BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya sekedar tidak
adanya penyakit maupun cacat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah
keadaan seluruh badan serta bagian - bagiannya bebas dari sakit. Menurut UU Kesehatan
No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
Dari dua defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dikatakan
sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang bebas dari
tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari serta
Gangguan kesehatan jiwa bukan seperti penyakit lain yang bisa datang secara
tiba-tiba tetapi lebih kearah permasalahan yang terakumulasi dan belum dapat diadaptasi
atau terpecahkan. Dengan demikian akibat pasti atau sebab yang melatar belakangi
timbulnya suatu gangguan. Pengetahuan dan pengalaman yang cukup dapat membantu
seseorang untuk menangkap adanya gejala-gejala tersebut. Dengan demikian deteksi dini
masalah kesehatan jiwa anak usia sekolah dasar sangat membantu mencegah timbulnya
1
2
sekolah oleh guru atau kerjasama antara guru dan orang tua anak karena penyebab
permasalahan dapat berkaitan dengan masalah dalam keluarga yang tidak ingin
dibicarakan oleh orang tua, mungkin pula anak mempunyai masalah dengan teman
(Noviana, 2010). Dan pada umumnya gangguan mental atau gangguan kejiwaan yang
gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,
pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual
terjadi dalam durasi paling sedikit selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif gejala(atau
lebih) yang diikuti munculnya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisir,
dan adanya perilaku yang katatonik serta adanya gejalanegatif (APA, 2010) .
dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu, dimana berbagai pemikiran
tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru afek yang datar
atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang bizzare (perilaku aneh),
pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering kali masuk ke
dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi. Orang-orang yang menderita
skozofrenia umunya mengalami beberapa episode akut simtom – simtom, diantara setiap
episode mereka sering mengalami simtom – simtom yang tidak terlalu parah namun tetap
merupakan masalah utama bagi para pasien skizofrenia, terjadi pada sekitar 50 persennya
Salah satu tanda dan gejala yang ditimbulkan dari Skizofrenia adalah Perilaku
Kekerasan, Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
berespon terhadap marah (Keliat, 2012 ). Sedangkan menurut Stuart dan Sundeen, (2008)
perilaku kekerasan atau amuk adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri. Tindakan kekerasan/ perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana individu melakukan atau menyerang orang lain atau lingkungan (Carpenito,
2010).
respon asertif yang merupakan kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
dan akan memberikan kelegaan pada individu serta tidak akan menimbulkan masalah.
Kegagalan yang menimbulkan frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan
diri atau respon melaibuan dan menentang. Respon melaibuan dan menentang
Perasaan marah normal bagi tiap individu. Namun, pada pasien perilaku
dan maladaptif. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons
ini. Menurut WHO (2009), setiap tahunnya lebih dari 1,6 juta orang meninggal dunia
akibat Perilaku Kekerasan, terutama pada laki – laki yang berusia 15-44 tahun.
Sedangkan korban yang hidup mengalami trauma fisik, seksual, reproduksi dan
melakukan perilaku kekerasan. Insiden perilaku kekerasan pada penderita gangguan jiwa
Indonesia diperkirakan sekitar 2,2 juta penduduknya beresiko untuk melakukan perilaku
kekerasan. Diperkirakan sekitar 50 juta atau 25 persen dari 220 juta penduduk Indonesia
mengalami gangguan jiwa akibat Perilaku Kekerasan ini berarti Perilaku Kekerasan juga
Menurut Dinas Kesehatan Jiwa Barat Tahun 2015, angka kejadian penderita
gangguan jiwa khususnya Perilaku Kekerasan di Jawa Barat berkisar antara 4.215 sampai
dengan 6.453. Angka ini merupakan penderita gangguan jiwa yang sudah terdiagnosa.
Dilihat dari angka kejadian diatas penyebab yang paling sering timbulnya perilaku
frustasi, konflik batin dan gangguan emosional menjadi faktor penyebab tumbuhnya
penyakit mental.
