BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan
secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan,
bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap
organisasi dituntut mampu berkompetisi, sehingga dapat tetap bertahan dalam
persaingan global. Strategi yang untuk selalu dapat berkompetisi adalah dengan
cara memperkuat kapasitas organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki.1
Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi
maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik,
perusahaan
harus
memiliki
karyawan
yang
berpengetahuan
dan
1 Stephen Robin. P. Dan Mary Coulter, Artikel, Manajemen, (Jakarta: PT. Indek
Kelompok Gramedia, 2003), hal 76.
2 Budi Setiyawan dan Waridin, Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Devisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang,
(Semarang: JRBI Vol 1, 2006), hal 181.
kinerja
yaitu
gaya
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orag lainseperti yang diinginkan. Dalam
3 Robert. D. Dale, Pelayan Sebagai Pemimpin, (Malang: Gandum Mas, 1992), hal 31.
4 Stepen. P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Indeks Kelompok GRAMEDIA),
2006, hal 76.
perusahaan.
membangkitkan
Pemimpin
kebanggaan,
harus
serta
mampu
memberikan
menumbuhkan
sikap
wawasan,
hormat
dan
ketentuan-ketentuan
perusahaan
yang
memberatkan
karyawan,
pemikiran
bagaimana
keseluruhan
faktor
tersebut
saling
Hasil
BAB II
LANDASAN TEORI
10
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepeminpinan
Istilah pemimpin dan kepemimpinan berasal dari kata dasar yang
sama, yaitu pimpin. Namun demikian, keduanya digunakan dalam konteks
yang berbeda. Pemimpin (leader) berhubungan dengan suatu peran dalam
sistem tertentu, adapun kepemimpinan (leadership) pada dasarnya
berhubungan dengan keterampilan, kecakapan dan tingkat yang dimiliki
seseorang.9
Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.10
Menurut Bernadine R. Wirjana dan Susilo Supardo, mendefinisikan
kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks dimana seseorang
mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas, atau sasaran
dan mengarahkan organisasi dengan cara yang membuatnya lebih kohesif
dan lebih masuk akal. (FOOT NOTE).
Kepemimpinan menurut Charles J. Ketaing, merupakan suatu proses
dengan bergabai cara mempengaruhi orang atau kelompok orang untuk
mencapai suatu tujuan bersama.11
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
mempunyai peran sebagai pemberi dorongan atau motivator mengarahkan
9 Chris Harijanto, Pemimpin Yang Andal, (Yogyakarta: PT. Macana Jaya Cemerlang,
2007), hal 2.
10 Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), hal
60.
11 Charles J. Ketaing, Kepemimpinan, Teori dan Pengembangan, alih bahasa, AM
Mangunhardjana, (Yogyakarta: Penerbit Kansius, 1986), hal 9.
11
gaya
kepemimpinan
adalah
kepemimpinan
adalah
12
dua.
Kedua
fungsi
tersebut
harus
dijalankan
agar
masalah-masalah
yang
berhubungan
dengan
operasi
organisasi.
Sedangkan fungsi kedua adalah fungsi-fungsi yang berhubungan
dengan pemeliharaan kelompok atau sosial. Fungsi ini mencakup segala
sesuatu yang dapat membantu kelompok (formal atau pun informal) berjalan
lebih lancar, penengah perbedaan pendapat diantara mereka, membina
keharmonisan mereka dan sebagainya.15
Kepemimpinan juga dibutuhkan para bawahannya, terutama mereka
yang bersemangat ingin memberikan sumbangan kepada pencapaian tujuan
organisasi. Mereka memerlukan pimpinan sebagai motivator eksternal untuk
menjaga agar tujuan organisasi selaras dengan tujuan individu mereka. Jadi
dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin dalam organisasi terutama bagi
15 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE,
1995), hal 299.
13
pengembangan
dan
14
kemudian
selanjutnya
keenam
fungsi
tersebut
dalam
melaksanakan
tugas
pokoknya,
sesuai
dengan
15
16
mereka.
Terdapat
lima
karakteristik
pokok
pemimpin
kharismatik:
1) Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal
yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu
mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.
2) Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko
personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam
pengorbanan diri untuk meraih visi.
3) Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis
kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat
perubahan.
4) Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik
perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan
responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
5) Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam
perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.
b. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau
memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan
dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan
transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa
17
18
18Nana Rukmana, D. Wirapradja, 99 Ideas For Happy Laeder, (Bandung: Zip Books,
2008), hal 20.
19
kepemimpinan
nya
telah
terlatih
karena
ia
20
dalam
organisasinya.
Kinerja
sebagai
hasil-hasil
fungsi
21
22
23
24
Kharismatik
Transaksioanal
Transformasional
Visioner
Kinerja
karyawan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch) yakni
pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data
yang relevan.28 Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif disini digunakan untuk menganilisis data yang diperoleh
sehingga mendapatkan hasil Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus Di Pegadaian Syariah Singkut).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Pegadaian (Persero) UPS (Unit
Pelayanan Syariah) Pasar Singkut yang beralamat di Jl. Lintas Sumatera, Desa
Bukit Tigo, Pasar Singkut, Sarolangun, Jambi.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
25
26
lakukan karna jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generelisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.32
D. Intrumen Penelitian
Metode pengumpulan data adalah proses pengumpulan data tersebut
dapat dilakukan dengan teknik-teknik tertentu. 33
1. Angket (questinor)
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket),
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat
pertanyaan
tertulis
kepada
seluruh
karyawan
untuk
27
28
29
30
a=
Y b X =Y b X
.N .
XY
X Y
N .
b=
Keterangan:
X = Rata-rata skor variabel X
Y = Rata-rata skor variabel Y
RJK
F=
Reg
( ba )
RJK Res
G. Jadwal Penelitian
Tabel. 3.1
Jadwal Penelitian
N
o
Kegiatan
April
Mei
Bulan
Juni
Juli
Agustus
31
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
3
4
Pembuatan
Proposal
Penganjuan
Proposal
kepada
Dosen
Pembimbin
g
Seminar
Proposal
Perbaikan
Proposal
Izin Riset
Pelaksanaa
n Riset
Penyusuna
n Data
Penulisan
Skripsi
9
1
0
x x
x x
x
x
X
x x x x
x x
x x
Sidang
Munaqasah
Penyempur
naan dan
Pengganda
an Skripsi
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
1. Sejara Singkat Pegadain Secara Umum
Sejarah pegadaian mulai pada saat pemerintah penjajahan Belanda
(VOC) mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang
mendirikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali di dirikan
di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
32
hak ternyata
bisnis
nya.
pemerintah
Hindia
dalam
Belanda
menerapkan apa yang disebut dengan cultur stelsel dimana dalam kajian
tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan
pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan
perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa
usaha pegadaian merupakan monopoli pemerintah dan tanggal 01 April
1901 didirikan pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat.
Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun
pegadaian.
33
34
konstribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada
pemerintah.
2. Sejarah Pegadaian Syariah
Lahir nya Pegadaian Syariah sebenarnya berawal dari hadirnya
fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 mengenai bunga bank. Fatwa ini
memperkuat terbitnya PP No. 10 tahun 1990 yang menerangkan bahwa misi
yang diemban oleh pegadaian syariah adalah untuk mencegah praktik riba,
dan misi ini tidak berubah hingga diterbitkan nya PP No. 103 tahun 2000.
Pegadaian berstatus sebagai perusahaan umum (PERUM) dan merupakan
salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen Keuangan RI hingga
sekarang.
Pegadaian syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit
Layanan Gadai Syariah (ULGS). Konsep operasi pegadaian syariah
mengacu pada sistem administrasi modern, yaitu asas rasionalitas, efisiensi,
dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai islam. ULGS merupakan unit
bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaan nya dari usaha
gadai konvensional.
Untuk pegadaian syariah yang ada dipasar singkut pertama kali di
dirikan atau pertama kali beroperasi yaitu pada tanggal 08 Mei 2009.
Adapun yang menjadi visi dan misi dari pegadaian itu sendiri yaitu pada
tahun 2013 pegadaian menjadi champion dalam pembiayaan mikro dan
usaha kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah ke bawah.
Sedangkan misi yang dijalankan Pegadaian sebagai suatu lembaga
yang ikut meningkatkan perekonoman dengan cara memberikan uang
pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil, agar terhindar
dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar ditegaskan
35
36
37
berlarut-larut.
Jasa Titipan
38
39
Namun sebelum nya murtahin harus terlebih dahulu harus mencari tahu
keadaan rahin penyebab ia belum melunasi hutang nya melalui telepon.
Jika murtahin telah memberikan rahin dan rahin tersebut meminta
tenggang waktu untuk memperpanjang masa pinjaman maka murtahin harus
membarikan waktu tersebut dengan membuat perjanjian baru yang
disepakati oleh kedua belah pihak. Namun jika rahin tidak memperpanjang
waktu pembayaran dan tidak melunasi pinjaman hingga jatuh tempo maka
murtahin akan melelang marhun.
Pelelangan seminggu sebelum pelaksanaan, harga lelang ditetapkan
di atas harga pasar. Hal ini dilakukan untuk menjaga dari kerugian
pegadaian. Bila harga lelang laku dibawah harga hutang, maka pihak
pegadaian akan meminta kembali kekurangan kepada nasabah. Namun bila
harga lelang diatas kelebihan maka uang itu akan dikembalikan kepada
nasabah.
7. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Singkut
Pegadaian syariah singkut yang terletak di JL. Lintas Sumatera
Desa Bukit Tigo, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, kantor unit
ini didirikan tepat pada tanggal 08 Mei 2009. Adapun struktur organisasi
kantor pegadaian syariah singkut sebagai berikut:
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PEGADAIAN SYARIAH
UNIT SINGKUT
40
PENAKSIR
KASIR
Ahmad Wasik Asyakiri
SCURITY
Zakaria
Angga Afriansyah
Tri Santo
Habibullah
41
menaksir
marhun
(barang
jaminan)
untuk
menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketantuan yang berlaku
dalam rangka mewujudkan penerapan penaksiran dan uang pinjaman
yang wajar serta citra baik perusahaan.
c. Kasir, bertugas melakukan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran
serta pembuktian sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran
pelaksanaan operasional kantor unit.
d. Keamanan, bertugas mengamankan harta perusahaan dan rahin dalam
lingkungan kantor dan sekitar nya.
B. Deskrifsi Data
1. Deskriftif Responden
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah suatu tanda untuk memberi perbedaan
antara manusia, jenis kelamin juga dapat mencerminkan aktivitas yang
dilakukan. Jenis kelamin laki-laki biasanya memiliki mobilitas yang
cukup tinggi serta memiliki aktivitas yang tinggi jika dibandingkan
dengan jenis kelamin perempuan. Namun tidak menutup kemungkinan,
terkadang perempuan lebih juga memiliki mobilitas yang tinggi untuk
berkarir dibandingkan dengan laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
1
Jenis Kelamin
Laki-laki
Jumlah
Frekuensi
Persentase(%)
6
6
100
100
42
tolak
ukur
kematangan
emosional
umur
juga
biasa
Umur
19-35 tahun
36-65 tahun
Jumlah
Frekuensi
4
2
6
Persentase (%)
86
14
100
43
Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
D3-S1
Jumlah
Frekuensi
0
0
2
4
20
Persentase(%)
0
0
14
86
100
44
Xi
Yi
Xi2
Yi2
Xi.Yi
22
18
22
22
20
24
128
21,3
22
19
21
22
20
21
125
20,8
484
324
484
484
400
576
2752
131,0
484
361
441
484
400
441
2611
124,3
484
342
462
484
400
504
2676
6,1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std. Error
Beta
Sig.
45
(Constant)
1Gaya
Kepemimpinan
,437
3,845
,438
,180
,773
2,991
,040
2,437
,071
RJK
F=
Reg
( ba )
RJK Res
JK reg(a)=
2) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi b/a (JK reg b/a)
46
XY
X . Y
JK reg(b/ a)=b .
3) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JK res)
Y
JK s 2.7771
=
=0.694
n2
62
Reg
( ba )
RJK Res
4.0629
=5.854
0.694
Untuk menentukan nilai kritis () atau nilai tabel F pada derajat bebas
db
reg b/a
47
Sum of Squares
Regression
1 Residual
Total
Df
Mean Square
4,083
4,083
2,750
,687
6,833
F
5,939
Sig.
,071b
Berdasarkan hasil print out tabel anova diatas disebut juga sebagai uji
F statistik. Untuk menguji hipotesis apakah kinerja karyawan dapat
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dengan cara membandingkan angka
signifikasi sebesar 0,071 dengan 0,05. Hasil tabel 0.071>0,05 maka H
diterima dan H ditolak berarti tidak signifikan artinya, secara bersama-sama
variabel bebasnya gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh akan tetapi
tidak signifikan terhadap variabel tidak bebasnya yaitu pendapatan kinerja
karyawan.
1. Analisis Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Semua data-data yang digunakan untuk melakukan analisis suatu
masalah harus diuji validitasnya. Untuk memenuhi syarat validitasnya suatu
model dapat diuji dengan memenuhi syarat asumsi klasik formalitas dengan
menggunakan Normal Probabilitas Plot. Uji normalitas adalah untuk
melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak
Gambar 4.2
48
49
Terhadap
Kinerja
Karyawan
X Y
N .
b=
50
b=
(128 )=69 X
a=Y b X=1250,4375
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh
persamaan regresi linier sederhana sebagi berikut:
Y = a + b X = 69 + 0,4375X
Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan
bahwa jika pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan diukur
dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap
perubahan skor atau nilai gaya kepemimpinan sebesar satu satuan dapat
diestimasikan skor atau nilai pendapatan akan berubah sebesar 0,4375satuan
pada arah yang sama.
Berikut ini hasil analisis regresi profitabilitas pembiayaan gadai
emas syariah terhadap profitabilitas Pegadaian Syariah Singkut tahun 2012
s/d 2014, dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) 16.0 for windows.
a. Variabel Entered/Removed
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara penjualan logam
mulia terhadap pendapatan Pegadaian Syariah Singkut, dapat dilakukan
dengan analisa variabel yang dimasukan dan variabel yang dikeluarkan.
Tabel. 4.7
Variables Entered/Removeda
Model
Variables Entered
Variables
Removed
Method
51
Gaya
. Enter
Kepemimpinanb
Pada tabel entered atau removed diatas tampak bahwa variabel yang
dimasukan atau yang digunakan adalah variabel gaya kepemimpinan (X)
sebagai variabel Independent untuk dilihat pengaruhnya terhadap variabel
dependentnya yaitu kinerja karyawan.
2. Besar Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus diPegadaian Syariah Singkut)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan dapat diketahui melalui print out SPSS berikut:
Tabel 4.8
Model Summaryb
Model
R Square
Adjusted R
Square
1
,773a
,598
,497
,82916
Dari hasil tabel 4.9 model summary pada bagian ini memberikan data
untuk
menentukan
besarnya
pengaruh
pegadaian
syariah
terhadap
52
kepemimpinan (X) artinya kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh gaya
kepemimpinan (X) sebesar 59,8%. Sedangkan sisanya 59,8% (100%-59,8%
= 40,2%) yang dijelaskan oleh faktor-faktor lain,
b. Nilai R hitung = 0.773 nilai R yangmendekati 1, artinya ada pengaruh akan
yang signifikan antaravariabel X (gaya kepemimpinan) terhadap variabel Y
(kinerja karyawan).
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan serta uraian-uraian sebelumnya
mengenai pengaruh pegadaian syariah terhadap pengembangan usaha
masyarakat. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1 Hasil perhitungan yang telah dilakukan diatas menujukan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja
2
karyawan.
Data print out SPSS yang sudah diolah menunjukan bahwa kajian ini
memiliki hasil koefisien determinasinya (r/R square) atau koefisien
penentunya sebesar 0,598 % artinya pendapatan dari hasil kinerja karyawan
(Y) yang berasal dari gaya kepemimpinan dapat dijelaskan oleh variabel
gaya kepemimpinan (X), yaitu sebesar 59,8%. Sedangkan sisanya 59,8%.
53
untuk
masyarakat.
Pegadaian syariah Singkut perlu melakukan upaya peningkatan sosialisasi
kepada masyarakat luas tentang pinjaman pegadaian syariah dengan
melibatkan banyak pihak seperti praktisi, akademis dan ulama dibidang
ekonomi syariah.