Anda di halaman 1dari 53

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan
secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan,
bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap
organisasi dituntut mampu berkompetisi, sehingga dapat tetap bertahan dalam
persaingan global. Strategi yang untuk selalu dapat berkompetisi adalah dengan
cara memperkuat kapasitas organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki.1
Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi
maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik,
perusahaan

harus

memiliki

karyawan

yang

berpengetahuan

dan

berketerampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal


mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.
Kinerja karyawan merupakan hasil prestasi kerja karyawan yang
dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
ditentukan oleh pihak organisasi.2 Kinerja yang baik adalah kinerja yang
optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang
berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal
tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan.

1 Stephen Robin. P. Dan Mary Coulter, Artikel, Manajemen, (Jakarta: PT. Indek
Kelompok Gramedia, 2003), hal 76.
2 Budi Setiyawan dan Waridin, Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Devisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang,
(Semarang: JRBI Vol 1, 2006), hal 181.

Untuk mengetahui sejauh mana keberadaan peran dan kontribusi


sumber daya manusia dalam mencapai keberhasilan organisasi, tentu
diperlukan pengukuran atau penilaian kinerja, penilaian kinerja adalah
mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan diamasa lalu terhadap
standar prestasinya.3
Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi
perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis
yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja
karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius, karena
keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Perusahaan yang efektif atau berhasil apabila ditopang oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Sebaliknya, perusahaan yang gagal dikarenakan
faktor kinerja dari sumber daya manusia yang tidak berkualitas. Jadi kinerja
sumber daya manusia sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu
perusahaan tanpa terkecuali. (FOOT NOTE)
Salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja

yaitu

gaya

kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi


suatau kelompok demi pencapaian tujuan.

Gaya kepemimpinan merupakan

norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orag lainseperti yang diinginkan. Dalam

3 Robert. D. Dale, Pelayan Sebagai Pemimpin, (Malang: Gandum Mas, 1992), hal 31.
4 Stepen. P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Indeks Kelompok GRAMEDIA),
2006, hal 76.

organisasi, suatu gaya kepemimpinan yang tepat sangat diperlukan untuk


mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif dan meningkatkan kinerja
bagi karyawan sehingga diharapkan akan mengahasilkan produktivitas yang
tinggi. (FOOT NOTE)
Seorang karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat
diukur melalui kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan
tercapainya target yang optimal. Kinerja karyawan pada Pegadaian Syariah
Singkut juga dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan
efisien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan positif
bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain untuk mencapai tujuan dengan antusias. Seorang pemimpin harus mampu
mempengaruhi para bawahannya untuk bertindak sesuai dengan visi, misi dan
tujuan

perusahaan.

membangkitkan

Pemimpin

kebanggaan,

harus
serta

mampu

memberikan

menumbuhkan

sikap

wawasan,

hormat

dan

kepercayaan dari bawahannya. 5


Inti kesuksesan suatu organisasi pada dasarnya terletak pada
pemimpinnya. Fungsi kepemimpinan dalam organisasi merupakan elemen
yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Selain
memberikan pengarahan, juga memberikan motivasi dalam upaya peningkatan
kinerja karyawan. Untuk mengembangkan kemajuan dan perkembangan

5 Reni Rosari, Analisis Gaya Kepemimpinan Dosen-Dosen di Fakultas UGM


Yogyakarta, Jurnal Telaah Bisnis, Vol 6, No 1, hal 87

kinerja karyawan, sangat tergantung kepada sumber daya manusia sebagai


pengelola langsung. 6
Pegadaian Syariah Singkut merupakan Lembaga keuangan yang
berada di bawah naungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang terletak di
Desa Bukit Tigo, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun yang bergerak
dalam bidang penyaluran dana dan pembiayaan kepada masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan financial nya baik itu dalam pemenuhan hidup seperti
konsumen, pendidikan, investasi dan lain sebagainya.
Sebagai perusahaan atau lembaga keuangan yang bergerak dalam
pelayanan jasa maka pegadaian syariah singkut haruslah mengutamakan
pelayanan yang optimal kepada nasabahnya. Akan tetapi pada kenyataannya
masih ada beberapa faktor yang mengindikasi seperti kekurangmenaati tata
tertib,

ketentuan-ketentuan

perusahaan

yang

memberatkan

karyawan,

disamping gaya kepemimpinan dan motivasi yang cukup tinggi. Kemudian


timbul

pemikiran

bagaimana

keseluruhan

faktor

tersebut

saling

berkesinambungan sehingga mempengaruhi kinerja karyawan.


Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik
untuk mengkaji dan dan meneliti bagaiman Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Pegadaian Syariah
Singkut).
B. Identifiasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas bahwa penulis
dapat mengemukakan identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
6 Budi Setiyawan dan Waridin, Op. Cit, hal 187.

1. Kinerja karyawan pada Pegadaian Syariah Singkut akan berjalan secara


efektif apabila melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan
dengan gaya kepemimpinan seorang manajer dalam memimpin suatu
perusahaan.
2. Kurangnya menjaga hubungan impersonal bagi seorang pemimpin kepada
karyawannya yaitu tidak membedakan antara urusan kerja dengan urusan
pribadi.
3. Banyak metode atau cara dalam peningkatan kinerja karyawannya yaitu
dengan memberikan arahan serta motivasi oleh seorang pemimpin kepada
bawahan.
C. Pembatasan Masalah
Agar kajian dalam penelitian ini tidak terlalu melebar, maka peneliti
membatasi permasalahannya hanya

pada Pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan Pegadaian Syariah Singkut yaitu Periode 2015.


D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan yang telah diuraikan, maka penulis dapat
mengemukakah rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan Pegadaian Syariah Singkut?
2. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
Pegadaian Syariah Singkut?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
Pegadaian Syariah Singkut.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan Pegadaian Syariah Singkut.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dibidang lembaga keuangan


syariah khususnya pegadaian syariah dan juga untuk memenuhi sebagian
dari syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi syariah.
2. Bagi Perusahaan
Memberikan Informasi bagi pihak pengelola Pegadaian Syariah dalam
meningkatkan kualitas kinerja karyawannya dan juga mampu bersaing
dengan perusahaan-perushaan lainnya.
3. Bagi Masyarakat dan Almamater
Dapat menambah pengetahuan mengenai lembaga keuangan syariah
sehingga dapat menggunakan jasa dan produk-produk syariah dan juga
dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya.
G. Kajian Studi Terdahulu yang Relevan
Berdasarkan pembahasan yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan dalam buku-buku atau penelitian, diakui penulis
sudah banyak yang membahasnya, akan tetapi belum dikaji secara
komperensif. Beberapa referensi yang telah ada dan berkaitan dengan judul
skripsi yang diangkat antara lain:
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaji Karyawan (Studi Kasus di
Pegadaian Syariah Unit Singkut), ditulis oleh Rita Mardiana, jurusan
Ekonomi Syariah tahun 2015. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
pengaruh gaji karyawan. Didapat nilai R = 0,688dan untuk melihat
bagaimana hubungan dari variabel X1 (Prestasi Kerja) dan X2 (Senioritas)
terhadap Y (Besarnya Gaji) nilai R square dengan: jika r = 0,474, maka
hubungan antara variabel tersebut lemah. Maksudnya jika besarnya gaji
ditingkatkan atau tidak, tidak akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
Namun dari hasil penelitian sangat mendekati nilai 1 (satu) yang artinya ada

hubungan yang positif dimana jika gaji di tingkatkan maka produktivitas


karyawan juga meningkat.7
2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT Sinar Sentosa Perkasa Banjarnegara, di tulis oleh
Regina Aditya Reza jurusan Ekonomi Manajemen tahun 2010.