Panti Jiwa merupakan panti yang menangani pasien gangguan jiwa, salah satu
panti jiwa yang terdapat di kabupaten cirebon adalah Panti Gramnesia. Berdasarkan data
rekam medik di panti gramnesia jumlah penderita gangguan jiwa Perilaku Kekerasan
Dengan melihat uraian diatas maka penulis ingin mengangkat topik “Asuhan
a. Tujuan Penulisan
2. Tujuan Umum
akibat skizofrenia paranoid secara langsung dan komperehensif melalui aspek bio-
3. Tujuan Khusus
Metode telaah yang digunakan oleh penulis dalam laporan kasus ini adalah metode
deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses Keperawatan yang
Laporan kasus ini terdiri dari Empat BAB, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisikan informasi ringkas dari karya tulis yang terdiri dari latar belakang,
tujuan penulisan, metode telaah dan tekhnik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
rentang respon, proses gangguan, tanda dan gejala, etiologi serta penatalaksanaan dan
juga tinjauan teoritis tentang asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa,
Tinjauan kasus dan pembahasan merupakan pelaksanaan asuhan Keperawatan pada klien
Pembahasan merupakan analisa terhadap kesenjangan antara teori dan kenyataan yang
ditemui dalam melaksanakan asuhan Keperawatan. Kesimpulan ditarik dari hasil analisa
perubahan yang relevan dengan tujuan yang ditetapkan serta rekomendasi yang bertitik
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu, dimana berbagai pemikiran
tidak salaing berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru afek yang
datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang bizzare (perilaku
aneh), pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering kali masuk
ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi. Orang - orang yang
diantara setiap episode mereka sering mengalami simtom – simtom yang tidak terlalu
penyalahguanaan zat merupakan masalah utama bagi para pasien skizofrenia, terjadi
Salah satu tanda dan gejala yang ditimbulkan dari Skizofrenia adalah Perilaku
Kekerasan, Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
7
8
campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini di dasarkan keadaan
emosi yang mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang di tujukan untuk melukai
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perilaku
berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri
2.1.2 Etiologi
1.2.2.1.Faktor Predisposisi
dan sebagainya.
1. Fisik
2. Verbal
d) suara keras
e). Ketus
3. Perilaku
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu demam dan jengkel,
5. Intelektual
6. Spiritual
7. Sosial
8. Perhatian
dan Sundeen, 1998). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang
dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berflutuasi sepanjang rentang adaptif dan
maladaptif.
1) Asertif
adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak
2) Frustasi
keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau menunda sementara sambil
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
1) Agresif
Adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan dorongan mental untuk
dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pasif agresif dan aktif agresif.
Adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam, bermuka asam, keras kepala,
Adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras, cenderung menu0ntut secara
2) Amuk
Adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan kontrol diri.
Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan. (Stuart and Sudeen,
1998).
2.1.5 Penatalaksanaan
Obat yang diberikan klien dengan menderita gangguan jiwa amuk ada dua
yaitu:
1. Medis
menenangkan hiperaktivitas.
2. Penatalaksaan Keperawatan
a) Psokoterapeutik
b) Lingkungan terapeutik
d) Pendididikan kesehatan
e) Restrain
2.2.1 Pengkajian
a) Faktor biologis
b) Faktor psikologis
yang mendukung.
c) Faktor sosiokultural
sosialisasi.
2) Faktor presipitasi
bersifat unik. Sterssor tersebut dapat disebabkan dari luar (serangan fisik,
dengan orang yang berarti, kehilangan rasa cinta, takut terhadap penyakit
fisik dan lain-lain. Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan
perilaku kekerasan.
15
3) Mekanisme koping
4) Perilaku
klien.
kekerasan adalah :
