Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN DEWASA

PROSEDUR SUCTION

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Dewasa yang diampu

oleh Rosalina, S.Kp.,M.Kes

Oleh Kelompok 2 :

1. Afifah Diah Wulan P 010215A003


2. Dani Okta Ratriyana 010215A011
3. Farida Listriyani 010215A020
4. I Gusti Ajeng Kusuma Dewi 010215A028
5. Lutfi Indriyaswari 010215A036

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suction atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas
sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
Suction  adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai
kateter penghisap melalui via mulut, nasofaring, dan trakeal. pada saluran pernafasa
bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum,
merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan
pada klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama
sebagai akibat penghisapan melalui trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises
esophagus, perdarahan gaster, infark miokard.
Tindakan suction merupakan suatu prosedur penghisapan lendir, yang dilakukan
dengan memasukkan selang catheter suctionmelalui selang endotracheal (Syafni, 2012).
Dapat disimpulkan hisap lendir merupakan tindakan untuk mempertahankan
kepatenan jalan nafas dengan mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri dengan memasukkan catheter suctionke endotracheal
tubesehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat.

B. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis suction
2. Mengetahui prosedur suction
3. Mengetahui fungsi suction
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Suction merupakan proses pengeluaran cairan atau lender dari mulut, hidung atau
trakea pada klien yang tidak dapat mengeluarkan secret secara spontan.

2. Tujuan
a. Mempertahankan jalan napas
b. Membersihkan secret pada klien yang tidak dapat batuk secar adekuat

3. Indikasi
a. Klien dengan retensi sputum
b. Klien dengan ventilator atau dengan endotracheal tube (ETT)
c. Klien dengan trakeostomi

4. Kontraindikasi
a. Klien dengan TK meningkat
b. Klien dengan edema paru

5. Komplikasi
a. Hipoksia
b. Bradikardia
c. Aritmia
d. Henti jantung
e. Trauma mukosa jalan napas
f. Infeksi

6. Persiapan klien
a. Informasikan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Atur posisi tidur sesuai dengan kondisi klien
c. Kaji adanya tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya penumpukan secret pada
jalan napas bagian atas, seperti bunyi cegukan, gelisah, muntah, pengeluaran air liur
berlebih.
d. Jelaskan kepada klien mengenai prosedur dalam membersihkan jalan napas dan
meredakan masalah-masalah pernapasan.

7. Persiapan petugas
Jumlah petugas yang dibutuhkan bisa 1 atau 2 petugas dimana satu orang
bertanggung jawab atas oksigenasi pasien dan seorang lainnya bertanggung jawab atas
penghisapan.

8. Alat dan bahan


a. Regulator vakum set
b. Kateter penghiap steril sesuai ukuran
c. Air steril/ normal salin
d. Hanscoon steril
e. Pelumas larut dalam air
f. Selimut/ handuk
g. Masker wajah
h. Tong spatel

9. Pelaksanaan :
a. Fase orientasi
1) Salam terapeutik
2) Evaluasi/ validasi
3) Kontrak

b. Fase kerja Nasofaringeal dan Orofaringeal


Suction via Nasofaringeal dan Orofaringeal
1) Siapkan peralatan disamping tempat tidur klien
2) Cuci tangan dan memakai sarung tangan
3) Mengatur posisi klien (perhatikan keadaan umum klien)
4) Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
5) Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat
6) Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah steril
7) Ambungkan kateter penghisap steril ke regulator vakum
8) Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien
9) Basahi ujung kateter dengan larutan steril
10) Penghisapan :
Nasofaringeal : masukkan kesalah satu lubang hidung dan jagan didorong paksa.
Bila lubang satu tidak paten, pindah kelubang hidung yang lainnya.
Orofaringeal : masukkan ke satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofaring dengan
perlahan
11) Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat
menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik.
12) Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami disteress
pernafasan, istirahat 20-30 detik, sebelum memasukkan ulang kateter.
13) Bila diperlukan penghisapan ulang, ulang langkah 9 -11
14) Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara
penghisapan.
15) Hisap secret pada mulut atau bawah lidah setelah penghisapan nasofaringeal dan
orofaringeal.
16) Buang kateter penghisap bersamaan dengn pelepasan hanscoon
17) Cuci tangan

c. Fase kerja Nasotrekeal :


1) Jelaskan prosedur pada klien
2) Atur posisi klien semi fowler atau fowler
3) Mencuci tangan
4) Gunakan masker wajah
5) Pasang handuk atau selimut steril (bila tersedia) diatas dada klien
6) Isi mangkok kecil dengan 100 ml NaCl 0,9%
7) Pasang handscoon steril
8) Ambil kateter penmghisap dan hubungkan dengan selang penghubung.
9) Pastikan peralatan berfungsi dengan baik, dengan menghisap sejumlah kecil
cairan NaCl 0,9%
10) Oleskan bagian distal 6-8 cm kateter dengan pelumas
11) Lepaskan slang oksigen bila terpasang, tanpa memberikan hisapan masukkan
secara perlahan ke dalam hidung agak ke bawah
12) Penghisapan trakeal :
13) Lakukan suction intermitten 10 detik dengan meletakkan dan melepaskan ibu jari
pada “port” ventilasi kateter dan dengan perlahan tarik kateter dengan cara
memutar kedepan dan kebelakang, bantu klien untuk batuk, pasang selang oksigen
kembali bila perlu
14) Bilas kateter dengan NaCl 0,9 %
15) Tindakan penghisapan dapat diulangi sesuai kebutuhan
16) Monitor status kardiopulmonal klien diantara suction
17) Bila telah selesaikan berskan alat-alat
18) Cuci tangan

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi terhadap tindakan yanmg telah dilakukan
2) Rencana tindak lanjut
3) Kontrak yang akan datang

e. Pendokumentasian :
Pengkajian sebelum dan sesudah suction, ukuran kateter, lama tindakan, secret
(warna,bau,jumlah dan konsistensi), toleransi klien terhadap tindakan yang dilakukan
BAB III
PENUTUP

Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan untuk


mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat dengan cara mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri.
Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan
menggunakan alat via mulut, nasofaring, atau trakeal.

Anda mungkin juga menyukai