Hasil

analisis menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh positif


terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,343, motivasi (X2) berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,316 dan disiplin kerja (X3)
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y), yaitu sebesar 0,222.
3. Analisis pengaruh gaya Kepemimpinan, motivasi dan disiplin Kerja
terhadap kinerja pegawai (Studi Empiris Pada PT Dhl Global Forwarding
Semarang Branch), di tulis oleh Reza Ananto jurusan Ekonomika dan Bisnis
tahun 2014. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa
bahwa gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja karyawan (Y)yaitu sebesar 0,332, motivasi (X2) berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,218 dan disiplin kerja
(X3) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)sebesar
0,314.8
4. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Karyawan LAZIS (UII)
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, ditulis oleh Sri Wahyuni jurusan
Mnajaemen Dakwah tahun 2009. Hasil penelitian yang telah dilakukan
7 Rita Mardiana, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaji Karyawan (Studi Kasus di
Pegadaian Syariah Unit Singkut), (Skripsi, STAI Maarif Sarolangun, 2015).
8 Reza Ananto Analisis pengaruh gaya Kepemimpinan, motivasi dan disiplin Kerja
terhadap kinerja pegawai (Studi Empiris Pada PT Dhl Global Forwarding Semarang
Branch), (Skripsi, Universitas Diponegoro, 2014).

menunjukan bahwa kepemimpinan (X1) di LAZIS UII berpengaruh positif


signifikan terhadap prestasi kerja karyawan (Y) walaupun tidak sepenuhya
prestasi kerja karyawan dipengaruhi oleh pemimpin. Adapun nilai r square
yang dihasilkan yaitu sebesar 0,470 pada taraf signifikasi 0.05%.
Dari beberapa referensi yang telah ada dan berkaitan dengan judul
skripsi yang diangkat diatas terdapat beberapa persamaan diantaranya yaitu
penelitiannya sama-sama menggunakan objek yang sama yaitu Pegadaian
sedangkan perbedaannya yaitu dari variabel dan hasilnya, pada referensi diatas
menggunakan tiga variabel sedangkan yang digunakan peneliti yaitu hanya dua
variabel yaitu gaya kepemimpinan (X) dan Kinerja karyawan (Y).
H. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal skripsi ini akan disajikan dalam sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB IPENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penjelasan latar belakan masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, manfaat penulisan, review studi terdahulu dan sistematika
penulisan.
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini berisi tentang kajian-kajian teori yang menjelaskan tentang
landasan teoritik dan kerangka konseptual yang menjelaskan tentang mindmap
dari penelitian ini, dilanjutkan dengan hipotesis yaitu berupa jawaban
sementara dari hasil penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan sifat penelitian, tempat dan waktu
penelitian, pendekatan penelitian, instrumen penelitian, data dan sumber data,
teknis analisis data dan jadwal penelitian.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


Bab ini berisi tentang gambaran keadaan tempat dilaksanakannya
penelitian baik itu dari sejarah, tujuan, visi dan misi serta struktur yang ada
pada tempat penelitian tersebut.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan tentang penelitian yang akan
dilaksanakan, penganalisisan data, serta interpretasi dari hasil penelitian yang
dilakukan. Proses analisi data dilakukan sesuai dengan metode yang ada pada
BAB III.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran hasil analisis data yang
berkaitan dengan penelitian.

BAB II
LANDASAN TEORI

10

A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepeminpinan
Istilah pemimpin dan kepemimpinan berasal dari kata dasar yang
sama, yaitu pimpin. Namun demikian, keduanya digunakan dalam konteks
yang berbeda. Pemimpin (leader) berhubungan dengan suatu peran dalam
sistem tertentu, adapun kepemimpinan (leadership) pada dasarnya
berhubungan dengan keterampilan, kecakapan dan tingkat yang dimiliki
seseorang.9
Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.10
Menurut Bernadine R. Wirjana dan Susilo Supardo, mendefinisikan
kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks dimana seseorang
mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas, atau sasaran
dan mengarahkan organisasi dengan cara yang membuatnya lebih kohesif
dan lebih masuk akal. (FOOT NOTE).
Kepemimpinan menurut Charles J. Ketaing, merupakan suatu proses
dengan bergabai cara mempengaruhi orang atau kelompok orang untuk
mencapai suatu tujuan bersama.11
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
mempunyai peran sebagai pemberi dorongan atau motivator mengarahkan
9 Chris Harijanto, Pemimpin Yang Andal, (Yogyakarta: PT. Macana Jaya Cemerlang,
2007), hal 2.
10 Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), hal
60.
11 Charles J. Ketaing, Kepemimpinan, Teori dan Pengembangan, alih bahasa, AM
Mangunhardjana, (Yogyakarta: Penerbit Kansius, 1986), hal 9.

11

kegiatan-kegiatan bersama orang yang mampu memperhatikan kepentingan


bawahan penentu hubungan kerjasama.
2. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Apabila seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku
orang lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya.
Gaya Kepemimpinan adalah bagaiman seorang pemimpin melaksanakan
fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang
berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari
luar.12
Menurut James mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah
berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
mengarahkan dan mempengaruhi pekerja.13
Biatna Tampubolon juga mengatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika
ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.14
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan di atas dapat disimpulkan
bahwa

gaya

kepemimpinan

adalah

kepemimpinan

adalah

kemampuanseseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan


mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu

12 Robert. D. Dale, Op. Cit, hal 57.


13 James Stoner, Manajemen, (Jakarta: PT Prenhallindo, 1996), hal 87.
14 Biatna Tampubolon, Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja
terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang telah menerapkan SNI, Jurnal
Standarisasi, hal 106.

12

pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan


tertentu.
3. Kepemimpinan Dalam Organisasi
Sementara pimpinan dapat muncul dalam organisasi informal yang
terkadang justru pimpinan yang diakui oleh bawahan dalam organisasi
tersebut, karenanya pimpinan dapat merangkap sebagai manajer. Fungsi
manajer dalam kapasitasnya sebagai pimpinan pada dasar nya dapat dibagi
menjadi

dua.

Kedua

fungsi

tersebut

harus

dijalankan

agar

organisasi/lembaga beroperasi secara efektif dan efisien. (FOOT NOTE)


Fungsi pertama adalah fungsi-fungsi yang dihubungkan dengan tugastugas atau pemecah masalah. Hal tersebut menyangkut pemberian saran
penyelesaian

masalah-masalah

yang

berhubungan

dengan

operasi

organisasi.
Sedangkan fungsi kedua adalah fungsi-fungsi yang berhubungan
dengan pemeliharaan kelompok atau sosial. Fungsi ini mencakup segala
sesuatu yang dapat membantu kelompok (formal atau pun informal) berjalan
lebih lancar, penengah perbedaan pendapat diantara mereka, membina
keharmonisan mereka dan sebagainya.15
Kepemimpinan juga dibutuhkan para bawahannya, terutama mereka
yang bersemangat ingin memberikan sumbangan kepada pencapaian tujuan
organisasi. Mereka memerlukan pimpinan sebagai motivator eksternal untuk
menjaga agar tujuan organisasi selaras dengan tujuan individu mereka. Jadi
dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin dalam organisasi terutama bagi

15 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE,
1995), hal 299.

13

bawahan, adalah sebagai motivator. Adapun fungsi kepemimpinan


organisasi pemimpin didalam organisasi ialah:
a. Memprakarsai struktur organisasi.
b. Menjaga adanya koordinasi dan intregritas organisasi supaya semua
beroperasi secara efektif.
c. Merumuskan tujuan institutional atau organisasional.
d. Menengahi pertentangan dan konflik-konflik yang muncul, dan
mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.
e. Mengadakan revisi, perubahan, inovasi,

pengembangan

dan

penyempurnaan dalam organisasi.


4. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi sering diartikan dengan kegunaan sesuatu hal. Sedangkan,
fungsi kepemimpinan sangat berhubungan dengan situasi sosial dalam
kelompok atau organisasi dimana seorang pemimpin kelompok itu berbeda.
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena berlangsung dalam
interaksi antar manusia sebagai makhluk sosial.
Menurut Hadari Nawawi fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi
interaksi sosial yang harus diperhatikan.16
a. Dimensi Kemampuan Pemimpin Mengarahkan (Direction)
Dimensi ini merupakan aktivitas yang berisi tindakan-tindakan
pemimpin dalam interaksi dengan anggota organisasinya, yang
mengakibatkan semuanya berbuat sesuatu di bidangnya masing- masing
yang tertuju pada tujuan organisasi. Dimensi ini tidak boleh dilihat dari
segi aktivitas pemimpin, tetapi nampak dalam aktivitas anggota
organisasinya.
b. Dimensi Tingkat Dukungan (Support) Dari Anggota Organisasinya.
Dimensi ini terbentuk keikut-sertaan (keterlibatan) anggota
organisasi dalam kegiatan-egiatan melaksanakan tugas-tugas pokoknya.
16 Reksohadiprojo, Sukanto dan T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE,
edisi II, 1991), hal 286-287.

14

Hadari Nawawi menjelaskan lebih lanjut bahwa dari kedua dimensi


tersebut, secara operasional dapat dibedakan enam fungsi pokok
kepemimpinan,

kemudian

selanjutnya

keenam

fungsi

tersebut

dikelompokkan kedalam dua dimensi, pengelompokannya adalah


dimensi kemampuan pemimpin didalam mengarahkan terdiri dari fungsi
instruktif, funsi konsultatif, fungsi pengendalian dan fungsi keteladanan.
Sedangkan pada dimensi tingkat dukungan (Support) dari anggota
organisasinya terdiri dari fungsi partisipasi dan fungsi delegasi. Untuk
lebih jelasnya keenam fungsi tersebut adalah:17
1) Fungsi Instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah, namun harus komunikatif
karena sekurang-kurangnya harus dimengerti oleh anggota organisasi
yang menerima perintah.
2) Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, karena berlangsung
dalam bentuk interaksi antara pemimpin dan anggota organisasinya.
Fungsi ini dapat diwujudkan pemimpin dalam menghimpun bahan
sebagai masukan (input) apabila akan menetapkan berbagai keputusan
penting dan bersifat strategis.
3) Fungsi Partisipasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Dalam menjalankan
fungsi ini pemimpin harus berusaha mengaktifkan setiap anggota
organisasinya, sehingga selalu terdorong untuk selalu berkomunikasi,
baik secara horizontal, maupun vertikal. Setiap anggota didorong agar
aktif

dalam

melaksanakan

tugas

pokoknya,

sesuai

dengan

posisi/jabatan dan wewenangnya masing-masing. Kondisi partisipasi


17 Hadari Nawawi, Op Cit, hal 145-151.

15

anggota akan meningkatkan efisiensi penyelesaian masalah, penetapan


keputusan dan penyelesaian tugas pokok yang terarah pada
pencapaian tujuan.
4) Fungsi Delegasi
Fungsi delegasi adalah fungsi pemimpin dalam melimpahkan
sebagian wewenangnya kepada staf pimpinan yang membantunya.
Fungsi pendelegasian pada dasarnya berarti persetujuan atau
pemberian izin pada anggota organisasi dalam posisi tertentu untuk
menetapkan keputusan.
5) Fungsi Pengendalian
Fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah, namun akan
lebih efektif jika dilaksanakan melalui komunikasi dua arah. Fungsi
ini dilaksanakan melalui kegiatan control atau pengawasan, bimbingan
kerja, memberikan penjelasan dan contoh dalam kerja, latihan
dilingkungan organisasi lain. Pengawasan yang bersifat pengendalian
dilakukan pada saat kegiatan berlangsung, dengan maksud preventif
yakni mencegah terjadinya penyimpangan atau kekeliruan dalam
melaksanakan keputusan atau perintah pimpinan.
6) Fungsi Keteladanan
Para pemimpin merupakan tokoh utama dilingkungkan masingmasing. Seorang pucuk pimpinan diantara para pemimpin yang
membantunya dan orang-orang yang dipimpin lainnya, merupakan
tokoh sentral yang menjadi pusat perhatian. Seorang pemimpin harus
mampu memberikan teladan yang baik bagi para bawahannya, dan
menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji. Karena sikap dan perilaku

16

pemimpin selalu dapat dirasakan dan diamati orang-orang yang


dipimpinnya, dalam interaksi antar sesamanya setiap hari.
5. Jenis Gaya Kepemimpinan
Menurut Robins mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinan
yaitu antara lain sebagai berikut: (MANA JUDUL BUKU ROBINS?)
a. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau
yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu
pemimpin

mereka.

Terdapat

lima

karakteristik

pokok

pemimpin

kharismatik:
1) Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal
yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu
mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.
2) Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko
personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam
pengorbanan diri untuk meraih visi.
3) Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis
kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat
perubahan.
4) Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik
perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan
responsive terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
5) Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam
perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.
b. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau
memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan
dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan
transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa

17

adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat


empat karakteristik pemimpin transaksional yaitu:
1) Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang
dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui
pencapaian.
2) Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dan mencari
penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.
3) Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika
standar tidak dipenuhi.
4) Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan
keputusan.
c. Gaya kepemimpinan transformasional
Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal
dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut, Pemimpin
transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalanpersoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan
cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan
mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi
mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat karakteristik pemimpin
transformasional yaitu:
1) Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan
kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan.
2) Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol
untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting
secara sederhana.
3) Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan
pemecahan masalah secara hati-hati.

18

4) Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani


karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati.
d. Gaya Kepemimpinan Visioner
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang
realistis, kredibel, danmenarik mengenai masa depan organisasi atau unit
organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini
jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan
besar sehingga bias mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa
depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya
untuk mewujudkannya.
e. Teori Kepemimpinan dalam Islam
1) Kepemimpinan Pada Masa Abu Bakar As-Shiddiq
Pada periode pertama kepemimpinan nya, Abu Bakar AsShiddiq telah meletakkan dasar-dasar etika kepemimpinan yang patut
dicontoh oleh para pemimpin masa kini. Di antara sifat-sifat
kepemimpinan nya adalah rela berkorban, selalu berhati-hati, sabar,
dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.Dengan bugitu,
sudah di pastikan seluruh kebijakan yang bersumber dari seorang
pemimpin seperti Abu Bakar merupakan kebijakan yang adil,
berdasarkan kasih sayang, dan membela kepentingan rakyat.18
2) Umar bin Khatthab
Ketegasan Umar dalam memimpin di wujudkan dengan lahir
nya Standard Operating Prosedur (SOP) yang di sebut Risalatul

18Nana Rukmana, D. Wirapradja, 99 Ideas For Happy Laeder, (Bandung: Zip Books,
2008), hal 20.

19

Qadha, berisi nasihat dan aturan praktis untuk menerapkan keadilan


dan kejujuran dalam pemerintahan.19
3) Utsman bin Affan
Utsman bin affan di kenal sebagai sebagai sosok pemimpin
yang peka. Kepekaannya di wujudkan dalam dalam berbagai tindakan,
baik yang biasa maupun yang penting. Utsman bin Affan lima tahun
lebih muda dari Rasulullah saw. Ia adalah saudagar kain yang kaya
raya dan memiliki ternak paling banyak di antara orang-orang arab
lainnya,
Bakat

kepemimpinan

nya

telah

terlatih

karena

ia

berpengalaman memimpin usaha dagang dan ternak. Dari sekian sifat


kepemimpinan dan kebaikan yang dimiliki nya, ia sangat terkenal
dengan kedarmawanannya.20
1. Ali bin Abi Thalib
Karakter kepemimpinan Ali bin Abi Thalib seperti yang di
ungkapkan Dhirar bin Dhamrah kepada Muawiyah bi Abu Sufyan
antara lain adalah visioner (berpandang jauh kedepan), kaya dengan
ilmu pengetahuan, berbicara dengan penuh hikmah(bijaksana),
berbicara dengan sangat ringkas tapi penuh makna, menghukum
dengan adil, hidup sederhana, dan sangat memperhatikan rakyatnya.21
B. Kinerja Karyawan
1. Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi
19Ibid, hal 23.
20Ibid, hal 26.
21Ibid, hal 28

20

tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting


digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan
organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau
belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru
kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang
kinerja

dalam

organisasinya.

Kinerja

sebagai

hasil-hasil

fungsi

pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang


dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam
periode waktu tertentu.22
Sedangkan menurut Rivai dan Basri kinerja adalah kesediaan
seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti
yang diharapkan.23
Sedangkan menurut Hakim mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja
yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas
individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu,
yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari
perusahaan dimana individu tersebut bekerja.24
22 Tika. P, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), hal 97.
23 Rivai dan Basri, Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, (Jakarta: RAJAGRAFINDO PERSADA, 2005),
hal 65.
24 Abdul Hakim, Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan Iklim
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan Telekomunikasi
Provinsi Jawa Tengah, 2006, hal 165.

21

Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja


merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan
standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh
seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai
dengan tanggung jawab yang dberikan kepadanya.
2. Dimensi Kinerja
Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi
ukuran dalam menilai kinerja. terdapat empat dimensi yang dapat dijadikan
sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja yaitu:
a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan dan kecermatan.
b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.
c. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu tingkat ketidakhadiran,
keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang.
d. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Dharma bahwa faktor-faktor tingkat kinerja staf meliputi:
mutu pekerjaan, jumlah pekerjaan, efektifitas biaya dan inisiatif. Sementara
karakteristik individu yang mempengaruhi kinerja meliputi umur, jenis
kelamin, pendidikan, lama kerja, penempatan kerja dan lingkungan kerja
(rekan kerja, atasan,organisasi, penghargaan dan imbalan). Terdapat tiga
kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu:25
a. Variabel individu yang meliputi kemampuan dan keterampilan, fisik
maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur dan
jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan ketrampilan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu,

25 Bambang Gurinto, Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan,


Kepuasan dan Motivasi Terhadap Kinerja, 2005, hal 63.

22

sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku


dan kinerja.
b. Variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur
dan desain pekerjaan,
c. Variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian, belajar, kepuasan
kerja dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan
hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang
pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan
bergabung kedalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang,
budaya dan ketrampilan yang berbeda satu sama lainnya.
C. Operasional Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam
penelitian, variabel merupakan suatu konsep yang memiliki variasi nilai.
Dalam Penelitian ini digunakan dua variabel yang memungkinkan akan
membentuk dalam menyelesaikan masalah. Adapun variabel-variabel tersebut
yaitu sebagai berikut:
1. Gaya Kepemimpinan (X) merupakan sebagai variabel yang mempengaruhi
variabel yang lain atau yang disebut juga sebagai variabel bebas.
2. Kinerja Karyawan (Y) merupakan variabel yang tidak bebas atau
dipengaruhi oleh variabel lain.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan.26
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dan positif antara gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan.
26 Sugiono. Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alvabeta, 2009), hal. 93.

23

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dan positif antara gaya


kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
Dalam penelitian ini penulis mengemukan hipotesis yaitu Diduga ada
pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan Pegadaian syariah Singkut.
E. Kerangka Pemikiran
Kepemimpinan merupakan suatu seni tentang cara untuk mempengaruhi
orang lain kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan
mereka untuk mencapai tujuan pimpinan.27
Pada Penelitian ini kepemimpinan diartikan sebagai peran yang dimiliki
oleh seseorang sebagai pemimpin yang mampu mengarahkan dan memberikan
dorongan atau dukungan dalam kegiatan-kegiatan bersama atau organisasi
guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika. Kinerja yang tinggi dapat diwujudkan, apabila dikelola dengan
baik.Itulah sebabnya setiap organisasi perlu menerapkan manajemen kinerja.
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dapat dicapai pegawai atau
karyawan dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan organisasi dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan
organisasi.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Gaya
Kepemimpinan
27Ibnu Syami, Pokok-Pokok Organisasi
dan Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),
hal 138.

24

Kharismatik

Transaksioanal

Transformasional

Visioner
Kinerja
karyawan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch) yakni
pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data
yang relevan.28 Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif disini digunakan untuk menganilisis data yang diperoleh
sehingga mendapatkan hasil Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus Di Pegadaian Syariah Singkut).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Pegadaian (Persero) UPS (Unit
Pelayanan Syariah) Pasar Singkut yang beralamat di Jl. Lintas Sumatera, Desa
Bukit Tigo, Pasar Singkut, Sarolangun, Jambi.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi

28 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 17.

25

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang


ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau studi
sensus.29 Populasi juga merajuk pada sekumpulan orang atau objek yang
memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah
pokok dalam suatu penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.
Pegadaian Syariah Unit Singkut berjumlah 6 orang.
2. Sampel
Untuk menentukan besarnya sampel Arikunto memberikan pendapat.
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila objeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. 30
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel.31
Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, maka penulis mengambil
seluruh populasi sebagai sampel yaitu sebesar orang responden, yang terdiri
atas 1 pemimpin cabang dan 5 karyawan. Maka teknik yang di gunakan
adalah Nonprobability Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel
apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini di
29Sabar Rutoto, Pengantar Metedologi Penelitian. (FKIP: Universitas Muria Kudus,
2007), hal 112.
30 Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008), hal 107.
31 Suharsimi Arikunto, Prosedor Penelitian.,hal 117.

26

lakukan karna jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generelisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.32
D. Intrumen Penelitian
Metode pengumpulan data adalah proses pengumpulan data tersebut
dapat dilakukan dengan teknik-teknik tertentu. 33
1. Angket (questinor)
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket),
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat

pertanyaan

tertulis

kepada

seluruh

karyawan

untuk

menjawabnya di pegadaian syariah unit singkut .34


Dalam penyusunan kuisioner ini menggunakan skala likert yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomenal sosial. Dengan skala likert, maka
variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable yang
kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item intrumen
yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item
instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat

32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D..., hal 85.


33Farouk Muhammad,Metodelogi, hal 31.
34 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, hal 142.

27

positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata. 35 Untuk


keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu diberi nilai, misalnya:
a. Sangat setuju diberi nilai
5
b. Setuju diberi nilai
4
c. Netral diberi nilai
3
d. Tidak Setuju diberi nilai
2
e. Sangat Tidak Setuju diberi nilai
1
Penggunaan skala pengukuran ini dengan pertimbangan bahwa skala
tersebut sudah mempunyai internal. Variable bersifat continue dan tidak
dikotom. Dengan menggunakan ukuran yang mempunyai interval tersebut
sudah memungkinkan untu mengukur tingkatan preferensi masyarakat dari
yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Kata kunci dari skala tersebut
adalah setuju. Hal ini berarti jika jawaban responden yang berkaitan dengan
preferensi masyarakat terhadap produk pegadaian syariah adalah positif
yang bernilai 1 (satu), maka jawaban mereka adalah setuju (4) dan sangat
setuju (5), sedangkan apabila jawaban mereka adalah netral (3), tidak setuju
(2) atau sangat tidak setuju (1) maka berarti tidak ada pengaruh antara
besaran gaji terhadap gaji karyawan nol (0).
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab langsung antara dua orang atau lebih
secara langsung. Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui halhal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.36 Melalui wawancara langsung kepada informan, karyawan
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, hal 145.
36 Ibidhal 137.

