Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI MELUKIS UNTUK

MENGONTROL EMOSI PADA SALAH SATU PASIEN RESIKO KEKERASAN DI


RUMAH SAKIT MUTIARA SUKMA

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis Gangguan jiwa.WHO (2015)
menyatakan,Paling tidak ada satu dari empat orang di dunia Mengalami masalah
mental.WHO Memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di Dunia mengalami
gangguan kesehatan jiwa.Pada masyarakat umum terdapat 0,2 – 0,8 % Penderita
skizofrenia dan dari 120 juta Penduduk di Negara Indonesia terdapat kira-kira
2.400.000 orang anak yang mengalami Gangguan jiwa (Maramis, 2014 dalam
Carolina, 2015).

Data WHO tahun 2006 Mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau
kira-kira 12-16 persen Mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Departemen
Kesehatan, jumlah penderita Gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta Orang
(WHO, 2016).Menurut hasil survey Kesehatan Mental 2016 Ditemukan 185 per 1000
penduduk di Indonesia menunjukan adanya gejala Gangguan jiwa. Hal ini didukung
data dari Depkes RI yang melaporkan bahwa di Indonesia jumlah penderita penyakit
jiwa berat Sekitar 6 juta orang atau sekitar 2,5% dari total Penduduk Indonesia.
Perilaku kekerasan Merupakan salah satu penyakit jiwa yang ada Di Indonesia, dan
hingga saat ini diperkirakan Jumlah penderitanya mencapai 2 juta Orang. Prevalensi
pada pasien Perilaku Kekerasan di RSKD Maluku, selama 3 tahun Terakhir yaitu
tahun 2015 (43,75%), 2016 (43,75%), 2017 (12,5%). Hal ini Menunjukkan adanya
penurunan angka Kejadian perilaku kekerasan. Secara umum Seseorang akan marah
jika dirinya merasa Terancam, baik berupa injury secara fisik, Psikis, atau ancaman.
Beberapa faktor Pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai Berikut, rasa frustasi,
kekerasan dalam rumah Tangga, masa lalu yang tidak menyenangkan, Kehilangan
orang yang berarti, kehidupan Yang penuh dengan agresif (Kusumawati et
al,2013).Berikut ini yang merupakan tanda dan Gejala perilaku kekerasan diantarnya
mata Melotot, pandangan tajam, berbicara dengan Nada keras, menyerang orang lain,
wajah Memerah dan tegang (Fitria, 2012).
Istilah marah (anger), agresif (aggression), dan Perilaku kekerasan (violence)
sering Menguraikan Digunakan bergantian dalam menguraikan Perilaku yang terkait
dengan kekerasan (Rawlins, et, al 1993).Perilaku kekerasan Merupakan suatu bentuk
perilaku untuk melukai atau mencederai diri sendiri, orang Lain, lingkungan secara
verbal atau fisik (Stuart & Laraia, 2015). Perilaku kekerasan Berfluktuasi dari tingkat
rendah sampai tinggi Yaitu dari memperlihatkan permusuhan pada Tingkat rendah
sampai pada melukai dalam Tingkat serius dan membahayakan (Stuart & Laraia,
2001;2005; 2009).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah rumusan masalah pada terapi melukis pada salah satu pasien resiko
kekerasan di rumah sakit Mutiara sukma ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1.Tujuan Penelitian
Mampu melaksanakan pemberian terapi melukis pada salah satu pasien resiko
kekerasan melalui pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, menentukan
diagnosa,intervensi, implamentasi, dan evaluasi.

2.Tujuan Khusus
 Melakuakan pengkajian pada pasien resiko kekerasan
 Mampu merumuskan diagnosa pada pasien resiko kekerasan
 Melakukan intervensi pada pasien resiko kekerasan
 Melakukan implamentasi pada pasien resiko kekerasan
 Melakukan evaluasi pada pasien resiko kekerasan

D. MANFAAT PENELITIAN
Dapat mengetahui dan mendemonstrasikan asuhan keperawatan dengan pemberian
terapi melukis pada salah satu pasien resiko kekerasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Risiko Perilaku Kekerasan


1. Definisi
Perilaku Kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai Seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka
perilaku Kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diiarahkan pada diri sendiri, orang
lain, dan Lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat
sedang Berlangsung kekerasaan atau riwayat perilaku kekerasan.Perilaku kekerasan
adalah nyata melakukan kekerasan ditujukan pada diri Sendiri/orang lain secara
verbal maupun non verbal dan pada lingkungan. Perilaku Kekerasan atau agresif
merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk Melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan Khusus, tapi lebih merujuk pada
suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu yang Biasanya disebut dengan perasaan
marah (Depkes RI, 2006, Berkowitz, 1993 dalam Dermawan dan Rusdi, 2013)

2. Etiologi
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi risiko perilaku kekerasan adalah
Sebagai berikut: 1. Faktor Predisposisi meliputi :

1) Psikologis menjadi salah satu Faktor penyebab karena kegagalan yang dialami
dapat menimbulkan seseorang

Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan (pada diri


sendiri,orang lain, lingkungan, dan
verbal)

Harga diri rendah kronis

Perilaku kekerasan
Dalam setiap orang terdapat kapasitas untuk berprilaku pasif, asertif, dan Agresif/
perilaku kekerasan (Stuart dan Laraia, 2005 dalam Dermawan dan Rusdi 2013).

1) Perilaku asertif merupakan perilaku individu yang mampu menyatakan atau


Mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa menyalahkan atau menyakiti
Orang lain sehingga perilaku ini dapat menimbulkan kelegaan pada individu.
2) Perilaku pasif merupakan perilaku individu yang tidak mampu untuk
Mengungkapakn perasaan marah yang sedang dialami, dilakukan dengan tujuan
Menghindari suatu ancaman nyata.
3) Agresif/perilaku kekerasan. Merupakan hasil dari kemarahan yang sangat tinggi
Atau ketakutan (panik)

Stress, cemas, harga diri rendah dan rasa bersalah dapat menimbulkan Kemarahan
yang dapat mengarah pada perilaku kekerasan. Respon rasa marah bisa Diekspresikan
secara eksternal (perilaku kekerasan) maupun internal (depresi dan Penyakit
fisik).Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif, menggunakan kata-kata Yang
dapat di mengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain, akan Memberikan
perasaan lega, menurunkan ketegangan sehingga perasan marah dapat Teratasi. Apabila
perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan biasanya Dilakukan individu
karena ia merasa kuat. Cara demikian tidak menyelesaikan Masalah, bahkan dapat
menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan dan perilaku Destruktif. Perilaku yang
tidak asertif seperti menekan rasa marah dilakukan individu Seperti pura-pura tidak
marah atau melarikan diri dari perasaan marahnya sehingga Rasa marah tidak terungkap.
Kemarahan demikian akan menimbulakn rasa Bermusuhan yang lama dan suatu saat akan
menimbulkan perasaaan destruktif yang Ditunjukan kepada diri sendiri. (Dermawan dan
Rusdi 2013).

3. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan

Menurut (Damaiyanti 2014) tanda dan gejala yang ditemui pada klien melalui
Observasi atau wawancara tentang perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :

1) Muka merah dan tegang


2) Pandangan tajam
3) Mengatupkan rahang dengan kuat
4) Mengepalkan tangan
5) Jalan mondar-mandir
6) Bicara kasar
7) Suara tinggi, menjerit atau berteriak
8) Mengancam secara verbal atau fisik
9) Melempar atau memukul benda/orang lain
10) Merusak benda atau barang
11) Tidak memiliki kemampuan mencegah/ mengendalikan perilaku kekerasan.

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar,RISKESDAS.Jakarta:Balibang


Kemenkes RI .http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/419/1/Siti%20Musmini.pdf
( 06 Agustus 2021, jam 14.10)

Cresweell, John W. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan


Mixed(edisiketiga).Yogyakarta:PustakaPelajar.
http://www.thejakartapost.com/news/2012/10/06/psychiatrist-links-depression-
andheart-disease.html, Diakses 06 Agustus 2021, jam 12.12

Damaiyanti, Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan kedua.Bandung;PT.


Refika Adimata. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/419/1/Siti%20Musmini.pdf
( 06 Agustus 2021, jam 14.10)
Dermawan dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa;Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta ; Gosyen Publishing.http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/419/1/Siti%20Musmini.pdf ( 06 Agustus 2021, jam 14.10)

Faizal, E.B. (2012). Psychiatrist links Depression and heart disease.


(http://www.thejakartapost.com/news/2012/10/06/psychiatrist-links-depression-
andheart-disease.html, Diakses 06 Agustus 2021,jam12.12)

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).Yogyakarta;


Andi. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/419/1/Siti%20Musmini.pdf ( 06
Agustus 2021, jam 14.10)

Anda mungkin juga menyukai