Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN


(RPK)

Disusun Oleh:
Fiqri Nur Asshiddiqie
(4338114401220011)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


HORIZON UNIVERSITY INDONESIA
Jl. Pangkal Perjuangan KM 1 By Pass Karawang, 41316
2024-2025

LAPORAN PENDAHULUAN
(Hari, Tanggal Praktik)

I. Kasus (Masalah Utama)


Resiko Perilaku Kekerasan
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Definisi

Risiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan


dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan
dapat merusak lingkungan sekitar. Tanda dan gejalarisiko perilaku kekerasan
dapat terjadi perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan
sosial. Pada aspek fisik tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan
meningkat, mudah tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri
maupun orang lain (Pardede & Hulu, 2020)
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis.Berdasarkan definisi tersebut maka
perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan pada orang lain adalah tindakan agresif
yang ditujukan untuk melukai atau membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada
lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting dan
semua yang ada di lingkungan. (Putri & Fitrianti, 2018)
Perilaku kekerasan adalah merupakan bentuk kekerasan dan pemaksaan secara
fisik maupun verbal ditunjukkan kepada diri sendiri maupun orang lain. Perilaku
kekerasan adalah salah satu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologi. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering
dipandang sebagai rentang dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan
(violence) di sisi yanglain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan
frustasi, benci atau marah.Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
Berdasarkan keadaan emosi secara mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi
agresif atau melukai karena penggunaan koping yang kurang bagus. (Kandar &
Iswanti, 2019).

B. Rentang respon

Rentang respon kemarahan dari perilaku kekerasan dapat di gambarkan


sebagai berikut, assertif, frustasi, pasif, agresif, dan mengamuk. (Putri, N &
Fitrianti, 2018)

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Keterangan :

1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan


orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.

2. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.

3. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan


perasaan yang dialami.

4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat


dikontrol oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak
orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk
mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang
sama dari orang lain.

5. Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri
maupun terhadap orang lain.

C. Proses terjadinya masalah


a) Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor
herediter yaitu adanya anggotakeluarga yang sering memperlihatkan
atau melakukan perilaku kekerasan, adanya anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, adanyan riwayat penyakit atau trauma
kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA (narkoti, psikotropika dan
zat aditif lainnya).

2) Faktor Psikologis
Pengalaman marah merupakan respon psikologis terhadap stimulus
eksternal, internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan terjadi
sebagai hasil dari akumulasi frustrasi.Frustrasi terjadi apabila
keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau
terhambat. Salah satu kebutuhan manusia adalah “berperilaku”,
apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku
konstruktif, maka yang akan muncul adalah individu tersebut
berperilaku destruktif.

3) Faktor Sosiokultural
Teori lingkungan sosial (social environment theory)menyatakan
bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah. Norma budaya dapat mendukung individu
untuk berespon asertif atau agresif.Perilaku kekerasan dapat dipelajari
secara langsung melalui proses sosialisasi (social learning theory).

b) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi perilaku kekerasan pada setiap individu bersifat unik,
berbeda satu orang dengan yang lain. Stresor tersebut dapat merupakan
penyebab yang brasal dari dari dalam maupun luar individu. Faktor dari
dalam individu meliputi kehilangan relasi atau hubungan dengan orang yang
dicintai atau berarti (putus pacar, perceraian, kematian), kehilangan rasa cinta,
kekhawatiran terhadap penyakit fisik, dll. Sedangkan faktor luar individu
meliputi serangan terhadap fisik, lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang
mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan.

D. Koping mekanisme
Mekanisme koping klien adaptif yaitu mampu berbicara dengan orang lain,
mampu menyelesaikan masalah, tehnik reaksasi, aktifitas kontruktif, melakukan
olahraga. Sedangkan maladaptif klien dengan reaksi berlebih, bekerja berlebih,
menghindar/mengamuk, menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Data
tersebut sesuai dengan teori Purwanto T (2015) yaitu mekanisme koping yang umum
digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement, sublimasi,
depresi, denial, dan reaksi formasi.
Menurut Maramis beberapa mekanisme koping yang dipakai klien marah untuk
melindungi diri antara lain:
a. Sublimasi yaitu menerima suatu sasaran pengganti artinya saat mengami
suatu dorongan, penyalurannya ke arah lain.
b. Proyeksi yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginan yang tidak baik.
c. Represi adalah mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan
masuk ke alam sadar.
d. Reaksi formasi yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekpresikan
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan
menggunakannya sebagai rintangan.
e. Displacement yaitu melepaskan perasaan yang tertekan, melampiaskan pada
obyek yang tidak begitu berbahaya yang membangkitkan emosi itu.

III. a. Pohon masalah

Resiko mencederai (diri sendiri, orang lain, lingkungannya)

Resiko Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

b. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Resiko mencederai (diri sendiri, orang lain, lingkungannya)


2. Resiko perilaku kekerasan (RPK)
3. Harga diri rendah (HDR)

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko mencederai (diri sendiri, orang lain, lingkungannya)
2. Resiko perilaku kekerasan (RPK)
3. Harga diri rendah (HDR)

V. Rencana Tindakan Keperawatan (untuk diagnosa keperawatan prioritas)


No. Diagnosa Perencanaan
keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
1. Risiko TUM : Setelah dilakukan ...x Bina hubungan saling Kepercayaan
perilaku Pasien dapat mengontrol interaksi pasien percaya : dari pasien
kekerasan atau mengendalikan menunjukkan tanda oBeri salam saat merupakan hal
perilaku kekerasan tanda percaya pada berinteraksi yang mutlak
perawat : oPerkenalan, nama serta akan
TUK :  Wajah cerah panggilan perawat, memudahkan
1. Pasien dapat tersenyum dan tujuan perawat dalam
membina hubungan  Mau berkenalan berkenalan melakukan
saling percaya  Ada kontak mata oTanyakan dan pendekatan

 Bersedia panggil nama keperawatan

menceritakan kesukaan pasien terhadap pasien

perasaan oTunjukan sikap


empati jujur dan
menepati janji setiap
kali berinteraksi
oTanyakan perasaan
pasien dan masalah
yang dihadapi pasien
oBuat kontrak
interaksi yang jelas
oDengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
pasien

2. Pasien dapat Setelah dilakukan ...x Bantu pasien Menentukan


mengidentifikasi interaksi dengan pasien, mengungkapkan mekanisme
penyebab perilaku pasien menceritakan perasaan marahnya : koping yang
kekerasan yang penyebab perilaku oMotivasi pasien dimiliki pasien
dilakukannya kekerasan yang untuk menceritakan dalam
dilakukannya : penyebab rasa kesal menghadapi
 Menceritakan atau jengkelnya masalah serta
penyebab oDengarkan tanpa sebagai
perasaan jengkel menyela atau langkah awal
atau kesal baik memberi penilaian dalam
dari diri sendiri setiap ungkapan menyusun
maupun perasaan pasien strategi
lingkungannya berikutnya
3. Pasien dapat Setelah dilakukan ...x Bantu pasien Deteksi dini
mengidentifikasi interaksi dengan pasien, mengungkapkan tanda- sehingga dapat
tanda-tanda perilaku pasien menceritakan tanda perilaku mencegah
kekerasan keadaan : kekerasan yang tindakan yang
 Fisik : mata dialaminya : dapat
merah, tangan o Motivasi pasien membahayakan
mengepal, menceritakan pasien dan
ekspresi tegang kondisi fisik saat lingkungan
dll perilaku sekitar
 Emosional : kekerasan terjadi
perasaan marah, o Motivasi pasien
jengkel, bicara menceritakan
kasar kondisi emosinya
 Sosial : saat terjadi
bermusuhan perilaku
yang dialami kekerasan
saat terjadi o Motivasi pasien
kekerasan menceritakan
kondisi
psikologis saat
terjadi perilaku
kekerasan
o Motivasi pasien
menceritakan
kondisi hubungan
dengan orang lain
saat terjadi
perilaku
kekerasan

4. Pasien dapat Setelah dilakukan ...x Diskusikan dengan Melihat


interaksi dengan pasien,
mengidentifikasi pasien perilaku mekanisme
pasien menjelaskan :
jenis perilaku  Jenis-jenis kekerasan yang koping pasien
kekerasan yang ekspresi dilakukannya selama ini dalam
kemarahan yang
pernah dilakukannya : menyelesaikan
selama ini telah
dilakukannya o Motivasi pasien masalah yang
 Perasaannya menceritakan dihadapi
saat melakukan
jenis-jenis tindak
kekerasan
 Efektivitas cara kekerasan yang
yang dipakai selama ini pernah
dalam dilakukannya
menyelesaikan
masalah o Motivasi pasien
menceritakan
perasaan pasien
setelah tindak
kekerasan
tersebut terjadi
o Diskusikan
apakah dengan
tindak kekerasan
yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi

5. Pasien dapat Setelah dilakukan ...x Diskusikan dengan Membantu


mengidentifikasi interaksi dengan pasien, pasien akibat negatif pasien melihat
akibat perilaku pasien menjelaskan ( kerugian ) cara yang dampak yang
kekerasan akibat tindak kekerasan dilakukan pada : ditimbulkan
yang dilakukannya : o Diri sendiri akibat perilaku
 Diri sendiri : o Orang kekerasan yang
luka, dijauhi lain/keluarga dilakukan
teman dll pasien
 Orang
lain/keluarga :
luka,
tersinggung,
ketakutan dll
 Lingkungan :
barang atau
benda rusak dll

6. Pasien dapat Setelah dilakukan ...x Diskusikan dengan Menurunkan


mengidentifikasi interaksi dengan pasien : pasien : perilaku yang
cara konstruksif  Menjelaskan o Apakah pasien destruktif yang
dalam cara-cara sehat mau mempelajari akan
mengungkapkan mengungkapkan cara baru menciderai
marah mengungkapkan pasien dan
marah yang sehat lingkungan
o Jelaskan berbagai sekitar
alternatif pilihan
unutk
mengungkapkan
marah selain
perilaku
kekerasan yang
diketahui pasien
o Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah :
 Cara fisik :
Nafas dalam,
pukul
bantal/pukul
kasur, olahraga
 Cara verbal :
Mengungkapkan
bahwa dirinya
sedang kesal
kepada orang lain
 Cara sosial :
Latihan asertif
dengan orang lain
 Cara spiritual :
sembahyang/do’a,
dzikir, meditasi
dsb sesuai
keyakinan
agamanya
masing-masing

7. Pasien dapat Setelah dilakukan ...x Diskusikan cara yang keinginan


mendemonstrasikan interaksi dengan pasien, mungkin dipilih dan untuk marah
cara mengontrol pasien memperagakan dianjurkan pasien tidak tahu
perilaku kekerasan cara mengontrol memilih cara yang kapan
perilaku kekerasan : mungkin untuk munculnya,
 Fisik : tarik mengungkapkan serta siapa
nafas dalam, kemarahan : yang akan
memukul bantal  Latih pasien memicunya
atau kasur memperagakan meningkatkan
 Verbal : cara yang kepercayaan
mengungkapkan dipilih : diri pasien
perasaan kesal 1) Peragakan cara serta asertifitas
atau jengkel melaksanakan cara pasien saat
pada orang lain yang dipilih marah/jengkel
tanpa menyakiti 2) Jelaskan manfaat
 Spiritual : cara tersebut
Dzikir/do’a, 3) Anjurkan pasien
mediasi sesuai menirukan
agamanya peragaan yang
sudah dilakukan
4) Berikan penguatan
pada pasien
perbaiki cara yang
belum sempurna
 Anjurkan
pasien
menggunakan
cara yang sudah
dilatih saat
marah atau
jengkel

8. Pasien mendapat Setelah dilakukan ...x  Jelaskan Keluarga


dukungan keluarga interaksi dengan pengertian, merupakan
untuk mengontrol keluarga : penyebab, akibat sistem
perilaku kekerasan  Menjelaskan dan cara merawat pendukung
cara merawat pasien perilaku utama bagi
pasien dengan kekerasan yang pasien
perilaku dapat dilaksanakan
kekerasan oleh keluarga
 Mengungkapkan  Peragakan cara
rasa puas dalam merawat pasien
merawat pasien menangani RPk
 Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan
 Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
 Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
telah dilatih

9. Pasien Setelah dilakukan ...x  Jelaskan manfaat Mensukseskan


menggunakan obat interaksi dengan pasien, menggunakan obat program
sesuai program yang pasien menjelaskan : secara teratur dan pengobatan
telah ditetapkan  Manfaat minum kerugian jika tidak pasien
obat menggunakan obat
 Kerugian tidak  Jelaskan kepada
minum obat pasien :
 Nama obat 1) Jenis obat ( Nama,
 Bentuk dan warna, dan bentuk
warna obat obat )
 Dosis yang 2) Dosis yang tepat
diberikan untuk pasien
kepadanya 3) Waktu pemakaian
 Waktu 4) Cara pemakaian
pemakaian 5) Efek yang akan
 Cara pemakaian dirasakan pasien

 Efek yang  Anjurkan pasien

dirasakan 1) Minta dan


menggunakan obat
tepat waktu
2) Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek
yang tidak biasa
3) Beri pujian
terhadap
kedisiplinan pasien
menggunakan obat

DAFTAR PUSTAKA

Pardede, J. A. (2020). "Efektifitas Behaviour Therapy Terhadap Resiko perilaku Kekerasan


Pada Pasien Skizofrenia." Jurnal Mutiara Ners, 8-14.

Untari, S. N. (2020). "Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Resiko Perilaku
Kekerasan." Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta.
Widiasari, N. (2021). "Intervensi Terapi Murotal Dan Terapi Dzikir Pada Tn.S Dengan
Diagnosis Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan." Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Negeri Alaudin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai