Anda di halaman 1dari 17

GAMBARAN DEPRESI REMAJA PUTRI DI PONDOK

PESANTREN IBNUL QOYYIM GANDU


SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

DISUSUN OLEH:
NANCY MAYASTI BHIKUNING PUTRI
NIM : 0502R00297

PROGRAM PENDIDIKAN NERS-PROGRAM STUD ILMU


KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2009
GAMBARAN DEPRESI REMAJA PUTRI DI PONDOK
PESANTREN IBNUL QOYYIM GANDU
SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

DISUSUN OLEH:
NANCY MAYASTI BHIKUNING PUTRI
NIM : 0502R00297

PROGRAM PENDIDIKAN NERS-PROGRAM STUDI


ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2009

i
ii
GAMBARAN DEPRESI REMAJA PUTRI DI PONDOK
PESANTREN IBNUL QOYYIM GANDU
SLEMAN YOGYAKARTA 20091
Nancy Mayasti Bhikuning Putri2, Suryani3

INTISARI

Latar Belakang: Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara
fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan masalah tertentu bagi
remaja. Perpisahan anak dengan orangtua mempunyai resiko terhadap perkembangan
mental remaja dimasa yang akan datang dengan segala konsekuensinya. Akibat
perpisahan ini salah satu masalah psikologis yang dapat timbul yaitu depresi.
Tujuan: Diketahuinya gambaran depresi remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim
Gandu Sleman Yogyakarta Tahun 2009.
Metodologi: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif metode deskriptif dengan
menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Teknik pengumpulam sampel dengan
random sampling dengan jumlah responden 45 orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan kuesioner. Analisa data menggunakan prosentase.
Hasil: Hasil penelitian gambaran depresi remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim
Gandu Sleman Yogyakarta Tahun 2009. Diketahui pada usia 10-14 tahun mempunyai
tingkat depresi sedang sebanyak 10 orang (22,2%). Pada pendidikan SLTP mempunyai
tingkat depresi sedang sebanyak 8 orang (17,8%). Pada lama tinggal selama 2-3 tahun
mempunyai tingkat depresi sedang sebanyak 11 orang (24,4%). terjadi depresi sedang
pada 14 responden (31,1%).
Kesimpulan: Tingkat depresi yang terjadi pada remaja putri di Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Gandu Sleman Yogyakarta 2009, didapatkan bahwa terjadi depresi sedang pada
14 responden (31,1%).
Saran: Remaja putri diharapkan dapat lebih menjaga dan meningkatkan keadaan
kesehatan psikologisnya dengan banyak mencari informasi tentang kesehatan jiwa.

Kata Kunci : Depresi , Remaja


Daftar Pustaka : 19 buku (1993-2008), 5 hasil penelitian, 1 jurnal, 12 internet
Halaman : xv, 58 halaman, 9 tabel, 1 gambar, 10 lampiran
1
Judul penelitian
2
Mahasiswa PSIK Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta

iii
THE DESCRIPTION OF FEMALE ADOLESCENT
DEPRESSION IN PONDOK PESANTREN
IBNUL QOYYIM GANDU SLEMAN
YOGYAKARTA 20091
Nancy Mayasti Bhikuning Putri2, Suryani3

ABSTRACT

Background: Adolescent usually comes with various changes, both physically and
psychically, that may make certain problems for adolescent. The separation of child with
his/her parent has a risk to the mental development of adolescent in the future with their
own consequences. As a result of this separation, one of psychological problem
happened is depression.
Purpose : The determination of the description of female adolescent in Pondok
Pesantren Ibnul Qoyyim Gandu Sleman Yogyakarta Year 2009.
Methodology : This study was quantitative study with descriptive methode using cross
sectional time approach. Sample collection technique was random sampling with total
number of respondents as 45 samples. Data collection was conducted using
questionnaire. Data analysis used percentage.
Result : The result of the description of female adolescent in Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Gandu Sleman Yogyakarta Year 2009 showed that in 10-14 years old
adolescents who had middle depression level were 10 adolescents (22.2%). In Junior
High School education level who had middle depression level were 8 adolescents
(17.8%). In the length of stay for 2-3 years who had middle depression level were 11
adolescents (24,4%) and in middle depression level were 14 adolescents (31.1%).
Conclusion : The depression level occurred in female adolescent of Pondok Pesantren
Ibnul Qoyyim Gandu Sleman Yogyakarta year 2009 were obtained that the middle
depression level were 14 respondents (31.1%).
Suggestion : Female adolescent should care more and increase their psycologycal states
by looking for information about psychological health.