1. Perilaku kekerasan.
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah di lakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang di lakukannya
6) Pasien dapat mencegah/ mengendalikan perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, social
Dalam membina hubungan saling percaya pasien harus merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka membina
d) Membuat kontrak topic, waktu, dan tempat setiap kali ketemu pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan sekarang dan yang lalu
3) Diskusikan perasaan, tanda, dan gejala yang di rasakan pasien jika terjadi penyebab perilaku
kekerasan
18
4) Diskusikan bersama pasien tentang perilaku kekerasan yang di lakukan pada saat marah :
a) Verbal
6) Diskusikan bersama pasien cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara berikut :
b) Obat
8) Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara social/ verbal :
a) Bantu mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dan meminta dengan baik,
a) Bantu pasien mengendalikan marah secara spiritual : kegiatan ibadah yang biasa di lakukan
10) Bantu pasien mengendalikan perilaku kekerasan degngan patuh minum obat :
a) Bantu pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar
nama obat, benar cara pemberian, benear dosis, dan benar obat) di sertai penjelasan mengenai
1.3.1. Implementasi
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam
1.3.2. Evaluasi
Keperawatan antara dasar tujuan Keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Alasan Masuk : Klien Ny.L masuk ke Panti Gramnesia pada tanggal 15 Agustus
2010 diantar oleh ayahnya karena marah – marah ingin dibelikan mobil. Pada
- Halusinasi
A. Faktor Predisposisi
b. Riwayat Pengobatan
c. Riwayat Aniaya
penyakit yang sama seperti yang diderita klien pada saat ini.
Klien mengatakan kurang merasa nyaman dengan tinggal dirumah karena kurang
B. Faktor Presipitasi
Ny.L termasuk keluarga yang tingkat ekonomi menengah ke bawah jadi segala
kebutuhan yang di inginkan terkadang tidak terpenuhi sehingga klien merasa kesal
C. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5ᵒ c
b. Pengumpulan Antroprometri
Berat badan : 55 kg
c. Keluhan Fisik
Kepala : Tidak ada trauma, tidak ada nyeri tekan, rambut bersih.
Telinga : Bentuk simetris, telinga bersih, tidak ada perdangan dan nyeri
tekan.
22
Hidung : Fungsi penciuman baik, hidung bersih, tidak terdapat nyeri tekan.
Ektremitas :
- Atas : Bentuk simetris, kedua tangan bisa digerakan, tidak ada nyeri
tekan.
- Bawah : Bentuk simetris, kedua kaki bisa digerakan, tidak ada nyeri
tekan.
D. Psikososial
a. Genogram
23
Keterangan :
: Klien
: Perempuan
: Garis Keturunan
Penjelasan :
Klien merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara, dan klien sudah menikah
dan dikaruniai anak satu, klien tinggal bersama suami dan anaknya, diantara
b. Konsep Diri
1. Citra tubuh
berwarna hitam dan panjang, dan klien tidak menyukai perutnya karena
gendut.
2. Identitas diri
3. Fungsi peran
4. Ideal diri
Klien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya dan ingin cepat pulang
dan klien ingin membahagiakan suami dan anaknya, klien ingi selalu
5. Harga diri
Klien merasa percaya diri dan klien tidak ada hambatan dalam
berinteraksi dengan orang lain, dan klien dekat dengan dengan suaminya.
c. Hubungan Sosial
Pada saat masih dirumah klien aktif mengikuti kegiatan dengan masyarakat
setempat, begitu juga pada saat dirumah sakit klien sering mengikuti kegiatan
d. Spiritual
klien beragama islam dan klien yakin dengan sakit seperti ini adalah
Klien selama di rawat di RSJ klien belum pernah shalat karena klien
E. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
Suara klien keras, klien mampu memulai pembicaraan dan klien dalam
c. Aktifitas motorik
d. Alam perasaan
e. Afek
g. Persepsi
h. Proses pikir
lakukan.
i. Isi fikir
j. Tingkat kesadaran
Klien mampu menyebutkan nama, alamat, waktu, dan orang yang berada
k. Memori
Saat dikaji klien bisa berhitung, misalnya klien memiliki uang sebesar
235.00, dan klien pergi untuk membeli sayur-sayuran seharga 32.500 dan
sekarang berapa?
m. Kemampuan penilaian
n. Daya tilik
sembuh dan bertemu dengan suami dan anaknya, klien sadar dengan
keadaan penyakit yang dideritanya itu cobaan dari Allah SWT, supaya
a. Makan
b. BAB / BAK
Bila ada keinginan BAB dan BAK klien pergi ke toilet dan bisa
membersihkan sendiri.
c. Mandi
d. Berpakaian
Klien mengatakan susah tidur pada siang hari klien tidur satu jam pada
siang hari, dan lama tidur malam hari 4-5 jam dengan tidak ada keluhan
f. Penggunaan obat
Klien minum obat secara teratur, sesuai dengan intruksi dokter yang di
g. Pemeliharaan kesehatan
dan menyediakan makan buat suami dan anaknya, atau keluarga klien.
a. Adaptif
dengan suaminya.
b. Maladaptif
H. Aspek Medik
b. Therapy medik
30
I. Analisis Data
N DATA MASALAH
a. Perilaku kekerasan
b. Halusinasi
Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Halusinasi
K. Pohon Masalah
PERILAKU KEKERASAN
perilaku kekerasan yang penyebab, tanda, gejala, tanda dan gejala serta penyebab dan mengetahui
dialaminya. dan akibat perilaku akibat perilaku kondisi klien saat itu serta
keperawatan selama 2 x 24 jam 1. untuk mengontrol - Latih cara fisik tarik -Sebagai motivasi untuk
diharapkan klien mampu : perilaku kekerasan. nafas dalam melakukan perilaku yang
kekerasan kegiatan yang sudah - Pastikan jadwal harian -Mengkaji masalah yang
Harga Diri
kegiatan yang sesuai aspek positif yang kemampuan yang b. - Bantu pasien
dilakukan dan
rencana sehari-hari.
Halusinasi
b. - Beri pujian atas b. - Bantu pasien
melatih kemampuan
1. Adakan kontak sering dan
37
fungsi obat
2. Meningkatkan
fungsi obat
3 Meningkatkan semangat
Jam Keperawatan
Jam 15.00 WIB Kekerasan - Melakukan pengkajian kepada A : - Klien mau diajak berkenalan
Kamis Harga Diri - Membina hubungan saling S : - Klien mengatakan namanya Ny.L
Jam 15.00 WIB - Melakukan pengkajian kepada A : - Klien mau diajak berkenalan
dimiliki pasien.
Jam 15.00 WIB - Melakukan pengkajian kepada A : - Klien mau diajak berkenalan
Jum’at Resiko Sp 1 S :
07 April 2017 Perilaku 1) Mengidentifikasi penyebab tanda - Klien mengatakan saya marah-marah karena
Jam 15.00 WIB Kekerasan dan gejala serta akibat perilaku keinginanya tidak terpenuhi oleh suaminya.
disebabkan oleh keinginan saya - Klien mengatakan akibat dari marah yaitu sehingga
P :
43
- Untuk perawat :
perilaku kekerasan.
- Untuk klien :
Lanjutkan Sp 1
Jum’at Harga diri Sp 1 S: Klien mengatakan kemampuan dan aspek positif yang
07 April 2017 Rendah 1. Mengidentifikasi kemampuan dan dimiliki seperti menanam bunga, merapikan tempat
Jam 15.00 WIB Aspek positif yang dimiliki pasien. tidur, mencuci sendok, menyapu.
kemampuan pasien yang masih mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
kegiatan yang akan dilatih sesuai menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
dengan kemampuan pasien Mampu memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
dipilih sesuai dengan kemampuan Kontak mata klien saat berbicara kurang,
5. Membimbing pasien memasukkan
Klien banyak menunduk
dalam jadwal kegiatan harian
Suara klien pelan
P : Lanjutkan intervensi :
perawat)
pasien).
Jum’at Halusinasi
Sp 1
07 April 2017
1) Mengidentifikasi jenis, isi, waktu,
45
2) Mengidentifikasi situasi yang - Klien mengatakan pernah mendengar suara - suara atau
terhadap halusinasi O:
kedalam jadwal harianmemberikan halusinasi dengan menutup mata dan telinga serta tidak
klien A:
dengan benar
46
P:
Klien :
muncul
Perawat :
Sabtu Resiko
- Evaluasi cara menghardik halusinasi
08 April 2017 Perilaku Sp 1
- Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap –
Jam 15.00 WIB Pekerasan 1) Mengidentifikasi penyebab dan
cakap.
gejala serta akibat perilaku
S :
kekerasan.
- Klien mengatakan marah-marah karena keinginanya
R / saya marah-marah
tidak terpenuhi oleh suaminya.
disebabkan oleh keinginan saya
- Klien mengatakan ketika marah tandanya
tidak terpenuhi oleh suami
jantungnya berdebar-debar.
saya, dan ketika saya marah
- Klien mengatakan akibat dari marah yaitu sehingga
tandanya jantung bedebar-debar
klien membantingkan termos ke lantai.
dan akibat saya marah saya
47
mambantingkan termos ke O:
nafas dalam ) A :
P :
- Untuk perawat :
c) Lanjutkan Sp 2 :
48
perawat.
P:
Klien :
kedalam jadwal kegiatan harian - Klien mengatakan mau bercakap – cakap dengan orang
O:
A:
menghardik
P:
lain ).
51
Pembahasan
mulai dari tanggal 06 – 08 April 2017 dalam bab ini penulis membahas tentang
1. Pengkajian
format pengkajian perawatan jiwa yang telah ditetapkan. Data yang dikumpulkan
dengan wawancara langsung dengan klien, data dari catatan Keperawatan dan
medis ditemukan kesenjangan antara data – data teoritis dengan apa yang didapat
dikarenakan selama proses pengkajian keluarga klien belum ada yang menjenguk.
Menurut teori secara umum dari faktor predisposisi bahwa Perilaku Kekerasan
dapat terjadi dari berbagai faktor berupa faktor psikologis, biologis dan faktor
genetik. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap
klien tidak ditemukan adanya faktor genetik yang dapat mempengaruhi perilaku
sebelumnya.
52
2. Diagnosa Keperawatan
Keperawatan yang muncul pada klien dengan Perilaku Kekerasan menurut teori
adalah :
a. Perilaku Kekerasan
Berarti dalam hal ini diagnosa Keperawatan yang muncul pada Ny.L sesuai dengan
memprioritaskan diagnosa Keperawatan yang ada pada saat itu sesuai dengan
3. Perencanaan
Rencana tindakan Keperawatan terdiri dari lima aspek yaitu : tujuan umum, tujuan
a. Hambatan
kesenjangan antara perencanaan pada kasus dan teori yaitu diteori tidak
Untuk pencapaian pada kasus dibuat kriteria waktu pencapaian dan dilihat dari
kondisi klien.
4. Tindakan Keperawatan
Tindakan sesuai dengan rencana yang dibuat dan berhasil dilaksanakan. Penulis
5. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dari jadwal hingga akhir kegiatan yang setiap kali
dapat dilakukan 1 Sp, untuk Harga Diri Rendah hanya dilakukan 1 Sp hal tersebut
oleh penulis melalui startegi pelaksanaan dapat dilaksanakan. Hal ini didukung
karena sudah terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dengan klien.
54
tentang tindakan yang sudah dilakukan dan tidak semua diagnosa dapat
b. Alternatif tindakan
Solusinya dengan cara mengajak klien mengobrol dengan orang lain, dengan
Keperawatan selanjutnya.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini di dasarkan keadaan
emosi yang mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan
Kekerasan di Panti Gramnesia Kota Cirebon pada tanggal 06 – 08 April 2017 yang
merupakan sarana bagi penulis untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam
1. Pengkajian
saling percaya antara klien dan perawat. Pengkajian merupakan tahap jadwal dari
proses Keperawatan yang terdiri dari pengumpulan data, untuk mendapatkan data
yang lebih pasti penulis bekerjasama dengan perawat ruangan dan memvalidasi
83
56
2. Diagnosa Keperawatan
Hasil analisa data maka muncul beberapa masalah Keperawatan pada klien
a. Perilaku Kekerasan
antara perencanaan pada kasus dan teori yaitu di teori tidak ditentukan kriteria
waktu untuk pencapaian pada kasus di buat kriteria waktu pencapaian unutk
mengetahui sejauh mana kriteria hasil dapat dicapai, untuk mengatasi kesenjangan
e. Implementasi
f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai
diingatkan kembali tentang tindakannya yang sudah dilakukan dan tidak semua
4.2 Rekomendasi
1. Panti Gramnesia
atau sumber daya manusia yang ada di panti Gramnesia yang juga bertujuan agar
2. Institusi Pendidikan
bagi mahasiswa yang akan praktek klinik di lapangan, supaya mahasiswa siap apa