Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH SEMINAR KASUS PADA Sdr.

J DENGAN RESIKO PERILAKU


KEKERASAN DI RUANG GARUDA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT SINGKAWANG

Makalah Seminar

DISUSUN OLEH KELOMPOK:

NAMA NIM
AJENG DETA DWI SETYAWATI 212133002
DEWI MILIYANI 212133009
DIMAS FIQRI HARIANDA 212133012
KURNIAWAN DWI ILLAHI 212133024
NINDI RIZKI AMALIA 212133032
NURLAILA NOVITA 212133034
REMA APRIANTY MANDAYANI 212133038
SATRIYA 212133043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PONTIANAK


PRODI NERS KEPERAWATAN PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2022
MAKALAH SEMINAR KASUS PADA Sdr.J DENGAN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN DI RUANG GARUDA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT SINGKAWANG

Telah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Pembimbing Klinik dan


Pembimbing Akademik.

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama):


Perilaku Kekerasan

II. Proses terjadinya masalah (tinjauan teori):


A. Pengertian
Kekerasan (violence) merupakan suatu bentuk perilaku agresi
(aggressive behavior) menyebabkan atau dimaksudkan untuk
menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, termasuk
terhadap hewan atau benda-benda. Ada perbedaan atara agresi
sebagai suatu bentuk pikiran maupun perasaan dengan agresi
sebagai bentuk perilaku. Agresi adalah suatu repon terhadap
kemarahan, kekecewaan, perasaan dendam atau ancaman yang
memancing amarah yang dapat membangkitkan suatu perilaku
kekerasan sebagai suatu cara untuk melawan atau menghukum
yang berupa tindakan menyerang, merusak hingga membunuh.
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun
psikologis (Muhith, 2015). Perilaku agresif secara verbal adalah
suatuperilaku yang dilakukan untuk menyakiti, mengancam atau
membahayakan individuindivividu atau objek-objek yang
menjadi sasaran tersebut secara verbal atau melalui kata-kata dan
langsung ataupun tidak langsung, seperti memaki, menolak
berbicara,menyebar fitnah, tidak memberikan dukungan (Riska
Amimi, 2020).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali
perilaku seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain,
atau lingkungan. Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat
berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri
dalam bentuk penelantaran diri. Perilaku kekerasan pada orang
adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk melukai atau
membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat
berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting,
dan semua yang ada di lingkungan. Pasien yang dibawa ke
rumah sakit jiwa sebagian besar akibat melakukan kekerasan di
rumah. Perawat harus jeli dalam melakukan pengkajian untuk
menggali penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan selama di
rumah (Yusuf, PK, & Nihayati, 2015).
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons
terhadap kecemasan (kebutuhan yang tidak terpenuhi) yang
dirasakan sebagai ancaman. Amuk merupakan respons
kemarahan yang paling maladaptif yang ditandai dengan
perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya
kontrol, yang individu dapat merusak diri sendiri, orang lain,
atau lingkungan (Yusuf, PK, & Nihayati, 2015).

B. Tanda dan Gejala Mayor Subjektif:


1. Mengatakan benci/kesal dengan orang lain
2. Mengatakan ingin memukul orang
3. Mengatakan tidak mampu mengontrol perilaku kekerasan
4. Mengungkapkan keinginan menyakiti diri sendiri, orang
lain, dan merusak lingkungan..

Objektif
1. Melotot
2. Pandangan tajam
3. Tangan mengepal, rahang mengatup
4. Gelisah dan mondar-mandir
5. Nadi meningkat
6. Pernapasan meningkat
7. Mudah tersinggung
8. Nada suara tinggi dan bicara kasar
9. Mendominasi pembicaraa

10. Merusak lingkungan


11.Sarkasme

12.Memukul orang lain

Minor Subjektif
1. Mengatakan tidak senang
2. Menyalahkan orang lain
3. Mengatakan diri berkuasa
4. Merasa gagal mencapai tujuan
5. Mengungkapkan keinginan yang tidak realistis dan minta
dipenuhi
6. Suka mengejek
dan mengritik
Objektif:
1. Disorientasi
2. Wajah merah
3. Postur tubuh kaku
4. Sinis
5. Bermusuhan
6. Menarik diri (Keliat, 2019)

C. Rentang Respons

Perilaku atau respon kemarahan dapat berflutuatif dalam


rentang adaptif sampai maladaptif. Rentang respon marah
menurut (Fitria, 2010) dimana amuk dan agresif pada
rentang maladaptif, seperti berikut : Rentang Respon
Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif


1) Asertif : Individu yang mengungkapkan marah tanpa
menyalahkan orang lain dan ketenangan.

2) Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis/


terhambat .
3) Pasif : Respon lanjutan dimana klien tidak mampu
mengungkapkan perasaannya.

4) Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat


dorongan untuk menuntut tetapi masih terkontrol.

5) Amuk : Perilaku destruktif dan tidak terkontrol.

D. Faktor predisposisi
1. Psikoanalisis

Teori ini menyatakan bahwa perilaku agresif adalah


merupakan hasil dari dorongan insting (instinctual drives).
2. Psikologis

Berdasarkan teori frustasi-agresif, agresivitas timbul sebagai


hasil dari peningkatan frustasi. Tujuan yang tidak tercapai
dapat menyebabkan frustasi berkepanjangan.
3. Biologis
Bagian-bagian otak yang berhubungan dengan terjadinya
agresivitas sebagai berikut.
a. Sistem limbik merupakan organ yang mengatur dorongan
dasar dan ekspresi emosi serta perilaku seperti makan,
agresif, dan respons seksual. Selain itu, mengatur sistem
informasi dan memori.
b. Lobus temporal, Organ yang berfungsi sebagai penyimpan
memori dan melakukan interpretasi pendengaran.
c. Lobus frontal, Organ yang berfungsi sebagai bagian
pemikiran yang logis, serta pengelolaan emosi dan alasan
berpikir.
d. Neurotransmiter, Beberapa neurotransmiter yang
berdampak pada agresivitas adalah serotonin (5-HT),
Dopamin, Norepineprin, Acetylcholine, dan GABA
4. Perilaku (behavioral)
a. Kerusakan organ otak, retardasi mental, dan gangguan
belajar mengakibatkan kegagalan kemampuan dalam
berespons positif terhadap frustasi.
b. Penekanan emosi berlebihan (over rejection) pada anak-
anak atau godaan (seduction) orang tua memengaruhi
kepercayaan (trust) dan percaya diri (self esteem) individu.
c. Perilaku kekerasan di usia muda, baik korban kekerasan
pada anak (child abuse) atau mengobservasi kekerasan
dalam keluarga memengaruhi penggunaan kekerasan
sebagai koping.
5. Sosial kultural
a. Norma

Norma merupakan kontrol masyarakat pada kekerasan. Hal


ini mendefnisikan ekspresi perilaku kekerasan yang
diterima atau tidak diterima akan menimbulkan sanksi.
Kadang kontrol sosial yang sangat ketat (strict) dapat
menghambat ekspresi marah yang sehat dan menyebabkan
individu memilih cara yang maladaptif lainnya.
b. Budaya asertif di masyarakat membantu individu untuk
berespons terhadap marah yang sehat.

Faktor sosial yang dapat menyebabkan timbulnya agresivitas


atau perilaku kekerasan yang maladaptif antara lain sebagai
berikut.
a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup.
b. Status dalam perkawinan.
c. Hasil dari orang tua tunggal (single parent).
d. Pengangguran.
e. Ketidakmampuan mempertahankan hubungan
interpersonal dan struktur keluarga dalam sosial kultural.
E. Faktor presipitasi

Semua faktor ancaman antara lain sebagai berikut.


1. Internal
a. Kelemahan.
b. Rasa percaya menurun
c. Takut sakit.
d. Hilang kontrol.
2. Eksternal
a. Penganiayaan fsik.
b. Kehilangan orang yang dicintai.
Kritik. (Yusuf, PK, & Nihayati, 2015)

F. Mekanisme Koping
Perawat perlu mengidentifikasi koping klien, sehingga dapat
membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang
konstruktif dalam mengekspresikan kemarahannya. Mekanisme
koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego
seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represif, denial, dan
reaksi formasi.
Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang
berkepanjangan dari seseorang karena ditinggal oleh orang yang
dianggap sangat berpengaruh dalam hidupnya. Bila kondisi
tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang
rendah diri (harga diri rendah), sehingga sulit untuk bergaul
dengan orang lain.
III. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan


lingkungan.

Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri: harga diri rendah


IV. Data yang perlu dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Perilaku kekerasan Subjektif :
1. Klien mengancam
2. Klien mengumpat dengan kata-kata kotor.
3. Klien mengatakan dendam dan jengkel
4. Klien mengatakan ingin berkelahi
5. Klien menyalahkan dan menuntut
6. Klien meremehkan

Objektif :
1. Mata melotot/pandangan tajam
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
4. Wajah memerah dan tegang
5. Poster tubuh kaku
6. Suara keras

Faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan, antara lain


sebagai berikut.
1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
2. Stimulus lingkungan
3. Konflik interpersonal
4. Status mental
5. Putus obat
6. Penyalahgunaan narkoba/alkohol.

