Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO

PERILAKU KEKERASAN PADA NY.A

DIRUANG KENANGA RSKD DADI MAKASSAR

DI SUSUN OLEH:

ISLAH ANANDA JARNAWI

2104014

CI INSTITUSI CI LAHAN

(…………………………………….) ( …………………....................)

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2020/202


BAB I

PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Perilaku Kekerasan


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi tersebut
maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri,orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua
bentuk, yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan terdahulu. (Yosep,
2010).
B. Etiologi/Faktor Yang Berhubungan
Menurut Sujuono Riyadi (2009), faktor-faktor yang dapat mencetuskan
perilaku kekerasan yaitu:
a. Faktor predisposisi
1) Faktor biologis
(1) Instinctual drive theory (teori dorongan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan
oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang kuat.
(2) Psycomatic theory (teori psikomatik)
Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis
terhadap stimulus eksternal, internal maaupun lingkungan.
Dalaam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk
mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.
2) Faktor psikologis
(1) Frustasion aggression theory (teori agresif frustasi)
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil
akumulasi frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk
mencapai sesuatu gagal atau terhambat. Keadaan tersebut dapat
mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan
frustasi akan berkurang melalui perilaku kekerasan.
(2) Behaviororal theory (teori perilaku).
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila
tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung. Reinforcement
yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan dirumah atau luar rumah. Semua
aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku
kekerasan.
(3) Existentinal theory (teori eksistensi)
Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan dasar manusia
apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui
perilaku konstruktif maka individu akan memenuhi
kebutuhannya melalui perilaku destruktif.
3) Faktor social kultural
(1) Social environment theory (teori lingkungan)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam
menekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara
diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
perilaku kekerasan akan menciptaakan seolah-olah perilaku
kekerasan diterima.
(2) Social learning theory (teori belajar sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun
melalui proses sosialisasi.
b. Faktor prespitasi
Menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan
perilaku kekerasan seringkali berkaitan dengan:
1) Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbolis
solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng
sekolah, perkelahian massal dan sebagainya.
2) Ekspesi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi.
3) Kesulitan dalam dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
4) Adanya riwayat perilaku anti social meliputi penyalahgunaan obat
dan alcoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.

3 Mekanisme Koping

Menurut stuart dan laraia (2001), mekanisme koping yang dipakai pada
klien marah untuk melindungi diri antara lain:

1) Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia


artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami
hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya seseorang yang
sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain
seperti meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya,
tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2) Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya
atau keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita
muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual
terhadap rekan kerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
3) Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau
membahayakan masuk kealam sadar. Misalnya seseorang anak
yang sangat benci pada orangtuanya yang tidak disukainya. Akan
tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan
akhirnya ia dapat melupakannya.
4) Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang
berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya
seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan
orang tersebut dengan kasar.
5) Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya
bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang
pada mulanya yang membangkitkan emosi itu. Misalnya anak
berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari
ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai
bermain perang perangan dengan temennya.

B. Tanda Dan Gejala

Menurut yosep (2010) perawat dapat mengidentifikasi dan


mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan:

1) Muka merah dan tegang


2) Mata melotot atau pandangan tajam
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
5) Wajah memerah dan tegang
6) Postur tubuh kaku
7) Pandangan tajam
8) Mengatupkan rahang dengan kuat
9) Mengepalkan tangan
10) Jalan mondar-mandir
C. Penatalaksanaan
1) Farmakologi:
a) Obat anti psikosis:Penotizin
b) Obat anti depresi:Amitripilin
c) Obat anti ansietas:Diasepam,Bromozepam,Clobozam
d) Obat anti insomnia:Phneobarbital
2) Non-Farmakologi:
a) Terapi Keluarga:Berfokus pada keluarga dimana keluarga
membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan
perhatian
b) Terapi Kelompok:Berfokus pada dukungan dan perkembangan,
keterampilan sosial, atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan
bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah
sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada
orang lain.
c) Terapi Musik:Dengan music klien terhibur,rileks dan bermain
untuk mengembalikan kesadaran diri.
D. Pohon Masalah

Gangguan Konsep Diri:Harga Diri Rendah

Perilaku Kekerasan

Resiko Menciderai Diri Sendiri,Orang


Lain dan Lingkungan

E. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan dari pohon masalah pada gambar diatas adalah
sebagai berikut :
1) Risiko perilaku mencederai diri berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
2) Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah kronis.
3) Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan defisit
perawatan diri mandi dan berhias.
4) Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 RENCANA KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

Perencanaan
Diagnosa
No.D
Tgl Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
x Keperawatan
Evaluasi

1 2 3 4 5 6 7

Perilaku 1.Klien dapat 1. klien mau 1 beri salam/  Hubungan saling


kekerasan membina membalas salam panggil nama klien percaya
hubungan merupakan
2 klien mau 2 sebutkan nama
saling landasann utama
menjabat tangan perawat sambil
percaya untuk hubungan
jabat tangan
3 klien mau selanjutnya.
menyebutkan 3 jelaskan maksud
nama hubungan interaksi

4 klien mau 4 jelaskan tentang


tersenyum kontrak yang akan
dibuat
5 klien mau
kontak mata 5 beri rasa aman
dan sikap empati
6 klien
mengetahui 6 lakukan kontak
nama perawat singkat tapi sering

7 menyediakan
waktu untuk
kontrak
2.Klien dapat 1 Klien dapat 1 Beri kesempatan  Beri kesempatan
mengindetifi mengungkapkan untuk untuk
kasi perasaannya mengungkapkan mengungkapkan
penyebab perasaannya perasaannya
2 Klien dapat
perilaku dapat membantu
mengungkapkan 2 Bantu klien untuk
kekerasan mengurangi
penyebab mengungkapkan
stress dan
perasaan penyebab
penyebab
jengkel//kesal jengkel/kesal
perasaan
(dari diri
jengkel/kesal
sendiri,dari
dapat diketahui
lingkungan/oran
g lain)

3.Klien dapat 1 Klien dapat 1 Anjurkan klien  Untuk


mengidentifi mengungkapkan mengungkapkan mengetahui hal
kasi tanda- perasaan saat apa yang dialami yang dialami dan
tanda marah/jengkel saat marah/jengkel dirasa saat
perilaku jengkel
2 Klien dapat 2 Observasi tanda
kekerasan  Untuk
menyimpulkan perilaku kekerasan
mengetahui
tanda-tanda pada klien
tanda-tanda klien
jengkel/kesal
3 Simpulkan jengkel/kesal
yang dialami
bersama klien  Menarik
tanda-tanda kesimpulan
jengkel/kesal yang bersama klien
dialami klien supaya klien
mengetahui
secara garis besar
tanda-tanda
marah/kesal
4.Klien dapat 1 Klien dapat 1 Anjurkan klien  Mengeksplorasi
mengidentifi mengungkapkan untuk perasaan klien
kasi perilaku perilaku mengungkapkan terhadap perilaku
kekerasan kekerasan yang perilaku kekerasan kekerasan yang
yang biasa biasa dilakukan yang biasa biasa dilakukan
dilakukan dilakukan klien  Untuk
2 Klien dapat
mengetahui
bermain peran 2 Bantu klien
perilaku
dengan perilaku bermain peran
kekerasan yang
kekerasan yang sesuai dengan
biasa dilakukan
biasa dilakukan perilaku kekerasan
dan dengan
yang biasa
3 Klien dapat bantuan perawat
dilakukan
mengetahui cara bisa
yang biasa dapat 3 Bicarakan dengan membedakan
menyesuaikan klien apakah cara perilaku
masalah atau yang klien lakukan konstruktif dan
tidak masalahnya destruktif
selesai?  Dapat membantu
klien dapat
menemukan cara
yang dapat
menyelesaikan
masalah
5.Klien dapat 1 Klien dapat 1 Bicarakan  Membantu klien
mengidentifi menjelaskan akibat/kerugian untuk menilai
kasi akibat akibat dari cara dari cara yang perilaku
perilaku yang digunakan dilakukan klien kekerasan yang
kekerasan klien dilakukannya
2 Bersama klien
 Dengan
menyimpulkan
mengetahui
akibat vara yang
akibat perilaku
digunakan oleh kekerasan
klien diharapkan klien
dapat merubah
perilaku
destruktif yang
dilakukannya
menjadi perilaku
yang konstruktif.
6.Klien dapat 1 Klien dapat 1 Tanyakan pada  Agar klien dapat
mengidentifi melakukan cara klien “apakah ia mempelajari cara
kasi cara berespon ingin mempelajari yang lain yang
konstruktif terhadap cara baru yang konstruktif
dalam kemarahan sehat?”  Dengan
merespon secara mengidentifikasi
2 Berikan pujian
terhadap konstruktif cara yang
jika klien
kemarahan konstruktif
mengetahui cara
dalam merespon
lain yang sehat
terhadap
3 Diskusikan kemarahan dapat
dengan klien cara membantu klien
lain yang sehat menemukan cara
yang baik untuk
a. Secara
mengurangi
fisik:tarik nafas
kejengkelannya
dalam jika
sehinga klien
sedang
tidak stress lagi
kesal/memukul
 Reinforcement
bantal/kasur
positif dapat
atau olah raga
memotivasi klien
atau pekerjaan
meningkatkan
yang
memerlukan harga dirinya
tenaga  Berdiskusi
b. Secara dengan klien
verbal:katakana untuk memilih
bahwa anda cara yang lain
sedang sesuai dengan
kesal/tersinggu kemampuan
ng/jengkel klien
(saya kesal
anda berkata
seperti itu;saya
marah karena
mama tidak
memenuhi
keinginan saya
c. Secara
sosial:lakukan
dalan kelompok
cara-cara marah
yang
sehat;latihan
asentif.Latihan
manajemen
perilaku
kekerasan
d. Secara
spiritual:anjurk
an klien
sembahyang,be
rdo’a/ibadah
lain;meminta
pada Tuhan
untuk diberi
kesabaran,men
gadu pada
Tuhan
kekerasan/kejen
gkelan.
7.Klien dapat 1 Klien dapat 1 Bantu klien  Memberikan
mendemonstr mendemonstrasi memilih cara yang stimulasi kepada
asikan cara kan cara paling tepat untuk klien untuk
mengontrol mengontrol klien menilai respon
cara perilaku perilaku
2 Bantu klien
mengontrol kekerasan: kekerasan secara
mengidentifikasi
perilaku tepat
 Fisik:tarik manfaat cara
kekerasan  Membantu klien
nafas dipilih
dalam mebuat
dalam,olah
3 Bantu keluarga keputusan
raga,menyira
klien untuk terhadap cara
m tanaman
menstimulasi cara yang telah
 Verbal:meng
tersebut (role play) dipilihnya
atakannya
dengan melihat
secara 4 Berreinforcement
manfaatnya
langsung positif atau
 Agar klien
dengan tidak keberhasilan klien
mengetahui cara
menyakiti menstimulasi cara
marah yang
 Spiritual:se tersebut
konstruktif
mbahyang,b
5 Anjurkan klien  Pujian dapat
erdo’a atau
untuk meningkatkan
ibadah lain
menggunakan cara motivasi dan
yang telah harga diri klien
dipelajari saat
jengkel/marah  Agar klien dapat
melaksanakan
cara yang telah
dipilihnya jika ia
sedang kesal atau
marah
8.Klien 1 Keluarga klien 1.Identifikasi  Kemampuan
mendapat dapat: kemampuan keluarga dalam
dukungan keluarga merawat mengidentifikasi
 Menyebutka
keluarga klien dari sikap apa akan
n cara
dalam yang telah memungkinkan
merawat
mengontrol dilakukan keluarga keluarga untuk
klien yang
perilaku terhadap klien melakukan
berperilaku
kekerasan selama ini penilaian
kekerasan
terhadap perilaku
 Mengungka 1. Jelaskan peran
kekerasan
pkan rasa serta keluarga
 Meningkatkan
puas dalam dalam merawat
pengetahuan
merawat klien
keluarga tentang
klien 2. Jelaskan cara-
cara merawat
cara merawat
klien sehingga
klien:
keluarga terlibat
-Terkait dengan cara
dalam perawatan
mengontrol
klien
perilaku marah
 Agar keluarga
secara
dapat merawat
konstruktif
klien dengan
-Sikap tenang,bicara
perilaku
tenang dan jelas
kekerasan
-Membantu klien
 Agar keluarga
mengenal
mengetahui cara
penyebab ia merawat klien
marah melalui
1. Bantu demonstrasi yang
keluarga dilihat keluarga
mendemons secara langsung
trasikan  Mengeksplorasi
cara perasaan
merawat keluarga setelah
klien melakukan
2. Bantu demonstrasi
keluarga
mengungka
pkan
perasaannya
setelah
melakukan
demonstrasi
9.Klien dapat 1 Klien dapat 1 Jelaskan jenis-  Klien dan
menggunaka menyebutkan jenis obat yang keluarga dapat
n obat-obatan obat-obatan diminum klien mengetahui
yang yang diminum pada klien keluarga nama-nama obat
diminum dan dan yang diminum
2 Diskusikan
kegunaannya kegunaannya oleh klien
manfaat minum
(jenis,waktu, (jenis,waktu,dan  Klien dan
obat dan kerugian
dosis dan efek) keluarga dapat
berhenti minum
efek) mengetahui
2 Klien dapat obat tanpa seizing
kegunaan obat
minum obat dokter
yang dikonsumsi
sesuai program
1 Jelaskan prinsip klien
pengobatan
benar minum obat  Klien dan
(baca nama yang keluarga
tertera pada botol mengetahui
obat,dosis prinsip benar
obat,waktu dan agar tidak terjadi
cara minum) kesalahan dalam
mengkonsumsi
2 Ajarkan klien
obat
minta obat dan
 Klien dapat
minum tepat waktu
memiliki
3 Anjurkan klien kesadaran
melaporkan pada pentingnya
perawat/dokter jika minum obat dan
merasakan efek bersedia minum
yang tidak obat dengan
menyenangkan kesadaran sendiri
 Mengetahui efek
4 Beri pujian,jika
samping sedini
klien minum obat
mungkin
dengan benar
sehingga
tindakan dapat
dilakukan
sesegera
mungkin untuk
menghindari
komplikasi
 Reinforcement
positif dapat
memotivasi
keluarga dan
klien serta dapat
meningkatkan
harga diri
Daftar Pustaka

Sujono riyadi teguh.2009. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Nita Fitria 2010 .PRINSIP DASAR DAN APLIKASI PENULISAN LAPORAN


PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN. Jakarta: Salemba Medika.

Mukhripah Dayamaiyanti.2012.ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.Bandung:Pt


Refika Aditama.
PENGKAJIAN KEPERAWATANKESEHATAN JIWA
Ruang rawat : Kenanga Tanggal dirawat : 09-03-2022
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. A ( P )
Tgl Pengkajian : 28 Maret 2022
Umur : 46 tahun
RM No :
II. ALASAN MASUK
Alasan masuk karena suka mengamuk dirumah
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
 Ya 

 Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
 Kurang berhasil 

 Tidak berhasil
3. Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
 Aniaya fisik
 Aniaya seksual
 Penolakan
 Kekerasan dalam keluarga
 Tindakan criminal
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
4. Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Ada Tidak 
Kalau ada :
Hubungan keluarga : baik, klien sebelumnya tinggal dengan om dan tante
Gejala :
Riwayat pengobatan :
Masalah keperawatan :
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : ketika meninggal orang
tua dan klien tidak bisa melanjutkan sekolah
5. Masalah : klien suka mengamuk dan menghamburkan barang-barang di
sekitar
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-Tanda Vital :
TD : 100/80 mmHg N : 80 x/mnt
S : 36 °C P : 18 x/mnt
2. Ukur : BB : kg, TB : cm
3. Keluhan fisik : gatal-gatal di jari pasien
Masalah keperawatan : gatal-gatal

V. PSIKOSOSIAL
 Genogram :

Jelaskan :
Pasien adalah orang pertama dalam keluarga yang mengalami gangguan
jiwa/depresi

Ket :
: Laki-Laki

: Perempuan

χ : Meninggal

: Pasien
: Garis Keturunan

Masalah keperawatan : kelien depresi karena tidak bisa lanjut sekolah


lebih tinggi setelah tamat SMA
 Konsep diri
a. Citra tubuh : pasien mensyukuri atas apa yang telah dimiliki sebagai
anugrah dari Allah SWT.
b. Identitas : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang
perempuan, belum menikah, pasien anak ke 2 dari 4 saudara,
c. Peran : pasien merasa kecewa karena tidak bisa lanjut kuliah
d. Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat pulang.
e. Harga diri : pasien mengatakan bisa menjaga diri
Masalah keperawatan : kecewa dan menyebabkan deprsi
 Hubungan social
a. Orang yang berarti : pasien mengatakan orang yang berarti saat ini
adalah saudara-saudaranya, tante dan omnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : pasien mengatakan
biasa mengikuti kegiatan kelompok yang ada dirumah sakit, dan
sering berinteraksi dengan teman sekamar.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien beragama Kristen protestan
b. Kegiatan ibadah : pasien mengatakan selama dirumah sakit tidak
ibadah karena tidak ada gereja, pasien hanya berdoa sendiri.
Masalah keperawatan : tidak ada
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Rapi
 Penggunaan pakaian sesuai
 Cara berpakaian tidak bagus
Jelaskan : pasien berpenampilan rapi dan mengikat rambut.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Inkoherensi
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : cara komunikasi pasien baik dan cepat merespon.
Masalah keperawatan : tidak ada
3. Aktivitas Motorik
 Lesu
 Tegang
 Gelisah
 Agitasi
 Tik
 Grimasem
 Tremor
 Kompulsif
Jelaskan : pasien terlihat lesu
Masalah keperawatan : pasien tidak bersemangat
4. Alam perasaan
 Sedih
 Ketakutan
 Putus asa
 Khawatir
 Gembira berlebihan
Jelaskan : pasien mengatakan sedih karena tidak bisa melanjutkan kuliah,
pasin ingin pulang kalau sudah sembuh.
Masalah keperawatan : sedih yang bekepanjangan sehingga
mengakibatkan depresi.
5. Afek
 Datar
 Tumpul
 Labil
 Tidak sesuai
Jelaskan : pasien terlihat kadang pandagannya kosong dan raut muka
pasien hanya datar
Masalah keperawatan : pandangan kosong
6. Interaksi selama wawancara
 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensive
 Curiga
Jelaskan : pasien mampu berbicara dengan baik
Masalah keperawatan : tidak ada
7. Persepsi
Halusinasi :
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penghidu/Penciuman
Jelaskan : -
Masalah keperawatan : tidak ada
8. Isi pikir
 Obsesi
 Phobia
 Hipokondria
 Depersonalisasi
 Ide yang terkait
 Pikiran magis
Waham :
 Agama
 Somatik
 Kebesaran
 Curiga
 Nihilistic
 Sisip pikir
 Siar pikir
 Kontrol pikir
Jelaskan : -
Masalah keperawatan : tidak ada
9. Arus pikir
 Sirkumstansial
 Tangensial
 Kehilangan asosiasi
 Flight of idea
 Blocking
 Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : pasien sering mengulang perkataannya
Masalah keperawatan : bicara yang ulang-ulang
10. Tingkat Kesadaran
 Bingung
 Sedasi
 Stupor
 Disorientasi waktu
 Disorientasi orang
 Disorientasi tempat
Jelaskan : pasien mengatakan sudah 3 minggu di rumah sakit
Masalah keperawatan : pasien lupa hari
11. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang
 Gangguan daya ingat jangka pendek
 Gangguan daya ingat saat ini
 Konfabulasi
Jelaskan : pasien lupa hari masuk di rumah sakit
Masalah keperawatan : gangguan daya ingat
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : pasien mampu berkonsentrasi, pasien mampu menghitung dan
membaca.
Masalah keperawatan : tidak ada
13. Kemampuan penilaian
 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan : mampu mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan
orang lain.
Masalah keperawatan ; tidak ada
14. Daya tilik diri
 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : menyalahkan orang lain/lingkungan yang menyebabkan


