasional dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang
sangat cocok untuk diterapkan saat ini.
Sedangkan untuk bawahan yang tergolong pada tingkat kematangan yaitu
bawahan yang tidak mampu tetapi berkemauan, maka gaya kepemimpinan yang
seperti ini masih pengarahan, karena kurang mampu, juga memberikan perilaku
yang mendukung. Dalam hal ini pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi
dua arah (two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam
meningkatkan motivasi kerjanya.
Selanjutnya, yang mampu tetapi tidak mau melaksanakan tugas/tangung
jawabnya. Bawahan seperti ini sebenarnya memiliki kemampuan untuk
melakukan pekerjaan, akan tetapi kurang memiliki kemauan dalam melaksanakan
tugas. Untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, dalam hal ini pemimpin harus
aktif membuka komunikasi dua arah dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh
bawahan. Sedangkan gaya delegasi adalah gaya yang cocok diterapkan pada
bawahan yang memiliki kemauan juga kemampuan dalam bekerja. Dalam hal ini
pemimpin tidak perlu banyak memberikan dukungan maupun pengarahan, karena
dianggap bawahan sudah mengetahui bagaimana, kapan dan dimana mereka barus
melaksanakan tugas/tangung jawabnya. Dengan penerapan gaya kepemimpinan
situasional ini, maka bawahan/pegawai merasa diperhatikan oleh pemimpin,
sehingga diharapkan produktivitas kerjanya akan meningkat.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menjabarkan kondisi deskriptif gaya


kepemimpinan direktif, motivasi kerja dan kinerja karyawan pada SPBU
Pertamina Way Area Malang Raya, (2) Menjabarkan pengaruh langsung yang
signifikan antara gaya kepemimpinan direktif terhadap motivasi kerja pada SPBU
Pertamina Way Area Malang Raya, (3) Menjabarkan pengaruh langsung yang
signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada SPBU Pertamina
Way Area Malang Raya, (4) Menjabarkan pengaruh langsung yang signifikan
antara gaya kepemimpinan direktif terhadap kinerja karyawan SPBU Pertamina
Way Area Malang Raya, (5) Menjabarkan pengaruh tidak langsung yang
signifikan antara gaya kepemimpinan direktif terhadap kinerja karyawan melalui
motivasi kerja pada SPBU Pertamina Way Area Malang Raya.

Dalam penelitian ini mempunyai variabel bebas adalah Gaya Kepemimpinan


Direktif (X), variabel intervening adalah Motivasi Kerja (Z) dan variabel terikat
adalah Kinerja Karyawan (Y). Data yang diperoleh dengan menggunakan
beberapa cara, antara lain: angket/kuesioner, wawancara/interview, dokumentasi
dan observasi. Instrumen penelitian ini menggunakan item-item dari penelitian
terdahulu yang telah teruji, sehingga uji coba kuesioner untuk menguji instrumen
tidak perlu dilakukan. Sedangkan untuk uji validitas dan reliabilitas tetap
dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas data yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai