Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUGAS PRATIKUM

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Praktik Keperawatan Psikiatrik
Yang dibimbing oleh Ns. Renny Nova., S.Kep.M.Kep.Sp.Kep.J

Oleh :
KELOMPOK 4
ANGGOTA :

1. Maria Ermelinda Ngadha (225070209111034)


2. Aras (225070209111035)
3. Ana maria imelda wea wona (225070209111036)
4. Helena wea ito (225070209111037)
5. Muzdalifa S. Taslim (225070209111038)
6. Indri agustina (225070209111039)
7. Falidat (225070209111040)
8. Maria pryadharsini narulita (225070209111041)
9. Jihan salsabila (225070209111042)
10. Sintha nurria (225070209111043)
11. Hanisa Iis Ariska (225070209111044)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DAPERTEMEN KEPERAWATAN JIWA

1. Konsep Risiko Perilaku Kekerasan


1.1 Defenisi Perilaku
Kekerasan adalah merupakan bentuk kekerasan dan pemaksaan secara fisik maupun
verbal ditunjukkan kepada diri sendiri maupun orang lain. Perilaku kekerasan adalah
salah satu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologi. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan seringdipandang sebagai
rentang dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi
yanglain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci atau
marah.Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan emosi
secara mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi agresif atau melukai karena
penggunaan koping yang kurang bagus (Kandar and Iswanti, 2019).

1.2 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala perilaku kekerasan berdasarkan standar asuhan keperawatan jiwa
dengan masalah risiko perilaku kekerasan (Pardede, 2019):
Subjektif
 Mengungkapkan perasaan kesal atau marah.
 Keinginan untuk melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
 Klien suka membentak dan menyerang orang lain.
Objektif
 Mata melotot/pandangn tajam.
 Tangan mengepal dan Rahang mengatup.
 Wajah memerah.
 Postur tubuh kaku.
 Mengancam dan Mengumpat dengan kata-kata kotor
 Suara keras.
 Bicara kasar, ketus.
 Menyerang orang lain dan Melukai diri sendiri/orang lain.
 Merusak lingkungan.
 Amuk/agresif
1.3 Rentang Respon Masalah
Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Skema 2.1 Rentang Respon Marah, Sumber: (Stuart, G. W., Sundeen, 1998)
Keterangan:
1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang
lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan.
Frustasi dapat dialami sebagai suatu 6 ancaman dan kecemasan. Akibat dari
ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
3. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang
dialami.
4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol
oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia
berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan
sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.
5. Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control
diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap
orang lain.
1.4 Etiologi
Penyebab dari perilaku kekerasan bukan terdiri dari satu faktor tetapi termasuk juga
faktor keluarga, media, teman, lingkungan, biologis. Perilaku kekerasan dapat
menimbulkan dampak seperti gangguan psikologis, merasa tidak aman, tertutup, kurng
percaya diri, resiko bunuh diri, depresi, harga diri rendah, ketidak berdayaan, isolasi
sosial (Putri, Arif and Renidayanti, 2020).
1.5 Proses Terjadinya Dilengkapi Dengan Pathway
Proses terjadinya risiko perilaku kekerasan meliputi stressor dari faktor predisposisi
dan presipitasi.
1. Faktor predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi,
artinya mungkinterjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor
berikut di alami oleh individu:
a) Psikologis Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian menyenagkan atau perasaan ditolak, dihina, dianiaya, atau sanksi
penganiayaan.
b) Perilaku reinforcement yang diterima saat melakukan kekerasan, dirumah
atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi
perilaku kekerasan.
c) Teori psikoanalitik Menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Agresi dapat meningkatkan citra diri serta
memberikan arti dalam hidupnya.
2. Faktor presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik injuri
fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Faktor pencetus sebagai berikut:
a) Klien: kelemahan fisik, keputusan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh
agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b) Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik,
merasa terancam baik internal maupun eksternal
(Direja, 2011)
Pathway Risiko Perilaku Kekerasan :

Resiko mencederai diri sendiri/lingkungan/orang lain


Akibat

Masalah Utama Perilaku Kekerasan

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Factor predisposisi Factor presipitasi


Penyebab 1. Kegagalan psikologi 1. Merasa terancam,
2. Psikologi reinforcement ketidakberdayaan
3. Tidak terpenuhinya ego 2. Kehilangan orang yang berarti
dan membuat konsep 3. Penghinaan
diri yang rendah 4. kekerasaan

1.6 Mekanisme Koping


Menurut (Prabowo, 2014) mekanisme koping yang dipakai pada pasien perilaku
kekerasan untuk melindungi diri antara lain:
1. Sublimasi
Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk
suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal.
2. Proyeksi
Menyalahkan orang lain kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik.
3. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk kealam sadar.
4. Reaksi formasi
Mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresikan. Dengan melebihkan
sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakan nya sebagai rintangan.
5. Deplacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan. Pada objek yang tidak
begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan emosi.
1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksaan perilaku kekerasan bisa juga dengan melakukan terapi restrain. Restrain
adalah aplikasi langsung kekuatan fisik pada individu, tanpa injin individu tersebut,
untuk mengatasi kebebasan gerak, terapi ini melibatkan penggunaan alat mekanis atau
manual untuk membatasi mobilitas fisik pasien. Terapi restraindapat 8 diindikasikan
untuk melindungi pasien atau orang lain dari cidera pada saat pasien lagi marah
ataupun amuk (Hastuti et al., 2019).
Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengatasi resiko perilaku kekerasan yaitu
melakukan Strategi Pelaksanaan (SP) yang dilakukan oleh klien dengan perilaku
kekerasan adalah diskusi mengenai cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik,
obat, verbal, dan spiritual. Mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dapat dilakukan
dengan cara latihan tarik nafas dalam, dan pukul kasur atau bantal. Mengontrol secara
verbal yaitu dengan cara menolak dengan baik, meminta dengan baik, dan
mengungkapka dengan baik. Mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual dengan
cara shalat dan berdoa. Serta mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat
secara teratur dengan prinsip lima benar (benar klien, benar nama obat, benar cara
minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) (Sujarwo and Livana,
2019).
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Perilaku Kekerasan
2.1 Pengkajian
1. Identitas
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang: nama perawat, nama klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang
akan dibicarakan. Ada usia pasien dan nomor rekam medik.
2. Alasan Masuk
Biasanya alasan utama pasien untuk masuk ke rumah sakit yaitu pasien sering
mengungkapkan kalimat yang bernada ancaman, kata-kata kasar, ungkapan ingin
memukul serta memecahkan perabotan rumah tangga. Pada saat berbicara wajah
pasien terlihat memerah dan tegang, pandangan mata tajam, mengatupkan rahang
dengan kuat, mengepalkan tangan. Biasanya tindakan keluarga pada saat itu yaitu
dengan mengurung pasien atau memasung pasien. Tindakan yang dilakukan
keluarga tidak dapat merubah kondisi ataupun perilaku pasien.
3. Faktor Predisposisi
Biasanya pasien dengan perilaku kekerasan sebelumnya pernah mendapat
perawatan di rumah sakit. Pengobatan yang dilakukan masih meninggalkan gejala
sisa, sehingga pasien kurang dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Biasanya
gejala sisa timbul merupakan akibat trauma yang dialami pasien berupa
penganiayaan fisik, kekerasan di dalam keluarga atau lingkungan, tindakan
kriminal yang pernah disaksikan, dialami ataupun melakukan kekerasan tersebut.
4. Pemeriksaan Fisik
Biasanya saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan
darah meningkat, nadi cepat, pernafasan akan cepat ketika pasien marah, mata
merah, mata melotot, pandangan mata tajam, otot tegang, suara tinggi, nada yang
mengancam, kasar dan kata-kata kotor, tangan menggepal, rahang mengatup serta
postur tubuh yang kaku.
2.2 Diagnosa Keperawatan
DIANGNOSA
DATA PATHWAY DIAGNOSA MEDIA
KEPERAWATAN
DS ˗ Klien mengatakan Resiko perilaku Risiko Perilaku - Gangguan
berdebar-debar kekerasan Kekerasan psikotik/sikozofrenia
˗ Klien mengatakan terhadap orang
masih kesal dengan lain
suaminya
˗ Klien mengatakan Resiko Perilaku
ingin memukul Kekerasan
sesuatu
D ˗ Mata Koping
O melotot/pandangn Individu tidak
tajam. efektif
˗ Tangan mengepal
dan Rahang Kegagalan
mengatup. Psikologi
˗ Wajah memerah.
˗ Postur tubuh kaku.
˗ Suara keras.
˗ Bicara kasar, ketus.
˗ Menyerang orang
lain dan Melukai diri
sendiri/orang lain
2.3 Intervensi (baik generalis maupun terapi modalitas bisa menggunakan 3N atau 3S)
DIAGNOSA KRITERI RASIONAL
TUJUAN Intervensi
KEPERAWATAN A HASIL
Risiko Perilaku Setelah dilakukan SLKI : Pencegahan Perilaku 1. Mengetahui benda
Kekerasan b.d tindakan Kontrol Diri Kekerasan (I.09288) yang berpotensi
kerusakan kontrol keperawatan selama (L.09076) Observasi membahaykan
implus 3x24 jam, 1.Verbalisasi 1) Monitor adanya 2. Lingkungan yang
diharapkan klien ancaman benda yang aman dapat
dapat mengontrol kepada orang berpotensi memberikan rasa
perilaku kekerasan lain (5) membahayan nyaman pada
atau mengontrol 2.Verbalisasi Terapeutik pasien.
marah umpatan (5) 2) Pertahankan 3. Mengetahui
3.Perilaku lingkungan yang perasaan dan
menyerang (5) aman respon pasien
4.Perilaku 3) Diskusikan 4. Agar pasien dapat
melukai perasaan dan mengontrol
diri/orang lain respon terhadap terjadinya
(5) penyebab kemarahan
5.Suara keras 5. Agar pasien dapat
kemarahan.
(5) mengetahui cara
4) Menjelaskan cara
6.Bicara ketus mengontrol
(5) mengontrol kemarahan dengan
perilaku latihan fisik
kekerasan dengan 6. Agar pasien dapat
cara tarik nafas mengetahui cara
dalam dan pukul mengontrol
kasur/bantal, kemarahan
minum obat rutin, dengan minum
verbal/bicara obat dengan benar
baik-baik, dan 7. Agar pasien dapat
mengetahui cara
spiritual
mengontrol
Edukasi
kemarahan dengan
5) Latih klien cara verbal yang baik
mengontrol 8. Agar pasien dapat
perilaku mengetahuicara
kekerasan dengan mengontrol
cara tarik nafas kemarahan dengan
dalam dan pukul spiritual
kasur/bantal (SP 9. Pemberian obat
1) antipsikotik dan
6) Latih klien cara antiansietas akan
mengontrol memberikan
dampak
perilaku
ketenangan pada
kekerasan dengan pasien.
6 langkah benar
obat (SP 2)
7) Latih klien cara
mengontrol
DIAGNOSA KRITERI RASIONAL
TUJUAN Intervensi
KEPERAWATAN A HASIL
perilaku
kekerasan dengan
cara verbal/
bicara baik-baik
8) Latih klien cara
mengontrol
perilaku
kekerasan dengan
cara spiritual
Kolaborasi
9) Kolaborasi
pemberian obat
antipsikotik dan
antiansietas

2.4 Implementasi dilengkapi dengan SPTK


Terlampir
3. Referensi
Direja, A.H.S. (2011) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hastuti, R.Y. et al. (2019) ‘Pengaruh Restrain Terhadap Penurunan Skore Panss Ec the Effect
of Restrain on Impairment of Ec Panss Scores in Schizophrenic Patients With Violent
Behavior’, 7(2), pp. 135–144.
Kandar, K. and Iswanti, D.I. (2019) ‘Faktor Predisposisi dan Prestipitasi Pasien Resiko
Perilaku Kekerasan’, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), p. 149. Available at:
https://doi.org/10.32584/jikj.v2i3.226.
Pardede, J.A. (2019) ‘Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Risiko Perilaku Kekerasan’,
pp. 3–7. Available at: https://doi.org/10.31219/osf.io/we7zm.
Prabowo, E. (2014) Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, M., Arif, Y. and Renidayanti (2020) ‘Pengaruh Metode Student Team Achivement
Division Terhadap Pencegahan Perilaku Kekerasan’, Journal Binawakya, 14(10), pp.
3317–3326.
Stuart, G. W., Sundeen, J. (1998) Keperawatan Jiwa (Terjemahan). 3rd edn. Jakarta: EGC.
Sujarwo, S. and Livana, P. (2019) ‘Studi Fenomenologi : Strategi Pelaksanaan Yang Efektif
Untuk Mengontrol Perilaku Kekerasan Menurut Pasien Di Ruang Rawat Inap Laki
Laki’, Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(1), p. 29. Available at:
https://doi.org/10.26714/jkj.6.1.2018.29-35.
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DIAGNOSA RESIKO PERILAKU
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN NERS KEKERASAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SP1 Membina Hubungan saling percaya, mengidentifikasi
penyebab marah, tanda dan gejala yang dirasakan,
perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik
pertama (Latihan nafas dalam)
1 ORIENTASI
1.1 Salam : Selamat Pagi pak. Perkenalkan nama saya …. Panggil
saya…. Saya perawat yang dinas di Ruangan Kapuas ini.
Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 pagi hingga jam 2
siang. Saya akan merawat bapak selama bapak berada di
rumah sakit ini. Nama bapak siapa? Dan senangnya
dipanggil apa pak?
1.2 Evaluasi : Bagaimana perasaan bapak saat ini?
1.3 Validasi : Masih ada perasaan kesal atau marah? Apa yang terjadi
dirumah?
1.4 Kontrak Topik : Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang
perasaan marah bapak
1.5 Kontrak Tujuan : Tujuan kegiatan kita hari ini adalah untuk mencari tahu
penyebab marah bapak dan melatih bapak untuk
mengatasinya pak
1.6 Kontrak Waktu : Berapa lama bapak mau berbincang-bincang?
Bagaimana kalua 20 menit?
1.7 Kontrak Tempat : Bagaimana Jika berbincang di teras depan?

2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien : Baiklah Bapak……
2.1.3 Pengkajian masalah : Apa yang menyebabkan bapak …. Marah? Apakah
kesehatan jiwa sebelumnya bapak …. Pernah marah? Terus
penyebabnya apa? Apakah sama dengan sekarang pak?
Oiya jadi ada 2 ya penyebab marah bapak….

Pada saat penyebab marah itu terjadi, seperti saat bapak


pulang kerumah dan istri belum menyiapkan makanan
(misalnya) apa yang bapak rasakan? (Tunggu reaksi
pasien)

Apakah bapak merasa sangat kesal, kemudian bapak


berdebar debar, melotot, rahangnya terkatup rapat dan
tangan mengepal?

Setelah itu apa yang bapak lakukan?


Jadi bapak melakukan (kekerasan) apa kerugian dari
yang bapak A lakukan?
Menurut bapak adakah cara yang lebih baik? Apakah
bapak mau belajar mengungkapkan kemarahan dengan
baik tanpa menimbulkan kerugian?
2.2 Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
2.3 Tindakan Keperawatan : Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan
pak. Salah satunya melalui kegiatan fisik, jadi dengan
melakukan kegiatan fisik rasa marah bisa tersalurkan

Bagaimana kalua kita belajar satu cara dulu untuk hari


ini pak?

Begini, jika tanda-tanda marah sudah bapak rasakan,


bapak berdiri, lalu Tarik nafas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan atau tiup perlahan melalui
mulut seperti mengeluarkan kemarahan

Ayo coba lagi pak, Baguss, lalukan 5x secara bergantian


pak

2.4 Reward : Wah luar biasa sekali pak. Bapak hebat sekali

3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan mampu melakukan kegiatan
mengendalikan amarah dengan nafas dalam.
3.2 Evaluasi Objektif : Pasien kooperatif dan antusias saat diajarkan cara
mengendalikan marah. Pasien mampu mengidentifikasi
penyebab marah, tanda gejala, akibat marah.
3.3 Rencana Tindak lanjut : Sekarang kita membuat jadwal Latihan ya pak, berapa
(Resep Keperawatan, hari sekali bapak ingin melatih nafas dalam?
Jadwal Kegiatan Harian,
Cek list Minum Obat)
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Di pertemuan Selanjutnya, bagaimana Kita akan belajar
Selanjutnya cara mengendalikan marah dengan Latihan fisik
Selanjutnya dengan memukul Kasur dan bantal
3.5 Kontrak Waktu : Bagaimana jika saya Kembali lagi setelah makan siang?
pertemuan selanjutnya
3.6 Kontrak tempat : Baik tempatnya tetap disini saja ya?
pertemuan selanjutnya
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DIAGNOSA RESIKO PERILAKU
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN NERS
KEKERASAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SP2 Membantu pasien Latihan mengendalikan Perilaku
kekerasan dengan cara fisik kedua (Evaluasi Latihan
nafas dalam, Latihan mengendalikan perilaku kekerasan
dengan cara fisik kedua, pukul Kasur dan bantal,
Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
1 ORIENTASI
1.1 Salam : Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tadi pagi,
sekarang saya datang lagi pak
1.2 Evaluasi : Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah ada yang
menyebabkan bapak marah?

Bagaimana yang saya ajarkan tadi pagi? Apakah bapak


sudah bisa melakukan nya ecara mandiri?
1.3 Validasi :
1.4 Kontrak Topik : Baiklah sekarang kita akan belajar cara mengendalikan
marah yang kedua dengan Latihan fisik memukul bantal
dan kasur
1.5 Kontrak Tujuan : Tujuannya masih sama ya pak, untuk mengendalikan
perasan marah bapak
1.6 Kontrak Waktu : Mau berapa lama bapak? Seperti tadi pagi 20 menit?
1.7 Kontrak Tempat : Baiklah, jadi kita akan Latihan di teras seperti tadi pagi
ya pak

2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien : Baiklah pak ….
2.1.3 Pengkajian masalah : Kalau ada yang menyebabkan bapak amrah dan muncul
kesehatan jiwa perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain
nafas dalam, bapak dapat memukul Kasur dan bantal
2.2 Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
2.3 Tindakan Keperawatan : Sekarang mari kita Latihan memukul Kasur dan bantal,
dimana kamar bapak? Jadi jika nanti bapak kesal dan
ingin marah, langsung saja bapak ke kamar dan
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul
bantaal dan Kasur (Mencontohkan)

Nah sekarang coba bapak pukul Kasur dan bantalnya

Cara ini dapat bapak lakukan secara rutin y ajika ada


perasaan marah, tetapi, setelah melakukan tindaka itu,
bapak jangan lupa ya merapikan tempat tidur Kembali
ya
2.4 Reward : Wah luar biasa sekali bapak hari ini. Sangat bersemangat
ya pak

3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan bisa melakukan kegiatan memukul
bantal dan kasur
3.2 Evaluasi Objektif : Tidak tampak tanda gejala pasien marah, pasien
kooperatif dan mampu melakukan kegiatan fisik
memukul bantal dan kasur
3.3 Rencana Tindak lanjut : Nah, jadi bapak, kegiatan ini kita masukkan di daftar
(Resep Keperawatan, kegiatan harian yaa
Jadwal Kegiatan Harian,
Cek list Minum Obat) Selain menarik nafas dalam, sekarang bapak ada
kegiatan Latihan fisik tambahan ya pak
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Baik, nanti kita akan ketemu lagi ya pak. Pembahasan
Selanjutnya Selanjutnya tentang Latihan bicara untuk
mengungkapkan rasa marah
3.5 Kontrak Waktu : Besok? Pagi setalah sarapan bagaimana pak? Dengan
pertemuan selanjutnya waktu 20 menit bagaimana pak
3.6 Kontrak tempat : Mau dimana kita ngobrol pak?
pertemuan selanjutnya
Di pohon depan sana? Baik pak

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DIAGNOSA RESIKO PERILAKU
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN NERS KEKERASAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SP 3 Membantu pasien Latihan mengendalikan perilaku
kekerasan secara social/verbal (Evaluasi jadwal harian
tentang du acara fisik mengendalikan perilaku
kekerasan, Latihan mengungkapkan rasa marah secara
verbal (Menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal
Latihan mengungkapkan marah secara verbal.
1 ORIENTASI
1.1 Salam : Selamat pagi Bapak…

1.2 Evaluasi : Bagaimana perasaan bapak hari ini?

Apakah sudah dilakukan Latihan Tarik nafas dalam dan


pukul Kasur bantal?
1.3 Validasi : Apa yang bapak rasakan setelah melakukan Latihan
dengan teratur pak?
Apakah perasaan marah yang bapak rasakan sudah
berkurang?

Boleh saya lihat jadwal latihannya? Wah semua nya


sudah dilakukan dengan mandiri, luar biasa sekali
1.4 Kontrak Topik : Baiklah, sesuai dengan kontrak kemarin, kita akan
melakukan Latihan berbicara yang baik untuk
mencegah marah
1.5 Kontrak Tujuan : Tujuan nya masih sama ya bapak, untuk mengendalikan
perasaan marah bapak dengan hal yang positif
1.6 Kontrak Waktu : Bagaimana jika kegiatan ini kita lakukan 20 menit?
1.7 Kontrak Tempat : Dibawah pohon di depan sana ya pak?

2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien : Baik bapak……
2.1.3 Pengkajian masalah : Baik apa ada keluhan bapak hari ini?
kesehatan jiwa
Apa yang bapak rasakan hari ini?

Apakah ada yang membuat bapak marah kemarin dan


pagi ini?
2.2 Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
2.3 Tindakan Keperawatan : Baiklah Pak, Sekarang kita akan berlatih berbicara yang
baik untuk mecegah marah. Jadi, jika bapak marah dan
sudah dislurkan melalui Tarik nafas dalam atau pukul
Kasur bantal dan sudah merasa lega, kita perlu bicara
dengan orang yang membuat kita marah. Ada 3 cara pak
yang bisa digunakan:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada
suara yang rendah serta tidak menggunakan kata
kata kasar. Kemarin kan bapak bilang istri bapak
kan tidak mau memberi uang, “Bu saya perlu
uang untuk membeli the” coba bapak ulangi apa
yang saya katanya. Wah bagus sekalii bapak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh
bapak atau meminta tolong bapak untuk
melakukan suatu hal dan bapak tidak ingin
melakukannya, coba katakana dengan suara
rendah “Maaf saya tidak dapat melakukannya”
bisa ulangi apa yang saya ucapkan pak? Wah luar
biasa sekali bapak
Cara mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal, bapak bisa mengatakan,
“Saya jadi ingin marah karena hal yang kamu lakukan
pada saya” bisa bapak ulangi apa yang saya ucapkan?
Wah luar biasa
2.4 Reward : Wah bapak luar biasa sekali, sudah bisa melakukan
kegiatan kita hari ini

3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan masih sulit mengungkapkan rasa
marahnya
3.2 Evaluasi Objektif : Pasien tidak tampak menunjukkan tanda-tanda marah,
Pasien tampak kesulitan saat mengungkapkan
kemarahanya secara verbal
3.3 Rencana Tindak lanjut : Baiklah, kegiatan hari ini akan kita masukkan dijadwal
(Resep Keperawatan, kegiatan ya bapak, Bersama dengan Melatih nafas dalam,
Jadwal Kegiatan Harian, memukul Kasur dan bantal, lalu kegiatan bebicara
Cek list Minum Obat) seperti saat meminta obat dan meminta makanan
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Baik bapak, untuk pertemuan Selanjutnya, kita akan
Selanjutnya membicarakan cara lain untuk mengendalikan marah
dengan cara beribadah. Bagaimana pak?
3.5 Kontrak Waktu : Bapak ingin kapan kita lakukan kegiatan itu?
pertemuan selanjutnya
Saat Menjelah sholat dzuhur? Sebelum makan siang ya
pak, jam 11?
3.6 Kontrak tempat : Di Mushola ruangan ya bapak?
pertemuan selanjutnya

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DIAGNOSA RESIKO PERILAKU
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN NERS KEKERASAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SP 4 Bantu pasien Latihan mengendalikan perilaku kekerasan
secara spiritual (Diskusikan hasil Latihan mengontrol
perilaku kekerasan secara fisik, social/verbal yaitu
dengan cara ibadah dan berdoa. Buat jadwal Latihan
ibadah dan berdoa
1 ORIENTASI
1.1 Salam : Selamat siang bapak….. Sesuai janji saya tadi pagi,
sekarang saya datang lagi ya bapak
1.2 Evaluasi : Bagaimana pak? Latihan apa yang sudah dilakukan? Apa
yang dirasakan setelah melakukan Latihan secara
teratur?
1.3 Validasi : Bagus sekali bapak, bagaimana dengan rasa marahnya?
1.4 Kontrak Topik : Bagaiaman kalua kita sekarang Latihan cara lain untuk
mecegah rasa marah, yaitu dengan ibadah bapak
1.5 Kontrak Tujuan : Tujuanya untuk mengatasi rasa marah bapak
1.6 Kontrak Waktu : Baiklah kita akan berbincang-bincang dimana pak? Jam
11 ya akan kita lakukan 20 menit untuk berbincang dan
10 menit untuk melakukan ibadah ya
1.7 Kontrak Tempat : Baik di mushola ya pak

2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien :
2.1.3 Pengkajian masalah : Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang bapak
kesehatan jiwa lakukan

Wah bagus, jadi sholat ada berapa waktu pak?

Bisa disebutkan shola tapa saja pak?

Kegiatan ibadah yang mana yang ingin bapak lakukan

Masih ingat cara berwudhu pak?


2.2 Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
2.3 Tindakan Keperawatan : Baiklah mari sekarang kita lakukan Tindakan berwudhu
ya pak

Wah luar biasa pak,

Sekarang bapak menggunakan sarung dan kopiah dahulu


ya sebelum sholat

Wah luar biasa, bapak sudah tau urutan sholat yang akan
dilakukan. Sekarang mari kita berdoa Bersama ya pak
2.4 Reward : Wah hebat sekali bapak. Luar biasa MasyaAllah

3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan senang saat melakukan ibadah
3.2 Evaluasi Objektif :
3.3 Rencana Tindak lanjut : Baik bapak, jadi kegiatan hari ini akan kita masukkan ya
(Resep Keperawatan, di daftar kegiatan.
Jadwal Kegiatan Harian, Jadi jadwal kegiatan kita ada 4 ya bapak. Yang pertama,
Cek list Minum Obat) Menarik nafas dalam, yang kedua memukul bantal dan
Kasur saat marah, yang ketiga bercakap cakap secara
verbal dengan nada rendah, dan yang keempat
beribadah.

Tiap kegiatan yang sudah dilakukan, jangan lupa ya pak


ditulis huruf M kalo tidak ditulis Huruf T
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Baiklah besok kita bertemu lagi ya bapak untuk Latihan
Selanjutnya mengendalikan perilaku kekerasan dengan minum obat
3.5 Kontrak Waktu : Bagaimana jika jam 8 pagi saja pak?
pertemuan selanjutnya
3.6 Kontrak tempat : Dibawah pohon diteras depan ya pak?
pertemuan selanjutnya
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
DIAGNOSA RESIKO PERILAKU
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN NERS KEKERASAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SP 5 Membantu pasien mengendalikan perilaku kekerasan
dengan obat (Bantu pasien minum obat secara teratur
dengan prinsip 5 benar) disertai dengan penjelasan
mengenai obat yang akan diminum, susun jadwal minum
obat secara teratur
1 ORIENTASI
1.1 Salam : Selamat Pagi Bapak
Wah bapak segar sekali hari ini
1.2 Evaluasi : Bagaimana perasaan bapak hari ini
Apakah ada yang membuat bapak marah hari ini
1.3 Validasi : Wah luar biasa. Kemarin kita sudah belajar
mengendalikan marah ya pak dengan beribadah, lalu di
pertemuan Selanjutnya sudah mengendalikan marah
dengan berbicara, dengan Latihan nafas dalam dam
memukul bantal Kasur
1.4 Kontrak Topik : Sesuai dengan perjanjian kemarin, hari ini kita akan
membuat jadwak minum obat dan cara minum obat
dengan baik ya pak
1.5 Kontrak Tujuan : Tujuan dari meminum obat ini sama seperti sebelumnya
ya bapak, untuk mengendalikan perasan marah bapak
1.6 Kontrak Waktu : Bagaimana kegiatan ini kita lakukan selana 20 menit
pak?
1.7 Kontrak Tempat : Di ruang makan ya pak?

2 KERJA
2.1 Pengkajian :
2.1.1 Identitas Klien : Baiklah bapak
2.1.3 Pengkajian masalah : Baiklah, apakah bapak tau obat apa saja yang didapatkan
kesehatan jiwa disini?
Berapa macam obat yang bapak minum setiap harinya
Apakah bapak tau kegunaan obat yang diberikan
Kapan saja obat yang bapak dapatkan diminum
2.2 Diagnosa Keperawatan :
2.3 Tindakan Keperawatan : Baik pak akan saya jelaskan ya. Bapak mendapatkan 3
macam obat. Yang berwarna oranye Namanya CPZ
gunanya agar pikirannya terasa tenang, yang berwarna
putih ini Namanya THP agar bapak merasa rileks dan
tidak tegang dan yang berwarna merah jambu ini
Namanya HLP agar rasa marah bapak dapat berkurang
semua ini harus bapak minum sekaligus 3 kali sehari ya
pak, saat pukul 8 pagi, 2 siang dan 8 malam ya bapak
Jika setelah minum obat mulut bapak terasa kering,
untuk membantu mengatasinya, bapak bisa mengisap-
isaop es batu atau minum air putih. Lalu jika bapak
merasa pusing dan berkunang-kunang, bapak harus
istirahat dan tidak boleh beraktifitas sementara ya

Jika tidak minum obat, efeknya akan membuat perasaan


bapak tidak nyaman sehingga menyebabkan bapak akan
marah

Bisa bapak ulangi yang saya jelaskan tadi pak?


2.4 Reward : Wah luar biasa

3 TERMINASI
3.1 Evalusi Subjektif : Pasien mengatakan mengerti akan obat yang
dikonsumsinya
3.2 Evaluasi Objektif : Pasien mampu menjelaskan tentang Obat yang di
dapatkan, waktu pemberian dan indikasi pemberian
obat serta akibat jika tidak mengkonsumsi obat
3.3 Rencana Tindak lanjut : Nah jadi sudah berapa cara yang kita pelajari? Sekarang
(Resep Keperawatan, mari kita tambahkan jadwal kegiatan minum obat dalam
Jadwal Kegiatan Harian, daftar kegiatan ya bapak
Cek list Minum Obat)
3.4 Kontrak Topik Pertemuan : Baiklah, kegiatan besok adalah melihat sejauh mana
Selanjutnya bapak bisa melakukan kgiatan dalam daftar kegiatan ya
bapak
3.5 Kontrak Waktu : besok setelah makan siang ya bapak
pertemuan selanjutnya
3.6 Kontrak tempat : Di ruang makan ya bapak
pertemuan selanjutnya
KASUS
KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Seorang perempuan bernama Ny.H usia 35 tahun, bertempat tinggal di Kota Malang, status
perkawinan menikah. Ny.H bekerja sebagai pegawai swasta datang ke RSJ lawang pada tanggal 1
September 2022 pukul 15.00 WIB, karena sering berteriak-teriak, marah-marah, mencederai diri dan
melakukan kekerasan terhadap suaminya. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawa Ny. H ke RSJ
Lawang.

ANALISA DATA
DATA MASALAH ETIOLOGI
DS : Risiko Perilaku Resiko perilaku kekerasan terhadap
˗ Klien mengatakan berdebar- Kekerasan orang lain
debar
˗ Klien mengatakan masih Resiko Perilaku Kekerasan
kesal dengan suaminya
˗ Klien mengatakan ingin Koping Individu tidak efektif
memukul sesuatu
DO : Kegagalan Psikologi
˗ Mata melotot/pandangn
tajam.
˗ Tangan mengepal dan
Rahang mengatup.
˗ Wajah memerah.
˗ Postur tubuh kaku.
˗ Suara keras.
˗ Bicara kasar, ketus.
˗ Menyerang orang lain dan
Melukai diri sendiri/orang
lain
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN TERINTEGRASI
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
WAKTU PPA SOAP INSTRUKSI VERIFIKASI
Tgl Perawat S: ˗ Klien mengatakan sudah tidak berdebar-debar 1. Identifikasi bentuk DPJP
15/09/202 ˗ Klien mengatakan perasaan kesal dengan suaminya menurun kemarahan klien
2 ˗ Klien mengatakan tidak ingin memukul sesuatu 2. Latih cara
Jam 10.00 ˗ Klien mengatakan perasaan lebih lega mengendalikan
WIIB kemarahan
O: ˗ Mata melotot/pandangn tajam. 3. Masukkan kegiatan
˗ Tangan mengepal dan Rahang mengatup. latihan dalam
˗ Wajah memerah. kegiatan sehari-
˗ Postur tubuh tampak lebih rileks. hari pasien
˗ Suara Keras.
˗ Bicara dengan rileks.
A: Risiko Perilaku Kekerasan

P: Planning untuk Klien: Mengingat-ingat cara mengontrol marah


Planning perawat: Pertemuan selanjutnya : SP 2: Mengajarkan cara
mengontrol marah dengan cara kedua yaitu minum obat dengan 6
langkah benar
RESEP KEPERAWATAN PASIEN HARGA DIRI RENDAH KRONIK

NO Kegiatan Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu


M B T M B T M B T M B T M B T M B T
1 Latihan relaksasi
nafas dalam dan
memukul bantal
2 Minum obat dengan
prinsip 6 benar obat
3 cara verbal/ bicara
baik-baik
4 Spiritual

Anda mungkin juga menyukai