Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS FALETEHAN

EVIDENCE BASED PRACTICE


EFEKTIFITAS BATUK EFEKTIF DAN FISIOTERAPI DADA
TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN TB
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
KASUS VERTIGO

RUDYAT
5022031095

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2022/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi
(memutar) tanpa sensasi peputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya
terasa berputar atau badan yang berputar. Vertigo termasuk ke dalam
gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening,
sempoyongan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik.)
(Yanti & Retnaningsih, 2019).

Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktik, yang


sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil atau rasa
pusing. Vertigo merupakan suatu fenomena yang terkadang sering ditemui
di masyrakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang
atau benda disekitarnya seolah-olah sedang bergerak atau berputar, yang
biasanya disertai dengan mual atau kehilangan keseimbangan. Umumnya
keluhan vertigo menyerang sebentar saja, hari ini terjadi, besok hilang,
namun ada kalanya vertigo yang kambuh lagi setelah beberapa bulanatau
beberapa tahun. Penyebab vertigo umumnya terjadi disebabkan oleh stress,
mata lelah, dan makan atau minum. Masalah keperawatan yang umum
terjadi pada pasien vertigo adalah ansietas dan intoleransi aktivitas (Yanti
& Retnaningsih, 2019).

Cemas (Ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari


seseorang. Suatu keadaan yang membuat sesorang tidak nyaman dan
terbagi dalam beberapa tingkatan jadi, cemas bekaitan dengan perasaan
yang tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart & Laraia, 2005). Intoleransi
aktifitas adalah kurangnya tenaga baik secara fisik maupun fisikologi
untuk meelakukan aktifitas sehari-hari. Intoleransi aktivitas dapat
definisikan sebagai keadaan dimana seseorang tidak memiliki cukup
energi fisiologi maupun psikologi untuk bertahan atau menyelesaikan
aktivitas sehari hari yang dinginkan atau di lakukan (Herdman &
Kamitsuru, 2015-2017 Edisi 10)

Terapi nafas dalam mengatur pola nafas yang dapat merangsang saraf
parasimpatis menghambat sistem pusat simpatis untuk mengendalikan
denyut jantung sehingga menyebabkan tubuh menjadi rilek, teknik
relaksasi nafas dalam sebagai rangsang berbagai panca indera, sehingga
ketegangan akan dikeluarkan dan tubuh akan menjadi rileks dan nyaman.
Tujuan penelitian untuk menerapkan relaksasi nafas dalam pada pasien
vertigo (Yanti & Retnaningsih, 2019).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah diatas
maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
"adakah Penerapan Relaksasi Nafas Dalam pada pasien Vertigo"?

C. TUJUAN MASALAH
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Penerapan
Relaksasi Nafas Dalam pada pasien Vertigo ?
BAB II
TINJAUAN JURNAL

A. Argumen Riset 1
Judul : Penerapan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Pola Tidur Lansia
Dengan Vertigo: Case Study
Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi PSQI dan catatan dokumentasi
pasien. Relaksasi nafas dalam dilakukan 6 kali selama 2 minggu
dengan waktu 15 menit yang dilakukan pada malam hari sebelum tidur
dan sesudah bangun tidur.
Tujuan : Tujuan penelitian untuk menerapkan relaksasi nafas dalam pada pola
tidur pasien lansia dengan vertigo.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian menunjukan setelah lansia melakukan
rutin melakukan teknik relaksasi nafas dalam pola tidur lansia
sekarang berangsung membaik dari pada sebelumnya lansia sekarang
lebih rileks, tenang, lebih bertenaga, fresh. Melalui relaksasi lansia
dilatih untuk memunculkan respon relaksasi sehingga dapat mencapai
keadaan tenang. Kondisi rileks yang dirasakan tersebut karena latihan
relaksasi yang dapat memberikan pemijatan halus pada berbagai
kelenjar-kelenjar pada tubuh, mengembalikan pengeluaan hormon
yang secukupnya sehingga keseimabangan emosi dan ketenagan
pikiran sehingga mudah untuk tertidur.
Referensi : (Yanti & Retnaningsih, 2019)
B. Argumen Riset 2
Judul : Pengelolaan Nyeri Akut Pada Ny. S Dengan Vertigo Di Ruang
Alamanda Rsud Ungaran
Metode : Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
pengelolaan kasus dalam memenuhi kebutuhan nyeri. Pengelolaan
kasus dalam memenuhi kebutuhan nyeri pada Ny. S dengan Vertigo di
Ruang Alamanda RSUD Ungaran dilakukan selama 2 hari. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi, dan pemeriksaan penujang.
Tujuan : Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi gambaran tentang
pengelolaan Nyeri Akut pada Ny. S dengan Vertigo di Ruang
Alamanda RSUD Ungaran
Hasil : Hasil pengelolaan Ny. S dengan intervensi kaji tanda tanda vital,
ajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam, lakukan pemijatan
punggung, dan kalaborasi dengan tim medis dalam pemberiaan
analgesik. Didapatkan hasil masalah nyeri akut teratasi sebagian
dengan skala 3

Referensi : (Ramadani, 2020)


BAB III
PENUTUP

Dari kedua jurnal tersebut terdapat Penerapan Relaksasi Nafas Dalam pada pasien Vertigo.
Terdapat dua jenis penelitian yaitu studi kasus dan pre-experimental design dengan pendekatan
one group pretest-posttest design. Menurut saya Relaksasi Nafas Dalam ini dapat
diimplementasikan di Indonesia, mengingat alat, bahan, dan cara yang digunakan mudah untuk
diaplikasikan dan tidak terdapat komplikasi atau efek samping yang berarti, dan intervensi ini
juga sudah banyak diaplikasikan oleh tenaga kesehatan di tempat pelayanan kesehatan di
Indonesia.
REFERENSI

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015-2017 Edisi 10). Diagnosis KeperawatanDefinisi &.
Jakarta: EGC.: Jakarta: EGC.

Ramadani, W. (2020). PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Ny. S DENGAN VERTIGO


PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Ny. S DENGAN VERTIGO. UNIVERSITAS
NGUDI WALUYO.

Stuart , & Laraia. (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Yanti , N. N., & Retnaningsih, D. (2019). Penerapan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Pola
Tidur Lansia Dengan Vertigo: Case Study. Widya Husada Nursing Conference , 72-76.

Anda mungkin juga menyukai