Keywords : Depression, Adolescent


Reference : 19 books (1993-2008), 5 results of study, 1 journal, 12 internets
Pages : xv, 58 pages, 9 tables, 1 figure, 10 appendices
1
Title of Study
2
Student of PSIK Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer of PSIK Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta

iv
PENDAHULUAN psikis, yang mungkin saja dapat

Depresi merupakan gangguan menimbulkan masalah tertentu bagi

mental yang sering terjadi di tengah remaja. Apabila tidak disertai dengan

masyarakat. Berawal dari stres yang tidak upaya pemahaman diri dan pengarahan

diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase diri oleh orang tua secara tepat dapat

depresi. Penyakit ini kerap diabaikan menjurus pada berbagai tindakan

karena dianggap bisa hilang sendiri tanpa kenakalan remaja dan kriminal. Pada

pengobatan. Padahal, depresi yang tidak umumnya, remaja ingin memperoleh

diterapi dengan baik bisa berakhir dengan kebebasan emosional. Mereka ingin bebas

bunuh diri. Selain itu, depresi yang berat melakukan apa saja yang mereka sukai

juga menimbulkan munculnya berbagai (Setiono, Lily H, 2002).

penyakit fisik, seperti gangguan Pada kehidupan pondok pesantren,

pencernaan (gastritis), asma, gangguan semua kegiatan diatur, dibatasi dan hidup

pada pembuluh darah (kardiovaskular), terpisah dengan orangtua. Menyerahkan

serta menurunkan produktivitas. Sejak anak ke pondok pesantren berarti pula

depresi sering didiagnosis, WHO memisahkan hubungan fisik antara anak

memperkirakan depresi akan menjadi dan orangtua selama masa pendidikan.

penyebab utama masalah penyakit dunia Sedangkan masa remaja masih

pada tahun 2020 (Davison, 2006). membutuhkan keberadaan orang tua.

Masa remaja merupakan masa yang Perpisahan anak dengan orangtua

penuh gejolak. Pada masa ini suasana hati mempunyai resiko terhadap

bisa berubah dengan sangat cepat. Masa perkembangan mental dimasa yang akan

remaja ditandai dengan adanya berbagai datang dengan segala konsekuensinya.

perubahan, baik secara fisik maupun Remaja yang tinggal di pondok pesantren

1
2

memiliki kesempatan lebih sedikit dan yang mereka rasakan diakibatkan oleh

terbatas untuk mengakses sumber berbagai macam bentuk. Mereka

informasi dibandingkan remaja pada mengatakan karena ada tekanan tuntutan

sekolah umum. belajar dipondok, kehidupan pondok yang

Berdasarkan studi pendahuluan berbeda dari dunia luar pondok, terjadi

melalui wawancara tidak terstuktur yang selesih paham antar teman, atau saat

dilakukan penulis di pondok pesantren mereka sakit, mereka merasa kurang

Ibnul Qoyyim, dari 9 remaja santri yang diperhatikan.

menjadi sampel mengatakan kehidupan di Ada kejadian yang menyebabkan

dalam pondok setiap harinya hanya santrinya keluar karena bersikap aneh dan

monoton dari bangun tidur sampai tidur menyebabkan santri lain resah. Karena dia

lagi. Kegiatan harian yang dimulai dari sering berbicara, senyum sendiri, dan

jam 4 pagi sampai 10 malam hanya diisi berteriak. Diakibatkan karena keinginan

dengan belajar. Waktu istirahat yang yang tidak bisa terwujud (obsesi besar)

hanya sebentar membuat mereka merasa tetapi kemampuan dalam belajar kurang

jenuh, mengeluh ,menangis, ingin baik dan tekanan tuntutan belajar dalam

berontak tapi itu aturan yang ada. pondok. Data dari kejadian yang terjadi

Kehidupan yang jauh dari orang tua tersebut diperoleh dari seorang guru dan

membuat mereka rindu ingin segera lulus baru terjadi 1 kali dengan keadaan yang

dari sekolahnya dan berkumpul dengan seperti itu. Keadaan santri lain yang nekat

mereka kembali. Keinginan santri sekolah keluar biasa saja dengan alasan tidak

di pondok ini ada yang bukan dari betah berada di pondok. Dan bila masalah

keinginan diri sendiri dan hanya menuruti yang terjadi pada santri berlanjut maka

keinginan orang tuanya. Sumber stresor akan menyebabkan berbagai dampak


3

buruk salah satu diantaranya adalah menangis dan menyendiri, yang dinyatakan

depresi. depresi bila skor angket IDR (Inventori

Berdasarkan alasan diatas penulis Depresi Remaja) > 30. Tidak depresi: skor

tertarik untuk melakukan penelitian 0-30 Depresi ringan: skor 31-34, Depresi

tentang gambaran depresi remaja di sedang: skor 35-68, Depresi berat: skor 69-

Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Gandu 102

Sleman Yogyakarta. Populasi adalah keseluruhan subyek

METODE PENELITIAN penelitian (Arikunto, 2002). Populasi yang

Penelitian ini merupakan digunakan adalah semua remaja yang

penelitian kuantitatif dengan menempuh pendidikan dan bertempat

menggunakan metode deskriptif. Metode tinggal di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim

pendekatan waktu yang digunakan dalam Gandu Sleman Yogyakarta. Jumlah

penelitian ini adalah cross sectional populasi adalah 125 orang.

(pendekatan silang), Penelitian ini Pengambilan sampel dilakukan

menggunakan variabel tunggal yaitu dengan pengambilan sampel anggota

gambaran depresi remaja putri di Pondok populasi dilakukan secara acak.

Pesantren Ibnul Qoyyim Gandu Sleman Alat pengumpulan data yang

Yogyakarta 2009. digunakan dalam penelitan ini adalah

Depresi merupakan suatu kuesioner. Kuesioner dibuat dengan acuan

keadaan dimana remaja yang tinggal di dari penelitian lain yang berjudul “

Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Gandu Hubungan Harga Diri dengan Tingkat

Sleman Yogyakarta 2009 yang mengalami Depresi Pada Mahasiswa PSIK UGM

gangguan suasana hati yang labil, sering Tingkat Pertama Tahun Ajaran 2005/2006,

Fransiska yang bersumber pada IDR. IDR


4

berisi 34 butir pertanyaan yang dapat HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan pada 125
mengungkapkan sindrom depresi.
responden di Pondok Pesantren Ibnul
Responden diminta untuk memilih jawaban
Qoyyim Gandu Sleman pada bulan Juli
yang sesuai dengan keadaan dirinya.
2009. Untuk mengukur tingkat depresi di
Pilihan jawaban dan nilainya sebagai
Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Gandu
berikut: A= 0 , B= 1, C=2, D=3. responden
Sleman menggunakan kuesioner yang
dikatakan depresi bila skor total >30. bila
dibuat dengan acuan dari penelitian lain
skor < 31 maka responden dikategorikan
yang berjudul “ Hubungan Harga Diri
non depresif.
dengan Tingkat Depresi Pada Mahasiswa
Metode pengumpulan data dilakukan
PSIK UGM Tingkat Pertama Tahun
dengan membagi kuesioner pada remaja
Ajaran 2005/2006, Fransiska yang
santri yang menempuh pendidikan dan
bersumber pada IDR. IDR berisi 34 butir
bertempat tinggal di Pondok Pesantren
pertanyaan yang dapat mengungkapkan
Ibnul Qoyyim yang terdiri dari 34 butir
sindrom depresi. Responden diminta
pertanyaan.
untuk memilih jawaban yang sesuai
IDR telah diuji validitasnya dengan
dengan keadaan dirinya. Pilihan jawaban
kesamaan oleh PPDGJ II dan diperoleh
dan nilainya sebagai berikut: A= 0 , B= 1,
hasil nilai sensitifitas 79%, Prawiroharjo
C=2, D=3. responden dikatakan depresi
cit Fransiska (2005). Uji reliabilitas IDR
bila skor total >30. bila skor < 31 maka
dengan menggunakan koefisien alpha
responden dikategorikan non depresif.
diperoleh angka koefisien rtt= 0,900

( p<0,01). Sehingga kuesioner dapat

langsung digunakan
5

Karakteristik Responden
Tabel 2.
Responden dalam penelitian ini
Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
adalah remaja putri pondok pesantren
Tingkat F Prosentase
Ibnul Qoyyim dengan lama tinggal 2
pendidikan
tahun sebanyak 45 responden yang terbagi
SLTP 17 37,8%
atas SLTP sebanyak 17 responden dan SLTA 28 62,2%
Total 45
SLTA sebanyak 28 responden. 100%
Sumber: Data primer 2009
Karakteristik responden yang
Pada tabel 2. untuk tingkat
diamati dalam penelitian ini meliputi usia,
pendidikan responden terbanyak terdapat
tingkat pendidikan dan lama tinggal.
pada tingkat pendididkan SLTA yaitu
Karakteristik responden selengkapnya
sebanyak 28 orang (62,2%) dan
dapat dilihat pada tabel berikut.
prosentase terendah pada tingkat
Tabel 1.
Karakteristik Responden pendidikan SLTP sebanyak 17 orang
Berdasarkan Usia
(37,8%).
Usia F Prosentase
(tahun) Tabel 3.
10-14 18 40,0% Karakteristik Responden
15-16 24 53,3% Berdasarkan Lama Tinggal
17-21 3 6,7% Lama tinggal F Prosentase
Total 45 100% 2- 3 tahun 32 71,1%
Sumber: Data primer 2009 4-5 tahun 13 28,9%
6 tahun 0 0%
Tabel 1. karakteristik responden Total 45 100%
Sumber: Data primer 2009
berdasarkan usia pada usia 15-16 tahun
Berdasarkan tabel 3. Responden
yaitu sebanyak 24orang (53,3%) dan
terbanyak terdapat pada lama tinggal 2-3
prosentase terendah pada pasien dengan
tahun yaitu sebanyak 32 orang (71,1%)
usia 17-21 tahun yaitu sebanyak 3 orang
dan prosentase terendah terpadat pada
(6,7%).
6

responden dengan lama tinggal selama 34, depresi sedang skornya 35-68 dan

lebih dari 4-5 tahun sebanyak 13 orang depresi berat skornya 69-102.

(28,9%). Tabel 4.
Distribusi Tingkat Depresi Pada
Hasil dan Pembahasan Remaja Pondok Pesantren
Ibnul Qoyyim Gandu Sleman
a. Tingkat depresi
Yogyakarta bulan juli 2009
Tingkat F Prosentase
Depresi adalah salah satu bentuk depresi
Tidak depresi 28 62,2%
gangguan jiwa pada alam perasaan Depresiringan 3 6,7%
Depresisedang 14 31,1%
(afektif, mood) yang ditandai Depresiberat 0 0,0%
Total 45 100%
kemurungan, kesedihan, kelesuan, Sumber: Data primer 2009

kehilangan gairah hidup, tidak ada Berdasarkan tabel 4. Responden

semangat, dan merasa tidak berdaya, terbanyak terdapat pada tingkat tidak

perasaan bersalah atau berdosa, tidak depresi yaitu sebanyak 28 orang (62,2%)

berguna dan putus asa (Yosep, Iyus, dan prosentase terendah terdapat pada

2007). responden dengan tingkat depresi ringan

Tingkat depresi pada remaja sebanyak 3 orang (6,7%). Berdasarkan

pondok pesantren Ibnul Qoyyim Gandu hasil penelitian, tingkat depresi yang

Sleman Yogyakarta diukur menggunakan terjadi pada responden terbanyak terdapat

kuesioner yang telah di uji validitas dan pada tingkat depresi sedang yaitu

reliabilitasnya. Data masing-masing sebanyak 10 orang (31,1%) dan

jawaban dikelompokkan dalam skala prosentase terendah terdapat pada

ordinal dengan kriteria yaitu tidak depresi responden dengan tingkat depresi ringan

skornya < 30, depresi ringan skornya 31- sebanyak 3 orang (6,7%).
7

Hal ini menunjukkan bahwa remaja Dari tabel 5. menunjukkan

yang berada di dalam pondok pesantren responden pada usia 13-15 tahun

sudah dapat beradaptasi dengan baik mempunyai tingkat tidak depresi

sehingga kejadian depresi tidak besar. sebanyak 18 orang (40,0%). Begitu juga

Peran dan ketegangan peran dengan tingkat depresi sedang terdapat

mempengaruhi perkembangan depresi pada usia 13-15 sebanyak 10 orang

terutama pada wanita. Dengan adanya (22,2%). Hasil tersebut menunjukkan

hubungan yang baik dan tidak terjadi bahwa remaja pada usia tersebut berada

masalah ketegangan dalam kehidupan pada tahap perkembangan remaja awal

dapat membuat jiwa tenang (Stuart dan yang sudah mulai berfikir konkrit dan

Sundeen, 1998). mulai berfikir rasional walau kadang pada

1) Tingkat depresi berdasarkan usia remaja tahap awal ini masih berperilaku

sebagai seorang anak pada waktu tertentu


Tabel 5.
Distribusi Tingkat Depresi Pada dan sebagai orang dewasa pada waktu
Remaja Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Gandu Sleman Yogyakarta selanjutnya. Dengan semakin
Berdasarkan Usia
Bulan Juli 2009 bertambahnya umur masalah yang akan
Usia 13-15 16-18 Total
F % F % F %
dihadapi juga semakin bermacam, namun
Tingkat depresi

Tidak depresi 18 40,0 % 10 22,2% 28 62,2% sesuai dengan bertambahnya usia cara
6,7%
Depresi ringan 2 4,4% 1 2,2% 3 berfikir remaja juga bertambah rasional,
Depresi sedang 10 22,2% 4 8.9% 14 31,1%
dan dudah dapat mengambil keputusan
Depresi berat 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0%

Total 30 66.7% 15 33.3% 45 100%


untuk dirinya sendiri (Santiok, 2003).

2) Tingkat depresi berdasarkan tingkat


Sumber: Data primer 2009
pendidikan
8

Tabel 6. orng yang mempunyai pendidikan rendah


Distribusi Tingkat Depresi Pada
Remaja Pondok Pesantren Ibnul (Haedari, 2004).
Qoyyim Gandu Sleman
Yogyakarta Berdasarkan 3) Tingkat depresi berdasarkan lama
Tingkat Pendidikan tinggal
Bulan Juli 2009
Pendidikan SLTP SLTA Total

F % F % F % Tabel 10.
Tingkat depresi
Distribusi Tingkat Depresi Pada
Tidak depresi 19 42,2% 9 20,0% 28 62,2% Remaja Pondok Pesantren Ibnul
Depresi ringan
1 2,2% 2 4,5% 3 6,7%
Qoyyim Gandu Sleman
Depresi sedang
Yogyakarta Berdasarkan
8 17,8% 6 13,3% 14 31,1% Tingkat Lama Tinggal
Depresi berat
0,0% Bulan Juli 2009
0 0,0% 0 0,0% 0
Lama tinggal 2-3 tahun 4-5 tahun 6 Total
Total 28 62,2% 17 37,8% 45 100% tahun
F % F % F % F %
Tingkat
Sumber: Data primer 2009 depresi

Berdasarkan table 6. Tidak depresi 20 44,4 8 17,8 0 0% 28 62,2

% % %
Menunjukkan responden dengan tingkat
Depresi ringan 2 4,4% 1 2,3% 0 0% 3 6,7%

pendidikan SLTP mempunyai tingkat


Depresi sedang 11 24,4 3 6,7% 0 0% 14 31,1

tidak depresi sebanyak 19 orang (42,2%). % %

Depresi berat 0 0,0% 0 0,0% 0 0% 0


0,0%
Begitu juga dengan tingkat depresi sedang
Total 33 73,2 12 26,8 0 0% 45 100%
terdapat pada tingkat pendidikan SLTP
% %

sebanyak 8 orang (17,8%). Tingkat Sumber: Data primer 2009

pendidikan seseorang mempengaruhi daya Berdasarkan tabel 16. Menunjukkan

tahannya dalam menghadapi stress. Makin responden dengan lama tinggal selama 2-3

tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tahun mempunyai tingkat depresi sedang

makin tinggi keberhasilannya melawan sebanyak 11 orang (24,4%). Sedangkan

stress. Orang yang pendidikannya tinggi responden dengan lama tinggal selama 4-5

lebih mampu mengatasi masalah dari pada tahun terdapat tingkat depresi sedang

sebanyak 3 orang (6,7%). Dalam aspek


9

lama tinggal selama 2-3 tahun mempunyai 1. Pengambilan data dilaksanakan dalam

tingkat depresi sedang sebanyak 11 orang satu waktu dan satu tempat sehingga

(24,4%). Sedangkan responden dengan saling tanya jawab dalam mengisi

lama tinggal selama 6-5 tahun terdapat kuesioner. Sehingga menyebabkan

tingkat depresi sedang sebanyak 3 orang jawaban tidak sesuai dengan dirinya.