28

Pegadaian Syariah Unit Singkut alasan penulis mewawancarainya untuk


mengetaui gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Pegadaian
Syariah Singkut.
3. Dokumentasi
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat selain diperoleh dari
sumber manusia juga diperoleh dari dokumen. Domentasi, dari asal katanya
dokumen yang artinya barang-barang yang tertulis, dokumentasi ini dapat
berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
natulen rapat, agenda dan sebagainya. Metode ini, biasanya digunakan
untuk menjawab persoalan-persoalan tentang apa, mengapa dan di mana.
Adapun dalam penelitian ini metode dokumentasi ini penulis gunakan
untuk memperoleh data atau dokumen-dokumen, misalnya visi dan misi,
struktur organisasi, dan dokumen dari pegadaian syariah.
E. Data dan Sumber Data
Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari
responden atau informen dengan menyebarkan angket atau wawancara
secara langsung dengan karyawan di Pegadaian Syariah Unit Singkut.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dimaksudkan di pembahasan ini adalah data yang
didapat baik berupa arsip maupun dokumen yang dimeliki oleh pihak
pegadaian serta dapat juga diperoleh atau dikumpulkan melalui buku-buku,
browsur dan artikel dari website yang ada hubungannya dengan masalah
yang diteliti sehingga akan diperoleh kelengkapan data. Sumber data

29

sekunder dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk


meramalkan tentang masalah penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan adalah Analisis data kuantitatif statistik yaitu
metode analisis regresi dalam menggunakan data-data yang sudah ada. Alasan
menggunakan regresi linear sederhana adalah untuk mendapatkan akurasi dan
dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel
independen (Gaya Kepemimpinan) terhadap variabel dependen (Kinerja
Karyawan).
Analisis data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu
penelitian.37 Adapun metode dalam penelitian ini menggunkan metode linear
sederhana yaitu suatu metode analisis yang dipergunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan
persamaan umum Regresi Linear Sederhana sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan :
X = Variabel Independen yaitu Gaya Kepemimpinan
Y = Variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan Pegadaian Syariah Singkut
a = Konstanta yaitu nilai nilai Y bila X = 0
b = Koefisien regresi yaitu perubahan pada Y jika X berubah satu satuan
Sedangkan untuk mencari persamaan regresi linier sederhana diatas yaitu
dengan menggunakan rumus berikut:

37 Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, Cet. 1, ed.I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998),


hal 91.

30

a=

Y b X =Y b X
.N .

XY

X Y

N .
b=
Keterangan:
X = Rata-rata skor variabel X
Y = Rata-rata skor variabel Y

Sedangkan untuk mencari jumlah nilai F hitung dapat dilakukan


dengan rumus sebagai berikut:

RJK
F=

Reg

( ba )

RJK Res

G. Jadwal Penelitian
Tabel. 3.1
Jadwal Penelitian
N
o

Kegiatan
April

Mei

Bulan
Juni

Juli

Agustus

31

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1

3
4

Pembuatan
Proposal
Penganjuan
Proposal
kepada
Dosen
Pembimbin
g
Seminar
Proposal
Perbaikan
Proposal

Izin Riset

Pelaksanaa
n Riset

Penyusuna
n Data

Penulisan
Skripsi

9
1
0

x x

x x

x
x
X
x x x x
x x
x x

Sidang
Munaqasah
Penyempur
naan dan
Pengganda
an Skripsi

BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
1. Sejara Singkat Pegadain Secara Umum
Sejarah pegadaian mulai pada saat pemerintah penjajahan Belanda
(VOC) mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang
mendirikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali di dirikan
di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

32

Ketika Inggris mengambil kekuasaan Indonesia dari tangan


Belanda (1811-1816), Bank Van Leening dibubarkan, dan masyarakat
diberikan keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat
lisensi dari pemerintah daerah setempat (Liencetie Stelsel). Namun metode
tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir
atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan, pemerintah Inggris
yang berkuasa saat itu. Oleh karna itu, metode liencetie stelsel di ganti
menjadi pacth stelsel, yaitu pendirian lembaga pegadaian diberikan kepada
umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel
tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana
pemegang
menjalankan

hak ternyata
bisnis

nya.

banyak melakukan penyelewengan


Selanjutnya

pemerintah

Hindia

dalam
Belanda

menerapkan apa yang disebut dengan cultur stelsel dimana dalam kajian
tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan
pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan
perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa
usaha pegadaian merupakan monopoli pemerintah dan tanggal 01 April
1901 didirikan pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat.
Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun
pegadaian.

33

Pada masa kependudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan


Pegadaian yang teroletak di jalan Kramat Raya 162 di jadikan tempat
tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jaolan
Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa
pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi
Jawatan Pegadaian. Jawatan pegadaian daolam bahasa Jepang disebut Sitji
Eigekyuku Pemimpin Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang
bernama Ohno-San dengan wakiol nya orang pribumi yang bernama M.
Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan
Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar, Kebumen Jawa Tengah, karena
situasi perang yang terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua
memaksa Kantor Jawatan Pegadaian pindah lagi ke Magelang. Selanjutnya
pasca perang Kemardekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke
Jakarta dan pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status,
yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian
berdasarkan PP No 7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN),
selanjutnya berdasarkan PP No 10/1990 (yang diperbaharui dengan PP No
103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga
sekarang.
Kini usia Pegadain telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin
dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi publik
service obligatian, ternyata perusahaan masih mampu memberikan

34

konstribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada
pemerintah.
2. Sejarah Pegadaian Syariah
Lahir nya Pegadaian Syariah sebenarnya berawal dari hadirnya
fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 mengenai bunga bank. Fatwa ini
memperkuat terbitnya PP No. 10 tahun 1990 yang menerangkan bahwa misi
yang diemban oleh pegadaian syariah adalah untuk mencegah praktik riba,
dan misi ini tidak berubah hingga diterbitkan nya PP No. 103 tahun 2000.
Pegadaian berstatus sebagai perusahaan umum (PERUM) dan merupakan
salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen Keuangan RI hingga
sekarang.
Pegadaian syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit
Layanan Gadai Syariah (ULGS). Konsep operasi pegadaian syariah
mengacu pada sistem administrasi modern, yaitu asas rasionalitas, efisiensi,
dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai islam. ULGS merupakan unit
bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaan nya dari usaha
gadai konvensional.
Untuk pegadaian syariah yang ada dipasar singkut pertama kali di
dirikan atau pertama kali beroperasi yaitu pada tanggal 08 Mei 2009.
Adapun yang menjadi visi dan misi dari pegadaian itu sendiri yaitu pada
tahun 2013 pegadaian menjadi champion dalam pembiayaan mikro dan
usaha kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah ke bawah.
Sedangkan misi yang dijalankan Pegadaian sebagai suatu lembaga
yang ikut meningkatkan perekonoman dengan cara memberikan uang
pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil, agar terhindar
dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar ditegaskan

35

dalam keputusan Menteri Keuangan No. Kep-39/MK/6/1/1971 tanggal 20


Januari 1970 dengan tugas pokok sebagai berikut:
a. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat
khususnya golongan menengah kebawah dengan memberikan solusi
keungan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil
dan menengah atas dasar hukum gadai dan fiducia.
b. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan
tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.
c. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.
3. Tujuan Berdirinya Pegadaian Syaria
Sesuai dengan PP 103 tahun 2000 pasal 8, perum pegadaian
melakukan kegiatan usaha utamanya dengan menyalurkan uang pinjaman
atas dasar hukum gadai serta menjalankan usaha lain seperti penyaluran
uang pinjaman berdasarkan layanan jasa titipan, sertifikat logam mulia dan
lainnya. Sejalan dengan kegiatannya, pegadaian mengemban usaha untuk:
a. Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan
menengah bawah.
b. Menghidarkan masyarakat dari gadai gelap, praktik riba, dan pinjaman
tidak wajar lainnya.
c. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara cepat, praktis dan
menentramkan.
4. Visi misi perusahaan
Visi pegadaian syariah tahun 2003 menjadi champion dalam
pembiayaan mikro dan usaha kecil berbasis gadai dan fiducia bagi
masyarakat menengah bawah.
Sedangkan misi dari pegadaian syariah yaitu sebagai berikut:
a. Membantu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat khususnya golongan menengah bawah dan memberikan solusi

36

keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, usaha


kecil, dan menengah atas dasar hukum gadai dan fiducia.
b. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan
tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten.
c. Melaksanakan usaha lain dala rangka optimalisasi sumber daya.
Adapun Budaya kerja perusahaan pegadaian diaktualisme dalam
bentuk simbol yaitu INTAN yang mempunyai makna:
I:Inovasi, maksudnya mempunyai inisiatif, kreatif, produktif dan adaptif serta
berorientasi pada solusi bisnis.
N: Nilai moral tinggi, maksudnya taat beribadah serta jujur dan berfikir positif.
T: Terampil, maksudnya berkompeten dibidang tugasnya.
A:Adil layanan, maksudnya selalu peka dan cepat tanggak serta empatik santun
dan ramah.
N:Nuansa citta, maksudnya mempunyai rasa memiliki, peduli terhadap
perusahaan serta bertanggung jawab atas aset dan reputasi perusahaan.
5. Produk-Produk Pegadaian Syariah Singkut
a. Rahn (Gadai)
Adalah suatu kegiatan melayani pinjaman untuk memenuhi
kebutuhan dana bagi masyarakat dengan sistem gadai sesuai syariah.
b. Arrum ( Pembiayaan Untuk Usaha Mikro/Kecil)
Adalah suatu kegiatan melayani pinjaman berprinsip syariah
bagi para pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan
usaha melalui sistem pengembalian dengan secara angsuran.
c. Amanah (Pembiayaan Untuk Kepemilikan Kendaraan Bermotor)
Adalah pemberian pinjaman guna kepemilikan kendaraan
bermotor kepada para pegawai tetap pada suatu instansi atau perusahaan
tertentu atas dasar besarnya penghasilan (gaji) dengan pola perikatan
jaminan sistem fiducia atas obyek, surat kuasa pemotongan gaji amanah
tersebut. Skim pemberian pinjaman ini menerapkan sistem syariah
dengan akad murabahah.

37

d. Mulia (Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi)


Adalah suatu pembiayaan dimana pegadaian memfasilitasi
penjualan Logam Mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai
dan atau secara angsuran dengan proses dan dalam jangka waktu yang
fleksibel.
Akad murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi adalah
persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara Pegadaian dan
Nasabah atas sejumlah pembelian Logam Mulia disertai keuntungan dan
biaya-biaya yang disepakati.
e. Jasa Taksiran
Jasa taksiran adalah bentuk layanan kepada masyarakat yang
ingin mengetahui karatase dan kualitas harta perhiasan, emas, berlian,
dan batu permata, baik untuk keperluan investasi ataupun keperluan
bisnis.
Dengan biaya yang relatif ringan masyarakat dapat mengetahui
tentang kualitas dan karatase suatu barang miliknya setelah lebih dulu
diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir yang berpengalaman.
Adapun prosedur yang dilakukan dalam jasa titipan ini yaitu
nasabah membawa barang yang akan diujikan keloket Pegadaian maka
juru taksir Pegadaian akan menguji serta memberikan sertifikasi atas
barang yang di ujikan tersebut. Sehingga masyarakat akan mengetahui
kualitas barang yang di ujikan tersebut dan dengan harapan kebimbingan
terhadap kualitas atas barang berharga yang dimilikinya tidak akan
f.

berlarut-larut.
Jasa Titipan

38

Jasa titipan adalah layanan kepada masyarakat yang ingin


menitipkan barang berharga yang dimilikinya seperti emas, berlian, surat
berharga dan kendaraan.
Sedangkan prosedur yang dilakukan yaitu nasabah hanya
membawa barang yang akan dititipkan ke Pegadaian. Untuk biaya yang
dikeluarkan pun sangat murah dan terjangkau, serta keamanan barang
pun akan menjadi prioritas.
g. Kucai
Adalah suatu produk pengiriman uang dalam dan luar negeri
yang bekerja sama dengan Westren Union.
6. Mekanisme dan Operasional Pegadaian Syariah
Operasional pegadaian syariah menggambarkan hubungan di antara
nasabah dan pegadaian. Adapun teknis pegadaian syariah yaitu sebagai
berikut:
a. Nasabah datang langsung ke loket pegadaian dengan membawa barang
jaminan untuk di taksir oleh penaksir pegadaian syariah.
b. Barang jaminan diteliti kualitas nya untuk ditaksir dan ditetapkan harga
nya, berdasarkan taksiran yang dibuat ditetapkan berapa uang
pinjaman/pembiayaan yang akan diterima.
c. Apabila sudah disepakati oleh mengenai berbagai hal seperti kesepakatan
besar nya pinjaman/pembiayaan dan lain nya maka akad rahn dan akad
sewa (ijarah) ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
d. Nasabah menyerahkan atau membayar pinjaman/pembiayaan uang
sebagai berikut lain nya yang telah disepakati kepada murtahin.
e. Marhun dikembalikan kembali kepada nasabah oleh murtahin.
Jika saat jatuh tempo telah tiba dan rahin tidak datang kepegadaian
untuk melunasi pinjaman, maka sesuai dengan kesepakatan akad yang telah
di perjanjikan sebelum nya barang gadai akan di lelang oleh murtahin.

39

Namun sebelum nya murtahin harus terlebih dahulu harus mencari tahu
keadaan rahin penyebab ia belum melunasi hutang nya melalui telepon.
Jika murtahin telah memberikan rahin dan rahin tersebut meminta
tenggang waktu untuk memperpanjang masa pinjaman maka murtahin harus
membarikan waktu tersebut dengan membuat perjanjian baru yang
disepakati oleh kedua belah pihak. Namun jika rahin tidak memperpanjang
waktu pembayaran dan tidak melunasi pinjaman hingga jatuh tempo maka
murtahin akan melelang marhun.
Pelelangan seminggu sebelum pelaksanaan, harga lelang ditetapkan
di atas harga pasar. Hal ini dilakukan untuk menjaga dari kerugian
pegadaian. Bila harga lelang laku dibawah harga hutang, maka pihak
pegadaian akan meminta kembali kekurangan kepada nasabah. Namun bila
harga lelang diatas kelebihan maka uang itu akan dikembalikan kepada
nasabah.
7. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Singkut
Pegadaian syariah singkut yang terletak di JL. Lintas Sumatera
Desa Bukit Tigo, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun, kantor unit
ini didirikan tepat pada tanggal 08 Mei 2009. Adapun struktur organisasi
kantor pegadaian syariah singkut sebagai berikut:

Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PEGADAIAN SYARIAH
UNIT SINGKUT

40

PIMPINAN PENGELOLA UNIT


(MANAJER UNIT) SYARIAH
PASAR SINGKUT

Sastra Pratama Widiastra

PENAKSIR

Sastra Pratama Widiastra

KASIR
Ahmad Wasik Asyakiri

SCURITY

Zakaria

Angga Afriansyah

Tri Santo

Habibullah

a. Manajer unit, bertugas mengelola operasional unit yaitu menyalurkan


uang pinjaman (qard) secara hukum gadai yang didasarkan pada
penerapan prinsip-prinsip syariat Islam. Disamping itu, pimpinan unit
juga melaksanakan usaha-usaha lain yang telah ditentukan oleh

41

manajeman serta mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan


dengan pihak lain.
b. Penaksir, bertugas

menaksir

marhun

(barang

jaminan)

untuk

menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketantuan yang berlaku
dalam rangka mewujudkan penerapan penaksiran dan uang pinjaman
yang wajar serta citra baik perusahaan.
c. Kasir, bertugas melakukan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran
serta pembuktian sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran
pelaksanaan operasional kantor unit.
d. Keamanan, bertugas mengamankan harta perusahaan dan rahin dalam
lingkungan kantor dan sekitar nya.
B. Deskrifsi Data
1. Deskriftif Responden
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah suatu tanda untuk memberi perbedaan
antara manusia, jenis kelamin juga dapat mencerminkan aktivitas yang
dilakukan. Jenis kelamin laki-laki biasanya memiliki mobilitas yang
cukup tinggi serta memiliki aktivitas yang tinggi jika dibandingkan
dengan jenis kelamin perempuan. Namun tidak menutup kemungkinan,
terkadang perempuan lebih juga memiliki mobilitas yang tinggi untuk
berkarir dibandingkan dengan laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
1

Jenis Kelamin
Laki-laki
Jumlah

Frekuensi

Persentase(%)

6
6

100
100

42

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kebanyakan nasabah


yang mengambil atau menjadi karyawan PERUM Pegadaian Syariah
adalah laki-laki yaitu sebanyak 6 orang atau 100% dari seluruh sampel
penelitian. Selanjutnya hanya ada 6 orang saja atau 100% yang menjadi
karyawan, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ternyata laki-laki
lebih berani mengambil resiko dan lebih produktif dalam hidupnya.
b. Umur
Umur merupakan suatu pertimbangan yang dapat dilihat eleh
seseorang untuk memilih dan memutuskan sesuatu keputusan dan
menjadi

tolak

ukur

kematangan

emosional

umur

juga

biasa

mengpengaruhi pola fikir seseorang dan luas daripada seseorang yang


masih muda. Umur juga bisa menjadi pembeda tingkat produktivitas
seseorang, biasanya orang yang memiki usia lebih muda lebih kreatifdan
inovatif dan memiliki produktifitas dan kinerja yang tinggi dibanding
yang lebih tua. Lebih jelas mengenai ini akan diuraikan pada tabel
berikut ini: (FOOT NOTE)
Tabel 4. 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No
1
2

Umur
19-35 tahun
36-65 tahun
Jumlah

Frekuensi
4
2
6

Persentase (%)
86
14
100

Pada tabel 4. 3 diatas dapat dijelaskan bahwa propersi terbesar


berada pada kelompok umur antara 19-35 tahun yaitu sebanyak 4 orang
atau 86% dan sisanya 36-65 tahun berjumlah 2 atau 14%, hal ini
menjelaskan bahwa rata-rata karyawan yang menjadi responden memiliki
pola pikir yang cukup kritis dan berwawasan luas dan sudah bisa

43

dikatakan dewasa dalam menyikapi sesuatu dan lebih bertanggung jawab


dalam keluarga sehingga bisa lebih produktif.
c. Pendidikan
Pendidikan adalah hal yang terpenting yang harus dijalani dan
memiliki oleh manusia, pendidikan menjadi tolak ukur kedewasaan dan
tingkat emosional seseorang, orang yang berpendidikan biasanya
memiliki wawasan yang luas dan dewasa dalam menyikapi suatu
masalah. Dalam hal preferensi terhadap pembiayaan murabahah pada
bank syariah, orang yang memiliki pendidikan tinggi tentu memiliki
prefersi baik pula, namun tidak menutup kemungkinan orang yang tidak
berpendidikan tinggi namun memiliki pergaulan dan pengalaman juga
memiliki kinerja yang baik. Untuk mengetahui presentase responden dari
segi pendidikan akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 4. 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No
1
2
3
4

Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
D3-S1
Jumlah

Frekuensi
0
0
2
4
20

Persentase(%)
0
0
14
86
100

Dari tabel diatas dapat dibuktikan bahwa, semakin tinggi


pendidikan seseorang maka semakin baik kinerjanya terhadap sesuatu
pekerjaan, ini dibuktikan dengan tingkat pendidikan tertinggi adalah D3S1 sebanyak 4 orang atau 86%, kemudian tingkat SLTA ada sebanyak 2
orang atau 14%, tingkat SLTP berjumlah 0 orang atau 0% dari jumlah

44

keseluruhan dan SD berjumlah 0 orang atau 0% dari keseluruhan


responden.
2. Analisis Data
Tabel 4. 4
Tabel Pembantu Perhitungan Analisis Regresi Linier Sederhana
No
Responde
n
1
2
3
4
5
6
Jumlah
Rata-Rata

Xi

Yi

Xi2

Yi2

Xi.Yi

22
18
22
22
20
24
128
21,3

22
19
21
22
20
21
125
20,8

484
324
484
484
400
576
2752
131,0

484
361
441
484
400
441
2611
124,3

484
342
462
484
400
504
2676
6,1

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan tabel pembantu di


atas di peroleh nilai regresi sederhana yaitu sebagai berikut:
Y=a+bX
Keterangan :
X = Variabel Independen yaitu Gaya Kepemimpinan
Y = Variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan Pegadaian Syariah Singkut
a = Konstanta yaitu nilai nilai Y bila X = 0
b = Koefisien regresi yaitu perubahan pada Y jika X berubah satu satuan
C. Uji Hipotesis
1. Uji T Statistik
Dengan menggunakan tabel coefisients dibawah ini penulis dapat
menguji masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, yang
disebut juga dengan uji t.
Tabel 4.5
Coefficientsa
Model

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Std. Error

Beta

Sig.

45

(Constant)
1Gaya
Kepemimpinan

,437

3,845

,438

,180

,773

2,991

,040

2,437

,071

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

1) Uji terhadap konstanta atau interceft


Signifikasi sebesar 0,040 dengan 0,05. Hasil tabel 0.040 < 0,05 maka
H1 diterima dan HO ditolak, berarti data ini signifikan artinya variabel
X yaitu Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap variabel
Y yaitu kinerja karyawan.
2) Uji terhadap koefisien regresi (b)
Signifikasi sebesar 0,071 dengan 0,05. Hasil tabel 0.071 > 0,05 maka
H ditolak dan H diterima, artinya variabel X yaitu gaya
kepemimpinanmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Y yaitu kinerja karyawan.
2. Uji F Statistik
Uji F ini merupakan uji kelayakan model, apakah model regresi linier
sederhana yang diajukan adalah model yang layak untuk menguji pengaruh
variabel independent terhadap variabel dependent secara bersama-sama.
Untuk Mencari jumlah nilai F hitung dapat dilakukan dengan rumus
sebagai berikut:

RJK
F=

Reg

( ba )

RJK Res

1) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JK reg (a))


Y

JK reg(a)=
2) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi b/a (JK reg b/a)

46

XY

X . Y

JK reg(b/ a)=b .
3) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JK res)
Y

JK Reg (a )JK Reg(b /a) =26112604,164.0629=2.7771


JK res =

4) Menghitung Rata-Rata Jumlah Kuadrat Regresi a (RJKreg(a))


RJK reg(a) = JKReg(a) = 2604,16
5) Menghitung Rata-Rata Jumlah Kuadrat Regresi b/a (RJKreg(a))
RJKreg(b/a) = JKReg(b/a) = 4.0629
6) Menghitung Rata-Rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKres)
RJK res =

