PENDAHULUAN
1
2
ketidak berdayaan, serta kurang percaya diri. Untuk faktor penyebab dari
perilaku kekerasan yang lain seperti situasi lingkungan yang terbiasa dengan
kebisingan, padat, interaksi sosial .kritikan yang mengarah pada penghinaan,
serta kehilangan orang yang di cintai (Suryenti dkk, 2018 ).
Gangguan jiwa menurut data World Health Organization (WHO) tahun
2016 lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia yang sering terjadi seorang
laki-laki (12 juta), dibandingkan perempuan (9 juta). Sedangkan prevalensi
rumah tangga yang menderita skizofrenia atau psikosis sebesar 7 % per 1000
dengan pelayanan pengobatan 84, 9 % dan gangguan Prevalensi mental
emosional pada usia 15 tahun keatas mencapai 9,8 % dari jumlah penduduk.
Angka sangat meningkat di bandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 6 % adapun
prevalensi depresi pada penduduk umum pada umur 15 tahun keatas
mencapai 6,1 % dari jumlah penduduk dan prevalensi gangguan jiwa berat
seperi skizofrenia mencapai 7 % per 1000 penduduk ( Riskesdas,2018).
Menurut Muhith (2015) perilaku kekerasan di bagi menjadi dua perilaku
kekerasan secara verbal dan fisik. Perilaku kekerasan secara verbal seperti
mengungkapkan perasaan marah dengan cara berbicara baik-baik, sedangkan
perilaku fisik seperti relaksasi dan memukul bantal. Perilaku kekerasan apa
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan beberapa dampak, seperti
mencederai diri sendiri, memukul bahkan sampai melukai orang lain,serta
merusak lingkungan. Hal tersebut dapat terjadi diakibatkan karena ketidak
mampuan seseorang dalam mengendalikan amarah secara konsruktif
(Prabowo, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas penulisan menarik melakukan
Asushan Keprawatan Jiwa pada Ny. U Dengan Masalah Perilaku Kekerasan di
Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
B. Tujuan khusus
1. Mampu memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
2. Mampu mendirikan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
3. Mampu menentukan rencana keperawatan pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
4. Mampu menjalankan perintah keperawatan pada klien dengan masalah
Resiko Perilaku kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang.
5. Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada klien
dengan masalah Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Brotojoyo RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
5
6
B. Rentang Respon
Perilaku kekerasan dianggap suatu akibat ekstrim dari marah.
Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering dipandang sebagai rentang
dimana agresif verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain.
Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, dan marah.
Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan
emosi secara mendalam tersebut kadang perilaku agresif atau melukai
karena menggunakan koping yang tidak baik.
C. Etiologi
Menurut Yusuf (2015), terdapat faktor predisposisi dan faktor
presipitasi terjadinya perilaku kekerasan, yaitu:
1. Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi adalah faktor yang mendasari atau
mempermudah terjadinya perilaku yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, nilai-nilai kepercayaan maupun keyakinan berbagai pengalaman
yang dialami setiap orang merupakan faktor predisposisi artinya
mungkin terjadi mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan.
a. Psikoanalisis
Teori ini menyatakan bahwa perilaku agresif merupakan
hasil dari dorongan insting
b. Psikologis
Berdasarkan teori frustasi-agresif, agresivitas timbul sebagai
hasil dari peningkatan frustasi. Tujuan tidak trecapai dapat
menyebabkan frustasi berekepanjangan.
c. Biologis
Beberapa hal yang mempengaruhi seseorang melakukan
perilaku kekerasan yaitu sebagai berikut :
1) Pengaruh neurofisiologi
2) Pengaruh Biokimia
3) Pengaruh Genetik
4) Gangguan otak, sindrome otak organik yang berhubungan
dengan gangguan sistem serebral, tumor otak, trauma otak,
penyakit enchepalits epilepsi terbukti berpengaruh terhadap
perilaku agresif dan tindak kekerasan.
8
E. Manifestasi Klinis
Menurut Pardede,.(2020) Tanda dan gejala dengan perilaku yang
ditampilkan.
Data Subjektif :
1. Mengungkapkan perasaan kesal atau marah
2. Keinginan untuk melukai diri sendiri,orang lain dan lingkungan
3. Klien suka membentak dan menyerang orang lain
11
Data Objektif :
1. Mata melotot/ pandangan tajam
2. Tangan mengepal dan Rahang mengatup
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Dermawan & Rusdi (2013), penatalaksanaan medis klien
dengan resiko perilaku kekerasan terdapat 2 yaitu :
a. Obat Haloperidol
Untuk mengendalikan sikap mengganggu diri
b. Obat Trihexifenidil
Untuk mengendalikan sikap mengganggu diri serta
menenangkan dengan dicoba Electro Convulsive
Therapy( ECT).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Dengan menerapkan strategi SP 1-5 pada klien :
a. SP I : Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan,
mengontrol dengan cara fisik 1 yaitu tarik napas dalam
Membina hubungan saling percaya, Mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan, Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku
kekerasan, Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan,
Mengidentifikasi Akibat perilaku kekerasan, Menyebutkan Cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 yaitu latihan
nafas dalam , menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
harian.
b. SP2 : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik II yaitu pukul kasur dan bantal, menyusun jadwal
kegiatan harian cara kedua.
c. SP 3 Klien : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan
secara sosial/verbal, latihan mengungkapkan rasa marah secara
12
3. Diagnosa
a. Perilaku Resiko Kekerasan
b. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
(Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, 2015)
4. Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan selama 3 hari dengan melakukan
Sp :
Sp Klien
a. Melakukan SP I : Membina hubungan saling percaya ,
Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, Mengidentifikasi
tanda dan gejala perilaku kekerasan, Mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang dilakukan, Mengidentifikasi Akibat perilaku
kekerasan, Menyebutkan Cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik 1 yaitu latihan nafas dalam dan menganjurkan
klien memasukkan dalam jadwal harian
b. SP2 : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik II, cara fisik II yaitu pukul kasur dan bantal, menyusun
jadwal kegiatan harian cara kedua.
c. SP 3 Klien : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan
secara sosial/verbal, latihan mengungkapkan rasa marah
secara verbal yaitu mengucapkan secara baik-baik , menyusun
jadwal kegiatan harian mengungkapkan marah secara verbal.
d. SP 4 Klien : Melatih klien mengendalikan perilaku kekerasan
secara spiritual,. Membantu klien untuk latihan beribadah dan
berdoa menurut keyakinan masing-masing, menyusun jadwal
kegiatan latihan beribadah dan berdoa.
e. SP 5 Klien : mengendalikan perilaku kekerasan dengan minum
obat secara teratur dan menyusun jadwal minum obat klien secara
teratur (Buku Keperawatan Jiwa, 2020).
Sp Keluarga
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.
14
B. Pohon Masalah
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Inisial : Ny. U
Umur : 69 tahun
Informan : Pasien, keluarga
Tanggal pengkajian : 7 Desember 2021
RM No : 00029346
B. Keluhan
Ny. U dibawa oleh keluarga ke RS Amino karena Ny. U sering marah-marah
dengan suara yang keras, komat-kamit berbicara sendiri, dan bernyanyi-nyanyi
sendiri.
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
()Ya
( ) Tidak
Klien mengatakan klien keluar masuk rumah sakit jiwa
2. Pengobatan sebelumnya
( ) berhasil
() kurang berhasil
( ) tidak berhasil
Keluarga klien mengatakan kurang berhasil
15
16
3.
Pelaku / Usia Korban / Usia Sanksi / Usia
Trauma
Aniaya Fisik
Aniaya
Seksual
Penolakan
Kekerasan
dlm Keluarga
Tindakan
Kriminal
Penjelasan:
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami ganguan jiwa
( ) Ya
( ) Tidak
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, baik dari anggota keluarga pihak ibu atau
pun dari pihak ayah.
Masalah keperawatan : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
D. Fisik
1. Tanda Vital : TD = 134/1100mmHg,
N = 120x/menit,
S = 36,7 oC,
P = 20x/menit
2. Ukur : TB = 154Cm, BB = 66 Kg
3. Keluhan fisik : ( ) Ya () Tidak
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan masalah keperawatan.
17
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal satu rumah
Penjelasan : Hasil dari pengkajian yang penulis lakukan pada analisa
genogram klien memiliki kedua orang tua, klien anak ke 1 dari 4
bersaudara. Klien memiliki suami dan memiliki 2 anak, saat ini klien
tinggal bersama suami dan anak perempuannya.
Masalah Keperawatan: -
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : Ny. U mengatakan menyukai semua
anggota tubuhnya dan tidak ada anggota
tubuh Ny. U yang tidak disukai
b. Identitas : Ny. U mengatakan bahwa Ny. U adalah
seorang ibu rumah tangga
c. Peran : Ny. U mengatakan bahwa Ny. U seorang
ibu rumah tangga yang mengurusi
pekerjaan rumah seperti memasak dan
beres-beres.
18
F. Status Mental
1. Penampilan
( ) tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penjelasan : Saat dikaji Klien tampak memakai baju yang rapih, klien
menggunakan sesuai jenis kelaminnya.
Masalah Keperawatan : -
2. Pembicaraan
() cepat
( ) apatis
() keras
( ) lambat
( ) gagap
( ) membisu
( ) inkoheren
( ) tidak mampu memulai pembicaraan
Klien tampak berbicara cepat dan keras
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Aktifitas Motorik
( ) Lesu
( ) Tegang
( ) Gelisah
( ) Agitasi
( ) TIK
( ) Grimasen
( ) Tremor
( ) Kompulsif
Penjelasan : klien tampak tegang
Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan
20
4. Alam Perasaan
() Sedih
( ) Ketakutan
() Putus asa
( ) Khawatir
( ) Gembira
( ) berlebihan
Klien merasa sedih namun biasanya senang secara berlebihan dan
suka menyanyi-nyanyi sendiri.
Masalah Keperawatan: HALUSINASI ( TERKADANG LUPA)
5. Afek
( ) Datar
( ) Tumpul
( ) Labil
Emosi Klien tampak labil, klien tampak mudah mengalihkan
pembicaraan, ekspresi kadang berubah-ubah.
Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
( ) Bermusuhan
( ) Tidak kooperatif
() Mudah tersinggung
() Kontak mata
( ) Defensif
( ) Curiga
Penjelasan : Klien saat diajak ngobrol klien tampak kontak mata
tajam, tampak curiga.
Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan
7. Persepsi
Halusinasi :
() Pendengaran
( ) Penglihatan
21
( ) Perabaan
( ) Pengecapan
( ) Penghidu
Jelaskan : klien mengatakan kadang mendengar bisikan ada yang
menelfon menyuruhnya ke rsj
Masalah Keperawatan : gangguan halusinasi : pendengaran
8. Proses Pikir
( ) Sirkumtansial
( ) Tangensial
( ) Kehilangan Asosiasi
( ) Flight of ideas
( ) Blocking
( ) Pengulangan
() Pembicaraan
Penjelasan : saat dikaji pembicaraan klien sering beralih ke topik lain.
9. Isi Pikir
() Obsesi
() Fobia
( ) Hipokondria
( ) Depersonalisasi
( ) Ide yang terkait Pikiran magis
( ) waham
1) Nihilistik ( )
2) Sisip pikiran ( )
3) Kontrol pikiran ()
4) Agama ( )
5) Somotik ( )
6) Kebesaran ( )
Penjelasan : klien suka kepikiran tentang tetangga yang selalu
menggosip-gosipkan tentang klien .
Masalah Keperawatan: WAHAM & Halusinasi
22
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping maladaptif karena klien mengatakan susah
mengontrol emosi dan ingin mengamuk orang-orang yang menganggu
atau mengejeknya.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
J. Sumber Daya
Penyakit jiwa : klien mengatakan kurang tahu dari penyebab
terjadinya penyakitnya.
Obat-obatan : klien mengatakan kurang tahu manfaat obat
yang klien minum.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
Masalah Keperawatan : HALUSINASI & RPK
K. Aspek Medik
1. Diagnosa medik : Skizofrenia takterinci
2. Terapi medik : - ECT
- Farmakologis: resperidone, clotakin.
- Chlopromazine HCI 2 x 100 mg
DATA MASALAH
- Keluarga mengatakan bahwa Ny. U sering Resiko perilaku kekerasan
marah-marah, mudah emosi, mengamuk,
komat-kamit berbicara sendiri, dan
bernyanyi-nyanyi sendiri.
- Ny. U mengatakan mudah tersinggung dan
kefikiran dengan omongan orang dan
sering emosi marah-marah.
- Ny. U mengatakan ketika Ny. U emosi dan
diluapkan dengan marah-marah maka Ny.
U akan merasa lega.
DO :
- Ny. U terlihat berbicara dengan cepat dan
dengan suara yang keras/lantang
- Ketika diajak ngobrol, Ny. U tiba-tiba
bernyanyi dengan nada tinggi sambil
menggerak-gerakkan tangan dan kaki
mengikuti irama
- Ny. U seringkali terlihat meremas-remas
tangannya seperti sedang memikirkan sesuatu
yang membuat Ny. U gelisah dan kesal.
-
5. Planning Perawat:
- menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal harian
latihan napas dalam 3x sehari
- memberi hadiah klien jika mampu
33
IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
merubah perilaku.
IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
KAMIS, 09 Desember 2021
11.00
1. Data
Subyektif S:
- Klien mengatakan sudah - klien mengatakan
melakukan pukul kasur dan batal sedikit merasa tenang
di kamar tanpa disuruh dan rileks
- Klien mengatakan mulai mampu - Klien mengatakan
mengontrol perilaku tidak ingin ketika merasa
mengamuk diasingkan tidak
- Klien mengatakan tidak ingin perlu marah-marah
merusak barang-barang yang ada tetapi harus bicara
disekitarnya secara baik-baik
- Klien mengatakan bersedia “kenapa saya
melakukan latihan mengendalikan diasingkan, kenapa
perilaku kekerasan dengan cara saya diejek”
yang baik-baik - Klien mengatakan
bersedia bicara biak-
Obyektif baik setiap hari
- Klien tampak tersenyum ketika - Klien mengatakan
perawat datang akan mengontrol
emosinya dengan
cara-cara yang telah
2. Diagnosa diajarkan
- Resiko perilaku kekerasan - Klien mengatakan
tidak ingin
3. Terapi/tindakan keperawatan: mengamuk dan
mengevaluasi SP2P dan merusak barang-
melakukan SP3P: Melatih pasien barang disekitarnya
mengendalikan perilaku
kekerasan secara sosial/verbal,
4. Planing perawat O:
Terapi musik - Klien tampak
kooperatif
- Nada bicara klien tidak
keras dan ketus, Klien
sesekali tersenyum
kepada perawat
IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
dan sore.
Intervensi dihentikan
TTD
Siska widiyaningrum
36
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/922/1/P17D%20NASPUB%2019%2020_
%20ANGGIT%20MADHANI_P17160.pdf
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/961/1/NASPUB%20SILVIA%20NILAM
%20P17199.pdf
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1020/1/NASPUB%20ESTIKA.pdf
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/2149/1/NASPUB.pdf
https://jceh.org/index.php/JCEH/article/view/83/78
Dwi Prastya, F., & Arum Pratiwi, S. K. (2017). Mekanisme Koping Pada
Pasien Perilaku Kekerasan Dengan Risiko Menciderai Orang Lain Dan
Lingkungan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta). http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/52420
Hastuti, R. Y., & Setianingsih, S. (2016). Pengaruh Cognitive Behaviour
Therapy Pada Klien Dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Dan
Halusinasi Di Rsjd.
Keliat, B.A 7 Akemat (2016). Keperawatan jiwa : terapi Aktivitas
kelompok. Ed.2. EGC
Kemenkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS.Jakarta:
Kemenkes RI.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/08/persebaranpr
evalensi-skizofreniapsikosis-di-indonesia#
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/33745