(6,7%). Remaja sebagai responden yang 2. Alat pengumpulan data dalam

semakain lama tinggal dalam pondok penelitian ini hanya menggunakan

sudah mampu beradaptasi dengan kuesioner, sehingga informasi yang

lingkungan pondok, menjalin hubungan didapatkan kurang maksimal atau tidak

yang baik dengan pengurus yang ada tergali semua.

dalam pondok sehingga merasa berharga KESIMPULAN

dan yakin berhasil dalam melakukan Berdasarkan hasil penelitian dan

apapun karena sudah mengetahui pembahasan, maka dapat ditarik

kebiasaan lingkungan tersebut. Remaja kesimpulan sebagai berikut:

telah menemukan teman untuk berbagi a. Depresi yang terjadi berdasarkan usia

dan mereka mempunyai teman pada remaja putri di Pondok Pesantren

sepenanggungan berada di dalam pondok. Ibnul Qoyyim Gandu Sleman

Interaksi yang baik dengan lingkungan Yogyakarta 2009, paling banyak pada

akan membuat kondisi jiwa seseorang usia pada usia 10-14 tahun

baik juga (Ilmawati, Zulia. 2008). mempunyai tingkat depresi sedang

KETERBATASAN PENELITIAN sebanyak 10 orang (22,2%).

Dalam penelitian ini masih b. Depresi yang terjadi berdasarkan

mempunyai keterbatasan, yaitu: tingkat pendidikan pada remaja putri

di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim


10

Gandu Sleman Yogyakarta 2009, kesehatan psikologisnya dengan

paling banyak pada pendidikan SLTP banyak mencari informasi tentang

mempunyai tingkat depresi sedang kesehatan jiwa.

sebanyak 8 orang (17,8%). 2. Bagi Pondok Pesantren

c. Depresi yang terjadi berdasarkan lama Hasil penelitian ini dapat dijadikan

tinggal pada remaja putri di Pondok pertimbangan oleh pengurus pondok

Pesantren Ibnul Qoyyim Gandu dan dilanjutkan ke PDHI sebagai

Sleman Yogyakarta 2009, paling naungan untuk memperhatikan kondisi

banyak pada lama tinggal selama 2-3 anak didiknya karena didapatkan

tahun mempunyai tingkat depresi bahwa ada remaja putri yang

sedang sebanyak 11 orang (24,4%). mengalami depresi sedang maupun

d. Tingkat depresi yang terjadi pada ringan dan diadakan bimbingan

remaja putri di Pondok Pesantren psikologis terhadap anak didiknya.

Ibnul Qoyyim Gandu Sleman 3. Bagi Tenaga Kesehatan

Yogyakarta 2009, didapatkan bahwa Bagi tenaga kesehatan yang berada di

terjadi depresi sedang pada 14 bawah naungan PDHI, diharapkan

responden (31,1%). lebih memantau dan memperhatikan

SARAN kesehatan pada remaja putri yang

Berdasarkan kesimpulan dari berada di pondok pesantren dengan

penelitian di atas, maka dapat diberikan rutin memeriksa kesehatannya dengan

saran sebagai berikut: mendatangkan psikiater dan dokter

1. Bagi Remaja Santri umum ke pondok.

Remaja santri diharapkan dapat lebih

menjaga dan meningkatkan keadaan


11

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Anonim. 2009. Tahap perkembangan