menyebabkan kondisi saat ini.
Masalah keperawatan : depresi
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Ya Tidak
 Makanan ya -
 Keamanan ya -
 Perawatan kesehatan ya -
 Pakaian ya -
 Transportasi - -
 Tempat tinggal ya
 Uang - ya
Jelaskan : pasien mengatakan bisa makan, mampu menjaga diri, rutin
minum obat yang dikasih perawat, pasien juga mngatakan akan tinggal di
rumah tanteya.
Masalah keperawatan : tidak ada
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri BT BM
 Mandi - ya
 Kebersihan - ya
 Makan - ya
 BAB / BAK - ya
 Ganti pakaian - ya
Jelaskan : pasien melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
Masalah keperawatan : tidak ada
b. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda ?
 Ya
 Tidak
Apakah anda memisahkan diri ?
 Ya
Jelaskan : pasien tidak memisahkan diri dan mampu berinteraksi
dengan teman sekamar
 Tidak
Frekuensi makan sehari: 3 x/hari
Frekuensi kudapan sehari : 1 x/hari
Nafsu makan :
 Meningkat
 Menurun
 Berlebihan
 Sedikit – sedikit
Berat Badan :
 Meningkat
 Menurun
BB terendah : ..............kg BB tertinggi : ........kg
Jelaskan:
Masalah keperawatan
c. Tidur
1) Apakah ada masalah tidur ? tidak ada
2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur ? iya
3) Apakah ada kebiasaan tidur siang ? ada, pasien selalu tidur siang
setelah habis makan siang
4) Lama tidur siang : 3 jam
5) Apa yang menolong tidur ? tidak ada
6) Tidur malam jam : 8 sehabis makan malam, bangun jam : 5 pagi
7) Apakah ada gangguan tidur ? tidak ada
 Sulit untuk tidur
 Bangun terlalu pagi
 Somnabulisme
 Terbangun saat tidur
 Gelisah saat tidur
 Berbicara saat tidur
Jelaskan : klien selalu bangun jam 5 pagi
Masalah keperawatan : tidak ada
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri
 Ya
 Tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
 Ya
 Tidak
Mengatur penggunaan obat
 Ya
 Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan
 Ya
 Tidak
Jelaskan : pasien mengatakan belum diperiksa dokter selama berada di
rumah sakit
Masalah keperawatan : tidak ada
Klien memiliki sistem pendukung :
Keluarga : Ya : saudara dan tante-om
Terapis : Tidak : tidak ada
Teman sejawat : Ya : ada temannya
Kelompok sosial : Ya: ada kelompoknya
Jelaskan : sistem pendukung pasien yakni keluarga dan teman sekelompok.
Masalah keperawatan : tidak ada
Apakah klien menikmati saat bekerja (kegiatan produktif atau hobi) ?
 Ya
 Tidak
Jelaskan : sebelum sakit klien sering berjualan kue yang pasien buat
sendiri
Masalah keperawatan : tidak ada
VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif : Maladaptif :
 Bicara dengan orang lain  Minum alkohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/ berlebih
 Teknik relokasi  Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif  Menghindar
 Olahgara  Mencederai diri
 Lainnya ……………  Lainnya…………………

