Oleh :
KELOMPOK 4
ANGGOTA :
Skema 2.1 Rentang Respon Marah, Sumber: (Stuart, G. W., Sundeen, 1998)
Keterangan:
1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang
lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan.
Frustasi dapat dialami sebagai suatu 6 ancaman dan kecemasan. Akibat dari
ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
3. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang
dialami.
4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol
oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia
berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan
sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.
5. Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control
diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap
orang lain.
1.4 Etiologi
Penyebab dari perilaku kekerasan bukan terdiri dari satu faktor tetapi termasuk juga
faktor keluarga, media, teman, lingkungan, biologis. Perilaku kekerasan dapat
menimbulkan dampak seperti gangguan psikologis, merasa tidak aman, tertutup, kurng
percaya diri, resiko bunuh diri, depresi, harga diri rendah, ketidak berdayaan, isolasi
sosial (Putri, Arif and Renidayanti, 2020).
1.5 Proses Terjadinya Dilengkapi Dengan Pathway
Proses terjadinya risiko perilaku kekerasan meliputi stressor dari faktor predisposisi
dan presipitasi.
1. Faktor predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi,
artinya mungkinterjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor
berikut di alami oleh individu:
a) Psikologis Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian menyenagkan atau perasaan ditolak, dihina, dianiaya, atau sanksi
penganiayaan.
b) Perilaku reinforcement yang diterima saat melakukan kekerasan, dirumah
atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi
perilaku kekerasan.
c) Teori psikoanalitik Menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Agresi dapat meningkatkan citra diri serta
memberikan arti dalam hidupnya.
2. Faktor presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik injuri
fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Faktor pencetus sebagai berikut:
a) Klien: kelemahan fisik, keputusan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh
agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b) Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik,
merasa terancam baik internal maupun eksternal
(Direja, 2011)
Pathway Risiko Perilaku Kekerasan :
2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien : Baiklah Bapak……
2.1.3 Pengkajian masalah : Apa yang menyebabkan bapak …. Marah? Apakah
kesehatan jiwa sebelumnya bapak …. Pernah marah? Terus
penyebabnya apa? Apakah sama dengan sekarang pak?
Oiya jadi ada 2 ya penyebab marah bapak….
2.4 Reward : Wah luar biasa sekali pak. Bapak hebat sekali
3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan mampu melakukan kegiatan
mengendalikan amarah dengan nafas dalam.
3.2 Evaluasi Objektif : Pasien kooperatif dan antusias saat diajarkan cara
mengendalikan marah. Pasien mampu mengidentifikasi
penyebab marah, tanda gejala, akibat marah.
3.3 Rencana Tindak lanjut : Sekarang kita membuat jadwal Latihan ya pak, berapa
(Resep Keperawatan, hari sekali bapak ingin melatih nafas dalam?
Jadwal Kegiatan Harian,
Cek list Minum Obat)
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Di pertemuan Selanjutnya, bagaimana Kita akan belajar
Selanjutnya cara mengendalikan marah dengan Latihan fisik
Selanjutnya dengan memukul Kasur dan bantal
3.5 Kontrak Waktu : Bagaimana jika saya Kembali lagi setelah makan siang?
pertemuan selanjutnya
3.6 Kontrak tempat : Baik tempatnya tetap disini saja ya?
pertemuan selanjutnya
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DIAGNOSA RESIKO PERILAKU
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN NERS
KEKERASAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SP2 Membantu pasien Latihan mengendalikan Perilaku
kekerasan dengan cara fisik kedua (Evaluasi Latihan
nafas dalam, Latihan mengendalikan perilaku kekerasan
dengan cara fisik kedua, pukul Kasur dan bantal,
Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
1 ORIENTASI
1.1 Salam : Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tadi pagi,
sekarang saya datang lagi pak
1.2 Evaluasi : Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah ada yang
menyebabkan bapak marah?
2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien : Baiklah pak ….
