Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN I

HARGA DIRI RENDAH


KEPERAWATAN JIWA

WAHYU KURNIAWAN
5022031121

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG TAHUN 2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
RISIKO BUNUH DIRI

A. Pengkajian

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, kita mengenal tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:

1. Isyarat bunuh diri


Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung
ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak-anak
karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya.”

Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh
diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah /
sedih / marah / putus asa / tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-
hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah

2. Ancaman bunuh diri


Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan
untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan
persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien
telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan
percobaan bunuh diri.

Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri,
pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.

3. Percobaan bunuh diri


Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri
untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba
bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi,
atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang harus dikaji
pada tiap jenisnya.

Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat merumuskan diagnosa keperawatan


berdasarkan tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat pembagian tiga macam
perilaku bunuh diri pada halaman sebelumnya).
Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul adalah: Harga diri rendah. Bila saudara telah
merumuskan masalah ini, maka tindakan keperawatan yang paling utama
dilakukan adalah meningkatkan harga diri pasien (selengkapnya lihat modul harga
diri rendah).

B. Diagnosa Keperawatan

Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh
diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul :

Risiko bunuh diri

Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka saudara perlu segera
melakukan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien.

C. Tindakan Keperawatan

Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko


Bunuh Diri

1. Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri


a. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
b. Tindakan : Melindungi pasien

Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri,


maka saudara dapat melakukan tindakan berikut:
1) Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan
ketempat yang aman
2) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas,
tali pinggang)
3) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika
pasien mendapatkan obat
4) Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan
melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
SP 1 Pasien
Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


1. Fase Orientasi
Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum A kenalkan saya adalah perawat B
yang bertugas di ruang Mawar ini, saya dinas pagi dari jam 8 pagi
sampai 2 siang.”
Evaluasi : ”Bagaimana perasaan A hari ini?”
Kontrak : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang A
rasakan selama ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?”

2. Fase kerja
“Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan
bencana ini A merasa paling menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan
kepercayaan diri? Apakah A merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah
daripada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri
sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A
berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa
A mati? Apakah A pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya,
bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?” Jika pasien telah
menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan:
“Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi
kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang
membahayakan A.”
”Nah A, Karena A tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup A, maka saya tidak akan membiarkan A sendiri.”
”Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau
keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya A harus langsung minta
bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang
sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga
atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan”.
”Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?”

3. fase terminasi
Evaluasi subjektif : ”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui
cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”
Evaluasi objektif : ”Coba A sebutkan lagi cara tersebut”

a. Rencana Tindak Lanjut


Pasien tidak dibiarkan untuk sneidir karena masih ada keininan untuk
mengahiri hidup

b. Kontrak
 Topik : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk mendiskusikan lanjut
tentang rasa ingin mengahiri hidup.
 Waktu : Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
 Tempat : Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi
besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w. Assalamualaikum ibu.

Anda mungkin juga menyukai