Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain
(Yosep, 2007; hal, 146).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2008 ; hal. 147 )
Kesimpulan :
Resiko perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu memilikii perilaku
yang kemungkinan dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungan.
2. ETIOLOGI
a. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang mungkin menjadi factor
predisposisi yang mungkin / tidak mungkin terjadi jika factor berikut dialami
oleh individu :
1) Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat
timbul agresif atau amuk
2) Prilaku
Reinforcement yang diterima ketika melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan, merupakan aspek yang menstimulasi mengadopsi
perilaku kekerasan
3) Sosial Budaya
Budaya tertutup, control social yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan
menciptakan seolah – olah perilaku kekerasan diterima
4) Bioneurologis
Kerusakan system limbic, lobus frontal atau temporal dan
ketidakseimbangan neurotransmitter
b. Faktor Presipitasi
1) Bersumber dari klien
Kelemahan fisik
Keputusasaan
Ketidak berdayaan
Percaya diri kurang
AdaptifMaladaptif
a. Asertif adalah : kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau
diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberi kelegaan pada individu
dan tidak menimbulkan masalah.
b. Frustasi adalah: respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena tidak
reakstis atau hambatan dalam proses percakapan tujuan.
c. Pasif adalah : individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya, klien tampak
pemalu, pendiam sulit diajak bicara karena rendah diri dan merasa kurang
mampu.
d. Agresif adalah: perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk
bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Perilaku yang tampak
dapat berupa : muka kusam , bicara kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan.
e. Ngamuk adalah: perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai kehilangan
kontrol diri , individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
6. POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
PPS: halusinasi
Adapun masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji adalah sebagai berikut:
1) Perilaku kekerasan / amuk
DS :
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
- Klien suka membentak orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
DO :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
- Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai.
- Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam,
memperlihatkan permusuhan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien marah dengan masalah
utama perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
a. Resiko prilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Tujuan Umum : Klien tidak melakukan perilaku kekerasan
b. Tujuan Khusus :
SP I
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan klien, dengan menggunakan
komunikasi terapeutik yaitu beri salam atau panggil nama, perkenalkan
nama perawat, jelaskan maksud pertemuan, jelaskan tentang kontrak yang
akan dibuat, beri rasa aman dan sikap empati, lakukan kontrak singkat tapi
sering.
Rasional : hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi perawat dan
klien.
SP II :
a. Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah prilaku kekerasan.
Intervensi : :
1) Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
Rasional : Dengan mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan dapat
memotivasi kegiatan yang baik dilakuakn.
2) Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien.
Rasional : Agar dapat meningkatkan harga diri klien.
SP III :
a. Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah prilaku
kekerasan.
Intervensi :
1) Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (5 benar).
Rasional : Agar klien mau mematuhi peraturan minum obat.
2) Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat.
Rasional : Dengan mendiskusikan manfaat minum obat dapat merangsang
keinginan klien untuk patuh minum obat.
4. EVALUASI
Evaluasi menurut Keliat (2005) adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu evaluasi proses atau formatif dan evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah ditentukan.
Hasil yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien dengan prilaku kekerasan
adalah :
a. Klien membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab prilaku kekerasan.
c. Klien dapat mengidentifikasikan tanda dan gejala prilaku kekerasan.
d. Klien dapat mengidentifikasi prilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
e. Klien dapat mengidentifikasi akibat prilaku kekerasan.
f. Klien dapan mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah prilaku kekerasan.
g. Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah prilaku kekerasan
h. Klien dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah prilaku kekerasan.
i. Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah prilaku
kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2007), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktek Klinik, Keliat, B.A.
(2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2 Jakarta: EGC
Maramis, W.K. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Rajiman, W. (2008). Pedoman Penulisan Laporan dan Strategi Pelaksanaan, Malang: Dep Kes
RI.
http://ners-blog.blogspot.com/2011/10/laporan-pendahuluan-resiko-perilaku.html