2.1.3 Pengkajian masalah : Kalau ada yang menyebabkan bapak amrah dan muncul
kesehatan jiwa perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain
nafas dalam, bapak dapat memukul Kasur dan bantal
2.2 Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
2.3 Tindakan Keperawatan : Sekarang mari kita Latihan memukul Kasur dan bantal,
dimana kamar bapak? Jadi jika nanti bapak kesal dan
ingin marah, langsung saja bapak ke kamar dan
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul
bantaal dan Kasur (Mencontohkan)
3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan bisa melakukan kegiatan memukul
bantal dan kasur
3.2 Evaluasi Objektif : Tidak tampak tanda gejala pasien marah, pasien
kooperatif dan mampu melakukan kegiatan fisik
memukul bantal dan kasur
3.3 Rencana Tindak lanjut : Nah, jadi bapak, kegiatan ini kita masukkan di daftar
(Resep Keperawatan, kegiatan harian yaa
Jadwal Kegiatan Harian,
Cek list Minum Obat) Selain menarik nafas dalam, sekarang bapak ada
kegiatan Latihan fisik tambahan ya pak
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Baik, nanti kita akan ketemu lagi ya pak. Pembahasan
Selanjutnya Selanjutnya tentang Latihan bicara untuk
mengungkapkan rasa marah
3.5 Kontrak Waktu : Besok? Pagi setalah sarapan bagaimana pak? Dengan
pertemuan selanjutnya waktu 20 menit bagaimana pak
3.6 Kontrak tempat : Mau dimana kita ngobrol pak?
pertemuan selanjutnya
Di pohon depan sana? Baik pak
2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien : Baik bapak……
2.1.3 Pengkajian masalah : Baik apa ada keluhan bapak hari ini?
kesehatan jiwa
Apa yang bapak rasakan hari ini?
3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan masih sulit mengungkapkan rasa
marahnya
3.2 Evaluasi Objektif : Pasien tidak tampak menunjukkan tanda-tanda marah,
Pasien tampak kesulitan saat mengungkapkan
kemarahanya secara verbal
3.3 Rencana Tindak lanjut : Baiklah, kegiatan hari ini akan kita masukkan dijadwal
(Resep Keperawatan, kegiatan ya bapak, Bersama dengan Melatih nafas dalam,
Jadwal Kegiatan Harian, memukul Kasur dan bantal, lalu kegiatan bebicara
Cek list Minum Obat) seperti saat meminta obat dan meminta makanan
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Baik bapak, untuk pertemuan Selanjutnya, kita akan
Selanjutnya membicarakan cara lain untuk mengendalikan marah
dengan cara beribadah. Bagaimana pak?
3.5 Kontrak Waktu : Bapak ingin kapan kita lakukan kegiatan itu?
pertemuan selanjutnya
Saat Menjelah sholat dzuhur? Sebelum makan siang ya
pak, jam 11?
3.6 Kontrak tempat : Di Mushola ruangan ya bapak?
pertemuan selanjutnya
2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien :
2.1.3 Pengkajian masalah : Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang bapak
kesehatan jiwa lakukan
Wah luar biasa, bapak sudah tau urutan sholat yang akan
dilakukan. Sekarang mari kita berdoa Bersama ya pak
2.4 Reward : Wah hebat sekali bapak. Luar biasa MasyaAllah
3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan senang saat melakukan ibadah
3.2 Evaluasi Objektif :
3.3 Rencana Tindak lanjut : Baik bapak, jadi kegiatan hari ini akan kita masukkan ya
(Resep Keperawatan, di daftar kegiatan.
Jadwal Kegiatan Harian, Jadi jadwal kegiatan kita ada 4 ya bapak. Yang pertama,
Cek list Minum Obat) Menarik nafas dalam, yang kedua memukul bantal dan
Kasur saat marah, yang ketiga bercakap cakap secara
verbal dengan nada rendah, dan yang keempat
beribadah.
2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien : Baiklah bapak
2.1.3 Pengkajian masalah : Baiklah, apakah bapak tau obat apa saja yang didapatkan
kesehatan jiwa disini?
Berapa macam obat yang bapak minum setiap harinya
Apakah bapak tau kegunaan obat yang diberikan
Kapan saja obat yang bapak dapatkan diminum
2.2 Diagnosa Keperawatan :
2.3 Tindakan Keperawatan : Baik pak akan saya jelaskan ya. Bapak mendapatkan 3
macam obat. Yang berwarna oranye Namanya CPZ
gunanya agar pikirannya terasa tenang, yang berwarna
putih ini Namanya THP agar bapak merasa rileks dan
tidak tegang dan yang berwarna merah jambu ini
Namanya HLP agar rasa marah bapak dapat berkurang
semua ini harus bapak minum sekaligus 3 kali sehari ya
pak, saat pukul 8 pagi, 2 siang dan 8 malam ya bapak
Jika setelah minum obat mulut bapak terasa kering,
untuk membantu mengatasinya, bapak bisa mengisap-
isaop es batu atau minum air putih. Lalu jika bapak
merasa pusing dan berkunang-kunang, bapak harus
istirahat dan tidak boleh beraktifitas sementara ya
3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan mengerti akan obat yang
dikonsumsinya
3.2 Evaluasi Objektif : Pasien mampu menjelaskan tentang Obat yang di
dapatkan, waktu pemberian dan indikasi pemberian
obat serta akibat jika tidak mengkonsumsi obat
3.3 Rencana Tindak lanjut : Nah jadi sudah berapa cara yang kita pelajari? Sekarang
(Resep Keperawatan, mari kita tambahkan jadwal kegiatan minum obat dalam
Jadwal Kegiatan Harian, daftar kegiatan ya bapak
Cek list Minum Obat)
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Baiklah, kegiatan besok adalah melihat sejauh mana
Selanjutnya bapak bisa melakukan kgiatan dalam daftar kegiatan ya
bapak
3.5 Kontrak Waktu : besok setelah makan siang ya bapak
pertemuan selanjutnya
3.6 Kontrak tempat : Di ruang makan ya bapak
pertemuan selanjutnya
KASUS
KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Seorang perempuan bernama Ny.H usia 35 tahun, bertempat tinggal di Kota Malang, status
perkawinan menikah. Ny.H bekerja sebagai pegawai swasta datang ke RSJ lawang pada tanggal 1
September 2022 pukul 15.00 WIB, karena sering berteriak-teriak, marah-marah, mencederai diri dan
melakukan kekerasan terhadap suaminya. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa Ny. H ke RSJ
Lawang.
ANALISA DATA
DATA MASALAH ETIOLOGI
DS : Risiko Perilaku Resiko perilaku kekerasan terhadap
˗ Klien mengatakan berdebar- Kekerasan orang lain
debar
˗ Klien mengatakan masih Resiko Perilaku Kekerasan
kesal dengan suaminya
˗ Klien mengatakan ingin Koping Individu tidak efektif
memukul sesuatu
DO : Kegagalan Psikologi
˗ Mata melotot/pandangn
tajam.
˗ Tangan mengepal dan
Rahang mengatup.
˗ Wajah memerah.
˗ Postur tubuh kaku.
˗ Suara keras.
˗ Bicara kasar, ketus.
˗ Menyerang orang lain dan
Melukai diri sendiri/orang
lain
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN TERINTEGRASI
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
WAKTU PPA SOAP INSTRUKSI VERIFIKASI
Tgl Perawat S: ˗ Klien mengatakan sudah tidak berdebar-debar 1. Identifikasi bentuk DPJP
15/09/202 ˗ Klien mengatakan perasaan kesal dengan suaminya menurun kemarahan klien
2 ˗ Klien mengatakan tidak ingin memukul sesuatu 2. Latih cara
Jam 10.00 ˗ Klien mengatakan perasaan lebih lega mengendalikan
WIIB kemarahan
O: ˗ Mata melotot/pandangn tajam. 3. Masukkan kegiatan
˗ Tangan mengepal dan Rahang mengatup. latihan dalam
˗ Wajah memerah. kegiatan sehari-
˗ Postur tubuh tampak lebih rileks. hari pasien
˗ Suara Keras.
˗ Bicara dengan rileks.
A: Risiko Perilaku Kekerasan