OLEH:
A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpa stimulus dari luar.
Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara tuhan, suara setan dan suara
manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi pada klien skizofrenia. (Stuart and
Sundeen, 1998)
Halusinasi adalah gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatau yang
sebenarnya tidak ada. hal itu memungkinkan mempengaruhi pmikiran mereka mencakup
perasaan merasamendengar,melihat,membau,meraba,merasa. Halusinasi adalah penerapan
tanpa adanya rangsang apapun pada panca indra seorang pasien,yang terjadi dalam keadaan
sadar atau bangun dasarnya mungkin organik fungsional,psikotik ataupun histerik. (Maramis,
2004)
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran dan
fikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapt meliputi semua
system pengindraan (Dalami,2009)
B. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada respon munculnya
neurobiology halusinasi menurut Stuart, 2007 antara lain :
a. Faktor biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif.
b. Faktor psikologis
Keluarga,pengasuhdanlingkungansangatmempengaruhi respon dan kondisi
psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi adalah
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien misalnya anak
diperlakukan oleh ibu yang pencemas, terlalu melindungi, dingin dan tidak berperasaan,
sementara yang mengambil jarak dengannya.
c. Faktor sosial budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan
yang terisolasi disertai stress sehingga tidak menutup kemungknan budaya ataupun adat
yang dianggap terlalu berat bagi seseorang dapat menyebabkan saseorang menjadi
gangguan jiwa.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007) :
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi
serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak
untuk diinterpretasikan.
b. Stres lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinya gangguan perilakudan umumnya lingkungan yang dapat
mendukung bertambahnya gangguan jiwa adalah lingkungan perkotaan yang dimana
tingkat individualismenya sangat tinggi.
c. Sumber Koping
Sumberkopingmempengaruhiresponindividudalammenanggapistressorberlebihnyainfor
masipadasyarafyangmenerima dan memperoses inflamasi di thalamus frontal otak.
E. FASE-FASE HALUSINASI
Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada pada intensitasnya dan keparahan (Stuart
and Larai,2005) membagi halusinasi klien mengendalikan dirinya semakin berat
fasehalusinasinya.Klien semakin berat mengalami ansietas dan makin ,dikendaalikan
halusinasinya lengkap tercantum dalam tabel.
Fase Karakteristik Prilaku Klien
FASE 1 - Mengalami ansietas, - Tersenyum tertawa sendiri.
(Comforting): kesepian, rasa ber-salah, - Menggerakkan bibir tampa
Fase dimana dan ketakutan. suara.
halusinasi - Mencoba berfokus pada - Pergerakan mata yang cepat.
memberi rasa pikiran yang dapat - Respon verbal yang lambat.
nyaman, ansietas menghilangkan ansietas. - Diam dan berkonsentrasi
sedang secara - Pikiran dan pengala-man
umum halusinasi sensori masih ada dalam
sebagai suatu kontrol kesada-ran NON
yang PSIKOTIK.
menyenangkan
Fase II - Pengalaman sensori - Peningkatan syaraf otonom
(Condemning): menjijikkan dan yang menun-jukkan
- Menyalahkan menakutkan peningkatan ansietas,
- Tingkat - Klien mulai lepas kendali peningkatan TD, denyut nadi
kecemasan dan mungkin mencoba dan pernafasan.
berat, halusinasi untuk men-
memberatkan
jauhkan dirinya dari sumber - Penyempitan kemam-puan
yang di persepsikan, konsentrasi, dan kehilangan
- Klien mungkin merasa malu kemam-puan membedakan
karena pengala-man halusinasi dan realita
sensorinya dan menarik diri
dari orang lain (Non
Psikotik
F. JENIS-JENIS HALUSINASI
Macam-macam Halusinasi (Stuart, 2007)
1. Halusinasi pendengaran
Klien mendengar suara atau bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
sedangkan orang lain tidak mendengarnya.
2. Halusinasi pengelihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulus yang nyata
akan tetapi orang lain tidak melihatnya.
3. Halusinasi penciuman
Klien mencium bau-bau yang muncul dari sumber-sumber tertentu tanpa stimulus
yang nyata sedangkan orang lain tidak dapat menciumnya.
4. Halusinasi pengecapan
Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata, biasanya penderita merasakan rasa
nyaman atau gelisah.
5. Halusinasi perasaan
Klien merasa sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak
merasakannya
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Adapun data yang dapat dikumpulkan pada klien dengan masalah keperawatan utama
halusinasi adalah sebagai berikut :
a. Identitas
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk
rumah sakit, nomor register dan tanggal pengkajian.Identitas penanggung jawab
meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, hubungan dengan klien.
b. Alasan masuk rumah sakit / keluhan utama
Merupakan penyebab klien dibawa ke RS, umumnya alasan masuk RS pada klien
dengan masalah utama halusinasi adalah karena mendengar bisikan-bisikan misterius
seperti suara-suara yang memerintah klien untuk bunuh diri, orang lain atau
merusak lingkungannya, atau juga karena melihat dan mencium sesuatu yang
membuatnya merusak lingkungannya.
c. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi klien dengan masalah utama halusinasi adalah : klien pernah
atau tidaknya mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, riwayat pengobatan kurang
berhasil, pengalaman masa lalu tidak menyenangkan, trauma psikis seperti
penganiayaan, penolakan, dihina atau klien menjadi saksi penganiayaan, adanya
kekerasan dalam keluarga, adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
d. Pemeriksaan fisik
1) Tanda vital : tekanan darah klien dengan masalah utama halusinasi cendrung
meningkat, nadi meningkat.
2) Berat Badan klien dengan halusinasi biasanya menurun.
3) Keluhan fisik : klien biasanya mengeluh dan mengalami gangguan pola makan dan
tidur sehingga terjadi penurunan berat badan.
e. Aspek psikososial
1) Genogram
Biasanya hubungan klien dengan keluarga kurang harmonis.
2) Konsep Diri
Pada umumnya pengkajian konsep diri klien dengan masalah utama halusinasi
adalah : klien menerima anggota tubuh yang dimilikinya, klien mengetahui status
dan posisi klien sebelum dirawat, klien tidak mampu bekerja sebagaimana
mestinya, klien mempunyai harapan bisa sembuh dari penyakitnya dan bisa
segera kembali kerumahnya, klien mengalami harga diri rendah berhubungan
dengan kegagalan yang terjadi dimasa lalu dan klien merasa tidak dihargai
oleh orang lain.
f. Hubungan Sosial
Klien dengan masalah utama halusinasi biasanya mengalami gangguan dalam
hubungan sosial.
g. Spiritual
Biasanya ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual, tidak dapat
konsentrasi dalam setiap ibadah sholat.
h. Status mental
1) Penampilan
Penampilan klien tidak rapi, misalnya rambut acak-acakan, gigi tidak pernah
disikat, kancing baju tidak tepat dan baju tidak pernah diganti.
2) Pembicaraan
Pembicaraan klien lambat dan pelan.
3) Aktivitas motorik
Klien dengan halusinasi biasanya mengalami tegang dan gelisah.
4) Alam perasaan
Klien dengan halusinasi biasanya merasa sedih dan putus asa, dan kadang
gembira yang berlebihan.
5) Afek
Klien dengan halusinasi biasanyamemiliki afek labil yaitu emosi yang cepat
berubah.
6) Interaksi selama wawancara
Klien dengan halusinasi biasanyabermusuhan, tidak kooperatif, mudah
tersinggung, curiga dan kontak mata kurang.
7) Persepsi
Klien dengan halusinasi biasanya mendengar suara-suara yang mengancam, sehingga
klien cenderung menyendiri, pandangan kosong, kadang-kadang bicara sendiri dan
melamun.
8) Proses berpikir
Proses pikir klien dengan halusinasibiasanyaSirkumtansial yaitu
pembicaraanberbelit-belit tetapi sampai pada tujuan pembicaraan dan perseverasi
yaitu pembicaraan yang diulang berkali-kali.
9) Isi Pikir
Klien dengan halusinasibiasanyamengalami gangguan isi pikir : waham terutama
waham curiga.
10) Tingkat kesadaran dan orientasi tempat dan waktu.
Klien dengan halusinasibiasanya tingkat kesadaranya compos mentis dan memiliki
orientasi tempat dan tempat yang baik
11) Memori
Klien dengan halusinasibiasanyamemorinya kurang baik.
12) Tingkat konsentrasi
Klien dengan halusinasibiasanyakurang mampu berkonsentrasi, mudah beralih
dan tidak mampu berhitung sederhana.
i. Kebutuhan persiapan pulang
1) Makan
Klien biasanya mampu melakukanya dengan bantuan minimal.
2) Buang air besar / buang air kecil
Klien biasanya mampu melakukannya dengan bantuan minimal.
3) Mandi
Klien biasanya mampu melakukannya dengan bantuan minimal tetapi sering
tidak bersih.
4) Berpakaian / berhias
Klien biasanya jarang mengganti pakaian dan biasanya pakaian sering tidak
sesuai.
5) Istirahat tidur
Biasanya istirahat dan tidur klien terganggu.
j. Mekanisme koping
Koping yang biasa digunakan pada klien dengan masalah utama halusinasi
adalah :
1) Regresi yaitu menghindari stres, kecemasan dengan menampilkan perilaku
kembali seperti masa kanak-kanak.
2) Proyeksi yaitu keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi
kepada orang lain karena kekesalan yang dilakukan sendiri.
3) Menarik diri yaitu ketidak mampuan mengadakan hubungan dengan orang lain
atau daya lingkungan disekitarnya secara wajar dan hidup dalam khayalan
sendiri yang tidak realistik.
4) Represi yaitu menekan perasaan dan pengalaman yang menyakitkan atau
konflik atau ingatan dari kesadaran yang cenderung memperkuat mekanisme
ego lainnya.
k. Masalah psikososial
Biasanya klien mendapat perlakuan yang tidak wajar dari lingkungannya
sepeti direndahkan dan tidak dihargai.
l. Aspek medik
Meliputi diagnosa medis dan terapi obat-obatan yang digunakan klien selama
masa perawatan.
m. Pohon Masalah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
b. Resiko prilaku mencederai diri sendiri
c. Defisit perawatan diri
3. Rencana Keperawatan
TUK 4 : 4.1 Keluarga 4.1.1 Anjurkan klien untuk 4.1.1 Keluarga dapat
Klien dapat memberi-tahu keluarga berpar-tisipasi
men-dapat membina jika mengalami dalam membantu
duku-ngan hubungan halusinasi. klien mengontrol
keluar-ga saling 4.2.1 Diskusikan dengan halusinasinya.
dalam percaya keluarga (pada saat
mengontro dengan ber-kunjung) 4.2.1 Meningkat-kan
l perawat. a. gejala halu- pengeta-huan
halusinasi- sinasi yang dialami keluarga tentang
nya 4.2 Keluara klien halusi-.
dapat me- b. Cara yang dilakukan
nyebutkan keluarga untuk membantu
pengertian, klien mengenal realita
tanda dan c. Cara merawat
gejala serta anggota keluarga
tindakan yang
untuk halusinasi:berikegiat
mengendali an,dan makan
kan bersama.
halusinasin d. Beri informasi
ya waktu folow
Damayanti & Iskandar (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa, PT. Reflika Aditama, Bandung
Ermawati,dkk (2009) : Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa; Trans Info Media,
Jakarta.