Anda di halaman 1dari 5

RESUME

BAB IV
PERUBAHAN TERENCANA

KELOMPOK
1. Nur Khoirul Akhiri
2. Atria Irianti C.B
3. Nur Hidayah

(128574264)
(128574283)
(128574292)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

BAB IV
PERUBAHAN TERENCANA

Perubahan terencana merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin
untuk membedakan perubahan yang sengaja digerakkan dan direncanakan organisasi dengan
perubahan yang berlangsung tidak disengaja.
Menurut French dan Bell : Pengembangan Organisasi (PO) merupakan strategi perbaikan
organisasi. PO telah menjelma menjadi kerangka terpadu teori dan praktek serta mampu
memecahkan masalah yang dihadapi.
Prinsisp-prinsip dasar PO ialah sperangkat nilai, asumsi dan etika yang menekankan pada
orientasi kemanusiaan dan komitmen efektifitas organisasi.
Ada 4 nilai dasar PO :
1. Keyakinan bahwa kebutuhan dan aspirasi manusia merupakan alasan utama
keberadaan organisasi dalam masyarakat
2. Agen perubahan meyakini bahwa prioritasisasi organisasi bagian syah budaya
organisasi
3. Agen perubahan berkomitmen meningkatkan efektivitas organisasi.
4. PO memberi nilai tinggi pada demokratisasi organisasi melalui kesetaraan (power
equalisation)
Ada 5 nilai adopsi untuk menerapkan 4 nilai dasar menurut Hurley dkk :
1.
2.
3.
4.
5.

Memberdayakan karyawan untuk bertindak


Menciptakan keterbukaan dalam komunikasi
Memfasilitasi rasa-memiliki pada proses perubahan dan hasilnya
Meningkatkan budaya kerja sama
Meningkatkan pembelajaran yang berkesinambungan

Kurt Lewin dan Perubahan Terencana


Lewin merupakan seorang pejuang kemanusiaan yang meninggal pada usia muda yang
meyakini kekuatan demokrasi untuk meningkatkan hidup manusia. Lewin berkeyakinan
bahwa dengan menyelesaikan konflik sosial, baik dalam bidang religius, ras, pernikahan
ataupun industri, maka kondisi manusia dapat ditingkatkan.
Lewin berupaya memahami dan menjelaskan saling ketergantungan atara individu dengan
kelompok, serta daya-daya kekuatan yang menjaga status quo kelompok. Daya-daya ini tidak
hanya mempengaruhi struktur kelompok tapi juga mengubah perilaku individu.

Penelitian Tindakan Nyata ( Action Research )


Menurut French dan Bell Action Research adalah penelitian terhadap tindakan dengan tujuan
membuatnya makin efektif. Tindakan mengacu pada program dan intervensi yang dirancang
untuk memecahkan masalah atau memperbaiki kondisi tertentu. Action Research merupakan
proses pengumpulan data riset secara sistematis tentang sistem yang sedang berjalan relatif
terhadap sejumlah tujuan.
Action Research dikelompokkan menjadi 3 :
1. Organisasi ( diwakili satu atau lebih Manajer senior )
2. Subyek ( Karyawan dari bagian dimana perubahan terjadi)
3. Agen Perubahan ( Konsultan internal/eksternal )
Ketiga entitas tersebut membentuk komunitas pembelajaran melalui riset untuk dicarikan
solusi masalah organisasi / kelompok.
Action Research merupakan proses bercabang dua :
1. Pendekatan menitikberatkan bahwa perubahan butuh tindakan
2. Tindakan yang berhasil didasarkan pada analisa situasi secara tepat, mengidentifikasi
alternatif lalu memilih yang paling sesuai untuk diterapkan
Walaupun Action Research telah memperoleh banyak pengikut, namun dalam penerapannya
masih memiliki hambatan yaitu perlunya komitmen baik dari manajeman maupun subyek
perubahan.
Action Research masih diapresiasikan dalam mengelola perubahan dan mengatasi konflik
sosial, tidak terbatas dalam organisasi namun juga dalam masyarakat secara luas.

Model Perubahan Tiga Langkah (menurut Lewin) :


1. Pencairan (unfreezing) tingkatan sekarang
2. Perpindahan (moving) ke tingkatan baru
3. Pembekuan / pemantapan (refreezing) tingkatan baru
Inti pendekatan ini adalah keyakinan bahwa kemauan dari subyek perubahan merupakan
unsur penting baik dalam membuang perilaku lama, pencairan dan perpindahan ke perilaku
baru.
Pencairan dan perpindahan secara garis besar sama dengan Action Research. Pencairan
(unfreezing) meliputi upaya memperlemah daya kekuatan membentuk perilaku organisasi
masa kini. Menurut Rubin, pencairan memerlukan bentuk pertemuan konfrontatif bagi yang
terkait dengan perubahan.

Perpindahan (moving) mencakup tindakan atas hasil langkah sebelumnya. Tindakan


perpindahan menuju ke situasi yang lebih baik membutuhkan pengembangan perilaku, nilai
nilai dan sikap sikap baru melalui perubahan struktur dan proses organisasi.
Pemantapan (refreezing) merupakan langkah terakhir dalam model tiga langkah dan menjadi
titik perbedaan dengan Action Research. Pemantapan menciptakan kestabilan dalam
organisasi dan memastikan cara cara kerja baru relatif terjaga dari langkah mundur yang
mencakup proses sosialisasi. Contoh : Rekrutmen dan industri, sistem imbalan, penguatan
budaya melalui penciptaan norma perilaku baru.

Fase fase dan Perubahan Terencana


Untuk memahami Perubahan Terencana, tidaklah cukup dengan memahami proses yang
mendorong perubahan, namun ada apresiasi tahap yang dilalui organisasi untuk pindah dari
keadaan yang tidak memuaskan ke masa depan yang diinginkan.
Bullock dan Batten menggambarkan Perubahan Terencana menjadi dua dimensi:
1. Tahap tahap perubahan : tingkatan keadaan yang dilalui organisasi ketika
menerapkan Perubahan Terencana
2. Proses proses perubahan : metode yang dipergunakan untuk menggerakkan
organisasi dari keadaan satu ke lainnya.
Tahap perubahan dan proses perubahan yang menyertainnya :
1. Fase Eksplorasi yaitu Organisasi menimbang dan memutuskan membuat perubahan
Spesifik dalam operasinya dan mengalokasikan sumber sumber daya untuk
merencanakan perubahan dalam membantu pemecahan perubahan. Tumbuhnya
kesadaran akan perlunya perubahan guna membantu perencanaan serta penerapan
perubahan.
2. Fase Perencanaan yaitu upaya pengenalan masalah yang dihadapi organisasi. Proses
perubahan yang terkait adalah mengumpulkan informasi agar dapat ditetapkan
diagnosa masalah secara tepat, tujuan perubahan dan tindakan yang diperlukan guna
mencapai tujuan
3. Fase Tindakan yaitu tahap ini organisasi mengimplementasikan perubahan hasil
perencanaan. Proses perubahan dirancang untuk menggerakkan organisasi dari
keadaan sekarang menuju ke masa depan
4. Fase Integrasi yaitu tahapan ini segera dimulai begitu perubahan telah sukses
diimplementasikan. Proses perubahan meliputi konsolidasi dan stabilisasi perubahan
guna menguatkan perilaku baru melalui umpan balik dan sistem imbalan serta melatih
para manajer dan karyawan secara terus menerus memonitor perubahan dan upaya
upaya perbaikan.

Perubahan Sifat Pengembangan Organisasi


Pengembangan Organisasi merupakan proses menerapkan pengetahuan, praktek praktek
ilmu perilaku untuk membantu organisasi dalam meraih efektifitas yang lebih tinggi
Perkembangan khusus dalam perluasan perspektif :
1. Munculnya gerakan Desain Pekerjaan terutama munculnya Teori Sistem Sosio
Teknik yang makin menyadari bahwa tidak bisa lagi berkonsentrasi kelompok atau
individu namun menimbang-nimbang sistem lain.
2. Perspektif berskala organisasi telah mendorong praktisi PO memperluas perspektif
mereka dengan mengembangkan budaya organisasi dan meminati konsep
pembelajaran organisasi. Alhasil, pergeseran minat dari pembelajaran kelompok
kepada pembelajaran organisasi hanyalah perluasan alami belaka.
3. Makin meningkatnya penggunaan pendekatan berskala organisasi terhadap perubahan
yang dibarengi dengan intensitas pergolakan dalam lingkungan operasi organisasi,
mendorong praktisi PO mentransformasikan organisasi secara keseluruhan dan tidak
sekedar perubahan pada bagian pokoknya saja.
Dinamika Kelompok dan Perubahan Terencana akan menciptakan dilema bagi para
pendukung PO. Pengembangan organisasi semakin terfokus pada masalah makro, maka
semakin kurang kemampuan pengembangan organisasi merangkul semua individu yang
terkait program perubahannya dan semakin kurang mampu pengembangan organisasi
mempromosikan nilai dasar humanis dan demokratisnya.

Anda mungkin juga menyukai