ASUHAN KEPERAWATAN
2022
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
definisi tersebut risiko perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu
perilaku kekerasan secara verbal dan secara fisik (Muhith Abdul 2015).
secara fisik, emosi dan seksual pada diri sendiri ataupun orang lain (SDKI
bahwa dirinya mampu membahayakan dirinya sendiri dan orang lain baik
(2019) risiko perilaku kekerasan terbagi menjadi dua yaitu risiko perilaku
kekeraan pada diri sendiri (risk for self-directed) dan risko peilaku
kekerasan pada orang lain (risk for other-directed). Dari beberapa definisi
Keterangan :
realitas/terhambat.
perasaan.
(amuk).
Gejala klinis
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi : muka merah, pandangan tajam,
otot tegang, nada suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien
memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.
( Budiana Keliat, 2004)
Penyebab
Pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya
gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gejala Klinis
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budiana Keliat, 1999)
Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti
menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
B. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
1. PENGKAJIAN
respons pasien pada saat ini dan sebelumnya. Tujuan dari pengkajian
a. FAKTOR PREDISPOSISI
b. FAKTOR PRESIPITASI
orang terkasih, kehilangan rasa cinta, takut terhadap penyakit fisik dan
kekerasan.
Gejala klinis
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :
- Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-
tanda marah yang diserasakan oleh klien.
- Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara
tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan
kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.
- Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
- Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
- Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
- Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
d. POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
b. Perilaku kekerasan
3. INTERVENSI
(Prabowo 2014)
a) Cara fisik : tarik nafas dalam saat kesal, pukul bantal ataupun kasur,
keyakinan masing-masing
tali)
cukur)
pasien
perilaku kekerasan
perilaku kekerasan
4. IMPLEMENTASI
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan evaluasi setiap kali
dengan cara nafas dalam, dan pukul bantal atau kasur. Mengontrol secara
kekerasan dengan minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar
(benar klien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu
5. EVALUASI
hasil akhir yang sudah teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang telah