PENDAHULUAN
Hal
tersebut
merupakan
perbuatan
yang
dilakukan
untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Marah adalah
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon sebagai ancaman (Stuart & Sundeen,
1995).
Adapun proses terjadinya perilaku kekerasan disebabkan adanya respon adaptif
dan maladaptif yaitu : pada respon adaptif terdapat respon asertif dimana merupakan
respon yang mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak senang atau
tidak setuju tanpa menyekiti lawan bicara. Sedangkan respon frustasi merupakan
proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang dalam mencapai keinginannya.
Inidividu tersebut tidak dapat menerima atau menunda sementara sambil menunggu
kesempatan yang menungkinkan, selanjutnya individu merasa tidak mampu dalam
mengungkapkan perasaannya dan terlihat pasif. Sedangkan respon maladaptive
terdapat respon agresif dan amuk, dimana agresif merupakan suatu perilaku yang
mengerti rasa marah, dorongan mental untuk bertindak (dapat secara kostruksi/
obstruksi) dan masih terkontrol, sedangkan pada respon amuk terdapat rasa marah
dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat
merusak diri sendiri, orang lain, ataupun lingkungan.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari perilaku kekerasan yaitu berbicara kasar,
membentak ataupun berteriak pada orang lain, melempar ataupun memukul benda
atau orang lain melukai diri sendiri atau orang lain dan merusak lingkungan. Resiko
mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai ataupun
membahayakan diri sendiri, orang lain atau lingkungan. Solusi penanganan pada
klien yang mengalami perilaku kekerasan yaitu membantu klien mengungkapkan
tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya maupun yang dilakukannya.
Mendiskusikan dengan klien mengenai perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini.
Mendiskusikan dengan klien akibat apabila melakukan tindakan kekerasan.
1.2 Rumusan Masalah
kreativitas
penulis