Anda di halaman 1dari 10

KARYA ILMIAH

PENGARUH GANGGUAN MENTAL TERHADAP


KEHIDUPAN SISWA
Tugas MKWU Kelas 28 Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Nama : Hafish Fajri Muslim
NIM : 2310923071
Jurusan : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik Email :
zakydsifah@gmail.com
Dosen Pengampu : Dra. Noviatri, M.Hum.

UNIVERSITAS ANDALAS
Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Gangguan
Mental terhadap Kehidupan Siswa”. Karya Ilmiah ini adalah tugas Bahasa Indonesia .
Adapun tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
tentang materi yang diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu penulis dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. Kakakku yang
meminjamkan laptopnya untuk mengerjakan tugas ini. Ibu Noviatri yang telah mengajarkan
tata cara penulisan karya ilmiah.
Karya Ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka dari itu penulis bersedia
menerima kritikan dan saran dari pembaca
Semoga dengan adanya karya ilmiah ini, dapat memberikan sedikit pemahaman tentang
Gangguan Mental agar bisa memberikan dampak positif dan juga bermanfaat

Padang , 21 Desember 2023

Penulis

ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan melalui survei
yang dilakukan oleh Center of Indigenous Islamic Psychology pada tahun 2016, penelitian
Praptiani dan data-data yang diperoleh dari WHO.Penyelidikan ini menyelidiki bagaimana
gangguan mental memengaruhi kehidupan siswa dengan fokus pada perubahan emosi,
perilaku, dan prestasi akademis. Hubungan sosial, kesejahteraan emosional, dan prestasi
akademik adalah masalah besar bagi siswa dengan gangguan mental, menurut penelitian ini.
Ini dicapai dengan menganalisis data dari survei dan wawancara. Tingkah laku yang tidak
terduga, kesulitan berkonsentrasi, dan perubahan mood yang tiba-tiba adalah tanda utama
efek negatif. Temuan ini meningkatkan pemahaman tentang bagaimana gangguan mental
mempengaruhi kehidupan sehari-hari siswa dan menunjukkan bahwa tempat pendidikan
harus menyediakan dukungan kesehatan mental. Beberapa hasil nyata dari penelitian ini
termasuk meningkatkan layanan kesehatan mental di sekolah dan meningkatkan kesadaran
dan pemahaman komunitas sekolah tentang masalah kesehatan mental siswa. Hasil dari
penelitian bahwa penyakit mental dapat berdampak pada kebiasaan sehari-hari siswa dan
penting bagi orang tua dan guru untuk mengetahui permasalahannya dan menemukan solusi.

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang
sehat maka seseorang dapat melakukan aktivitas sebagai makhluk hidup.
Gangguan Jiwa adalah kondisi kesehatan yang melibatkan perubahan emosi, pemikiran atau
perilaku (atau kombinasi dari ini). Gangguan Jiwa dikaitkan dengan kesusahan dan / atau
masalah yang berfungsi dalam kegiatan sosial, pekerjaan atau keluarga. Masalah kesehatan
mental yang dialami remaja cukup tinggi.
Menurut ( WHO,2017) Telah terjadi peningkatan 13% dalam kondisi kesehatan mental dan
gangguan penggunaan zat dalam dekade terakhir dan sekitar 20% anak-anak dan remaja di
dunia memiliki kondisi kesehatan mental, dengan bunuh diri penyebab utama kematian kedua
di antara anak-anak berusia 15-29 tahun. Sekitar satu dari lima orang dalam pengaturan
pasca-konflik memiliki kondisi kesehatan mental. Masalah kesehatan mental yang banyak
dialami remaja adalah masalah pertemanan.
Kegagalan remaja dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya akan menyebabkan remaja
menjadi pemalu, menyendiri, kurang percaya diri atau justru berperilaku sombong, keras
kepala, serta salah tingkah bila berada dalam situasi sosial (Poerwanti & Widodo, 2002).
Menurut Banitez dan Justici (2006) menyatakan bahwa kelompok teman sebaya yang
bermasalah di sekolah akan memberikan dampak yang negatif bagi sekolah seperti kekerasan,
perilaku membolos, kurangnya sikap menghormati teman dan guru.
Penelitian Praptiani (2013) yang mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Latipun
pada tahun 2006 di Malang menunjukkan prevalensi remaja yang mengalami konflik dengan
teman sebaya. Survei yang dilakukan terhadap 141 remaja menunjukkan bahwa sebanyak
21% remaja menyatakan pernah mengalami perselisihan dan 81% remaja menyatakan pernah
mengalami konflik dengan teman sebayanya di sekolah.
Penganiayaan yang dilakukan oleh 6 siswa di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Motif para
pelaku lantaran dendam lama terhadap korban. Saat diinterogasi A mengakui melakukan
penganiayaan terhadap korban dengan cara memukul dan menendang muka dan badan
korban. B juga mengaku memukul dan menendang muka dan badan X,” sambungnya.
Sementara pelaku lainnya yakni, C mengaku memukul muka korban dengan kepalan tangan.
Begitu juga dengan D, mengaku memukul muka korban dengan tangan.
Sementara dan F tidak mengakui melakukan penganiayaan terhadap korban
(Paturusi,Tribun Kaltim,2022).Survei mengenai kesehatan mental siswa yang dilakukan oleh
Center of Indigenous Islamic Psychology pada tahun 2016. Pertanyaan diberikan kepada 82
siswa kelas VII, VIII, dan X. Salah satu pertanyaan dalam survei tersebut adalah aku marah
dan tertekan ketika. Hasil menunjukkan sebanyak 53% siswa merasa tertekan karena faktor
pertemanan seperti diejek, diremehkan, diganggu dan difitnah, 14% siswa menjawab karena
faktor akademik seperti nilai jelek, dimarahi guru, dan banyak PR, 22% siswa menjawab
karena faktor keluarga seperti dimarahi oleh orang tua dan saudara, 8% menjawab karena ada
masalah namun tidak dijelaskan secara spesifik masalahnya apa, dan sisanya sebanyak 3%
siswa menjawab tidak sesuai pertanyaan seperti menjawab aku dan merasa bahagia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang disusun oleh penulis
1. Apa itu Mental Illness?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab gangguan mental?
3. Apa ciri-ciri orang yang terkena gangguan mental?
4. Apa saja dampak dari gangguan mental ?
5. Apa saja jenis-jenis gangguan mental?
6. Bagaimana upaya mengatasi gangguan mental?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengertian dari gangguan mental,
faktor ,ciri-ciri ,dampak ,dan jenis dari gangguan mental dan cara mengatasi gangguan
mental

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menjelaskan dinamika cara mengatasi gangguan mental pada siswa

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah memberikan info mengenai cara penyelesaian gangguan mental
sehingga sekolah bisa mengatur kebijakan untuk menanggulangi dan menangani
siswa yang terindikasi gangguan mental
b. Bagi Orang Tua, memberikan info mengenai cara penyelesaian masalah gangguan
mental anak sehingga dapat menghadapi anaknya yang terindikasi gangguan mental
c. Bagi Remaja, membantu menemukan jawaban atau penyelesaian yang tepat dalam
menyelesaikan masalah gangguan mental

BAB II PEMBAHASAN
Mental Illness
Menurut American Psychiatric Association penyakit mental adalah kondisi kesehatan
yang melibatkan perubahan emosi, pemikiran atau perilaku (atau kombinasi dari
semuanya).Mental Illness mempunyai beberapa jenis juga diantaranya
1. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Gangguan kecemasan ada beberapa
macam, seperti: gangguan kecemasan umum (ditandai dengan kekhawatiran
berlebihan), gangguan panik (ditandai dengan serangan panik), gangguan kecemasan
sosial (ditandai dengan rasa takut dan khawatir berlebihan dalam situasi sosial),
gangguan kecemasan akan perpisahan ( ditandai dengan ketakutan atau kecemasan
yang berlebihan tentang perpisahan dari individu yang memiliki ikatan emosional
yang dalam dengan orang tersebut), dan lain-lain. Gejalanya ditandai dengan rasa
takut dan khawatir yang berlebihan.

2. Depresi (Depression) dengan gejalanya antara lain konsentrasi yang buruk, perasaan
bersalah yang berlebihan atau harga diri yang rendah, keputusasaan tentang masa
depan, pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

3. Gangguan Bipolar (Bipolar Disorder) dengan ciri-cirinya yaitu orang tersebut


mengalami suasana hati yang mudah tersinggung, merasa sedih, dan hampa
.
4. Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD) juga termasuk dalam mental illness dan
ditandai dengan mengalami kembali peristiwa traumatis atau kejadian di masa kini
(ingatan yang mengganggu, kilas balik, atau mimpi buruk), penghindaran pikiran dan
ingatan akan peristiwa tersebut, atau penghindaran terhadap aktivitas, situasi, atau
orang yang mengingatkan peristiwa tersebut.

5. Skizofrenia
Skizofrenia yang ditandai dengan berupa delusi yang terus-menerus, halusinasi,
pemikiran tidak teratur, perilaku sangat tidak terorganisir, atau agitasi ekstrem.

6. Gangguan Makan (Eating Disorder)


Gangguan Makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, melibatkan pola
makan yang tidak normal dan keasyikan dengan makanan serta masalah berat badan
dan bentuk tubuh yang menonjol. Anoreksia nervosa sering kali muncul pada masa
remaja atau awal masa dewasa dan berhubungan dengan kematian dini akibat
komplikasi medis atau bunuh diri. Penderita bulimia nervosa memiliki peningkatan
risiko penggunaan narkoba, bunuh diri, dan komplikasi kesehatan yang signifikan.

7. Perilaku mengganggu dan gangguan disosial


Gangguan ini, juga dikenal sebagai gangguan perilaku. Perilaku mengganggu dan
gangguan disosial ditandai dengan masalah perilaku yang terus-menerus seperti
terusmenerus menentang atau tidak patuh terhadap perilaku yang terus-menerus
melanggar hak-hak dasar orang lain atau norma, aturan, atau hukum masyarakat yang
sesuai dengan usia. Gangguan disruptif dan dissosial umumnya terjadi, meskipun
tidak selalu, pada masa kanak-kanak.
8. Gangguan Perkembangan Saraf
Gangguan perkembangan saraf merupakan gangguan perilaku dan kognitif, yang
timbul selama masa perkembangan, dan melibatkan kesulitan yang signifikan dalam
perolehan dan pelaksanaan fungsi intelektual, motorik, bahasa, atau sosial tertentu.
Jenis-jenisnya antara lain meliputi gangguan perkembangan intelektual, gangguan
spektrum autisme, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).
ADHD ditandai dengan pola kurangnya perhatian dan/atau hiperaktifimpulsif yang
terus-menerus yang berdampak negatif langsung pada fungsi akademik, pekerjaan,
atau sosial.
Ini ditandai dengan keterbatasan signifikan dalam fungsi intelektual dan
perilaku adaptif, yang mengacu pada kesulitan dalam keterampilan konseptual ,
sosial, dan praktis sehari-hari yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu kenapa seseorang bisa terkena penyakit mental (Mental Illness) ini ?.Seseorang bisa
terkena penyakit mental karena faktor-faktor berikut.
1. Faktor Genetik: Beberapa gangguan jiwa memiliki kecenderungan untuk muncul
dalam keluarga, menunjukkan adanya faktor genetik yang berkontribusi pada
perkembangan gangguan tersebut.
2. Faktor Biologis: Beberapa ketidakseimbangan kimia dalam otak, termasuk
neurotransmitter seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin, dapat berkontribusi
pada perkembangan gangguan jiwa. Misalnya, penurunan kadar serotonin dalam otak
sering dikaitkan dengan depresi.
3. Stres dan Trauma: Pengalaman yang menyebabkan stres berat atau trauma emosional,
seperti kehilangan orang terdekat, pelecehan fisik atau seksual, atau peristiwa
traumatis lainnya, dapat menyebabkan atau membantu perkembangan gangguan jiwa.
4. Perubahan Hormonal: Perubahan hormonal, seperti yang terjadi saat remaja,
kehamilan, atau menopause, dapat mempengaruhi keseimbangan emosional dan
menyebabkan gangguan jiwa.
5. Penggunaan Zat: Penyalahgunaan zat seperti alkohol, obat-obatan terlarang, atau
beberapa obat juga dapat menyebabkan gangguan jiwa atau memperburuk gejala
gangguan jiwa yang sudah ada.
6. Faktor Lingkungan: Lingkungan seseorang juga dapat memengaruhi perkembangan
gangguan jiwa. Tekanan sosial, isolasi, lingkungan keluarga, dan paparan stres dapat
berkontribusi pada gangguan jiwa.
7. Faktor Psikologis: Beberapa gangguan jiwa dikaitkan dengan pola pikir dan tindakan
yang berbahaya, seperti perilaku obsesif-kompulsif atau pola pikir negatif yang
berkelanjutan pada depresi.

Menurut Kementerian Kesehatan Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan dampak penyakit


mental pada siswa antara lain

1. Perubahan tingkah laku

Ini adalah tanda munculnya penyakit mental pada anak yang dapat Anda sadari
melalui aktivitas sehari-hari mereka di rumah dan di sekolah. Ketika anak-anak mulai
bertengkar lebih sering, Anda harus waspada karena mereka cenderung menjadi lebih
kasar dan mulai berkata kasar yang menyakitkan orang lain padahal sebelumnya
tidak. Anda juga mungkin melihat perubahan dalam perilaku anak, seperti menjadi
lebih mudah marah dan frustrasi.

2. Perubahan perasaan

Berubahnya mood atau suasana hati anak secara tiba-tiba adalah tanda penyakit
mental lainnya. Perubahan ini bisa berlangsung lama atau singkat. Hal ini pasti akan
menyebabkan masalah pada hubungan dengan teman dan keluarga. Ini adalah gejala
umum dari ADHD, depresi, atau kelainan bipolar.

3. Kesulitan berkonsentrasi

Anak-anak yang menderita gangguan mental sering mengalami kesulitan untuk duduk
diam, membaca, atau fokus dalam waktu yang lama. Tanda penyakit mental yang satu
ini dapat mengganggu perkembangan otaknya dan menurunkan prestasinya di
sekolah.

4. Menyakiti diri sendiri

Perasaan seorang anak sering mengalami kekhawatiran dan ketakutan yang


berlebihan, yang dapat menyebabkan keinginannya untuk menyakiti diri sendiri.
Karena gangguan mental juga menyebabkan anak sulit mengelola emosinya.

Untuk membantu agar kesehatan mental terjaga para siswa dapat melakukan hal-hal berikut:

1. Tetap beraktivitas. Mereka akan merasa lebih sehat, penuh energi, lebih percaya diri,
lebih mampu mengelola stres, dan lebih nyenyak saat tidur jika mereka berolahraga.
2. Lalu, mengembangkan dan mempertahankan pola makan yang sehat.
3. Tindakan tidur yang teratur dan cukup Remaja membutuhkan 9-11 jam tidur malam,
dan remaja membutuhkan 8-10 jam. Mereka akan lebih mampu mengelola kesibukan,
stres, dan tanggung jawab dengan tidur yang baik.
4. Penggunaan teknologi digital dan menatap layar harus diimbangi dengan aktivitas
perkembangan lainnya.
5. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang.

BAB III PENUTUP


Kesehatan mental, terutama pada remaja, sangat penting. Masalah kesehatan mental
semakin meningkat pada remaja, dan ini termasuk masalah pertemanan, yang dapat
memengaruhi perilaku sosial di sekolah. Gangguan jiwa dapat memengaruhi emosi,
pemikiran, dan perilaku, menyebabkan kesulitan untuk berpartisipasi dalam aktivitas
sosial, pekerjaan, atau keluarga. Memahami faktor risiko dan penyebab penyakit
mental, seperti gen, genetik, trauma, hormon, penggunaan zat, dan lingkungan.
Seseorang yang menyadari gejala penyakit mental seperti perubahan perilaku,
perasaan, dan kesulitan berkonsentrasi dapat membantu menemukan dan mengatasi
masalah kesehatan mental pada tahap awal. Untuk menjaga kesehatan mental siswa,
mereka dapat mengisi hari mereka dengan aktivitas yang positif, mengajarkan mereka
untuk tidak menggunakan narkoba dan alkohol, dan selalu mengikuti gaya hidup
sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Savitrie, E. (2022, 21 Juli).Mengenal Pentingnya Kesehatan Mental pada Remaja. Diakses


pada 20 Desember 2023, dari
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenalpentingnya-kesehatan-mental-pada-
remaja
Njoku, I. (2022, November).What is Mental Illness ?.Diakses pada 20 Desember 2023, dari
https://www.psychiatry.org/patients-families/what-is-mental-illness
Ki, M. (2023, 18 Desember). Gangguan Jiwa Pengertian, Ciri, Penyebab, dan Cara
Mengobati . Diakses pada 20 Desember 2023, dari https://umsu.ac.id/berita/gangguan-
jiwapengertian-ciri-penyebab-dan-cara-mengobati/
WHO. (2022, 08 Juni). Mental disorders. Diakses pada 20 Desember 2023, dari
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders
WHO. (2022). Mental health. Diakses pada 20 Desember 2023, dari
https://www.who.int/health-topics/mental-health
Paturusi, S. (2022, 15 Februari). Enam Siswa di Palopo Sekap Temannya, Alasannya Karena
Dendam Lama. Diakses pada 20 Desember 2023, dari
https://kaltim.tribunnews.com/2022/02/15/enam-siswa-di-palopo-sekap-temannya-
alasannyakarena-dendam-lama?page=1
Np. https://eprints.ums.ac.id/53494/3/BAB%20I.pdf
Np. https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK/article/viewFile/4385/pdf
Hutomo,MR.&Ariati,J. (2016). KECENDERUNGAN AGRESIVITAS REMAJA DITINJAU
DARI JENIS KELAMIN PADA SISWA SMP DI SEMARANG. Jurnal Empati, 5(4), 776-
779. https://media.neliti.com/media/publications/62801-ID-kecenderungan-agresivitasremaja-
ditinja.pdf

Anda mungkin juga menyukai