DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A Pengertian..........................................................................................
B Rentang Respon.................................................................................
C Faktor Presipitasi...............................................................................
D Faktor predisposisi............................................................................
E Etiologi ..............................................................................................
H Pohon Masalah..................................................................................
A Pengkajian.........................................................................................
D Pohon Masalah..................................................................................
A Kesimpulan .......................................................................................
A. Latar Belakang
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrem dari marah atau
ketakutan/panik. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering dipandang sebagai
rentang dimana agresiv verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) disisi yang
lain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci atau marah. Hal
ini kan mempengaruhi perilaku seseorang berdasarkan keadaan emosi secara mendalam
tersebut terkadang perillaku menjadi agresif atau melukai karena penggunaan koping
yang kurang bagus (Wati, 2010). Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah
yang di ekspresikan dengan melakukan ancaman mencederai orang lain, dan atau
merusak lingkungan. Respon tersebut biasanya muncul akibat adanya stressor.Respon ini
dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan.Melihat dampak dari kerugian yang di timbulkan, maka penanganan pasien
dengan perilaku kekerasan perlu di lakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-tenaga
professional (Keliat, Model praktik keperawatan profesional jiwa, 2012). Perilaku
kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
orang lain atau secara fisik maupun psikologis (Berkowitz dalam Hernawati 1993. Hasil
riset WHO dan World Bank menyimpulkan bahwa gangguan jiwa dapat mengakibatkan
penurunan produktivitas sampai dengan 8,5 %, saat ini gangguan jiwa menempati urutan
kedua setelah penyakit infeksi dengan 11,5 %(Dayly lost (1998) dalam Rasmun,2001).
WHO menyatakan satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental atau
jiwa.Who memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa. Dalam hal ini, Azrul Azwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes)
mengatakan angka itu menunjukan jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di
masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk indonesia menderita
kelainan jiwa dari rasa cemas, setress, depresi, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja,
sampai skizofrenia (Yosep, 2007). Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku
kekerasan secara verbal dan fisik ( Ketner et al., 1995 dalam Keliat, Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas, 2012). Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan,
maka penanganan pasien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan
tepat oleh tenagatenaga profesional. Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa
individu yang sakit jiwa adalah aib dan memalukan, tidak bermoral bahkan tidak
beriman.Pada umumnya pasien gangguan jiwa di bawa keluarga ke rumah sakit jiwa atau
unit pelayanan kesehatan jiwa lainnya karena keluarga tidak mampu merawat dan
terganggu perilaku pasien. Masalah tindakan kekerasan perilaku agresi merupakan
kejadian kompleks yang bukan hanya mencakup aspaek perilaku (behavior) tapi
merupakan suatu problema kesehatan jiwa yang dapat dialami oleh siapapun. Fenomena
social yang terjadi beberapa tahun belakangan ini seperti krisis berkepanjangan, adakan
penduduk yang tidak merata karena sulitnya mencari kehidupan layak sehingga penduduk
melakukan migrasi (urbanisasi) ke wilayah yang lebih menjanjikan pendapatan layak
secara ekonomi seperti di negara Indonesia banyak terjadi PHK, antara lapangan
pekerjaan yang sedikit . Berdasarkan latar belakang di atas mengenai gangguan kesehatan
jiwa yang salah satunya merupakan perilaku kekerasan maka penulis tertarik untuk
menulis makalah dengan judul asuhan keperawatan dengan perilaku kekerasan, guna
membantu klien dan keluarga dalam menangani masalah kesehatan yang di hadapi
melalui penerapan asuhan keperawatan jiwa.
B. Tujuan
2. Tujuan khusus
kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang
dimanifestasikan dalam bentuk fisik. (Yosep, 2010)
Perilaku kekerasan suatu bentuk perilaku yang melukai atau mencedarai diri
sendiri, oranglain, lingkungan, baik secara verbal maupun fisik. Perilaku kekerasan
Asertif : Klien mampu mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan
memberikan kelegaan Frustasi : Klien gagal mencapai tujuan kepuasan atau saat
marah dan tidak dapat menemukan alternatifnya.
Pasif : Klien marasa tidak dapat mengungkapkan perasaanya tidak berdaya dan
menyerah
Agresif : Klien mengekspresikan secara fisik, tapi masih terkontrol, mendorong orang
lain dengan ancaman Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat dan
hilang kontrol, disertai amuk, merusak lingkungan
C. Faktor Presipitasi
Menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan dengan : \
1. Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbolis solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perklahian masal
dan sebagainya
2. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi
D. Faktor Predisposisi
1. Teori biologis
atau membahayakan akan di hantar melalui impuls neurotransmitter ke otak dan meresponnya
melalui serabut efferent. Peningkatan hormone androgen dan norepineprin serta penurunan
serotonin dan GABA pada cairan cerebrospinal vertebral dapat menjadi factor predisposisi
terjadinya perilaku agresif.
e. Brain area disorder Gangguan pada system limbik can lonus temporal
syndrome otak organic, tumor otak, trauma otak, penyakit ensepalitis,
epilepsy ditemukan sangat berpengaruh perilaku agresif dan tindak
kekerasan
2. Teori psikologis
a. Teori psikoanalisa
c. Learning teori
diperhitungkannya
E. Tanda dan gejala Menurut Yosep (2010) perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi
tanda dan gejala perilaku kekerasan:
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
F. Masalah Keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan, (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal)
b. Perilaku kekerasan
Risiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, oranglain,lingkungan dan verbal) Effect
Perilku kekerasan Core problem
H. Diagnosa Keperawatan
I. Intrvensi keperawatan
Intervensi pasien :
8) Menganjurkan pasien untuk memilih cara mengontrol perilaku kekerasan yang sesuai
9) Memasukan cara mengontrol perilaku kekerasan yang telah dipilih kedalam jadual
kegiatan harian
11) Menjelaskan pada pasien tentang obat yang diminum (jenis, dosis, waktu minum,
manfaat dan efek samping obat)
13) Membantu keefektifan pengobatan dan efek sampingnya (vital sign dan pemeriksaan
fisik yang lain)
16) Observasi secara ketat perilaku dan tanda tanda pasien marah setiap 15 menit
17) Menyingkirkan benda-benda yang dapat membahayakan dari lingkungan sekitar pasien
18) Bila perlu lakukan fiksasi atau restrain dan observasi setiap 15 menit
Intervensi keluarga :
pasien dengan perilaku kekerasan secara langsung di rumah sakit (cara minum obat, sharing,
relaksasi, menyalurkan dalam aktivitas yang konstriktif, Follow up)
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Inisial : Ny. A
Umur : 24 Thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Guru TK
Status : Janda
Suku : Sunda
Alamat : Ds. C Kab. Bandung Barat
Informan : Klien dan RM
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu pada tahun 2014 dan dirawat di
RSHS.
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil, alas an karena merasa dirinya sudah sembuh.
3. Klien belum pernah mengalami riwayat aniaya fisik, seksual, penolakan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan criminal.
4. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa
IV. FISIK
Tekanan Darah : 110/70 MmHg
Respirasi : 18x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36 C
Ukuran Badan
Berat Badan : 45kg
Tinggi Badan : 142cm
Keluhan Fisik :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dirasakan, klien merasa sehat.
1. Genogram
+ +
Keterangan :
+ : Perempuan Meninggal
+
: Laki-laki Meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Tinggal Serumah
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
a. Pola Asuh
Klien tinggal bersama ibu dan adik – adiknya, menurut klien, klien diasuh
dengan penuh kasih sayang meskipun hanya didapatkan dari pamannya.
b. Pola Komunikasi
Menurut klien, klien suka bercerita bila ada masalah. Klien bercerita biasanya
pada teman, Ibu, dan adik – adiknya.
d. Faktor Herediter
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang
dialami oleh klien.
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan suka dengan semua anggota tubuhnya.
b. Identitas Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan berusia 24 tahun,
berpenampilan sesuai.
c. Peran
Klien berperan sebagai seorang anak.
d. Ideal Diri
Klien merasa masa depannya masih Panjang.
e. Harga Diri
Klien merasa dirinya dihargai oleh lingkungan sekitarnya
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti bagi dirinya adalah ibunya.
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam
b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan saat dirumah klien menjalankan ibadah sesuai dengan
syariatnya, saat di RSJ klien menjalankan ibadah namun tidak sesuai .
1. PENAMPILAN
Penampilan klien rapi dan penggunanan pakaian rapi dan sesuai.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. PEMBICARAAN
Pembicaraan klien kooperatif, bicara ketus dan klien menjawab sesuai dengan
pembicaraan
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3. AKTIVITAS MOTORIK
Klien tampak mondar mandir dan bicara ketus
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. ALAM PERASAAN
Klien merasa sedih karena suaminya menikah lagi
Masalah Keperawatan : RPK
5. AFEK
Ekspresi wajah klien saat bercerita kadang tersenyum senang dan kadang tampak murung
ketika menceritakan pengalaman yang membuatnya sedih.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
6. INTERAKSI SELAMA WAWANCARA
Klien tampak kooperatif saat dikaji dan menjawab semua pertanyaan dengan baik ,
kontak mata klien baik
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
7. PERSEPSI
Klien mengatakan tidak ada persepsi pendengaran ataupun penglihatan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
8. PROSES PIKIR
Pada saat kaji klien tidak sirkumtansial, tangensial, kehilangan asosiasi, fight of ideas,
blocking, dan pengulangan pembicaraan (perserverasi).
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
9. ISI PIKIR
Pada saat dikaji klien tidak mengalami gangguan isi piker seperti obsesi, phobia,
hipokondria, depresonalisasi, ide yang terkait, pikiran magis atau waham
10. TINGKAT KESADARAN
Klien dapat menyebutkan tanggal, bulan, klien dapat menyebutkan orang yang
mengajaknya bicara
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
11. MEMORI
Klien dapat mengingat pengalaman di masa lalu dan klien dapat menceritakannya, klien
mengakui bahwa dirinya sedang sakit
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
12. TINGKAT KONSENTRASI DAN BERHITUNG
Klien biss berkonsentrasi dan klien juga dapat berhitung dengan baik
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
13. KEMAMPUAN PENILAIAN
Klien dapat menyebutkan sebelum makan cuci tangan terlebih dahulu
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
14. DAYA TILIK DIRI
Saat dikaji klien menyadari bahwa dirinhya sedang sakit
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
kiken mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain, klien mampu membersihkan
sendiri lewat makannya saat setelah makan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. BAB/BAK
klien mampu BAB/BAK sendiri tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Mandi
Klien mampu mandi sendiri tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Berpakaina/Berhias
Klien mampu berpakaian sendiri dan mampu mengganti pakaian sesuai dengan seragam
RS.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. Istirahat dan tidur
a. Tidur siang, klien mengatakan tidur siang dari pukul 09.00 sampai pukul 12.00
lamanya tidur 3 jam
b. Klien mengatakan tidur malam dari pukul 19.00 sampai pukul 06.00 lamanya tidur
kurang lebih 11 jam
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara tyeratur dan benar dengan bantuan perwat. Obat yang harus
diminum sesuai dengan resep dokter.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa sesudah pulang nanti melanjutkan pengobatan ke RJD.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
8. Kegiatan di rumah
Sebelum masuk RJD klien selama dirumah selalu membereskan di rumah dan nanti
setelah pulang klien akan melakukan kegiatan membereskan rumah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
9. Kegiatan diluar rumah
Sebelum masuk RSJ klien suka mengajar di TK dan setelah pulang dari RSJ kilen akan
kembali beraktivitas seperti mengajar di TK
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
MEKANISME KOPING
Klien mengatakan saat ada masalah pada dirinya klien bercerita pada orang tedxdekatnya
dan berdoa serta berserah diri. Mekanisme koping klien adaptif.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis :
Bipolar
2. Terapi Medis :
- Halloperidon 5 mg 2x1
- Clozapine 25 mg 1x1
PERENCANAAN