Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

RISIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Jiwa

PEMBIMBING

Meti Agustini, Ns., M.Kep.


Maradona, S.Kep., Ns.

Disusun Oleh:
Nama : RISDAYANTI, S.Kep.
NIM : 1914901210148

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

1. Definisi
Perilaku Kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan
dapat dilakukan secara verbal, diiarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung kekerasaan
atau riwayat perilaku kekerasan.
Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan ditujukan pada diri sendiri/orang
lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan. Perilaku kekerasan atau agresif
merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan khusus, tapi lebih merujuk pada suatu
perangkat perasaan-perasaan tertentu yang biasanya disebut dengan perasaan marah (Depkes
RI, 2006, Berkowitz, 1993 dalam Dermawan dan Rusdi, 2013).

2. Etiologi
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi risiko perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut :
a. Faktor Predisposisi meliputi :
1) Psikologis menjadi salah satu faktor penyebab karena kegagalan yang dialami dapat
menimbulkan seseorang menjadi frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau
perilaku kekerasan.
2) Perilaku juga mempengaruhi salah satunya adalah perilaku kekerasan, kekerasan yang
didapat pada saat setiap melakukan sesuatu maka perilaku tersebut diterima
sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan diadopsi dan dijadikan perilaku yang
wajar.
3) Sosial budaya dapat mempengaruhi karena budaya yang pasif-agresif dan kontrol
sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah
kekerasan adalah hal yang wajar.
4) Bioneurologis beberapa pendapat bahwa kerusakan pada sistem limbik, lobus frontal,
lobus temporal, dan ketidakseimbangan neurotransmitter ikut menyumbang terjadi
perilaku kekerasan.
b. Faktor presipitasi yang meliputi :
1) Ekspresi diri dimana ingin menunjukan eksistensi diri atau symbol solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian masal dan
sebagainya.
2) Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi social ekonomi.
3) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan kekerasan
dalam menyelesaikan konflik.
4) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan dirinya
sebagai seorang yang dewasa.
5) Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan alkohlisme dan
tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi.
6) Kematiaan anggota keluaraga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap
perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.

3. Manifestasi Klinis/Tanda dan gejala


Menurut (Damaiyanti 2014) tanda dan gejala yang ditemui pada klien melalui
observasi atau wawancara tentang perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
a. Muka merah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda/orang lain
j. Merusak benda atau barang
k. Tidak memiliki kemampuan mencegah/ mengendalikan perilaku kekerasan.

4. Pohon Masalah

Risiko Perilaku Kekerasan (pada diri sendiri, orang lain,


lingkungan, dan Asertif Pasif Perilaku kekerasan verbal)

Effect

Perilaku Kekerasan

Core

Harga Diri Rendah Kronis

Cause
(Sumber : Damaiyanti 2014)

5. Rentang Respon Marah


Respon marah berfluktuasi sepanjang respon adaptif dan maladaptif
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Pasif Perilaku Kekerasan


Dalam setiap orang terdapat kapasitas untuk berprilaku pasif, asertif, dan agresif/
perilaku kekerasan (Stuart dan Laraia, 2005 dalam Dermawan dan Rusdi 2013).
a. Perilaku asertif merupakan perilaku individu yang mampu menyatakan atau
mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa menyalahkan atau menyakiti orang
lain sehingga perilaku ini dapat menimbulkan kelegaan pada individu.
b. Perilaku pasif merupakan perilaku individu yang tidak mampu untuk mengungkapakn
perasaan marah yang sedang dialami, dilakukan dengan tujuan menghindari suatu
ancaman nyata.
c. Agresif/perilaku kekerasan. Merupakan hasil dari kemarahan yang sangat tinggi atau
ketakutan (panik).
Stress, cemas, harga diri rendah dan rasa bersalah dapat menimbulkan kemarahan
yang dapat mengarah pada perilaku kekerasan. Respon rasa marah bisa diekspresikan
secara eksternal (perilaku kekerasan) maupun internal (depresi dan penyakit fisik).
Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif, menggunakan kata-kata
yang dapat di mengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain, akan memberikan
perasaan lega, menurunkan ketegangan sehingga perasan marah dapat teratasi. Apabila
perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan biasanya dilakukan individu
karena ia merasa kuat. Cara demikian tidak menyelesaikan masalah, bahkan dapat
menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan dan perilaku destruktif.
Perilaku yang tidak asertif seperti menekan rasa marah dilakukan individu seperti
pura-pura tidak marah atau melarikan diri dari perasaan marahnya sehingga rasa marah
tidak terungkap. Kemarahan demikian akan menimbulakn rasa bermusuhan yang lama
dan suatu saat akan menimbulkan perasaaan destruktif yang ditunjukan kepada diri
sendiri. (Dermawan dan Rusdi 2013).

6. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Subjektif :
 Klien mengancam
 Klien mengumpat dengan kata-kata kasar
 Klien mengatakan dendam dan jengkel
 Klien mengatakan ingin berkelahi
 Klien menyalahkan dan menuntut
 Klien meremehkan
Objektif :
 Mata melotot/pandangan tajam
 Tangan mengepal
 Rahang mengatup
 Wajah memerah dan tegang
 Postur tubuh kaku
 Suara keras
b. Diagnosis Keperawatan
Perilaku kekerasan / amuk
c. Rencana Tindakan Keperawatan
 Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi dimasa lalu dan
saat ini
 Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
 Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan, baik fisik,
psikologis, sosial, spiritual, intelektual
 Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan pada saat
marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
 Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku marahnya
 Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan baik secara fisik, obat-
obatan, sosial atau verbal ataupun spiritual.

7. Strategi Pelaksanaan
SP untuk Pasien SP untuk Keluarga
Pertemuan 1 Pertemuan 1
1. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
kekerasan yang dilakukan akibat perilaku kekerasan pasien
2. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan : fisik, 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses
obat, verbal, dan spiritual terjadinya perilaku kekerasan (gunakan booklet)
3. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : 3. Jelaskan cara merawat pasien perilaku kekerasan
tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal 4. Latih satu cara merawat PK dengan melakukan kegiatan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik fisik: tarik nafas dalamdan pukul bantal / kasur
5. Anjurkan untuk membantu sesuai jadwal kegiatan dan
memberikan pujian
Pertemuan 2 Pertemuan 2
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, beri pujian 1. Evalusi kegiatan keluarga dalama merawat / melatih
2. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (6 pasien cara fisik. Beri pujian
benar obat, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
minum obat, akibat jika obat tidak diminum sesuai 3. Latih cara memberikan / membimbing minum obat
program, akibat putus obat) 4. Anjurkan membantu sesuai jadwal kegitan dan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan memberikan pujian
minum obat
Pertemuan 3 Pertemuan 3
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat, serta beri pujian 1. Evaluasi kegiatan keluargan merawat / melatih pasien
2. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1 & 2 dan memberikan obat. Beri pujian
verbal (3 cara, yaitu mengungkapkan, meminta, menolak 2. Latih keluarg acara membimbing : cara berbicara yang
dengan benar) baik
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, 3. Latih keluarga cara membimbing kegiatan spiritual
minum obat dan verbal
Pertemuan 4 Pertemuan 4
1. Evaluasi latihan fisik , obat dan verbal. Beri pujian 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih
2. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara pasien fisik 1 & 2, memberikan obat, cara bicara yang
spiritual (2 kegiatan) baik dan kegiatan spiritual. Beri pujian
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, 2. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda kambuh dan
minum obat, verbal dan spiritual rujukan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan
pujian
Pertemua 5 sd 12 Pertemuan 5 sd 12
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 & 2, minum obat, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/ melatih
verbal dan spiritual, beri pujian pasien fisik 1 & 2, memberikan obat, cara bicara yang
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri baik dan kegiatan spiritual dan follow up. Beri pujian
3. Nilai apakah perilaku kekerasan terkontrol 2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ /
PKM

DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan kedua. Bandung : PT. Refika
Adimata
Dermawan dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa;Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Keliat, B. A. & Akemat. (2012). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas. Jakarta : EGC.

Palangkaraya, 21 September 2020

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Meti Agustini, Ns., M.Kep. Maradona, S.Kep., Ns.

Anda mungkin juga menyukai