Asiarudin (010215A009)
UNGARAN
2016
ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
perilaku kekerasan
A. Pengertian
Restrain adalah terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual untuk
membatasi mobilitas fisik klien.Restrain dilakukan pada kondisi khsusu, merupakan
intervensi yang terakhir jika perilaku klien sudah tidak dapat diatasi atau dikontrol
dengan strategi perilaku maupum modifikasi lingkungan. (Widyodiningrat. R, 2009)
Alat tersebut meliputi penggunaan manset untuk pergelangan tangan atau kaki
dan kain pengikat. Restrain harus dilakukan pada kondisi khusus, hal ini merupakan
intervensi yang terakhir jika perilaku klien sudah tidak dapat diatasi atau dikontrol
dengan strategi perilaku maupun modifikasi lingkungan.
B. Indikasi
Adapun dari indikasi tindakan restrain adalah sebagai berikut:
1. Perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri dan lingkungannya.
2. Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
3. Klien yang mengalami gangguan kesadaran.
4. Klien yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan rasa aman dan pengendalian diri.
5. Ancaman terhadap integritas tubuh berhubungan dengan penolakan klien untuk istirahat,
makan dan minum.
C. Prinsip Tindakan
Prinsip dari tindakan restrain ini adalah melindungi klien dari cedera fisik dan
memberikan lingkungan yang nyaman. Restrain dapat menyebabkan klien merasa tidak
dihargai hak asasinya sebagai manusia, untuk mencegah perasaan tersebut perawat harus
mengidentifikasi faktor pencetus apakah sesuai dengan indikasi terapi, dan terapi ini
hanya untuk intervensi yang paling akhir apabila intervensi yang lain gagal mengatasi
perilaku agitasi klien. Kemungkinan mencederai klien dalam proses restrain sangat besar,
sehingga perlu disiapkan jumlah tenaga perawat yang cukup dan harus terlatih untuk
mengendalikan perilaku klien. Perlu juga dibuat perencanaan pendekatan dengan klien,
penggunaan restrain yang aman dan lingkungan restrain harus bebas dari benda-benda
berbahaya.
D. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat Restraint, sebagai berikut:
a. Sufokasi
b. Gangguan sirkulasi
c. Gangguan integritas kulit
d. Penurunan neuosensori
e. Luka tekan dan kontraktur
f. Pengurangan massa tulang dan otot
g. Fraktur
h. Gangguan nutrisi dan hidrasi
i. Aspirasi dan kesulitan bernafas
j. Inkontenensia
E. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan untuk klien yang dilakukan restraint menurut Yosep, 2009 yaitu:
a. Sediakan staf yang cukup dan terlatih (4-5 oarang)
b. Kaji lokasi pemasangan restraint
c. Selama restraint klien diobservasi setiap 10-15 menit.
d. Pastikan restraint mudah dijangkau bila teerjadi kegawatan
e. Observasi alat restrain setiap 1-2 jam
f. Pertahankan kontak verbal
g. Menjalin trust dan melalui sikap empati (memahami apa yang dirasakan klien).
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktek Klinik, Keliat, B.A.
(2005). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2 Jakarta: EGC
Maramis, W.K. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Rajiman, W. (2003). Pedoman Penulisan Laporan dan Strategi Pelaksanaan, Malang: Dep Kes
RI: