S”
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL
SEMBODRO RSJ GRHASIA
Disusun Oleh :
Sulkarnaen (220300924)
Disusun oleh:
Sulkarnaen (220300924)
Pada tanggal……………
A. Defenisi
Perilaku kekerasan adalah merupakan bentuk kekerasan dan pemaksaan
secara fisik maupun verbal ditunjukkan kepada diri sendiri maupun orang lain.
Perilaku kekerasan adalah salah satu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologi. Perilaku agresif dan perilaku
kekerasan seringdipandang sebagai rentang dimana agresif verbal di suatu sisi
dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yanglain. Suatu keadaan yang
menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci atau marah.Hal ini akan
mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan emosi secara
mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi agresif atau melukai karena
penggunaan koping yang kurang bagus.(Kandar & Iswanti, 2019).
Subjektif
Objektif
Adaptif Maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk
Keterangan :
D. Etiologi
Penyebab dari perilaku kekerasan bukan terdiri cuman satu faktor tetapi termasuk
juga faktor keluarga, media, teman, lingkungan, biologis. Perilaku kekerasan
dapat menimbulkan dampak seperti gangguan psikologis, merasa tidak aman,
tertutup, kurng percaya diri, resiko bunuh diri, depresi, harga diri rendah, ketidak
berdayaan, isolasi sosial (Putri, Arif & Renidayati 2020).
Menurut Direja (2016), ada beberapa faktor penyebab perilaku kekerasan seperti :
1. Faktor predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut di alami oleh individu :
a. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
menyenagkan atau perasaan ditolak, dihina, dianiaya, atau sanksi
penganiayaan.
b. Perilaku reinforcement
Yang diterima saat melakukan kekerasan, dirumah atau di luar rumah,
semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku
kekerasan.
c. Teori psikoanalitik
Menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya ego dan membuat konsep diri
yang rendah. Agresi dapat meningkatkan citra diri serta memberikan
arti dalam hidupnya.
2. Faktor presipitasi Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa
terancam, baik injuri fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Faktor
pencetus sebagai berikut:
a. Klien : kelemahan fisik, keputusan, ketidakberdayaan, kehidupan yang
penuh agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti,
konflik, merasa terancam baik internal maupun eksternal.
E. Penatalaksanaan
diindikasikan untuk melindungi pasien atau orang lain dari cidera pada saat
pasien lagi marah ataupun amuk (Hastuti, Agustina, & Widiyatmoko 2019).