Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

OLEH :
NI MADE SEKAR SARI
1902621045

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. Masalah Utama
Perilaku Kekerasan

2. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut
dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif. Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang
dirasakan sebagai pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta
mengungkapkan secara verbal sehingga mendemostrasikan pemecahan
masalah dengan cara yang tidak adekuat (Irfan, 2015).
B. Penyebab
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri:
harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagal mencapai keinginan (Yulianti, 2018).
Tanda dan gejala :
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan
diri sendiri)
- Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
- Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
- Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai
harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.
C. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-
tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya,
seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah
dll. Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk
mencederai diri orang lain dan lingkungan (Yulianti, 2018).
Tanda dan gejala :
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :
- Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah,
tanda-tanda marah yang diserasakan oleh klien.
- Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada
suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien
memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika
tidak senang.

3. Rentang Respon
A. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan / amuk
c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
d. Koping Individu Tidak Efektif
b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan / amuk
Data Subyektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif ;
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
tajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah
Data subyektif:
- Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
- Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin
mengakhiri hidup.
B. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri, harga diri rendah dan


ketidakefektifan koping individu

C. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko Perilaku kekerasan
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1 : Resiko Perilaku Kekerasan
TujuanUmum :
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
 Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut
nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi, panggil klien dengan
nama panggilan yang disukai.
 Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
 Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
 Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal serta
dengarkan.
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
 Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan
saat jengkel/kesal.
 Observasi tanda perilaku kekerasan.
 Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang
dialami klien.
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
 Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
 Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya
selesai?"
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
 Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
 Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan.
 Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
 Diskusikan cara lain yang sehat. Secara fisik : tarik nafas dalam
jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur. Secara
verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal /
tersinggung. Secara spiritual : berdoa, sembahyang, memohon
kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
 Bantu memilih cara yang paling tepat serta mengidentifikasi
manfaat cara yang telah dipilih.
 Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih dan beri pujian.
 Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel /
marah.
8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
 Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui
pertemuan keluarga serta beri reinforcement positif.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
 Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi,
efek dan efek samping), serta bantu klien mengunakan obat
dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan
waktu).
10. Klien dapat memasukkan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan
ke dalam jadwal kegiatan hariannya baik dengan cara pengontrolan
melalui latihan fisik, obat, verbal, maupun spiritual.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M. and Wagner,
Cheryl M. (2013). Nursing Interventtions Classification (NIC), Sixth
Edition.USA : Mosby Elsevier
Herdman, T.H. and Kamitsuru, Shigemi. (2014). Nursing Diagnoses Definitions
and Classification (NANDA) 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell
Irfan, A. (2015). Representasi adegan kekerasan dalam film the raid 2 “berandal”.
Skripsi. Surabaya: Universitas Sunan Ampel Surabaya.
Moorhead, Sue., Jonson, Marion., Mass, Meridean L. and Swanson, Elizabeth.
(2013). Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis
Missouri : Mosby Elsevier
Yulianti, Mei. (2018). Identifikasi perbedaan kejadian kekerasan pada anak
perempuan dengan laki-laki di Dusun Cerme Desa Kendalpayak
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Skripsi. Malang : Universitas
Muhamadyah Malang

Anda mungkin juga menyukai