Jelskan :
Masalah Keperawatan :
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN
 Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
 Masalah dengan pendidikan: pendidikan terakhir pasien SMA, dan
pasien ingin mlanjutkan kuliah tapi terkendala sehingga membuat pasien
depresi dan suka mengamuk.
 Masalah dengan pekerjaan, pasien sebelum sakit, berjualan kue. Pasienn
ingin melanjutkan kuliah dengan dalil agar bisa mencari kerja lebih baik.
 Masalah dengan perumahan,: pasien tinggal bersama tante dan omnya.
Sebelumnya pasien tinggal di rumah orang tuanya tapi pasien mendapat
tekanan dari saudaranya. Sehingga di ambil oleh om dan tantenya.
 Masalah dengan ekonomi, tidak ada
 Masalah dengan pelayanan kesehatan : pasien mengalami depresi dan
suka mengamuk
 Masalah lainnya, tidak ada
Masalah keperawatan
X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
 Penyakit jiwa
 Factor presipitasi
 Koping
 System pendukung
 Penyakit fisik
 Obat-obatan
 Lainnya………………………………….
Masalah keperawatan : pasien kurang pengetahuan sehingga mudah stress
dan menyebabkan depresi yang menyerang jiwanya.
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosis medik : skizofrenia
Terapi medik :.risperidone, clozapine,
Analisa Data :
Data Masalah
Subjektif Pasien mengatakan depresi karena tidak bisa kuliah.
Pasien mengatakan semenjak orang tuanya meninggal
pasien tinggal di rumah tante dan omnya.
Pasien mengatakan di bawa kerumah sakit oleh
tantenya karena suka mengamuk di rumah.
Pasien mengatakan kalau mengamuk sering
menghamburkan barang-barang
Objektif Pasien nampak suka melamun
Pasien kurang berinteraksi dengan kelompok
Pasien suka diam sendiri.
Dst ..........................................................................................
XII. DAFTAR MASALAH
POHON MASALAH

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Perilaku kekerasan

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan


lingkungan

XIII. DAFTAR DIGNOSIS KEPERAWATAN


RESIKO MENCEDERAI DIRI SENDIRI BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU KEKERASAN
XIV. PERENCANAAN KEPERAWATAN
PERENCANAAN
No. Tanggal DIAGNOSIS
TUJUAN/KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Senin, Resiko perilaku 1. Pasien dapat membina SP 1 Pasien
28 Maret kekerasan hubungan saling percaya 1. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, PK yang di lakukan, akibat PK
2022 2. Pasien dapat mengidentifikasi 2. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal dan spritual
penyebab perilaku kekerasan 3. Latih cara mengontrol PK secara fisik: tarik napas dalam dan pukul kasur
3. Pasien dapat mengidentifikasi dan bantal.
tanda-tanda perilaku kekerasan 4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
4. Pasien dapat mengidentifikasi SP 2 Pasien
perilaku kekerasan yang biasa 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, beri pujian
dilakukan 2. Latih cara mengontrol PK dengan obat ( Jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
5. Pasien dapat mengidentifikasi frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
akibat perilaku kekerasan 3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat.
6. Pasien dapat mengidentifikasi SP 3 Pasien
cara konstruksi dalam 1. Evaluasi kegiatan fisik dan obat, beri pujian.
merespon terhadap kemarahan 2. Latih cara mengontrol PK secara verbal ( 3 cara yaitu : mengungkapkan,
7. Pasien dapat meminta dan menolak dengan benar)
mendemonstrasikan cara 3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan verbal.
mengontrol perilaku kekerasan SP 4 Pasien
8. Klien dapat menggunakan obat 1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat dan verbal, beri pujian.
- obatan yang diminum dan 2. Latih cara mengontrol spritual dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegunaannya(jenis, waktu, kegiatan)
dosis dan efek) 3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan
spiritual.
SP 5 Pasien
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat, verbal dan spritual, beri pujian.
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Nilai apakah PK terkontrol

XV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Diagnosis Hari, Tgl/Jam Impementasi Evaluasi

1. Resiko Rabu , SP 1 Pasien S:


perilaku 30 Maret 2022 1. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan Pasien mngatakan tidak lanjut kuliah jadi pasien
kekerasan gejala, PK yang di lakukan, akibat PK depresi dan suka mengamuk
Hasil: pasien mengatakan tidak bisa O:
melanjutkan kuliah sehingga depresi, dan Pasien nampak suka terdiam
mengakibatkan suka mengamuk dengan A:
melampiaskan pada barang-barang disekitar. Resiko PK (+)
2. Menjelaskan cara mengontrol PK: fisik,
obat, verbal dan spiritual P: Evaluasi SP1 cara latihan fisik
Hasil: pasien mengerti dengan apa yang SP2 : Ajarkan pasien cara mengontrol PK :
disampaikan dengan fisik, minum obat dan verbal
3. Melatih cara mengontrol PK secara fisik:
tarik napas dalam dan pukul kasur dan
bantal.
Hasil : pasien mengerti dan mampu
melakukan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan fisik
Hasil: pasien setuju dan memasukkan di
jadwal harian.
2. Resiko Jumat, SP 2 Pasien S:
perilaku 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik, beri a. Pasien mengatakan sudah mampu mengontrol
kekerasan 01 april 2022 pujian PK.
Hasil: pasien sudah mampu melakukan b. Pasien mengatakan tidak mengamuk –
SP1P yaitu dengan cara latihan fisik mengamuk lagi.
2. Melatih cara mengontrol PK dengan obat
( Jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, O:
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat) Nampak pasien tenang dan terdim
Hasil : pasien rutin minum obat A:
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk Resiko PK (+)
latihan fisik dan minum obat.
Hasil: pasien setuju dan memasukkannya ke P: Evaluasi SP 1,2 cara mengontrol PK
jadwal harian Lanjutkan SP3 : Ajarkan pasien cara
mengontrol PK dengan cara verbal ( 3 cara
yaitu : mengungkapkan, meminta dan menolak
dengan benar)

3. Resiko Jumat SP 3 Pasien S:


perilaku 01 april 2022 1. Mengevaluasi kegiatan fisik dan obat, beri pasien mengatakan sudah mampu melakukan
kekerasan pujian. tiga cara verbal ( 3 cara yaitu :
Hasil: pasien sudah mampu melakukan mengungkapkan, meminta dan menolak dengan
SP2P benar)
2. Melatih cara mengontrol PK secara verbal
( 3 cara yaitu : mengungkapkan, meminta
dan menolak dengan benar) O:
Hasil : pasien memahami dan mampu Pasien nampak tenang dan suka terdiam
menerapkannya.
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk A:
latihan fisik, minum obat dan verbal. Resiko PK (+)
Hasil: pasien setuju untuk memasukkannya
ke jadwal harian P: Evaluasi SP 1,2,3 cara mengontrol PK
Lanjutkan SP4 : Ajarkan pasien cara
mengontrol spritual dengan melakukan
kegiatan harian.
4. Resiko Kamis, SP 4 Pasien S:
perilaku 31 Maret 2022 1. Mengevaluasi kegiatan latihan fisik, obat Pasien sudah tidak mengamuk
kekerasan dan verbal, beri pujian. Pasien mampu mengontrol PK
Hasil: pasien mampu melakukan SP3P yaitu Pasien aktif dalam melakukan kegiatan
melakukan verbal
2. Melatih cara mengontrol spritual dengan O:
melakukan kegiatan harian (mulai 2 Pasien selalu mengikuti kegiatan harian di rumah
kegiatan) sakit ( berupa senam setiap pagi)
Hasil : pasien mampu mengikuti latihan
dengan kegiatan harian
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk A:
latihan fisik, minum obat, verbal dan Resiko perilaku kekerasan(+)
spiritual.
Hasil: pasien setuju dan memasukkannya ke P: Evaluasi SP1234 cara mengontrol PK.
jadwal harian

Makassar, Maret 2022


Mahasiswa

(Islah Ananda Jarnawi)

Anda mungkin juga menyukai