JK s 2.7771
=
=0.694
n2
62

7) Menghitung Nilai F yaitu dengan rumus:


RJK
F=

Reg

( ba )

RJK Res

4.0629
=5.854
0.694

Untuk menentukan nilai kritis () atau nilai tabel F pada derajat bebas
db

reg b/a

= 1 dan db = n 2. Diperoleh nilai tabel F sebesar F (,

dbreg b/a dbres

dengan nilai signifikasi (0,05) yaitu 5,99. Berdasarkan hasil perhitungan di


atas, dapat diketahui Nilai hitung F lebih besardari nilai tabel F yaitu
5,854>5,99. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

47

Sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS yaitu


sebagai berikut:
Tabel 4.6
ANOVAa
Model

Sum of Squares

Regression
1 Residual
Total

Df

Mean Square

4,083

4,083

2,750

,687

6,833

F
5,939

Sig.
,071b

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan hasil print out tabel anova diatas disebut juga sebagai uji
F statistik. Untuk menguji hipotesis apakah kinerja karyawan dapat
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dengan cara membandingkan angka
signifikasi sebesar 0,071 dengan 0,05. Hasil tabel 0.071>0,05 maka H
diterima dan H ditolak berarti tidak signifikan artinya, secara bersama-sama
variabel bebasnya gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh akan tetapi
tidak signifikan terhadap variabel tidak bebasnya yaitu pendapatan kinerja
karyawan.
1. Analisis Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Semua data-data yang digunakan untuk melakukan analisis suatu
masalah harus diuji validitasnya. Untuk memenuhi syarat validitasnya suatu
model dapat diuji dengan memenuhi syarat asumsi klasik formalitas dengan
menggunakan Normal Probabilitas Plot. Uji normalitas adalah untuk
melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak
Gambar 4.2

48

Pada prinsipnya formalitas dapat dideteksi dengan melihat


penyebaran data pada sumbu diagonal, dari grafik diatas dapat dilihat
bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas artinya data
ini terdistribusi normal.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan dalam fungsi regresi. Pengujian heterokedastisitas dapat
dideteksi dengan scaterplotnya dari output SPSS berikut dibawah ini:
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas

49

Dapat dilihat pada tabel diatas, sama halnya dengan prinsip


normalitas uji heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data. Maka berdasarkan pada gambar diatas dapat dilihat
titik-titiknya menyebar di daerah positif dan negatif serta tidak
membentuk pola tersebut tidak ada masalah heterokedastisitas.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Terhadap

Kinerja

Karyawan

Pegadaian Syariah Singkut


Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (Gaya
Kepemimpinan) terhadap variabel Y (Kinerja Karyawan Pegadaian Syariah
Singkut) dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan regresi linier
sederhana berikut:
Y=a+bX
XY

X Y

N .
b=

50

b=

6. ( 2676 ) ( 128 )( 125 )


=0.4375
6.(2752)(128)

(128 )=69 X
a=Y b X=1250,4375
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh
persamaan regresi linier sederhana sebagi berikut:
Y = a + b X = 69 + 0,4375X
Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan
bahwa jika pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan diukur
dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap
perubahan skor atau nilai gaya kepemimpinan sebesar satu satuan dapat
diestimasikan skor atau nilai pendapatan akan berubah sebesar 0,4375satuan
pada arah yang sama.
Berikut ini hasil analisis regresi profitabilitas pembiayaan gadai
emas syariah terhadap profitabilitas Pegadaian Syariah Singkut tahun 2012
s/d 2014, dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) 16.0 for windows.
a. Variabel Entered/Removed
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara penjualan logam
mulia terhadap pendapatan Pegadaian Syariah Singkut, dapat dilakukan
dengan analisa variabel yang dimasukan dan variabel yang dikeluarkan.
Tabel. 4.7
Variables Entered/Removeda
Model

Variables Entered

Variables
Removed

Method

51

Gaya

. Enter

Kepemimpinanb

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan


b. All requested variables entered.

Pada tabel entered atau removed diatas tampak bahwa variabel yang
dimasukan atau yang digunakan adalah variabel gaya kepemimpinan (X)
sebagai variabel Independent untuk dilihat pengaruhnya terhadap variabel
dependentnya yaitu kinerja karyawan.
2. Besar Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus diPegadaian Syariah Singkut)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan dapat diketahui melalui print out SPSS berikut:
Tabel 4.8
Model Summaryb
Model

R Square

Adjusted R

Std. Error of the Estimate

Square
1

,773a

,598

,497

,82916

a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan


b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Dari hasil tabel 4.9 model summary pada bagian ini memberikan data
untuk

menentukan

besarnya

pengaruh

pegadaian

syariah

terhadap

pengembangan usaha masyarakat.


Berdasarkan print out SPSS pada model summary diatas dapat diperoleh
sebagai berikut:
a. Nilai R squere (R) adalah 0.598 atau 59,8. Hal ini berarti bahwa 59,8%
variabel kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel gaya

52

kepemimpinan (X) artinya kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh gaya
kepemimpinan (X) sebesar 59,8%. Sedangkan sisanya 59,8% (100%-59,8%
= 40,2%) yang dijelaskan oleh faktor-faktor lain,
b. Nilai R hitung = 0.773 nilai R yangmendekati 1, artinya ada pengaruh akan
yang signifikan antaravariabel X (gaya kepemimpinan) terhadap variabel Y
(kinerja karyawan).

BAB V
PENUTUP

A Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan serta uraian-uraian sebelumnya
mengenai pengaruh pegadaian syariah terhadap pengembangan usaha
masyarakat. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1 Hasil perhitungan yang telah dilakukan diatas menujukan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja
2

karyawan.
Data print out SPSS yang sudah diolah menunjukan bahwa kajian ini
memiliki hasil koefisien determinasinya (r/R square) atau koefisien
penentunya sebesar 0,598 % artinya pendapatan dari hasil kinerja karyawan
(Y) yang berasal dari gaya kepemimpinan dapat dijelaskan oleh variabel
gaya kepemimpinan (X), yaitu sebesar 59,8%. Sedangkan sisanya 59,8%.

53

(100%-59,8% = 40,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain, seperti modal


pribadi, pinjaman lain dan sebagainya. Persamaan regresi yang didapat
adalah Y= 69+0,4375X, artinya (a)= konstanta sebesar 69 yaitu apabila
X=0, maka kinerja karyawan (Y) sebesar 69. (b) = koefisien regresi sebesar
0,4375 menyatakan jika X gaya kepemimpinan

naik kurang dari satu

satuan, maka pengembangan usaha masyarakat atau variabel Y akan naik


sebesar 0,4375. Kemudian berdasarkan perhitungan dengan uji t dan uji f
statistik, hasil angka kedua uji tersebut lebih besar dari dibandingkan nilai
signifikan yaitu 0,071> 0,05, maka H ditolak dan H diterima. Hal ini
menyatakan bahwa variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan yang diuji
secara terpisah maupun bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel bebasnya yaitu kinerja karyawan.
B Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba

untuk

memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi lembaga keuangan


syariah tersebut diantaranya:
1 Pihak Pegadaian Syariah Singkut harus bisa mempertahankan atau lebih
baik lagi jika dapat meningkatkan mutu pegadaian syariah yang sudah
dilaksanakan dengan baik agar dapat membantu mengembangkan usaha
2

masyarakat.
Pegadaian syariah Singkut perlu melakukan upaya peningkatan sosialisasi
kepada masyarakat luas tentang pinjaman pegadaian syariah dengan
melibatkan banyak pihak seperti praktisi, akademis dan ulama dibidang
ekonomi syariah.

Anda mungkin juga menyukai