moral Kohlberg - Wikipedia bahasa
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya Indonesia, ensiklopedia bebas.mht, ¶
4,www.Perkembangan Moral
pengmbilan data menggunakan Remaja.com. diperoleh 19 maret
2009
kuesioner diisi anak secara sendiri-
Amir, Nurmiati. 2005. Depresi Aspek
sendiri atau terpisah tidak dalam Neurobiologi Diagnosis dan
Tatalaksana. FKUI:Jakarta
waktu satu tempat bersamaan karena
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian
akan mempengaruhi hasil penelitian. Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka:Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermik. 2004. Keperawatan
Adhim. 2008. Mempola Karakter Remaja. Maternitas.EGC: Jakarta
¶ 1.
http://darululum.net/id/cetak.php?id Cholifatun, S. 2005. Hubungan Harga
=3, diperoleh pada tanggal 26 Diri dengan Tingkat Depresi
November 2008. Remaja Santri di Pondok Pesantren
Krapyak Yogyakarta. FK UGM:
Adhim. 2008. Mempola Karakter Remaja. yogyakarta.
¶ 1. http://
darululum.net/id/cetak/php?id=3, Davison, Gerald C. 2006. Psikologi
Abnormal. Ed 9. Raja Gravindo
Anonim. 2008. Depresi Pada Remaja. ¶ Persada: Jakarta.
10. www.google Finance Ascend
Media, LLC.mhtco.id, diperoleh Eriyani, Farida. 2005. Tingkat Depresi
tanggal 19 Maret 2009 Pada Masyarakat Pengungsi Pasca
tsunami Desa Kahju Kecamatan
Anonim. 2009. Mengapa Lebih Banyak Baitusalam Banda Aceh.UGM:
Wanita Mengalami Depresi Yogyakarta.
Dibandingkan Laki-laki?. ¶ 1. www.
Lintas Berita.com. diperoleh 4 Maret Fransiska, 2006. Hubungan Harga Diri
2009 dengan Tingkat Depresi Pada
Mahasiswa PSIK UGM Tingkat
Anonim. 2008. Pendidikan Pesantren, Pertama Tahun Ajaran 2005/2006.
http://www.muplihudinasindanghuri UGM: Yogyakarta.
fi.com, diperoleh tanggal 7 Maret
2009 Hawari, Dadang .2006. Manajemen Stres
Cemas Dan Depresi. FKUI:Jakarta
Anonim. 2009. Rumah Belajar Psikologi,
¶ 7, www.jomla.org/ diperoleh Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode
tanggal 19 Maret 2009 analisa Keperawatan Dan Teknik
Analisa Data, Salemba Medika:
Jakarta.
12

Ilmawati, Zulia. 2008. Depresi Sosial Santrinawati, Djaswadi Dasuki dan


Gejala dan Akar Penyebabnya. ¶ Koentjoro, 2006, Journal: Hubungan
13. www.hizbud-tahrir.or.id. Antara Sikap Remaja Terhadap
Diperoleh 25 Maret 2009 keperawanan Dengan Hubungan
Seksual Pranikah (analisis data
Mayra Walsh. 2002. Pondok Pesantren SKRRI 2002-2003), Sains
Dan Golongan Islam Ekstrim(Studi Kesehatan 19 Juli 2006.
Kasus Di Pondok Pesantren Modern
Putri Darur Ridwan parangharjo Setiono. 2002. Beberapa Permasalahan
Banyuwangi).Universitas Remaja. ¶ . http://www.e-
Muhammadiyah Malang. psikologi.com/remaja/130802.htm.
Diperoleh Pada Tanggal 26
Nawawi, 2008, Sejarah Perkembangan November 2008.
Pesantren, ¶ 1,
http:www.//ibda.wordpress.com Soetjiningsih, 2004, Tumbuh Kembang
Remaja Dan Permasalahannya.
Notoatmojo. 2002. Metodologi Penelitian Sagung Seto: Jakarta
Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Suhardono. 2001. Refleksi Metodologi
Nugraheni, 2002. Tingkat Depresi Pada Riset. Panorama Survey.
Penderita Pasca Stroke di RSUP Gramedia:Jakarta.
Dr.Sardjito dan Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta. UGM: Sundeen&Stuart .1998. Buku Saku
Yogyakarta. Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta.

Phillip L. Rice,1999, http//www.e- Sugiyono. 2006. Statistik Untuk


psikologi.com/masalah/depresi- Penelitian. Alvabeta:Bandung.
1.htm

PPDGJ III .1993. Departemen Kesehatan


RI Direktorat Jenderal Pelayanan
Medis.

Rambe, Abdul Mutholib, 2001, Depresi


Pada Anak, ¶ 7, www.tempo.co.id,
diperoleh pada tanggal 7 Maret 2009

Sadock & Kaplan. 2003. Sinopsis


Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis. Binarupa Aksara:
Jakarta.

Santiok, John. 2003. Adolescent


Perkembangan Remaja.
Erlangga:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai