MENARIK DIRI
Oleh :
I GDE MADE ADDY SUASTHA, S. KEP
NIM : 0702115035
1.
dari fungsi psikologis normal atau yang lebih sering disebut gejala-gejala negatif
pada pasien dengan diagnosa medis Skizofrenia. Dengan gejala lain yang
menyertai seperti: avolition (menurunnya minat dan dorongan untuk melakukan
berbagai hal), berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan,
afek yang datar, serta terganggunya relasi personal ( Srauss et al,dalam setiadi
arif , 2006 ).
Dalam bidang keperawatan kondisi diatas dapat kita temukan pada pasien
dengan diagnosa keperawatan yakni kerusakan interaksi sosial atau yang lebih
dikenal dengan menarik diri (Nanda ,2005-2006).
Dimana menarik diri merupakan kondisi dengan kualitas pertukaran sosial
yang tidak efektif, dengan salah satu karakteristik yang mengungkapan atau
menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima atau mengkomunikasikan rasa
kepuasan, rasa memiliki, menyayangi, ketertarikan, atau membagi pengalaman
(Nanda ,2005-2006). .
Menurut Capernito-moyet tingkah laku
situasi
dan
masalah
kesehatan
yang
dihubungkan
dengan
mengalami
respon
interaksi
yang
negatif
yang
menunjukkan
Manusia adalah mahluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan maka
mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Hubungan
interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan
kedekatan sementara identitas pribadi tetap dipertahankan. Individu juga harus
membina hubungan saling tergantung, yang merupakan keseimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan ( Stuart G.W, 2006 ).
Menurut Stuart (2006) respons sosial individu berada pada rentang adatif
sampai maladatif.
RENTANG RESPON SOSIAL
Respons adatif
Menyendiri (solitude)
Otonomi
Kebersamaan
Saling ketergantungan
Respons Maladatif
Kesepian
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
Impulsif
Narkisisme
individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya setempat. Respon maladaptif yang sering terjadi dalam kehidupan sehari
hari adalah menarik diri, tergantung , manipulasi, curiga, gangguan komunikasi
dan kesepian (Keliat ,dkk,2002).
3.
Faktor-faktor Penyebab
a.
Faktor Predisposisi
Berbagai faktor bisa menimbulkan respon sosial yang maladaptif. Mungkin
Tiap gangguan
pertumbuhan
dalam
pencapaian
perkembangan
pada masing
tingkat
akibat dari transisi; norma yang tidak mendukung terhadap orang lain; atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti usia lanjut (lansia)
orang cacat.
prilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.
Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan tersebut dapat merupakan faktor
lain yang menyebabkan respon sosial yang maladptif (Stuart G.W,2006).
3)
Faktor biologis
Faktor keturunan dan struktur otak yang abnormal seperti atropi otak,
menurunya berat otak secara drastis, perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam
limbik dan daerah kortikal biasanya ditemukan pada klien Skizofrenia (Keliat
,dkk,2002).
b.
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat mengakibatkan gangguan hubungan sosial
Psikopatologi
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak
aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari
lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak
mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif
dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Dunia merupakan alam yang
tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi diri, klien menjadi pasif
dan kepribadiannya semakin kaku (rigid). Klien semakin tidak dapat melibatkan
diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu
sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak
observasi dan wawancara. Dalam observasi dapat diketahui ekspresi wajah kurang
berseri, apatis (acuh terhadap lingkungan), kurang spontan, tidak merawat diri dan
tidak memperhatika kebersihan diri. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.
Mengisolasi diri, tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya,
masukan makanan dan minuman terganggu aktifitas menurun, kurang energi,
rendah diri, sikap janin pada possi tidur, retensi urine dan feses. Sedangkan pada
wawancara, diarahkan pada penyebab menarik diri dan perasaan klien
( Kliat,dkk,2002 ).
6.
Penatalaksanaan
Menurut W.F. Maramis walaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari
B.
1.
Pohon masalah
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi .....
3.
Masalah Keperawatan.
Klien
mengatakan
mendengar
Klien
mengatakan
melihat
d)
e)
f)
Klien
takut
pada
2) Data Objektif
a)
b)
c)
d)
Disorientasi
Data obyektif:
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak
diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain,
perawatan diri kurang, posisi menekur.
2)
Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan
Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
Data subyektif:
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh / tidak tahu apa
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi . berhubungan dengan
menarik diri.
2. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
6.
RENCANA TINDAKAN.
Diagnosa
Keperawatan
1:
Resiko
perubahan
persepsi
sensori:
Tindakan:
o Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.
o Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.
Diagnosa 2: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
1.
Tujuan umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2.
Tujuan khusus :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart, G. W., 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC.
Capernito , L. J., & Moyet, 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Hamid, A. Y. dkk, 2000. Keperawatan Jiwa I. Jakarta : Direktorat Pelayanan
Keperawatan Depkes RI.
Keliat, B. A. dkk, 2002. Asuhan Keperawatan Propesional Jiwa Pada Hubungan
Sosial menarik Diri. Makalah dipresentasikan dalam Pelatihan Nasional
Asuhan Keperawatan Jiwa dan Komunikasi Terapeutik Keperawatan. Batu
Malang, 31-21 Oktober.
Marawis, W. F., 2005. Ilmu Kedokteran Jiwa. Cetakan IX. Airlangga University
Pres Surabaya.
Santosa, 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medika.
Rawlins, R.P. et al, 1993. Mental Health Phychiatri Nursing: A Holisti Life Cyile
Approach. London : Mosby Year Medika.
Sutrisno. 2008. Menarik Diri. online. Available: trisnoners. blogspot. com/ 14
Oktober 2008, jam 14.00 wita.