III.
A. Pohon Masalah
Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Efek)
Data Masalah
Data Subjektif: Perilaku Kekerasan
Pasien mengatakan ia memukul
ibunya dengan sapu dan
mengeluarkan kata kasar dan tidak
pantas karena tidak ada makanan
dan minuman yang diinginkannya,
Pasien mengatakan sering marah-
marah jika tidak diberikan uang,
Pasien mengatakan susah tidur
dimalam hari,
Pasien mengatakan gelisah.
Pasien mengatakan memiliki
riwayat penggunaan NAPZA.
Data Objektif :
Suara keras
Tangan mengepal
Wajah memerah dan tegang
Pandangan tajam
Mengatupkan rahang dengan kuat •
Mengepalkan tangan
Bicara kasar Nada suara tinggi.
Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi penyebab
“Apa yang menyebabkan Tn. R merasa marah? Apakah Tn. R sebelumnya
pernah marah? Kalau boleh saya tau penyebabnya apa? Samakah penyebabnya
dengan yang sekarang Tn. R rasakan?”
2. Mengidentifikasi tanda – tanda & gejala
“Apakah Tn. R ketika merasa kesal, kemudian dada Tn. R berdebar- debar,
mata melotot, nada suara tinggi, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
3. Mengidetifikasi Perilaku kekerasan yang dilakukan
“Apakah yang biasanya Tn. R lakukan saat marah atau merasa kesal ? Apakah
berbicara nada tinggi, membanting barang atau melampiaskan amarah dengan
melakukan kekerasan fisik pada orang?”
4. Mengidentifikasi akibat Perilaku kekerasan
“Apakah Tn. R dengan marah- marah , keadaan jadi lebih baik?
“Apakah Tn. R mengetahui dampak akibat dari perilaku kekerasan yang Tn. R
lakukan?”
5. Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan napas dalam.
“Menurut Tn. R adakah cara lain yang lebih baik selain marah- marah?”
“Apakah Tn. R bersedia untuk mengungkapkan marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
“Baik, ada beberapa cara fisik untui mengendalikan rasa marah, hari ini kita
latihan belajar satu cara dahulu ya Tn. R”
“Begini Tn. R, jika anda merasakan mengalami tanda- tanda marah seperti
yang kita diskusikan sebelumnya, maka Tn. R berdiri lalu tarik napas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan- lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Coba Tn. R praktikkan lagi dan lakukan perlahan
sebanyak 5x.”
“Wah, bagus sekali Tn. R sudah dapat melakukannya dengan benar.”
“Nah sbaiknya latihan ini dilakukan secara rutin ya... sehingga bila sewaktu-
waktu Tn. R merasa ingin marah muncul, Tn. R sudah terbiasa melakukannya.”
6. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
“Baik Tn. R sekarang kita tulis dulu ya latihan tadi yang sudah kita lakukan
hari ini pada jadwal kegiatan. Berapa kali sehari Tn. R mau latihan napas
dalam? Bagus...”
Terminasi
“Baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya Tn. R, Selamat pagi dan sampai
jumpa!”
DAFTAR PUSTAKA