Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah


Kesehatan jiwa ialah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, serta
sosial yang tampak dari jaringan interpersonal yang memuasakan, perilaku
dan koping yang efisien, konsep diri positif, serata stabilan emosional (Stuart,
2016). Berdasarkan Standar Diagnosis keperawaatan Indonesia (SDKI).
Resiko Perilaku Kekerasan ialah Suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
menyakiti seseorang secara fisik,emosi maupun mental . Perilaku kekerasan
dapat dilakukan secara verbal, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Perilaku kekerasan terjadi dalam bentuk yaitu sedang berlangsung Perilaku
Kekerasan atau riwayat Perilaku Kekerasan (Muhith, 2015 : 178). Peran
perawat dalam menangani klien pada perilaku kekerasan dengan cara melatih
klien mengontrol emosi, dan mengontrol perilaku kekerasan : Dengan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan relaksasi nafas dalam, pukul kasur dan
bantal (buku keperawatan jiwa 2021)
Menurut Yosep (2010), Perilaku kekerasan adalah status rentang emosi
dan ucapan kemarahan yang tunjukkan dalam bentuk fisik. Menurut Stuart
(2016) terapi medis yang dapat diberikan seperti obat antipsikotik adalah
Chlorpomazine (CPZ), Risperidon (RSP), haloperidol (HLP), Clozapin dan
Trifluoerazine (TFP). Untuk terapi non medis seperti terapi
generalis.Tindakan keperawatan yang dapat diajarkan klien perilaku kekerasan
seperti mengajarkan klien untuk mengenal masalah perilaku kekerasan demi
mengajarkan mengendalikan amarah kekerasan secara fisik: nafas dalam dan
pukul bantal, minum obat, verbal/sosisal: menyatakan secara perasaan rasa
marahnya, spiritual: beribadah sesuai keyakinan pasien dan terapi aktivitas
kelompok (Keliat, et al, 2014).
Menurut Afnuhazi (2015), faktor yang menyebabkan perilaku kekerasan
pada Ny.U antara lain, psikologis, perilaku, sosial budaya, keputusasaan,

1
2

ketidak berdayaan, serta kurang percaya diri. Untuk faktor penyebab dari
perilaku kekerasan yang lain seperti situasi lingkungan yang terbiasa dengan
kebisingan, padat, interaksi sosial .kritikan yang mengarah pada penghinaan,
serta kehilangan orang yang di cintai (Suryenti dkk, 2018 ).
Gangguan jiwa menurut data World Health Organization (WHO) tahun
2016 lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia yang sering terjadi seorang
laki-laki (12 juta), dibandingkan perempuan (9 juta). Sedangkan prevalensi
rumah tangga yang menderita skizofrenia atau psikosis sebesar 7 % per 1000
dengan pelayanan pengobatan 84, 9 % dan gangguan Prevalensi mental
emosional pada usia 15 tahun keatas mencapai 9,8 % dari jumlah penduduk.
Angka sangat meningkat di bandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 6 % adapun
prevalensi depresi pada penduduk umum pada umur 15 tahun keatas
mencapai 6,1 % dari jumlah penduduk dan prevalensi gangguan jiwa berat
seperi skizofrenia mencapai 7 % per 1000 penduduk ( Riskesdas,2018).
Menurut Muhith (2015) perilaku kekerasan di bagi menjadi dua perilaku
kekerasan secara verbal dan fisik. Perilaku kekerasan secara verbal seperti
mengungkapkan perasaan marah dengan cara berbicara baik-baik, sedangkan
perilaku fisik seperti relaksasi dan memukul bantal. Perilaku kekerasan apa
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan beberapa dampak, seperti
mencederai diri sendiri, memukul bahkan sampai melukai orang lain,serta
merusak lingkungan. Hal tersebut dapat terjadi diakibatkan karena ketidak
mampuan seseorang dalam mengendalikan amarah secara konsruktif
(Prabowo, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas penulisan menarik melakukan
Asushan Keprawatan Jiwa pada Ny. U Dengan Masalah Perilaku Kekerasan di
Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

II. Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada klien resiko perilaku kekerasan?
3

III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
B. Tujuan khusus
1. Mampu memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
2. Mampu mendirikan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
3. Mampu menentukan rencana keperawatan pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
4. Mampu menjalankan perintah keperawatan pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
5. Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada klien
dengan masalah Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

IV. Manfaat Penulisan


A. Bagi Institusi Pendidikan
Pada hasil penelitian dapat menambahkan pengetahuan referensi
bagi institusi kesehatan sebagai sumber pengetahuan serta pendidikan
kesehatan yang benar
B. Bagi Profesi Keperawatan
Pada hasil Asuhan Keperawatan yang sudah di lakukan selama 3 hari
penulis mendapatkan banyak pengalaman luar biasa serta pengetahuan
cara memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar
4

C. Bagi Lahan Praktik


Bagi klien dan Keluarga menambah pengetahuan dengan cara-cara
mengontrol resiko perilaku kekerasan serta melakukan hidup yang sehat.
D. Masyarakat
Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi masyarakat
tentang resiko perilaku kekerasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Dasar Resiko Perilaku Kekerasan


A. Pengertian
Resiko Perilaku Kekerasan adalah Suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis.
Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi
dalam 2 bentuk yaitu sedang berlangsung Perilaku Kekerasan atau riwayat
Perilaku Kekerasan (Muhith, 2015 : 178).
Faktor penyebab resiko Perilaku Kekerasan salah satunya adalah
situasi berduka yang berkepanjangan dari seseorang karena ditinggal oleh
seseorang yang dianggap penting. Jika hal ini tidak terhenti, maka akan
menyebabkan perasaan harga diri rendah yang sulit untuk bergaul dengan
orang lain(Yosep, 2013).
Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif dari kemarahan,
hasil dari kemarahan yang ekstrim ataupun panik. Perilaku kekerasan
yang timbul pada klien skizofrenia diawali dengan adanya perasaan tidak
berharga, takut,dan ditolak oleh lingkungan sehingga individu akan
menyingkir dari hubungan interpersonal dengan oran lain (Pardede, Keliat
& Yulia, 2015).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis dapat terjai dalam dua
bentuk yaitu saat berlangsung kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif dari marah akibat tidak
mampu klien untuk mengatasi strssor lingkungan yang dialaminya (Estika,
2021).

5
6

B. Rentang Respon
Perilaku kekerasan dianggap suatu akibat ekstrim dari marah.
Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering dipandang sebagai rentang
dimana agresif verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain.
Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, dan marah.
Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan
emosi secara mendalam tersebut kadang perilaku agresif atau melukai
karena menggunakan koping yang tidak baik.

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk


(Sumber : Yosep, 2011)

Perilaku yang ditampakan mulai dari yang adaptif sampai maladaptif :


Keterangan :
1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai
perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan
kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan
kemarahan.
3. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami.
4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih
dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau
mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang
harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan
mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.
7

5. Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai


kehilangan control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak
dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

C. Etiologi
Menurut Yusuf (2015), terdapat faktor predisposisi dan faktor
presipitasi terjadinya perilaku kekerasan, yaitu:
1. Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi adalah faktor yang mendasari atau
mempermudah terjadinya perilaku yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, nilai-nilai kepercayaan maupun keyakinan berbagai pengalaman
yang dialami setiap orang merupakan faktor predisposisi artinya
mungkin terjadi mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan.
a. Psikoanalisis
Teori ini menyatakan bahwa perilaku agresif merupakan
hasil dari dorongan insting
b. Psikologis
Berdasarkan teori frustasi-agresif, agresivitas timbul sebagai
hasil dari peningkatan frustasi. Tujuan tidak trecapai dapat
menyebabkan frustasi berekepanjangan.
c. Biologis
Beberapa hal yang mempengaruhi seseorang melakukan
perilaku kekerasan yaitu sebagai berikut :
1) Pengaruh neurofisiologi
2) Pengaruh Biokimia
3) Pengaruh Genetik
4) Gangguan otak, sindrome otak organik yang berhubungan
dengan gangguan sistem serebral, tumor otak, trauma otak,
penyakit enchepalits epilepsi terbukti berpengaruh terhadap
perilaku agresif dan tindak kekerasan.
8

Menurut Yusuf (2015), Bagian-bagian otak yang


berhubungan dengan terjadinya agresivitas sebagai berikut :
1) Sistem Limbik
Merupakan organ yang mengatur dorongan dasar dan
ekspresi emosi serta perilaku seperti makan, agresif dan
respons seksual.Selain itu, mengatur, mengatur sistem
informasi dan memori.
2) Lobus temporal
Organ yang berfungsi sebagai penyimpan memori dan
melakukan interpretasi pendengaran.
3) Lobus frontal
Organ yang berfungsi sebagai bagian pemikiran yang
logis, serta pengelolaan emosi dan alasan berpikir.
4) Neurotransmiter
Beberapa neurotransmiter yang berdampak pada
agresivitas adalah serotonin, Dopamin, Neropineprin,
Acetylcholine dan GABA.
d. Perilaku
1) Kerusakan organ otak, retardasi mental dan gangguan
belajar mengakibatkan kegagalan kemampuan dalam berespon
positif terhadap frustasi.
2) Penekanan emosi berlebihan pada anak-anak atau godaan
orang tua memengaruhi kepercayaan dan percaya diri
individu.
3) Perilaku kekerasan di usia muda, baik korban kekerasan
pada anak atau mengobservasi kekerasan dalam keluarga
memengarduhi penggunaan kekerasan sebagai koping
e. Sosial Kultural
1) Norma merupakan kontrol masyarakat pada kekerasan. Hal ini
mendefinisikan ekspresi perilaku kekerasan yang
diterima atau tidak diterima akan menimbulkan sanksi.
9

2) Budaya asertif di masyartakat membantu individu yang


berespon terhadap marah yang sehat.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik,
keputusasaan, ketidak berdayaan, percaya diri yang kurang dapat
menjadi perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan
yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan,
kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan kekerasan
merupakan faktor penyebab lain (Parwati, Dewi & Saputra 2018).
3. Mekanisme Koping
Menurut Prastya, & Arum (2017). Perawat perlu
mengidentifikasi mekanisme koping klien, sehingga dapat membantu
klien untuk mengembangkan koping yang konstruktif dalam
mengekpresikan kemarahannya. Mekanisme koping yang umum
digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement,
sublimasi, proyeksi, represif, denial dan reaksi formasi.
Perilaku yang berkaitan dengan risiko perilaku kekerasan antara
lain:
a. Menyerang Atau Menghindar.
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena
kegiatan system syaraf otonom bereaksi terhadap sekresi
epinefrin yang menyebabkan tekanan darah meningkat,
takikardi, wajah marah, pupil melebar, mual, sekresi HCL
meningkat, peristaltik gaster menurun, kewaspadaan juga
meningkat, tangan mengepal, tubuh menjadi kaku dan disertai
reflek yang cepat.
b. Menyatakan Secara Asertif
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam
mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif,
agresif dan perilaku asertif adalah cara yang terbaik, individu
10

dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain


secara fisik maupun psikologis dan dengan perilaku tersebut
individu juga dapat mengembangkan diri.
c. Memberontak
Perilaku muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik
perilaku untuk menarik perhatian orang lain.
d. Perilaku Kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan akibat
konflik perilaku untuk menarik perhatian orang lain.

D. Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan


Menurut Keliat (2016), tanda dan gejala perilaku kekerasan
sebagai berikut :
1. Emosi: tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam),
dan jengkel.
2. Intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, dan
meremehkan.
3. Fisik : muka merah, pandangan tajam, napas pendek, keringat,
sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat.
4. Spiritual : kemahakuasaan, kebijakan/kebenaran diri, keraguan,
tidak bermoral, kebejatan, kreativitas terlambat.
5. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
dan humor.

E. Manifestasi Klinis
Menurut Pardede,.(2020) Tanda dan gejala dengan perilaku yang
ditampilkan.
Data Subjektif :
1. Mengungkapkan perasaan kesal atau marah
2. Keinginan untuk melukai diri sendiri,orang lain dan lingkungan
3. Klien suka membentak dan menyerang orang lain
11

Data Objektif :
1. Mata melotot/ pandangan tajam
2. Tangan mengepal dan Rahang mengatup

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Dermawan & Rusdi (2013), penatalaksanaan medis klien
dengan resiko perilaku kekerasan terdapat 2 yaitu :
a. Obat Haloperidol
Untuk mengendalikan sikap mengganggu diri
b. Obat Trihexifenidil
Untuk mengendalikan sikap mengganggu diri serta
menenangkan dengan dicoba Electro Convulsive
Therapy( ECT).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Dengan menerapkan strategi SP 1-5 pada klien :
a. SP I : Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan,
mengontrol dengan cara fisik 1 yaitu tarik napas dalam
Membina hubungan saling percaya, Mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan, Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku
kekerasan, Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan,
Mengidentifikasi Akibat perilaku kekerasan, Menyebutkan Cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 yaitu latihan
nafas dalam , menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
harian.
b. SP2 : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik II yaitu pukul kasur dan bantal, menyusun jadwal
kegiatan harian cara kedua.
c. SP 3 Klien : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan
secara sosial/verbal, latihan mengungkapkan rasa marah secara
12

verbal yaitu mengucapkan secara baik-baik , menyusun jadwal


kegiatan harian mengungkapkan marah secara verbal.
d. SP 4 Klien : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan
secara spiritual,Membantu klien untuk latihan beribadah dan
berdoa menurut keyakinan masing-masing, menyusun jadwal
kegiatan latihan beribadah dan berdoa.
e. SP 5 Klien : mengendalikan perilaku kekerasan dengan minum
obat secara teratur dan menyusun jadwal minum obat klien secara
teratur.
(Buku Keperawatan Jiwa, 2020)

Melakukan Sp pada Keluarga :


a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.
b. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga meliputi ;
pengertian perilaku kekerasan, penyebab PK yang dialami oleh
pasien, tanda dan gejala PK dan proses terjadinya perilaku
kekerasan.
c. Berikan kesempatan pada keluarga untuk memperagakan
d. Buat perencanaan pulang dengan keluarga
(Buku Keperawatan Jiwa, 2020)

II. Konsep Dasar Keperawatan


A. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Pengumpulan data melalui data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual.
2. Analisa data
Melihat data subyektif & objektif bisa memilih permasalahan yang
dihadapi klien dengan menggunakan pohon masalah mampu diketahui
penyebab, affeck berdasarkan kasus tersebut. Dari output analisa data
inilah bisa menegakkan diagnosa keperawatan.
13

3. Diagnosa
a. Perilaku Resiko Kekerasan
b. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
(Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, 2015)
4. Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan selama 3 hari dengan melakukan
Sp :
Sp Klien
a. Melakukan SP I : Membina hubungan saling percaya ,
Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, Mengidentifikasi
tanda dan gejala perilaku kekerasan, Mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang dilakukan, Mengidentifikasi Akibat perilaku
kekerasan, Menyebutkan Cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik 1 yaitu latihan nafas dalam dan menganjurkan
klien memasukkan dalam jadwal harian
b. SP2 : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik II, cara fisik II yaitu pukul kasur dan bantal, menyusun
jadwal kegiatan harian cara kedua.
c. SP 3 Klien : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan
secara sosial/verbal, latihan mengungkapkan rasa marah
secara verbal yaitu mengucapkan secara baik-baik , menyusun
jadwal kegiatan harian mengungkapkan marah secara verbal.
d. SP 4 Klien : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan
secara spiritual,. Membantu klien untuk latihan beribadah dan
berdoa menurut keyakinan masing-masing, menyusun jadwal
kegiatan latihan beribadah dan berdoa.
e. SP 5 Klien : mengendalikan perilaku kekerasan dengan minum
obat secara teratur dan menyusun jadwal minum obat klien secara
teratur (Buku Keperawatan Jiwa, 2020).

Sp Keluarga
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.
14

b. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga meliputi ;


pengertian perilaku kekerasan, penyebab PK yang dialami oleh
pasien, tanda dan gejala PK dan proses terjadinya perilaku
kekerasan.
c. Berikan kesempatan pada keluarga untuk memperagakan
d. Buat perencanaan pulang dengan keluarga
5. Tujuan
Klien mengenali perilaku kekerasan yang dialaminya, klien
dapat mengontrol perilaku kekerasan, klien mengikuti
program pengobatan secara optimal, Keluarga dapat merawat klien di
rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk klien.
(Buku Keperawatan Jiwa, 2020).
6. Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan setelah menentukan
intervensi dan implementasi dilakukan sesuai intervensi keperawatan
7. Evaluasi
Evaluasi yakni tahap akhir dari asuhan keperawatan ,
mengevaluasi keberhasilan tindakan sebelumnya yang di berikan pada
klien. Evaluasi dilakukan selama pelaksanaan intervensi.

B. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

Resiko Perilaku Kekerasan

Faktor predisposisi dan presipitasi


Psikososial
Gangguan konsep diri
Koping maladaptif
BAB III
RESUME KASUS

I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Inisial : Ny. U
Umur : 69 tahun
Informan : Pasien, keluarga
Tanggal pengkajian : 7 Desember 2021
RM No : 00029346

B. Keluhan
Ny. U dibawa oleh keluarga ke RS Amino karena Ny. U sering marah-marah
dengan suara yang keras, komat-kamit berbicara sendiri, dan bernyanyi-nyanyi
sendiri.

C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

()Ya
( ) Tidak
Klien mengatakan klien keluar masuk rumah sakit jiwa
2. Pengobatan sebelumnya

( ) berhasil
() kurang berhasil
( ) tidak berhasil
Keluarga klien mengatakan kurang berhasil

15
16

3.
Pelaku / Usia Korban / Usia Sanksi / Usia
Trauma
Aniaya Fisik
Aniaya
Seksual
Penolakan 
Kekerasan
dlm Keluarga
Tindakan
Kriminal
Penjelasan:
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami ganguan jiwa

( ) Ya
( ) Tidak
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, baik dari anggota keluarga pihak ibu atau
pun dari pihak ayah.
Masalah keperawatan : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

a. Klien mengatakan sering di gosip-gosipin dan di jelek-jelekan


orang lain .
b. Klien merasa malu karna keluar masuk RSJ.
Masalah Keperawatan : Karena dia tertekan dan terlalu di
fikirkan.

D. Fisik
1. Tanda Vital : TD = 134/1100mmHg,
N = 120x/menit,
S = 36,7 oC,
P = 20x/menit
2. Ukur : TB = 154Cm, BB = 66 Kg
3. Keluhan fisik : ( ) Ya () Tidak
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan.
17

E. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal satu rumah
Penjelasan : Hasil dari pengkajian yang penulis lakukan pada analisa
genogram klien memiliki kedua orang tua, klien anak ke 1 dari 4
bersaudara. Klien memiliki suami dan memiliki 2 anak, saat ini klien
tinggal bersama suami dan anak perempuannya.
Masalah Keperawatan: -
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : Ny. U mengatakan menyukai semua
anggota tubuhnya dan tidak ada anggota
tubuh Ny. U yang tidak disukai
b. Identitas : Ny. U mengatakan bahwa Ny. U adalah
seorang ibu rumah tangga
c. Peran : Ny. U mengatakan bahwa Ny. U seorang
ibu rumah tangga yang mengurusi
pekerjaan rumah seperti memasak dan
beres-beres.
18

d. Ideal diri : Ny. U mengatakan ingin cepat sembuh


dan cepat pulang ke rumah
e. Harga diri : Ny. U mengatakan setiap teringat
omongan tetangga yang tidak baik, Ny. U
merasa dirinya salah dan membuat Ny. U
tidak tenang
f. Masalah Keperawatan : Ny. U mengatakan setiap teringat
omongan tetangga yang tidak baik, Ny. U
merasa dirinya salah dan membuat Ny. U
tidak tenang.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Ny. U menganggap bahwa keluarganya adalah orang yang sangat
berarti dalam hidupnya, terutama anak dan cucunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Ny. U mengatakan tidak mengikuti kegiatan apa-apa di
kelompok/masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Ny. U mengatakan memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang
karena ketika Ny. U mudah tersinggung dengan omongan orang dan
sering emosi marah-marah. Sehingga Ny. U dijauhi oleh orang lain dan
Ny. U tidak pernah berkumpul dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
4. Spiritual
Klien percaya ALLAH SWT itu ada dan klien percaya sakit yang di
deritanya sekarang adalah ujian dari ALLAH SWT. Dalam ibadah
klien insha allah tidak meninggalkannya
Masalah keperawatan :-
19

F. Status Mental
1. Penampilan
( ) tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
(  ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penjelasan : Saat dikaji Klien tampak memakai baju yang rapih, klien
menggunakan sesuai jenis kelaminnya.
Masalah Keperawatan : -
2. Pembicaraan
() cepat
( ) apatis
() keras
( ) lambat
( ) gagap
( ) membisu
( ) inkoheren
( ) tidak mampu memulai pembicaraan
Klien tampak berbicara cepat dan keras
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Aktifitas Motorik
( ) Lesu
( ) Tegang
( ) Gelisah
( ) Agitasi
( ) TIK
( ) Grimasen
( ) Tremor
( ) Kompulsif
Penjelasan : klien tampak tegang
Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan
20

4. Alam Perasaan
() Sedih
( ) Ketakutan
() Putus asa
( ) Khawatir
( ) Gembira
( ) berlebihan
Klien merasa sedih namun biasanya senang secara berlebihan dan
suka menyanyi-nyanyi sendiri.
Masalah Keperawatan: HALUSINASI ( TERKADANG LUPA)
5. Afek
( ) Datar
( ) Tumpul
( ) Labil
Emosi Klien tampak labil, klien tampak mudah mengalihkan
pembicaraan, ekspresi kadang berubah-ubah.
Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
( ) Bermusuhan
( ) Tidak kooperatif
() Mudah tersinggung
() Kontak mata
( ) Defensif
( ) Curiga
Penjelasan : Klien saat diajak ngobrol klien tampak kontak mata
tajam, tampak curiga.
Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan
7. Persepsi
Halusinasi :
() Pendengaran
( ) Penglihatan
21

( ) Perabaan
( ) Pengecapan
( ) Penghidu
Jelaskan : klien mengatakan kadang mendengar bisikan ada yang
menelfon menyuruhnya ke rsj
Masalah Keperawatan : gangguan halusinasi : pendengaran
8. Proses Pikir
( ) Sirkumtansial
( ) Tangensial
( ) Kehilangan Asosiasi
( ) Flight of ideas
( ) Blocking
( ) Pengulangan
() Pembicaraan
Penjelasan : saat dikaji pembicaraan klien sering beralih ke topik lain.
9. Isi Pikir
() Obsesi
() Fobia
( ) Hipokondria
( ) Depersonalisasi
( ) Ide yang terkait Pikiran magis
( ) waham
1) Nihilistik ( )
2) Sisip pikiran ( )
3) Kontrol pikiran ()
4) Agama ( )
5) Somotik ( )
6) Kebesaran ( )
Penjelasan : klien suka kepikiran tentang tetangga yang selalu
menggosip-gosipkan tentang klien .
Masalah Keperawatan: WAHAM & Halusinasi
22

10. Tingkat Kesadaran


( ) Bingung
( ) Sendasi
( ) Stupor
( ) Waktu
( ) Tempat
( ) Orang
Jelaskan : Klien suka bingung dengan perasaaannya karena berubah-
ubah merasa sedih dan senang.
Masalah Keperawatan : Halusinasi
11. Memori
1) Klien masih mampu mengingat memori jangka panjang seperti
kejadian ketika konflik dengan tetangganya.
2) Klien dapat mengingatkan memori saat ini seperti klien ingat
atau tau saat ini klien di rawat di ruang apa dan di mana saat ini
dia berada.
3) Klien dapat mengingat memori jangka pendek seperti klien ingat
tadi pagi dia makan apa.
Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
() Mudah beralih
() Tidak mampu berkonsentrasi
( ) Tidak mampu berhitung sederhana
Penjelasan : mudah beralih dengan bicara ketus dan kurang
berkonsentrasi tetapi mampu berhitung sederhana
Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan
13. Kemampuan Penilaian
() Gangguan ringan
( ) Gangguan bermakna
penjelasan : Klien tidak dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah.
Masalah Keperawatan: -
23

14. Daya Titik Diri.


Penjelasan : Klien mengingkari bahwa dia tidak merasa sakit apa-apa.
Masalah Keperawatan: -

G. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
() Bantuan minimal ( ) Bantuan total
2. BAB/BAK
() Bantuan minimal ( ) Bantuan total
3. Mandi
() Bantuan minimal ( ) Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
() Bantuan minimal ( ) Bantuan total
5. Kebersihan diri
() Bantuan minimal ( ) Bantuan total
6. Istirahat tidur
( ) Tidur siang
() Tidur malam
( ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur
7. Penggunaan obat
() Bantuan minimal ( ) Bantuan total
8. Pemeliharaan kesehatan
- Perawatan selanjutnya () Ya ( ) Tidak
- Sistem pendukung () Ya ( ) Tidak
9. Kegiatan didalam rumah
- Mempersiapkan makanan () Ya ( ) Tidak
- Menjaga kerapihan rumah () Ya ( ) Tidak
- Mencuci pakaian () Ya ( ) Tidak
- Pengatur keamanan ( ) Ya () Tidak
24

10. Kegiatan diluar rumah


- Belanja ( ) Ya () Tidak
- Transportasi ( ) Ya () Tidak
- Lain-lain ( ) Ya () Tidak

H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping maladaptif karena klien mengatakan susah
mengontrol emosi dan ingin mengamuk orang-orang yang menganggu
atau mengejeknya.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan


1. Masalah dukungan kelompok
Klien mengatakan keluarga dan saudaranya mendukung untuk
kesembuhannya.
2. Masalah hubungan dengan lingkungan
Klien mengatakan mengalami masalah dengan lingkungan karena
sering diejek atau diganggu dan ingin memukul orang-orang yang
mengejeknya.
3. Masalah dengan pendidikan
Klien mengatakan hanya lulusan SD
4. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengalami masalah dalam pekerjaannya, klien merasa malu
belum memiliki usaha sendiri
5. Masalah dengan kesehatan
Klien mengatakan tidak ada
6. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan tidak ada masalah dirumah
7. Masalah ekonomi
Klien mengatakan hidupnya dan keluarganya berkecukupan.
Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan
25

J. Sumber Daya
Penyakit jiwa : klien mengatakan kurang tahu dari penyebab
terjadinya penyakitnya.
Obat-obatan : klien mengatakan kurang tahu manfaat obat
yang klien minum.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
Masalah Keperawatan : HALUSINASI & RPK

K. Aspek Medik
1. Diagnosa medik : Skizofrenia takterinci
2. Terapi medik : - ECT
- Farmakologis: resperidone, clotakin.
- Chlopromazine HCI 2 x 100 mg

II. Analisa Data


Analisa data diagnosa prioritas utama, data subyektif : Klien mengatakan
susah mengontrol emosi, ingin serta mengungkapkan keinginan memukul
orang-orang yang mengganggunya, Keluarga klien mengatakan jika klien
tidak minum obat klien mudah emosi dan mondar mandir dengan kata ketus
serta klien mempunyai riwayat pernah melukai suaminya dengan alat
tajam. Data obyektif : Kontak mata tampak tajam, Nada bicara klien
terdengar keras, agak kacau emosi klien tampak labil.Sehingga muncul
diagnosa keperawatan Resiko perilaku kekerasan.
Analisa data diagnosa yang kedua, Data subyektif : klien mengatakan
klien mengatakan malu karena keluar masuk rumah sakit jiwa, Data Obyektif
: Klien tidak mampu membuat keputusan, sehingga muncul diagnosa
keperawatan harga diri rendah.
26

DATA MASALAH
- Keluarga mengatakan bahwa Ny. U sering Resiko perilaku kekerasan
marah-marah, mudah emosi, mengamuk,
komat-kamit berbicara sendiri, dan
bernyanyi-nyanyi sendiri.
- Ny. U mengatakan mudah tersinggung dan
kefikiran dengan omongan orang dan
sering emosi marah-marah.
- Ny. U mengatakan ketika Ny. U emosi dan
diluapkan dengan marah-marah maka Ny.
U akan merasa lega.

DO :
- Ny. U terlihat berbicara dengan cepat dan
dengan suara yang keras/lantang
- Ketika diajak ngobrol, Ny. U tiba-tiba
bernyanyi dengan nada tinggi sambil
menggerak-gerakkan tangan dan kaki
mengikuti irama
- Ny. U seringkali terlihat meremas-remas
tangannya seperti sedang memikirkan sesuatu
yang membuat Ny. U gelisah dan kesal.
-

III. Daftar Masalah Keperawatan


1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Aspek Medis
a. Diagnosa medis : skizofrenia takterinci
b. Terapi medis yang diberikan : Resperidon dan clozapin

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko Perilaku Kekerasan

V. Rencana Asuhan Keperawatan


Tgl. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Desem Setelah dilakukan SP 1:
ber Resiko tindakan keperawatan SP 1. Membina
2021 perilaku 1 Halusinasi selama 1 x hubungan
kekerasan 30 menit Ny. U mampu saling percaya,
mengenali rasa marahnya 2. Identifikasi
27

Tgl. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


dan mengontrol rasa penyebab
marah dan perilaku perasaan marah
kekerasan dengan cara dan perilaku
fisik 1 : teknik relaksasi kekerasan,
nafas dalam, dengan tanda dan gejala
kriteria hasil : yang dirasakan,
1. Ny. U dapat perilaku
mengetahui kekerasan yang
penyebab perasaan dilakukan,
marah, akibatnya serta
2. Ny. U dapat cara
mengetahui tanda mengontrol
dan gejala yang marah dan
dirasakan ketika perilaku
marah, kekerasan
3. Ny. U dapat 3. Mengajarkan
mengetahui perilaku cara
kekerasan yang mengontrol
dilakukan ketika marah dan
marah, perilaku
4. Ny. U dapat kekerasan
mengetahui akibat dengan cara
dari perilaku fisik I: teknik
kekerasan relaksasi nafas
5. Ny. U dapat dalam
mengetahui cara 4. Menyusun
mengontrol marah jadwal latihan
dan perilaku mengontrol
kekerasan dengan marah dan
cara fisik 1 : teknik perilaku
relaksasi nafas kekerasan
dalam dengan cara
6. Ny. U dapat fisik I: teknik
mempraktekkan cara relaksasi nafas
mengontrol marah dalam
dan perilaku
kekerasan dengan
cara fisik 1 : teknik
relaksasi nafas
dalam
7. Ny. U mau untuk
melakukan latihan
cara mengontrol
marah dan perilaku
kekerasan dengan
28

Tgl. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


cara fisik 1 (teknik
nafas dalam)
sebanyak 3 x/hari
dan memasukkan ke
jadwal buku
kegiatan harian

Desem Setelah dilakukan SP 2:


ber tindakan keperawatan SP 1. Mengevaluasi
2021 2 Halusinasi selama 1 x buku kegiatan
20 menit Ny. U mampu harian (SP 1 :
mengontrol marah dan mengontrol
perilaku kekerasan marah dan
dengan cara rutin minum perilaku kekerasan
obat dengan cara 5 benar, dengan cara fisik
dengan kriteria hasil : I: teknik
1. Ny. U dapat relaksasi nafas
mengetahui cara dalam)
mengontrol marah 2. Mengajarkan
dan perilaku Ny. U
kekerasan dengan mengontrol
cara minum obat marah dan
dengan rutin perilaku
2. Ny. U dapat kekerasan
mengetahui 5 cara dengan cara
benar obat (benar yang ke 2 yaitu
nama obat, benar minum obat
dosis obat, benar secara teratur
nama pasien di label dengan 5 benar
obat, benar cara obat
minum, dan benar 3. Menganjurkan
waktu minum obat) Ny. U untuk
3. Ny. U mau memasukkan
mengontrol marah bagaimana
dan perilaku mengontrol
kekerasan dengan marah dan
cara minum obat perilaku kekerasan
secara teratur dengan cara
4. Ny. U mau minum obat
mengontrol marah secara teratur
dan perilaku pada jadwal di
kekerasan dengan buku kegiatan
cara minum obat harian
secara teratur dan
memasukkan ke
29

Tgl. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


jadwal buku
kegiatan harian

Desem Setelah dilakukan SP 3 :


ber tindakan keperawatan SP 1. Mengevaluasi
2021 3 Halusinasi selama 1 x buku kegiatan
20 menit Ny. U mampu harian (SP 1 :
mengontrol marah dan mengontrol
perilaku kekerasan marah dan
dengan cara fisik 2 : perilaku
pukul bantal dan kasur, kekerasan
dengan kriteria hasil : dengan cara
1. Ny. U dapat fisik I: teknik
mengetahui cara relaksasi nafas
mengontrol marah dalam dan SP
dan perilaku 2 : mengontrol
kekerasan dengan marah dan
cara fisik 2 : pukul perilaku
bantal dan kasur kekerasan
2. Ny. U dapat dengan cara
mempraktekkan cara minum obat
mengontrol marah secara rutin)
dan perilaku 2. Mengajarkan
kekerasan dengan Ny. U
cara fisik 2 : pukul mengontrol
bantal dan kasur marah dan
3. Ny. U mau untuk perilaku
kekerasan
melakukan latihan
cara mengontrol dengan cara
marah dan perilaku yang ke 3 yaitu
cara fisik 2 :
kekerasan dengan pukul bantal dan
cara fisik 2 : pukul kasur
bantal dan kasur dan 3. Menganjurkan
dimasukkan ke Ny. U untuk
jadwal buku memasukkan
kegiatan harian bagaimana
mengontrol
marah dan
perilaku
kekerasan
dengan cara
yang ke 3 yaitu
cara fisik 2 :
pukul bantal dan
kasur
30

Tgl. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan

Desem Setelah dilakukan SP 4:


ber tindakan keperawatan SP 1. Mengevaluasi
2021 4 Halusinasi selama 1 x buku kegiatan
20 menit Ny. U mampu harian (SP 1 :
mengontrol marah dan mengontrol
perilaku kekerasan marah dan
dengan cara perilaku
verbal/sosial, dengan kekerasan dengan
kriteria hasil : cara fisik I:
1. Ny. U dapat teknik relaksasi
mengetahui cara nafas dalam, SP
mengontrol marah 2 : mengontrol
dan perilaku marah dan
kekerasan dengan perilaku
cara sosial/verbal kekerasan dengan
2. Ny. U dapat cara minum obat
mempraktekkan cara secara rutin, dan
mengontrol marah SP 3 :
dan perilaku mengontrol
kekerasan dengan marah dan
cara sosial/verbal perilaku
3. Ny. U mau untuk kekerasan dengan
melakukan latihan cara fisik 2 : pukul
cara mengontrol bantal dan kasur)
marah dan perilaku 2. Mengajarkan
kekerasan dengan Ny. U
cara sosial/verbal mengontrol
dan dimasukkan ke marah dan
perilaku
jadwal buku
kekerasan dengan
kegiatan harian cara sosial/verbal
3. Menganjurkan
Ny. U untuk
memasukkan
bagaimana
mengontrol
marah dan
perilaku
kekerasan dengan
cara sosial/verbal
pada jadwal di
buku kegiatan
harian

Desem Setelah dilakukan SP 5:


31

Tgl. Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


ber tindakan keperawatan SP 1. Mengevaluasi
2021 4 Halusinasi selama 1 x buku kegiatan
20 menit Ny. U mampu harian (SP 1 :
mengontrol marah dan mengontrol
perilaku kekerasan secara marah dan
spiritual, dengan kriteria perilaku
hasil : kekerasan dengan
1. Ny. U dapat cara fisik I:
mengetahui cara teknik relaksasi
mengontrol marah nafas dalam, SP
dan perilaku 2 : mengontrol
kekerasan secara marah dan
spiritual perilaku
2. Ny. U dapat kekerasan dengan
mempraktekkan cara cara minum obat
mengontrol marah secara rutin, SP
dan perilaku 3 : mengontrol
kekerasan secara marah dan
spiritual perilaku
3. Ny. U mau untuk kekerasan dengan
melakukan latihan cara fisik 2 : pukul
bantal dan kasur,
cara mengontrol
dan SP 4 :
marah dan perilaku mengontrol marah
kekerasan secara dan perilaku
spiritual dan kekerasan dengan
dimasukkan ke cara verbal/sosial)
jadwal buku 2. Mengajarkan
kegiatan harian Ny. U
mengontrol
marah dan
perilaku
kekerasan secara
spiritual
3. Menganjurkan
Ny. U untuk
memasukkan
bagaimana
mengontrol
marah dan
perilaku
kekerasan secara
spiritual pada
jadwal di buku
kegiatan harian
32

VI. Implementasi dan Evaluasi


IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
Selasa, 7 Desember 2021
13.00 S:
1. Data - Klien mengatakan
Subyektif: lebih tenang dari
- Klien mengatakan cepat sebelumnya
tersinggung dan ingin - Klien mengatakan
mengamuk orang-orang yang bersedia melakukan
mengejek atau menganggunya. tarik napas dalam 2x
- Klien mengatakan tidak mampu sehari.
mengontrol emosi O:
- Klien mengatakan sering - klien tampak mampu
berkata ketus dan kasar terhadap menjawab salam,
orang lain sehingga meresahkan menyebutkan
orang lain untuk menyapanya. namanya,dan mampu
menjawab pertanyaan
Obyektif: dari perawat
- Kontak mata klien tampak tajam - klien tampak mampu
- Nada bicara klien terdengar keras, mengikuti tarik napas
agak kacau dalam yang di ajarkan
- emosi klien tampak labil.
A: SP1P Tercapai
2. Diagnosa RPK (+)
- Resiko perilaku kekerasan
P: latihan teknik tarik napas
3. Terapi/tindakan keperawatan: SP I : dalam 3x sehari, pagi siang
Membantu klien mengidentifikasi dan sore.(berikan jadwal
perilaku latihan ke klien)
kekerasan yang dilakukan, Intervensi dilanjutkan :
mengontrol dengan cara fisik 1 yaitu evaluasi SP1 teknik relaksasi
tarik napas dalam tarik napas dalam dan
lanjutkan SP2P dengan cara
4. Rencana Tindak Lanjut: pukul kasur dan bantal
07 Desember 2021 mengevaluasi SP1
dan melakukan SP2:Melatih pasien
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan cara fisik II yaitu pukul kasur TTD
dan bantal. Siska widiyaningrum

5. Planning Perawat:
- menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal harian
latihan napas dalam 3x sehari
- memberi hadiah klien jika mampu
33

IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
merubah perilaku.

Rabu, 08 Desember 2021


13.00
1. Data
Subyektif S:
- Klien mengatakan sudah - Klien mengatakan
melakukan relaksasi napas dalam merasa sedikit lebih
3xsehari secara mandiri,dilakukan rileks dari sebelumya
setelah makan pagi siang dan sore - Klien mengatakan
dan merasa lebih tenang setelah tidak ingin mengamuk
melakukan relaksasi - klien mengatakan
- Klien mengatakan masih susah bersedia mengontrol
mengontrol emosi emosi dengan
- Klien mengatakan bersedia melakukan pukul
melakukan latihan mengontrol kasur dan bantal 2x
emosi dengan pukul kasur dan sehari
bantal
O:
Obyektif - klien tampak kooperatif
- Nada bicaranya kadang keras Klien mampu dan
dan ketus mengikuti latihan pukul
kasur dan bantal yang
2. Diagnosa diajarkan.
- Resiko perilaku kekerasan
A: SP2P tercapai
3. Terapi/tindakan keperawatan: RPK(+)
mengevaluasi SP1 dan melakukan
SP2:Melatih pasien mengendalikan P: Latihan melakukan pukul
perilaku kekerasan dengan cara fisik kasur dan bantal 2x sehari
II yaitu pukul kasur dan bantal. pagi dan sore.
Intervensi dilanjutkan :
4. Rencana Tindak Lanjut: mengevaluasi SP2P dan
09 Desember 2021 :mengevaluasi Lanjutkan SP3P
SP2P dan melakukan SP3P : Melatih
pasien mengendalikan perilaku
kekerasan secara sosial/verbal,

5. Planning Perawat: TTD


- Memasukkan jadwal Latihan Siska widiyaningrum
melakukan pukul kasur dan bantal
2x sehari pagi dan sore
- Terapi spiritual : mendengarkan
murotal quran
34

IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
KAMIS, 09 Desember 2021
11.00
1. Data
Subyektif S:
- Klien mengatakan sudah - klien mengatakan
melakukan pukul kasur dan batal sedikit merasa tenang
di kamar tanpa disuruh dan rileks
- Klien mengatakan mulai mampu - Klien mengatakan
mengontrol perilaku tidak ingin ketika merasa
mengamuk diasingkan tidak
- Klien mengatakan tidak ingin perlu marah-marah
merusak barang-barang yang ada tetapi harus bicara
disekitarnya secara baik-baik
- Klien mengatakan bersedia “kenapa saya
melakukan latihan mengendalikan diasingkan, kenapa
perilaku kekerasan dengan cara saya diejek”
yang baik-baik - Klien mengatakan
bersedia bicara biak-
Obyektif baik setiap hari
- Klien tampak tersenyum ketika - Klien mengatakan
perawat datang akan mengontrol
emosinya dengan
cara-cara yang telah
2. Diagnosa diajarkan
- Resiko perilaku kekerasan - Klien mengatakan
tidak ingin
3. Terapi/tindakan keperawatan: mengamuk dan
mengevaluasi SP2P dan merusak barang-
melakukan SP3P: Melatih pasien barang disekitarnya
mengendalikan perilaku
kekerasan secara sosial/verbal,
4. Planing perawat O:
Terapi musik - Klien tampak
kooperatif
- Nada bicara klien tidak
keras dan ketus, Klien
sesekali tersenyum
kepada perawat

A : SP1P,SP2P dan SP3P


Tercapai
RPK(+)

P : latihan mengontrol emosi


secara verbal 2x sehari pagi
35

IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
dan sore.
Intervensi dihentikan

TTD
Siska widiyaningrum
36

DAFTAR PUSTAKA

Anggit Madhani, A. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien


Dengan Resiko Perilaku Kekerasan (Doctoral dissertation, Universitas Kusuma
Husada Surakarta)

http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/922/1/P17D%20NASPUB%2019%2020_
%20ANGGIT%20MADHANI_P17160.pdf

Untari, S. N. (2021). Asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan resiko


perilaku kekerasan (Doctoral dissertation, Perpustakaan Universitas Kusuma
Husada Surakarta).

http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/961/1/NASPUB%20SILVIA%20NILAM
%20P17199.pdf

Estika Mei Wulansari, E. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien


Dengan Resiko Perilaku Kekerasan Dirumah Sakit Daerah Dr Arif Zainuddin
Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Kusuma Husada Surakarta).

http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1020/1/NASPUB%20ESTIKA.pdf

Suryenti, et al .(2018). Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi


Terapeutik Terhadap Resiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien Gangguan Jiwa
Provinsi Jambi. Jurnal akademi baiturrahim jambi vol, 7 no 2. diakses pada
Oktober2019, http://garuda.ristekdikti. go.id/author/view/638611

MUHAMMAD LUTHFI, L. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN.

http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/2149/1/NASPUB.pdf

SAHPUTRA, ANDI. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. s Dengan Risiko


Perilaku Kekerasan. 2021.
Azis, N. R., Sukamto, E., & Hidayat, A. (2018). Pengerun Terapi De-
Ekslasi Terhadap Perubahan Perilaku Pasien dengan Resiko Perilaku Kekerasan
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda.
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/id/eprint/797

Depkes, R.I., (2015) Hasil Riskesdas 2015 Departemen Kesehatan


Republik

Indonesia http://www.depkes .go.id/resource/download/general.


37

Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Hulu, E. P. (2020). Efektivitas Behaviour


Therapy Terhadap Risiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah
Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provsu Medan. Jurnal Mutiara Ners,
3(1), 8-14.
http://114.7.97.221/index.php/NERS/article/view/1005

Pitayanti, A., & Hartono, A. (2020). Sosialisasi Penyakit Skizofrenia


Dalam Rangka Mengurangi Stigma Negatif Warga di Desa Tambakmas
Kebonsari-Madiun. Journal of Community Engagement in Health, 3(2), 300-
303.

https://jceh.org/index.php/JCEH/article/view/83/78
Dwi Prastya, F., & Arum Pratiwi, S. K. (2017). Mekanisme Koping Pada
Pasien Perilaku Kekerasan Dengan Risiko Menciderai Orang Lain Dan
Lingkungan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta). http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/52420
Hastuti, R. Y., & Setianingsih, S. (2016). Pengaruh Cognitive Behaviour
Therapy Pada Klien Dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Dan
Halusinasi Di Rsjd.
Keliat, B.A 7 Akemat (2016). Keperawatan jiwa : terapi Aktivitas
kelompok. Ed.2. EGC
Kemenkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS.Jakarta:
Kemenkes RI.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/08/persebaranpr
evalensi-skizofreniapsikosis-di-indonesia#
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/33745

Anda mungkin juga menyukai