Disusun oleh:
Nama : Hafish Fajri Muslim
NIM : 2310923071
Jurusan : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik Email :
zakydsifah@gmail.com
Dosen Pengampu : Dra. Noviatri, M.Hum.
UNIVERSITAS ANDALAS
Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Gangguan
Mental terhadap Kehidupan Siswa”. Karya Ilmiah ini adalah tugas Bahasa Indonesia .
Adapun tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
tentang materi yang diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu penulis dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. Kakakku yang
meminjamkan laptopnya untuk mengerjakan tugas ini. Ibu Noviatri yang telah mengajarkan
tata cara penulisan karya ilmiah.
Karya Ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka dari itu penulis bersedia
menerima kritikan dan saran dari pembaca
Semoga dengan adanya karya ilmiah ini, dapat memberikan sedikit pemahaman tentang
Gangguan Mental agar bisa memberikan dampak positif dan juga bermanfaat
Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan melalui survei
yang dilakukan oleh Center of Indigenous Islamic Psychology pada tahun 2016, penelitian
Praptiani dan data-data yang diperoleh dari WHO.Penyelidikan ini menyelidiki bagaimana
gangguan mental memengaruhi kehidupan siswa dengan fokus pada perubahan emosi,
perilaku, dan prestasi akademis. Hubungan sosial, kesejahteraan emosional, dan prestasi
akademik adalah masalah besar bagi siswa dengan gangguan mental, menurut penelitian ini.
Ini dicapai dengan menganalisis data dari survei dan wawancara. Tingkah laku yang tidak
terduga, kesulitan berkonsentrasi, dan perubahan mood yang tiba-tiba adalah tanda utama
efek negatif. Temuan ini meningkatkan pemahaman tentang bagaimana gangguan mental
mempengaruhi kehidupan sehari-hari siswa dan menunjukkan bahwa tempat pendidikan
harus menyediakan dukungan kesehatan mental. Beberapa hasil nyata dari penelitian ini
termasuk meningkatkan layanan kesehatan mental di sekolah dan meningkatkan kesadaran
dan pemahaman komunitas sekolah tentang masalah kesehatan mental siswa. Hasil dari
penelitian bahwa penyakit mental dapat berdampak pada kebiasaan sehari-hari siswa dan
penting bagi orang tua dan guru untuk mengetahui permasalahannya dan menemukan solusi.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang
sehat maka seseorang dapat melakukan aktivitas sebagai makhluk hidup.
Gangguan Jiwa adalah kondisi kesehatan yang melibatkan perubahan emosi, pemikiran atau
perilaku (atau kombinasi dari ini). Gangguan Jiwa dikaitkan dengan kesusahan dan / atau
masalah yang berfungsi dalam kegiatan sosial, pekerjaan atau keluarga. Masalah kesehatan
mental yang dialami remaja cukup tinggi.
Menurut ( WHO,2017) Telah terjadi peningkatan 13% dalam kondisi kesehatan mental dan
gangguan penggunaan zat dalam dekade terakhir dan sekitar 20% anak-anak dan remaja di
dunia memiliki kondisi kesehatan mental, dengan bunuh diri penyebab utama kematian kedua
di antara anak-anak berusia 15-29 tahun. Sekitar satu dari lima orang dalam pengaturan
pasca-konflik memiliki kondisi kesehatan mental. Masalah kesehatan mental yang banyak
dialami remaja adalah masalah pertemanan.
Kegagalan remaja dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya akan menyebabkan remaja
menjadi pemalu, menyendiri, kurang percaya diri atau justru berperilaku sombong, keras
kepala, serta salah tingkah bila berada dalam situasi sosial (Poerwanti & Widodo, 2002).
Menurut Banitez dan Justici (2006) menyatakan bahwa kelompok teman sebaya yang
bermasalah di sekolah akan memberikan dampak yang negatif bagi sekolah seperti kekerasan,
perilaku membolos, kurangnya sikap menghormati teman dan guru.
Penelitian Praptiani (2013) yang mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Latipun
pada tahun 2006 di Malang menunjukkan prevalensi remaja yang mengalami konflik dengan
teman sebaya. Survei yang dilakukan terhadap 141 remaja menunjukkan bahwa sebanyak
21% remaja menyatakan pernah mengalami perselisihan dan 81% remaja menyatakan pernah
mengalami konflik dengan teman sebayanya di sekolah.
Penganiayaan yang dilakukan oleh 6 siswa di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Motif para
pelaku lantaran dendam lama terhadap korban. Saat diinterogasi A mengakui melakukan
penganiayaan terhadap korban dengan cara memukul dan menendang muka dan badan
korban. B juga mengaku memukul dan menendang muka dan badan X,” sambungnya.
Sementara pelaku lainnya yakni, C mengaku memukul muka korban dengan kepalan tangan.
Begitu juga dengan D, mengaku memukul muka korban dengan tangan.
Sementara dan F tidak mengakui melakukan penganiayaan terhadap korban
(Paturusi,Tribun Kaltim,2022).Survei mengenai kesehatan mental siswa yang dilakukan oleh
Center of Indigenous Islamic Psychology pada tahun 2016. Pertanyaan diberikan kepada 82
siswa kelas VII, VIII, dan X. Salah satu pertanyaan dalam survei tersebut adalah aku marah
dan tertekan ketika. Hasil menunjukkan sebanyak 53% siswa merasa tertekan karena faktor
pertemanan seperti diejek, diremehkan, diganggu dan difitnah, 14% siswa menjawab karena
faktor akademik seperti nilai jelek, dimarahi guru, dan banyak PR, 22% siswa menjawab
karena faktor keluarga seperti dimarahi oleh orang tua dan saudara, 8% menjawab karena ada
masalah namun tidak dijelaskan secara spesifik masalahnya apa, dan sisanya sebanyak 3%
siswa menjawab tidak sesuai pertanyaan seperti menjawab aku dan merasa bahagia.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengertian dari gangguan mental,
faktor ,ciri-ciri ,dampak ,dan jenis dari gangguan mental dan cara mengatasi gangguan
mental
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menjelaskan dinamika cara mengatasi gangguan mental pada siswa
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah memberikan info mengenai cara penyelesaian gangguan mental
sehingga sekolah bisa mengatur kebijakan untuk menanggulangi dan menangani
siswa yang terindikasi gangguan mental
b. Bagi Orang Tua, memberikan info mengenai cara penyelesaian masalah gangguan
mental anak sehingga dapat menghadapi anaknya yang terindikasi gangguan mental
c. Bagi Remaja, membantu menemukan jawaban atau penyelesaian yang tepat dalam
menyelesaikan masalah gangguan mental
BAB II PEMBAHASAN
Mental Illness
Menurut American Psychiatric Association penyakit mental adalah kondisi kesehatan
yang melibatkan perubahan emosi, pemikiran atau perilaku (atau kombinasi dari
semuanya).Mental Illness mempunyai beberapa jenis juga diantaranya
1. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Gangguan kecemasan ada beberapa
macam, seperti: gangguan kecemasan umum (ditandai dengan kekhawatiran
berlebihan), gangguan panik (ditandai dengan serangan panik), gangguan kecemasan
sosial (ditandai dengan rasa takut dan khawatir berlebihan dalam situasi sosial),
gangguan kecemasan akan perpisahan ( ditandai dengan ketakutan atau kecemasan
yang berlebihan tentang perpisahan dari individu yang memiliki ikatan emosional
yang dalam dengan orang tersebut), dan lain-lain. Gejalanya ditandai dengan rasa
takut dan khawatir yang berlebihan.
2. Depresi (Depression) dengan gejalanya antara lain konsentrasi yang buruk, perasaan
bersalah yang berlebihan atau harga diri yang rendah, keputusasaan tentang masa
depan, pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
5. Skizofrenia
Skizofrenia yang ditandai dengan berupa delusi yang terus-menerus, halusinasi,
pemikiran tidak teratur, perilaku sangat tidak terorganisir, atau agitasi ekstrem.
Ini adalah tanda munculnya penyakit mental pada anak yang dapat Anda sadari
melalui aktivitas sehari-hari mereka di rumah dan di sekolah. Ketika anak-anak mulai
bertengkar lebih sering, Anda harus waspada karena mereka cenderung menjadi lebih
kasar dan mulai berkata kasar yang menyakitkan orang lain padahal sebelumnya
tidak. Anda juga mungkin melihat perubahan dalam perilaku anak, seperti menjadi
lebih mudah marah dan frustrasi.
2. Perubahan perasaan
Berubahnya mood atau suasana hati anak secara tiba-tiba adalah tanda penyakit
mental lainnya. Perubahan ini bisa berlangsung lama atau singkat. Hal ini pasti akan
menyebabkan masalah pada hubungan dengan teman dan keluarga. Ini adalah gejala
umum dari ADHD, depresi, atau kelainan bipolar.
3. Kesulitan berkonsentrasi
Anak-anak yang menderita gangguan mental sering mengalami kesulitan untuk duduk
diam, membaca, atau fokus dalam waktu yang lama. Tanda penyakit mental yang satu
ini dapat mengganggu perkembangan otaknya dan menurunkan prestasinya di
sekolah.
Untuk membantu agar kesehatan mental terjaga para siswa dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Tetap beraktivitas. Mereka akan merasa lebih sehat, penuh energi, lebih percaya diri,
lebih mampu mengelola stres, dan lebih nyenyak saat tidur jika mereka berolahraga.
2. Lalu, mengembangkan dan mempertahankan pola makan yang sehat.
3. Tindakan tidur yang teratur dan cukup Remaja membutuhkan 9-11 jam tidur malam,
dan remaja membutuhkan 8-10 jam. Mereka akan lebih mampu mengelola kesibukan,
stres, dan tanggung jawab dengan tidur yang baik.
4. Penggunaan teknologi digital dan menatap layar harus diimbangi dengan aktivitas
perkembangan lainnya.
5. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang.