LAPORAN PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH :
NPM : 022021054
ANGKATAN XVIII
2022/2023
LAPORAN ENDAHULUAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
1. Masalah Utama
Resiko Perilaku Kekerasan
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
Pengungkapkan kemarahan secara tidak langsung dan konstrukstif pada
waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk
mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang ditekan atau pura-
pura tidak marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu
hubungan interpersonal. Sedangkan menurut Carpenito 2000, Perilaku
kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko
menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain.
Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang
dirasakan sebagai pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta
mengungkapkan secara verbal sehingga mendemostrasikan pemecahan
masalah dengan cara yang tidak adekuat (Rawlins and Heacoco, 1998).
Sedangkan menurut Keliat (1999), perilaku kekerasan adalah perasaan
marah dan bermusuhan yang kuat disertai dengan hilangnya kontrol diri
atau kendali diri.
Tanda dan gejala :
Muka merah dan tegang
Pandangan tajam
Mengatupkan rahang dengan kuat
Mengepalkan tangan
Jalan mondar-mandir
Bicara kasar
Suara tinggi, menjerit atau berteriak
Mengancam secara verbal atau fisik
Melempar atau memukul benda atua orang lain
Merusak barang atau benda
Tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan
oerilaku kekerasan
b. Penyebab
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan gejala :
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan
diri sendiri)
Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai
harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.
c. Akibat
Pasien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang
orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll. Sehingga pasien
dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan
lingkungan.
Tanda dan gejala :
Gejala klinis yang ditemukan pada pasien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :
Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah,
tanda-tanda marah yang diserasakan oleh pasien.
Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang,
nada suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak pasien
memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika
tidak senang.
3. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Data Objektif :
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai:
berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
5. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko Perilaku kekerasan
Pasien Keluarga
SP Ip SP I k
1. Mengidentifikasi penyebab PK 1. Mendiskusikan masalah yang
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala dirasakan keluarga dalam
PK merawat pasien
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat PK 2. Menjelaskan pengertian PK,
5. Menyebutkan cara mengontrol PK tanda dan gejala, serta proses
6. Membantu pasien mempraktekkan terjadinya PK
latihan cara mengontrol fisik I 3. Menjelaskan cara merawat
7. Menganjurkan pasien memasukkan pasien dengan PK
dalam kegiatan harian
SP IIp SP II k
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga mempraktekkan
harian pasien cara merawat pasien dengan PK
2. Melatih pasien mengontrol PK 2. Melatih keluarga melakukan cara
dengan cara fisik II merawat langsung kepada pasien
3. Menganjurkan pasien memasukkan PK
dalam jadwal kegiatan harian
SP IIIp
SP III k
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien 1. Membantu keluarga membuat
2. Melatih pasien mengontrol PK jadual aktivitas di rumah
dengan cara verbal termasuk minum obat (discharge
3. Menganjurkan pasien memasukkan planning)
dalam jadwal kegiatan harian 2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
SP IVp
SP Vp
Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC.
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1998.Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.). St.Louis Mosby Year Book
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,
RSJP Bandung, 2000
Townsend, M.C. 1998. Buku saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan
Psikiatri, edisi 3. Jakarta: EGC.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(PERTEMUAN PERTAMA)
Masalah Utama :
Pertemuan :
Hari/tanggal :
A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
Ds :
Do :
2. Diagnose keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus
a. TUK 1 : pasien dapat membina hubungan saling percaya
b. TUK 2 : pasien dapat mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik
1
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan pasien realistis
b. Evaluasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini?
c. Kontrak
1. Topik : Apakah bapak tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya
hari ini? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang apa yang bapak
alami?
2. Waktu
Apakah bapak bersedia ngobrol sekarang dengan saya 5 menit
saja pak?
3. Tempat
Kira-kira bapak mau berbincang-bincang dimana ? disana atau
disini ?
2. Fase kerja
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak
pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang
sekarang?”
“Pada saat penyebab marah itu ada, apa yang bapak rasakan?” (tunggu
respons pasien)
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, apakah dengan cara ini
yang bapak inginkan terpenuhi ? Apa kerugian cara yang bapak
lakukan? Betul, istri bapak jadi sakit dan takut, piring atau barang lain
pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah
bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka
bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan & bapak bisa juga memukul-mukul bantal/kasur.
Bagaimana kalo bapak langsung mempraktekan dengan panduan dari
saya ? Tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah,
lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya.
Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa
melakukannya”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak?”
b. Evaluasi Obyektif
”Menurut saya bapak mempunyai aspek positif yang perlu
dipertahankan”