Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................


BTujuan.................................................................................................

B. BAB II LANDASAN TEORI

A Pengertian..........................................................................................

B Rentang Respon.................................................................................

C Faktor Presipitasi...............................................................................

D Faktor predisposisi............................................................................

E Etiologi ..............................................................................................

F Tanda dan Gejala ...............................................................................

G Masalah Keperawatan .......................................................................

H Pohon Masalah..................................................................................

I Diagnosa Keperawatan .......................................................................

J Rencana Tindakan Keperawatan ........................................................

K Strategi Pelaksanaan .........................................................................

BAB III LAPORAN KASUS

A Pengkajian.........................................................................................

B Analisa Data ......................................................................................


C Daftar Masalah ..................................................................................

D Pohon Masalah..................................................................................

E Rencana Keperawatan .......................................................................

F Implementasi dan Evaluasi ................................................................

BAB III PENUTUP

A Kesimpulan .......................................................................................

B Kritik dan Saran ................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrem dari marah atau
ketakutan/panik. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering dipandang sebagai
rentang dimana agresiv verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) disisi yang
lain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci atau marah. Hal
ini kan mempengaruhi perilaku seseorang berdasarkan keadaan emosi secara mendalam
tersebut terkadang perillaku menjadi agresif atau melukai karena penggunaan koping
yang kurang bagus (Wati, 2010). Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah
yang di ekspresikan dengan melakukan ancaman mencederai orang lain, dan atau
merusak lingkungan. Respon tersebut biasanya muncul akibat adanya stressor.Respon ini
dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan.Melihat dampak dari kerugian yang di timbulkan, maka penanganan pasien
dengan perilaku kekerasan perlu di lakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-tenaga
professional (Keliat, Model praktik keperawatan profesional jiwa, 2012). Perilaku
kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
orang lain atau secara fisik maupun psikologis (Berkowitz dalam Hernawati 1993. Hasil
riset WHO dan World Bank menyimpulkan bahwa gangguan jiwa dapat mengakibatkan
penurunan produktivitas sampai dengan 8,5 %, saat ini gangguan jiwa menempati urutan
kedua setelah penyakit infeksi dengan 11,5 %(Dayly lost (1998) dalam Rasmun,2001).
WHO menyatakan satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental atau
jiwa.Who memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa. Dalam hal ini, Azrul Azwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes)
mengatakan angka itu menunjukan jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di
masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk indonesia menderita
kelainan jiwa dari rasa cemas, setress, depresi, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja,
sampai skizofrenia (Yosep, 2007). Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku
kekerasan secara verbal dan fisik ( Ketner et al., 1995 dalam Keliat, Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas, 2012). Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan,
maka penanganan pasien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan
tepat oleh tenagatenaga profesional. Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa
individu yang sakit jiwa adalah aib dan memalukan, tidak bermoral bahkan tidak
beriman.Pada umumnya pasien gangguan jiwa di bawa keluarga ke rumah sakit jiwa atau
unit pelayanan kesehatan jiwa lainnya karena keluarga tidak mampu merawat dan
terganggu perilaku pasien. Masalah tindakan kekerasan perilaku agresi merupakan
kejadian kompleks yang bukan hanya mencakup aspaek perilaku (behavior) tapi
merupakan suatu problema kesehatan jiwa yang dapat dialami oleh siapapun. Fenomena
social yang terjadi beberapa tahun belakangan ini seperti krisis berkepanjangan, adakan
penduduk yang tidak merata karena sulitnya mencari kehidupan layak sehingga penduduk
melakukan migrasi (urbanisasi) ke wilayah yang lebih menjanjikan pendapatan layak
secara ekonomi seperti di negara Indonesia banyak terjadi PHK, antara lapangan
pekerjaan yang sedikit . Berdasarkan latar belakang di atas mengenai gangguan kesehatan
jiwa yang salah satunya merupakan perilaku kekerasan maka penulis tertarik untuk
menulis makalah dengan judul asuhan keperawatan dengan perilaku kekerasan, guna
membantu klien dan keluarga dalam menangani masalah kesehatan yang di hadapi
melalui penerapan asuhan keperawatan jiwa.

B. Tujuan

1. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui konsep teori dan


memberikanAsuhan Keperawatan dan Strategi Pelaksanaan pada pasien dengan perilaku
kekerasan.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengertian perilaku

kekerasan

b. Mahasiswa mampu mengetahui Etiologi dari Perilaku Kekerasan

c. Mahasiswa mampu mengetahui Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan

d. Mahasiswa mampu memberikan Asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku


kekerasan meliputi pengkajian, pohon masalah, diagnosa keperawatan serta
tindakan keperawata.
BAB II
LANDASAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN


A. Pengertian Agression is harsh physical or verbal action that reflects rage, hostility
and potential for psical or verbal destructiveness (Varcarolis, 2006: 490). Agresi
adalah sikap atau perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku amuk,
permusuhan dan potensi untuk merusak secara fisik atau dengan kata-kata. Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai
dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol(Kusumawati dan hartono,
2010)

Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang
dimanifestasikan dalam bentuk fisik. (Yosep, 2010)

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk


melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Damayanti,2010)

Perilaku kekerasan suatu bentuk perilaku yang melukai atau mencedarai diri
sendiri, oranglain, lingkungan, baik secara verbal maupun fisik. Perilaku kekerasan

berfuktuasi dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi yaitu dari


memperlihatkan permusuhan dari tingkat rendah sampai melukai pada tingkt yang
serius dan membahayakan pada lingkungan sekitarnya. ( Stuart, 2009)

B. Rentang Respon Menurut Yosep (2010) : Adaptif MaladaptifAsertif Frustasi Pasif


Agresif Amuk/PK

Asertif : Klien mampu mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan
memberikan kelegaan Frustasi : Klien gagal mencapai tujuan kepuasan atau saat
marah dan tidak dapat menemukan alternatifnya.
Pasif : Klien marasa tidak dapat mengungkapkan perasaanya tidak berdaya dan
menyerah

Agresif : Klien mengekspresikan secara fisik, tapi masih terkontrol, mendorong orang
lain dengan ancaman Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat dan
hilang kontrol, disertai amuk, merusak lingkungan

C. Faktor Presipitasi

Menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan dengan : \

1. Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbolis solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perklahian masal

dan sebagainya

2. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi

3. Kesulitan dalam mengasumsikan sesuatu dalam keluarga serta tidak membiasakan


dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan kekerasan dalam
menyelesaikan konflik.

4. Adanya riwayat perilaku antisosial meliputi penyalahgunaan obat dan


alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa
frustasi

5. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan


tahap perkembangan keluarga.

D. Faktor Predisposisi

Menurut Yosep(2010), factor predisposisi klien dengan perilaku kekerasan adalah:

1. Teori biologis

a. Neurologic factor Beragam komponen dari system saraf seperti sinar,


neurotrasmitter, dendrite, akson terminalis mempunyai peran menfasilitasi
atau menghambat rangsangan dan pesan- pesan yang akan mempengaruhi
sifat agresif system limbik sangat terlibat timbulnya bermusuhan dan
respon agresif.
b. Genetic factor Adanya gen yang diturunkan melalui orang tua, menjadi
potensi perilaku agresif menurut riset kazuo murakami(2007) dalam gen
manusia terdapat dormant ( potensi) agresif yang sedang tidur akan
bangun jika terstimulasi oleh factor eksternal. Menurut penelitian genetic
tipe karyotype XYY, pada umumnya dimiliki oleh penghuni pelaku tindak
criminal, serta orang- orang yang tersangkut akibat perilaku agresif .

c. Cycardian Rhytm (irama sirkardian tubuh), memegang peranan pada


individu. Menurut penelitian pada jam-jam sibuk seperti menjelang
masuk kerja dan menjelang berakhirnya pekerjaan sekitar jam 9 dan 13.
Pada jam tertentu orang mudah terstimulasi untuk bersifat agresif.

d. Biochemistry factor (factor biokimia tubuh) seperti neurotranmiter di otak


(epineprin, norepineprin, dopamine, asetilkolin dan serotonin) sangat
berperan dalam penyampaian informasi melalui system persyarafan
dalam tubuh, adanya stimulus dari luar tubuh yang di anggap mengancam

atau membahayakan akan di hantar melalui impuls neurotransmitter ke otak dan meresponnya
melalui serabut efferent. Peningkatan hormone androgen dan norepineprin serta penurunan
serotonin dan GABA pada cairan cerebrospinal vertebral dapat menjadi factor predisposisi
terjadinya perilaku agresif.

e. Brain area disorder Gangguan pada system limbik can lonus temporal
syndrome otak organic, tumor otak, trauma otak, penyakit ensepalitis,
epilepsy ditemukan sangat berpengaruh perilaku agresif dan tindak
kekerasan

2. Teori psikologis

a. Teori psikoanalisa

Agresifitas dan kekerasan dapat di pengaruhi oleh riwayat tumbuh


kembang seseorang. Teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan fase oral
antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapat kasih sayang dan pemenuhan
kebutuhan air susu yang utuh cenderung mengembangkan sikap agresif dan
bermusuhan setelah dewasa sebagai kompensasi adanya ketidakpercayaan pada
lingkungan. Tidak terpenuhi kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak
berkembangnya ego dan membuat kosep diri yang rendah. Perilaku agresif dan
tindak kekerasan merupakan

pengungkapan secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaan dan


rendahnya harga diri perilaku tindak kekerasan.
b. Imitation, modeling, and information processing teory

Menurut teori ini perilaku kerasan bisa berkembang dalam lingkungan


yang mentolerin kekerasan. Adanya contoh , model dan perilaku yang ditiru dari
media atau lingkungan sekitar memungkinkan individu meniru perilaku tersebut.
Dalam suatu penelitian beberapa anak dikumpulkan untuk menonton tayangan
pemukulan pada boneka dengan reward positif pula (makin keras pukulannya
akan diberi coklat), anak lain menonton tayangan cara mengasihi dan mencium
boneka tersebut dengan rewerd positif pula (makin baik belaiannya mendapat
hadiah coklat).setelah anak- anak keluar dan diberi boneka ternyata masing-
masing anak berperilaku sesuai tontonan yang pernah dialaminya

c. Learning teori

Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap lingkungan terdekatnya.


Ia mengamati bagaimana respon ayah saat menerima kekecewaan dan mengamati
respon ibu saat marah ia juga belajar bahwa agresifitas lingkungan sekitar
menjadi peduli, bertanya, menanggapi, dan menganggap bahwa dirinya eksis dan
patut untuk

diperhitungkannya

E. Tanda dan gejala Menurut Yosep (2010) perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi
tanda dan gejala perilaku kekerasan:

a. Muka merah dan tegang

b. Mata melotot atau pandangan tajam

c. Tangan mengepal

d. Rahang mengatup

e. Jalan mondar mandir

F. Masalah Keperawatan

a. Resiko perilaku kekerasan, (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal)

b. Perilaku kekerasan

c.Harga diri rendah kronis


G. Pohon Masalah

Risiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, oranglain,lingkungan dan verbal) Effect
Perilku kekerasan Core problem

H. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko perilaku kekerasan,

b. Harga diri rendah kronik,

c. Resiko perilaku kekerasan ( diri sendiri, oranglain, lingkungan, dan verbal )

I. Intrvensi keperawatan

1. Perilaku kekerasan Setelah tindakan keperawatan …x…. hari pasien dapat


mengontrol perilaku kekerasan dengan kriteria : 1) Wajah cerah, senyum

2. Mau berkenalan & ada kontak mata

3. Bersedia menceritakan perasaan

4. Menceritakan penyebab perasaan kesal atau marah

5. Dapat mengidentifikasi tanda- tanda perilaku kekerasan

6. Dapat mengidentifikasi bentuk perilaku kekerasan yang dilakukan

7. Dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

8. Mampu mempraktik cara mengontrol marah yang diajarkan


9. Mampu terlibat dalam terapi aktifitas kelompok konfersi energi, orientasi realita
dan stimulasi persepsi

10. Dapat minum obat dengan bantuan minimal

Intervensi pasien :

1) Membina hubungan saling percaya

2) Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

3) Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

4) Mengidentifikasi bentuk perilaku kekerasan yang pernah dilakukan

5) Mengidentifikasi akibat perilaku kekersan

6) Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan antara lain :

a. Secara fisik (relaksasi, kegiatan olahraga)

b. Secara verbal (sharing/menceritakan pada orang lain )

c. Secara spiritual (berdoa/ sholat)

d. Secara farmakologis (minum obat)

7) Membantu pasien mempraktekan cara mengekspresikan cara sehat mengontrol perilaku


kekerasan yang telah diajarkan

8) Menganjurkan pasien untuk memilih cara mengontrol perilaku kekerasan yang sesuai

9) Memasukan cara mengontrol perilaku kekerasan yang telah dipilih kedalam jadual
kegiatan harian

10) Membantu pasien membuat rencana jadual kegiatan dirumah

11) Menjelaskan pada pasien tentang obat yang diminum (jenis, dosis, waktu minum,
manfaat dan efek samping obat)

12) Memberikan obat-obatan sesuai program pengobatan

13) Membantu keefektifan pengobatan dan efek sampingnya (vital sign dan pemeriksaan
fisik yang lain)

14) Melibatkan pasien dalam terapi kelompok dan kegiatan sehari-hari


15) Pertahankan agar lingkungan pasien pada tingkat stimulus yang rendah (penyinaran
rendah, sedikit orang, dekorasi yang sederhana dan tingkat kebisingan yang rendah)

16) Observasi secara ketat perilaku dan tanda tanda pasien marah setiap 15 menit

17) Menyingkirkan benda-benda yang dapat membahayakan dari lingkungan sekitar pasien

18) Bila perlu lakukan fiksasi atau restrain dan observasi setiap 15 menit

Intervensi keluarga :

1) Mendiskusikan masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat pasien perilaku


kekerasan

2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian perilaku kekerasan, tanda dan


gejala, serta proses terjadinya perilaku kekerasan

3) Menjelaskan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan

4) Mengajarkan dan melibatkan keluarga dalam mempraktekan cara merawat

pasien dengan perilaku kekerasan secara langsung di rumah sakit (cara minum obat, sharing,
relaksasi, menyalurkan dalam aktivitas yang konstriktif, Follow up)
BAB III
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Inisial : Ny. A
Umur : 24 Thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Guru TK
Status : Janda
Suku : Sunda
Alamat : Ds. C Kab. Bandung Barat
Informan : Klien dan RM

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 40 Thn
Agama : Islam
Pendidikan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Paman
Alamat : Ds. C Kab. Bandung Barat

II. ALASAN MASUK/KELUHAN UTAMA


Klien diantar keluarganya pada tanggal 01 Oktober 2019, 2 hari SMRS klien mengamuk,
memukul ibu, bicara terus, tertawa sendiri, ADL mandiri, tidur sulit. Pada saat dikaji
klien mengatakan sulit mengontrol emosinya. Saat dirumah klien pernah memecahkan
gelas, membanting televisi. Klien merasa kesal karena suaminya menikah lagi dan ibu
klien terlalu mencampuri urusan klien.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu pada tahun 2014 dan dirawat di
RSHS.
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil, alas an karena merasa dirinya sudah sembuh.
3. Klien belum pernah mengalami riwayat aniaya fisik, seksual, penolakan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan criminal.

Masalah Keperawatan : Regimen keluarga inefekif

4. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

5. Pengalaman yang tidak menyenangkan :


Pada saat dikaji 02 Oktober 2019 klien mengatakan bahwa kedua orang tuanya bercerai,
dan suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuan klien.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

IV. FISIK
Tekanan Darah : 110/70 MmHg
Respirasi : 18x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36 C

Ukuran Badan
Berat Badan : 45kg
Tinggi Badan : 142cm

Keluhan Fisik :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dirasakan, klien merasa sehat.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah


V. Psikososial

1. Genogram

+ +
Keterangan :

+ : Perempuan Meninggal

+
: Laki-laki Meninggal

: Perempuan

: Laki-laki

: Klien

: Tinggal Serumah

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

a. Pola Asuh
Klien tinggal bersama ibu dan adik – adiknya, menurut klien, klien diasuh
dengan penuh kasih sayang meskipun hanya didapatkan dari pamannya.

b. Pola Komunikasi
Menurut klien, klien suka bercerita bila ada masalah. Klien bercerita biasanya
pada teman, Ibu, dan adik – adiknya.

c. Pola Pengambilan Keputusan


Klien suka dilibatkan dalam mengambil keputusan.

d. Faktor Herediter
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang
dialami oleh klien.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan suka dengan semua anggota tubuhnya.

b. Identitas Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan berusia 24 tahun,
berpenampilan sesuai.

c. Peran
Klien berperan sebagai seorang anak.

d. Ideal Diri
Klien merasa masa depannya masih Panjang.

e. Harga Diri
Klien merasa dirinya dihargai oleh lingkungan sekitarnya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti bagi dirinya adalah ibunya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat


Klien mengatakan suka ikut kegiatan di masyarakat

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam

b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan saat dirumah klien menjalankan ibadah sesuai dengan
syariatnya, saat di RSJ klien menjalankan ibadah namun tidak sesuai .

Masalah Keperawatan : Disstres spiritual

VI. STATUS MENTAL

1. PENAMPILAN
Penampilan klien rapi dan penggunanan pakaian rapi dan sesuai.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

2. PEMBICARAAN
Pembicaraan klien kooperatif, bicara ketus dan klien menjawab sesuai dengan
pembicaraan
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3. AKTIVITAS MOTORIK
Klien tampak mondar mandir dan bicara ketus
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. ALAM PERASAAN
Klien merasa sedih karena suaminya menikah lagi
Masalah Keperawatan : RPK
5. AFEK
Ekspresi wajah klien saat bercerita kadang tersenyum senang dan kadang tampak murung
ketika menceritakan pengalaman yang membuatnya sedih.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
6. INTERAKSI SELAMA WAWANCARA
Klien tampak kooperatif saat dikaji dan menjawab semua pertanyaan dengan baik ,
kontak mata klien baik
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
7. PERSEPSI
Klien mengatakan tidak ada persepsi pendengaran ataupun penglihatan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
8. PROSES PIKIR
Pada saat kaji klien tidak sirkumtansial, tangensial, kehilangan asosiasi, fight of ideas,
blocking, dan pengulangan pembicaraan (perserverasi).
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
9. ISI PIKIR
Pada saat dikaji klien tidak mengalami gangguan isi piker seperti obsesi, phobia,
hipokondria, depresonalisasi, ide yang terkait, pikiran magis atau waham
10. TINGKAT KESADARAN
Klien dapat menyebutkan tanggal, bulan, klien dapat menyebutkan orang yang
mengajaknya bicara
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
11. MEMORI
Klien dapat mengingat pengalaman di masa lalu dan klien dapat menceritakannya, klien
mengakui bahwa dirinya sedang sakit
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
12. TINGKAT KONSENTRASI DAN BERHITUNG
Klien biss berkonsentrasi dan klien juga dapat berhitung dengan baik
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
13. KEMAMPUAN PENILAIAN
Klien dapat menyebutkan sebelum makan cuci tangan terlebih dahulu
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
14. DAYA TILIK DIRI
Saat dikaji klien menyadari bahwa dirinhya sedang sakit
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
kiken mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain, klien mampu membersihkan
sendiri lewat makannya saat setelah makan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. BAB/BAK
klien mampu BAB/BAK sendiri tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Mandi
Klien mampu mandi sendiri tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Berpakaina/Berhias
Klien mampu berpakaian sendiri dan mampu mengganti pakaian sesuai dengan seragam
RS.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. Istirahat dan tidur
a. Tidur siang, klien mengatakan tidur siang dari pukul 09.00 sampai pukul 12.00
lamanya tidur 3 jam
b. Klien mengatakan tidur malam dari pukul 19.00 sampai pukul 06.00 lamanya tidur
kurang lebih 11 jam
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara tyeratur dan benar dengan bantuan perwat. Obat yang harus
diminum sesuai dengan resep dokter.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa sesudah pulang nanti melanjutkan pengobatan ke RJD.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
8. Kegiatan di rumah
Sebelum masuk RJD klien selama dirumah selalu membereskan di rumah dan nanti
setelah pulang klien akan melakukan kegiatan membereskan rumah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
9. Kegiatan diluar rumah
Sebelum masuk RSJ klien suka mengajar di TK dan setelah pulang dari RSJ kilen akan
kembali beraktivitas seperti mengajar di TK
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

MEKANISME KOPING
Klien mengatakan saat ada masalah pada dirinya klien bercerita pada orang tedxdekatnya
dan berdoa serta berserah diri. Mekanisme koping klien adaptif.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


SMRS klien kadang-kadang mengikuti pengajian di lingkungan rumahnya.

PENGETAHUAN KURANG TENTANG


klien kurang tau tentang penyakit yang dideritanya

ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis :
Bipolar
2. Terapi Medis :
- Halloperidon 5 mg 2x1
- Clozapine 25 mg 1x1

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resilko Prilaku Kekerasan
ANALISA DATA
Data Senjang Masalah
DO : 1. Klien mudah tersinggung dan bicara Resiko Prilaku Kekerasan
ketus
2. Klien terlihat mondar mandir
DS : 1. Klien mengatakan sulit mengontrol
emosi

Do : Klien tampak gelisah Regimen In efektif keluarga


DS : Klien mengatakan pernah di rawat di RSJ dan
Tidak patuh minum obat

DO : klien tampak menjalankan ibadah namun Disstress Spiritual


salah
DS : Klien mengatakan ibdah menenangkan
dia

PERENCANAAN

Tgl No Dx Kep Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Dx
04/10 1. Resiko Pasien Pasien SP 1 tanggal 04 1. dengan
/2019 Perilak mampu : mampu : Oktober 2019 mengidentifikasi
u 1. 1. menyebut- pukul 08.10 WIB. dapat membatu cara
Kekera mengiden- kan penyebab 1. Identifikasi : yang baik untuk
san tifikasi dan tanda penyebab tanda mengontrol
penyebab gejala RPK dan gejala PK emosinya.
tanda gejala 2.Memperaga yang dilakukan, 2. dengan
RPK kan cara fisik akibat PK. menjelaskan cara
2. mengon- untuk 2. jelaskan cara mengontrol emosi
trol RPK mengontrol mengontrol PK : klien mampu
dengan cara RPK fisik, obat, verbal, mengontrol
Tarik nafas spiritual emosinya
dalam dan 3. latihan cara 3. dengan cara
pukul bantal mengontrol PK melatih cara
secara fisik, Tarik mengontrol dengan
nafas dalam dan cara napas dalam dan
pukul bantal pukul bantal klien
4. masukan pada dapat mengontrol
jadual untuk emosinya.
kegiatan latihan 4. dengan dibuatkan
fisik jadwal latihan guna
menjadi kebiasaan
dan mempercepat
proses kesembuhan
klien

08/10 Resiko Pasien Pasien SP 2 tanggal 08 1. Dengan dilakukan


/2019 perilak mampu : mampu : 1. Oktober 2019 evaluasi guna
u 1. Menyebutkan pukul 14.10 WIB. melatih kemampuan
kekeras Menyebut- kegiatan 1. Evaluasi mengingat klien dan
an kan cara yang sudah kegiatan latihan mengapresiasi setiap
mengontrol dilakukan. fisik. Beri pujian. kemajuan
RPK 2. 2. Latih cara pertamanya.
1. Memperaga- mengontrol RPK 2. Dengan melatih
kan cara dengan obat mengontrol emosi
patuh minum (jelaskan 6 benar dengan obat klien
obat. 0bat : jenis, guna, mampu mengontrol
dosis, frekuensi, emosinya.
2. cara, kontinuitas, 3. Dengan dibuatkan
minum obat). jadual latihan guna
3. Masukkan pada menjadi kebiasaan
jadual kegiatan dan mempercepat
untuk latihan fisik proses penyembuhan
dan minum obat. klien.
09/10 Resiko Pasien Pasien SP 3 tanggal 09 1. Dengan dilakukan
/2019 perilak mampu : mampu : 1. Oktober 2019 evaluasi guna
u 1. Menyebutkan pukul 08.10 WIB. melatih kemampuan
kekeras Menyebut- kegiatan 1. Evaluasi mengingat serta
an kan yang sudah kegiatan latihan keterampilan klien
kegiatan dilakukan. fisik dan obat. dan mengapresiasi
yang sudah 2. Mempera- Beri pujian. setiap kemajuan
dilakukan. gakan cara 2. Latih cara pertama dan
2. patuh minum mengontrol RPK keduanya. 2. Dengan
Mempera- obat. secara verbal (3 melatih cara
gakan cara cara, yaitu : mengontrol emosi
patuh mengungkapkan, dengan
minum meminta, mengungkapkan,
obat. menolak dengan meminta, menolak
benar). dengan benar klien
3. Masukan pada mampu mengontrol
jadual kegiatan emosinya.
untuk latihan 3. Dengan dibuatkan
fisik, minum obat, jadual latihan guna
dan verbal. menjadi kebiasaan
dan mempercepat
proses
penyembuhan.
10/10 Resiko Pasien Pasien SP 4 tanggal 10 1. Dengan dilakukan
/2019 perilak mampu : mampu : 1. Oktober 2019 evaluasi guna
u 1. Memperaga- pukul 08.10 WIB. mengingat serta
kekeras Menyebut- kan cara 1. Evaluasi keterampilan pasien
an kan cara spiritual kegiatan latihan dan mengapresiasi
mengontrol fisik, obat dan setiap kemajuan
RPK. verbal. Beri pertama, kedua, dan
2. Cara pujian. ketiganya.
patuh 2. Latih cara 2. Dengan melatih
minum mengontrol RPK cara mengontrol
obat. 3. dengan cara emosi dengan cara
Cara spiritual (2 melakukan kegiatan,
mengontrol kegiatan, yaitu : klien mampu
RPK secara berdoa dan mengontrol
verbal. beribadah). emosinya.
3. Masukan pada 3. Dengan dibuatkan
jadual kegiatan jadual latihan guna
untuk latihan menjadi kebiasaan
fisik, minum obat, dan mempercepat
verbal, dan proses penyembuhan
spiritual. klien.

Implementasi dan Evaluasi

Tindakan Keperawatan Evaluasi


Tanggal : 04/10/2019 SP 1 Tanggal : 04/10/2019 SP 1
Jam : 08.15 Jam : 13.00
DS : Klien mengatakan sulit mengontrol emosi S : Klien mengatakan sudah dapat mengonrol
DO :- Klien mudah tersinggung dan bicara emosinya, tetapi klien sering lupa apa yang
ketus telah diajarkan.
- Klien terlihat mondar – mandir O : - Klien terlihat tenang
Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku - Klien tidak bisa menyebutkan apa yang
kekerasan telah diajarkan
Implementasi : A : Resiko perilaku kekerasan (-)
1. Membantu klien mengidentifikasi P : Anjurkan klien untuk melakukan cara tarik
penyebab, tanda, dan gejala RPK. napas dalam dan pukul bantal jika sedang
2. Menjelaskan kembali cara mengontrol merasa marasa marah.
emosi dengan tarik napas dalam dan
pukul bantal, patuh minum obat,
mengungkapkan, meminta, menolak
dengan benar, dan spiritual.
3. Melatih cara mengontrol emosi dengan Ttd
tarik napas dalam dan pukul bantal.
RTL :
1. Evaluasi kegiatan tarik napas dalam
dan pukul bantal. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol emosi dengan
tarik napas dalam dan pukul bantal.
Tanggal : 05/10/2019 SP 1 Tanggal : 05/10/2019 SP 1
Jam : 08.15 Jam : 13.00
DS : Klien mengatakan sulit mengontrol emosi S : Klien mengatakan sudah dapat mengontrol
DO : - Klien mudah tersinggung dan bicara emosinya
ketus O : - Klien tampak tenang
- Klien terlihat mondar – mandir - Klien dapat menjelaskan dan
Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku memperagakan kembali cara
kekerasan mengontrol emosi dengan tarik napas
Implementasi : dalam dan pukul bantal.
1. Mengevaluasi tarik napas dalam dan A : Resiko perilaku kekerasan (-)
pukul bantal P : Anjurkan kembali klien untuk melakukan
2. Melatih kembali cara mengontrol emosi tarik napas dalam dan pukul bantal jika sedang
dengan tarik napas dalam dan pukul emosi dan masukan ke jadual kegiatan harian
bantal. klien.
RTL :
1. Evaluasi tarik napas dalam dan pukul
bantal. Ttd
2. Lanjutkan ke SP 2
Tanggal : 0810/2019 SP 2 Tanggal : 08/10/2019 SP 2
Jam : 14.15 Jam : 17.10
DS : - Klien mengatakan sudah dapat S : Klien mengatakan sudah dapat mengontrol
mengontrol emosinya. emosinya
- Klien mengatakan ingin segera pulang O : - Klien tampak kooperatif
DO : - Klien tampak kesal - Klien dapat memperagakan cara
- Klien tampak gelisah mengontrol emosi
Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku - Klien bisa menjelaskan nama obat dan
kekerasan waktu minum obat, namun belum bisa
Implementasi : menjelaskan tentang kegunaan obat,
1. Mengevaluasi tarik napas dalam dan cara, dosis.
pukul bantal

A : Resiko perilaku kekerasan (-)


2. Mengontrol emosi dengan cara patuh P : Anjurkan kembali klien untuk melakukan
minum obat tarik napas dalam dan pukul bantal jika sedang
RTL : emosi. Jelaskan tentang patuh minum obat.
1. Evaluasi tarik napas dalam dan pukul
bantal
Ttd
Tanggal : 09/10/2019 SP 2 Tanggal : 09/10/2019 SP 2
Jam : 14.15 Jam : 17.00
DS : Klien mengatakan ingin pulang, rindu S : Klien mengatakan cukup tenang
keluarga. O : - Klien tampak tenang
DO : - Klien tampak murung - Klien sudah paham tentang obatnya
- Klien tampak gelisah A : Resiko perilaku kekerasan (-)
Diagnosa keperawatan : Resiko perilaku P : Anjurkan kembali klien untuk melakukan
kekerasan tarik napas dalam, pukul bantal, dan patuh
Implementasi : minum obat, jika sedang emosi.
1. Mengevaluasi tarik napas dalam dan Latih cara verbal (3 cara, yaitu :
pukul bantal mengungkapkan, meminta, dan menolak
2. Mengontrol emosi dengan patuh dengan benar).
minum obat
RTL :
1. Evaluasi tarik napas dalam dan pukul
bantal, dan patuh minum obat.
2. Lanjutkan ke SP 3 Ttd

Tanggal : 10/10/2019 SP 3 Tanggal : 10/10/2019 SP 3


Jam : 14.15 Jam : 17.10
DS : Klien mengatakan ingin segera pulang S : Klien mengatakan sudah cukup tenang
DO : - Klien tampak murung O : - Klien tampak tenang
- Klien tampak gelisah - Klien sudah paham tentang mengontrol
Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku emosi dengan cara verbal.
kekerasan A : Resiko perilaku kekerasan (-)
Implementasi : P : Anjurkan kembali klien untuk melakukan
1. Mengevaluasi tarik napas dalam dan tarik napas dalam dan pukul bantal, patuh
pukul bantal minum obat, dan mengontrol emosi dengan
2. Mengevaluasi cara patuh minum obat cara verbal.
3. Mengontrol emosi dengan cara verbal,
yaitu : mengungkapkan, meminta, dan
menolak dengan benar.
RTL :
1. Evaluasi tarik napas dalam dan pukul
bantal, dan cara patuh minum obat. Ttd

Anda mungkin juga menyukai