IV. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

Perilaku kekerasan
V. Rencana tindakan keperawatan

1. Pengkajian: Kaji tanda dan gejala risiko perilaku


keker kemampuan mengatasinya, dan akibatnya,
2. Diagnosis: Jelaskan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan
3. Tindakan keperawatan
a. Latih klien untuk melakukan relaksasi: Tarik napas dalam,
pukul bantal dan Kasur, senam jalan-jalan.
b. Latih klien untuk bicara dengan baik: Mengungkapkan nam
meminta dengan baik dan menolak dengan baik.
c. Latih deeskalasi secara verbal maupun tertulis.
d. Latih klien untuk melakukan kegiatan ibadah sesuai dengang
dan kepercayaan yang dianut (sholat, berdoa, dan kegiatan ini
yang lainnya).
e. Latih klien patuh minum obat dengan cara 8 benar (benar
nama klien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu,
benar manfaat, benar tanggal kedaluarsa dan benar
dokumentasi
f. Bantu klien dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan
jika klien mengalami kesulitan.
g. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikan
latihan mengendalikan risiko perilaku kekerasan.
h. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan latihan
mengendalikan risiko perilaku kekerasan.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien :

perilaku kekerasan

Pertemuan Ke :

disesuaikan

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien :
Klien tampak mondar-mandir, berbicara sambil mengepalkan tinju,
pandangan mata tajam, wajah merah dan tegang, serta sesekali
tampak memukul-mukul dinding.

2. Diagnosa Keperawatan :
Perilaku kekerasan

3. TUK/Strategi pelaksanaan :
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien
a. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
c. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
e. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekkerasan
f. Membantu klien mempraktikan latihan cara mengontrol fisik I
g. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. Rencana Tindakan Keperawatan :
a. Identifikasi tanda-tanda yang menunjukkan perilaku kekerasan.
b. Monitor klien selama masih melakukan tindakan yang
mengarah pada perilaku kekkerasan

c. Lakukan pendekatan dengan teknik komunikasi terapeutik

d. Tangani kondisi kegawatdaruratan dengan isolasi dan fiksasi


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Orientasi :

“selamat pagi pak, perkenalkan nama saya suster …, saya yang akan
merawat Bapak hari ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil
apa?”

(mengulurkan tangan sambil tersenyum menunjukkan sikap terbuka).

“saya perhatikan bapak mondar-mandir sambil memukul-mukul


dinding, bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang
menyebabkan bapak memukul- mukul dinding?”

(memberikan sentuhan dengan perlahan serta menunjukkan


sekap empati). “nerapa lama bapak ingin berbincang-
bincang?”

“di mana enaknya kita berbincang-bincang, pak?”

2. KERJA : (Langkah-langkah Tindakan Keperawatan)


“sekarang bapak bisa mulai memceritakan apa yang menyebabkan
bapak memukul- mukul dinding. Apa yang bapak arsakan saat ini?”
(dengarkan ungkapan marah klien dan tetap bersikap empati selama
klien mengungkapkan kemarahannya, selain itu lakukan observasi
terhadap tanda-tanda perilaku kekerasan yang ditunnjukkan selama
klien mengungkapkan perasaan marahnya).
“apa yang biasa bapak lakukan jika bapak merasa kesal/marah
seperti ini?” “bagaiman menurut bapakk dengan tindakan
tersebut?”
“baiklah pak, untuk sementara waktu bapak boleh menyendiri di
runagan ini dulu sampai marahnya hilang, tujuannya agar bapak lebih
aman dan tenang, karena jika dalam kondisi kesal bapak tetap di luar,
dikhawatirkan bapak akan mengalami hal- hal yang tidak diinginkan,
misalnya terjatuh atau terluka.”
(melakukan isolasi pada klien di ruangan yang aman).
“bapak akan dikeluarkan dari ruangan ini sampai kondisi bapak lebih
tennag dan jika bapak perlu sesuatu, saya ada di ruang depan dan saya
siap membantu bapak kapan saja.”

3. Terminasi
“bagaimana perasaan bapak setellah berada di ruangan ini?”
“sekarang bapak bisa menenangkan diri di ruangan ini sambil bapak
pikirkan hal lain yang bisa membuat bapak kesal/marah.”
“saya akan kembali 15 menit lagi untuk melihat kondisi bapak, dan jika
kondisi bapak sudah lebih tenang saya akan mengajarkan cara
menghilangkan perasaan kesal/marah supaya bapak tidak dimasukkan
ke ruangan ini lagi.”
“bapagaimana pak, setuju?”
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA

RUANG RAWAT : Garuda TANGGAL DIRAWAT : 08 JULI 2022

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. J (L) Tanggal Pengkajian: 9 Agustus 2022

Umur : 24 Tahun RM No. : 015992

II. ALASAN MASUK


- Dari observasi klien mengatakan klien tiba-tiba marah-marah dan mengancurkan barang-
barang,klien datang ke RSJ diantar oleh abangnya menggunakan mobil pada malam hari
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?  Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil  Tidak Berhasil
3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik

Kekerasan seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga


Tindakan criminal

Jelaskan No.1,2,3 :
1. Klien mengatakan sejak dari kecil sudah mengalami gangguan jiwa
dimasalalu,marah-marah tiba-tiba
2. Klien mengatakan berobat ke orang pintar

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan


4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya  Tidak
Hubungan keluarga

Gejala

Riwayat pengobatan/perawatan

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kondisi seperti pasien

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan.

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 84 x/m S : 36°C P : 22 x/m
2. Ukur : TB : 160 cm BB : 59Kg
3. Keluhan fisik Ya  Tidak
Jelaskan : Klien tidak ada maslaah pada kondisi fisik, tanda-tanda vital klien dalam batas
normal.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.


V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

: laki-laki : klien

: perempuan : Hubungan Keluarga

Jelaskan : Sebelum masuk rumah sakit jiwa klien tinggal serumah dengan ayah dan ibunya dan adik-
adiknya,klian 8 bersaudara,klien anak ke-5,klien mengatakan dirumah dekat dengan ayahnya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

2. Konsep diri :
a. Citra tubuh : Klien menyukai semua anggota tubuhnya.
b. Identitas : Sebelum dirawat paasien berkerja sebagai knek truk mengantar sawit
c. Peran :
d. Ideal diri : Harapan klien bisa cepat keluar dari RSJ agar bisa melakukan aktivitas
seperti sebelum masuk rumah sakit
e. Harga diri : Hubungan klien dengan masyarakat baik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
3. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti : Orang yang berarti dalam kehidupan klien adalah keluarganya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak bisa memulai pembicaraan
dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah.

4. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan sejak dari kecil melakukan pengobatan ke pada
orang pintar, tapi tidak ada perubahan

b. Kegiatan ibadah :

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak

tidak sesuai seperti biasanya

Jelaskan : Klien berpakaian rapi menggunakan baju dari ruangan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai


pembicaraan

Jelaskan : Klien tidak berbicara jika tidak ditanya

Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah.


3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Klien tampak tegang saat menceritakan masa lalu.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah.

4. Alam Perasaan
 Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira

berlebihan

Jelaskan : saat melakukan pengkajian Tanya jawab pada klien, klien tampak sedih
dan menyesal atas perbuatannya
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah.

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Klien beraksi bila ada stimulus emosi yang kuat.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

 Kontak mata kurang Defensif Curiga

Jelaskan :

- Saat melakukan pengkajian klien tampak tertunduk dan hanya sesekali berani kontak mata
tajam pada perawat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

7. Persepsi
Halusinasi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

8. Proses Pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi

Flight of ideas Blocking Pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : saat melakukan Tanya jawab klien menjawab sesuai dengan pertanyaan.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistik Sisip piker Siap piker Kontrol pikir

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.


10. Tingkat Kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi :

Waktu Tempat Orang

Jelaskan : ketika di wawancara klien bingung dalam menjawab, klien sadar, tidak ada gerakan
yang diulang, klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat jangka pendek

Jangka panjang

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi

Jelaskan : Saat dikaji klien mampu mengingat kejadian pada masa lalu.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu

Berkonsentrasi berhitung sederhana

Jelaskan : tingkat konsentrasi klien baik dan mampu berhitung sederhana, contohnya
menghitung angka 1-10 dan penjumlahan (2+6=8).

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

13. Kemampuan Penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien belum terlalu bisa menilai orang-orang yang berada di sekelilingnya .

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.


14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien mengetahui bahwa sedang
sakit dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan

Bantuan minimal  Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantuan total


3. Mandi

 Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantuan total


5. Istirahat dan tidur

 Tidur siang lama : tidak terkaji

 Tidur malam lama : 19.00 – 06.00

 Aktivitas sebelum/sesudah tidur : Tidak ada kegiatan


6. Penggunaan obat

 Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan

Ya Tidak

Perawatan lanjutan

Sistem pendukung 

8. Aktivitas di dalam rumah

Ya Tidak

Mempersiapkan makanan 

Menjaga kerapihan rumah 

Mencuci pakaian 

Pengaturan keuangan 

9. Aktivitas di luar rumah

Ya Tidak

Belanja 

Transportasi 

Lain-lain

Jelaskan : klien dapat melakukan aktivitas

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.


VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladptif

Bicara dengan Orang lain Minum Alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan

Teknik Relaksasi Berkerja Berlebihan

Aktivitas Konstruktif Menghindar


√ 

Olah Raga  Mencederai Diri

Lainnya Lainnya

Masalah Keperawatan : klien suka mencedrai diri dengan merusak barang dan
memecahkan kaca

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL

 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Tidak ada.

 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : Klien merasa tidak terlibat dalam
kelompok lingkungan.

 Masalah dengan pendidkan, spesifik : Klien mengatakan sekolah sampai SD kelas 4


Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Klien tidak ada masalah dengan pekerjaan, klien
bekerja sebagai knek truk.


Masalah dengan perumahan, spesifik : Klien mengatakan tinggal dirumah bersama ayah
dan ibunya

 Masalah ekonomi, spesifik : Klien mengatakan tidak memiliki masalah ekonomi


 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : Klien mengatakan pelayanan Rumah
Sakit Jiwa bagus merawat klien gangguan jiwa.

 Masalah lainnya, spesifik : Tidak ada masalah lain yang spesifik.

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

 Penyakit Jiwa Sistem Pendukung

Faktor Presipitasi Penyakit Fisik

 Koping  Obat-Obatan

 Lainnya : klien kurang mengetahui bagaimana penyakit jiwa yang tepat untuk
mengontrol emosi.
Masalah Keperawatan : Ketidakaktifan koping individu.

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik: Skizofrenia Paranoid

Terapi Medik:

Jenis Obat Dosis Rute Golongan Obat Manfaat


Pemberian
Clozapine 1 x 25 mg Oral Psikiatrik Obat untuk mengatasi
(tab) (Antipsikotik) gangguan mental,gangguan
kecemasan, serta gangguan
suasana hati tertentu
(skizofrenia,skizoafektif)
Risperidone 2 x 2 mg Oral Antipsikotik Untuk mengatasi penyakit
(tab) alzaimer pada orang dewasa
dan mengatasi gangguan
bipolar atau gangguan tingkah
laku pada orang yang
mengalami autis
Trihexyphenidyl 2 x 2 mg Oral Antimuskarinik Mengobati gejala penyakit
(tab) Parkinson dan mengatasi
gejala ekstrapiramidal akibat
efek samping obat tertentu
termasuk antipsikotik
ANALISA DATA
TGL/ NO DATA MASALAH

4/03/22 Data Subjektif: Resiko Perilaku Kekerasan

1. Klien mengatakan marah tiba-tiba


dan merusak barang dirumah
2. Klien mengatakan tidak pernah
bercerita kepada keluarganya
3. Klian mengatakan capek bercerita
kepada keluarganya karena tidak
pernah didengarkan

Data Objektif:

1. Dari data yang terkaji diketahui


saat dirumah klien marah-marah
tiba-tiba
2. Klien mengatakan merusak
barang disekitarnya
3. Klien mengatakan saat dirumah
menggunakan nada tinggi saat
berbicara ke pada keluarganya

Data Subjektif: Resiko kekerasan

1. Klien mengatakan setelah masuk


RSJ klien tidak pernah marah-
marah
2. Klien mengatakan saat masuk
RSJ tidak pernah kesal pada
orang sekitarnya
3. Klien mengatakan selalu
meminum obat yang di berikan
oleh perawat ruangan

Data Objektif:
1. Klien terlihat gelisah dan selalu
curiga setiap diberi pertanyaan
2. Klien saat ditanya menjawab
dengan nada ketus
POHON MASALAH

Effect RESIKO MENCERDRAI DIRI SENDIRI,

ORANG LAIN, DAN LINGKUNGAN

Core problem Perilaku kekerasan

Causa Gangguan kosep diri : harga diri rendah


PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan

1. Risiko Perilaku Setelah dilakukan Strategi Pelaksanaan I :


Kekerasan pertemuan selama 12x 1. Bina hubungan saling percaya
diharapkan klien mampu : 2. Identifikasi penyebab marah
3. Identifikasi tanda dan gejala
yang dirasakan
a. Menyebutkan penyebab 4. Identifikasi RPK yang
risiko perilaku kekerasan dilakukan
b. Menyebutkan tanda dan 5. Identifikasi cara
gejala risiko perilaku mengendalikan RPK
kekerasan
c. Menyebutkan cara Strategi Pelaksanaan 2 :
1. Latihan klien cara fisik yang
mengatasi risiko perilaku pertama ( Tarik nafas dalam)
kekerasan 2. Latih klien mengendalikan
d. Mengendalikan risiko RPK dengan cara fisik ke-dua
perilaku kekerasan (Pukul Kasur bantal)
dengan relaksasi: Tarik 3. Menyusun jadwal kegiatan
napas dalam, pukul kasur harian cara ke dua
dan bantal
Strategi Pelaksanaan 3 :
e. Berbicara dengan baik: 1. Latih klien mengendalikan
mengungkapkan, RPK secara verbal (latihan
meminta, dan menolak pengungkapan marah secara
dengan baik verbal)
f. Melakukan pengungkapan a. Menolak dengan baik
perasaan marah secara b. Meminta dengan baik
c. Mengungkapkan perasaan
verbal atau tertulis
dengan baik
g. Patuh minum obat dengan 2. Susun jadwal latihan
8 benar (benar nama mengungkapkan marah secara
klien, benar obat, benar verbal
dosis, benar cara, benar
waktu, benar manfaat, Strategi Pelaksanaan 4 :
1. Latih klien mengendalikan
benar tanggal
RPK secara spiritual
kadaluwarsa, dan benar (beribadah/berdoa)
dokumentasi) 2. Buat jadwal latihan
h. Membedakan perasaan ibadah/berdoa
sebelum dan sesudah
latihan Strategi pelaksanaan 5 :
1. Latih klien patuh minum
obat dengan prinsip 8 benar
(benar nama klien, benar
nama obat, benar dosis, benar
cara, benar waktu, benar
manfaat, benar tanggal
kadaluwarsa, benar
dokumentasi)
2. Susun jadwal minum obat
secara teratur
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

TGL/ TINDAKAN DAN


EVALUASI (SOAP) DAN JAM PRF
JAM RESPON/HASIL
Selasa/09 Diagnosa Keperawatan : Risiko S : - Klien mengatakan marah tiba-
agustus Perilaku Kekerasan tiba dan merusak barang
2022
Strategi Pelaksanaan 1 : - Klien mengatakan tidak pernah
09.00 1. Membina hubungan saling percaya bercerita kepada keluarganya
Respons : klien kooperatif O : - Klien kooperatif, sedikit
tegang
2. Mengidentifikasi penyebab marah
Respons : klien menjelaskan perasaan - Klien belum terlalu terbuka
dan penyebab marahnya saat ditanya

3. Mengidentifikasi tanda dan gejala


yang dirasakan A : Masalah Risiko Perilaku
Respons : klien mengatakan perasaan Kekerasan masih terjadi (Sp 2
kesal saat diganggu terpenuhi)

4. Mengidentifikasi RPK yang


dilakukan
Respons : klien mengatakan jika P : Intervensi dilanjutkan
kesal/marah rasanya ingin meninju
Strategi
sesuatu dan tidak bisa mengontrol
Pelaksanaan 2 :
1. Latih klien mengendalikan
5. Mengidentifikasi cara mengendalikan
RPK dengan cara fisik ke-2
RPK
(Tarik nafas dalam)
Respons: klien mengatakan jika
2. Menyusun jadwal kegiatan
merasa kesal atau marah
harian untuk melanjutkan
mengancurkan barang yang ada
SP 2
disekitar nya
Rabu/10 Diagnosa Keperawatan : Risiko S : - Klien mengatakan tidak suka
agustus Perilaku Kekerasan diganggu saat dirumah
2022
09.30 Strategi Pelaksanaan 2 :
- Klien mengatakan sudah
1. Melatih klien mengendalikan RPK
sejak kecil suka marah-marah,
dengan cara fisik ke-1 (Tarik nafas
bahkan sampai berhenti
dalam)
sekolah
Respons : klien kooperatif, klien
- Klien mengatakan akan
melakukan tarik nafas dalam
menerapkan latihan nafas
dalam
2. Menyusun jadwal kegiatan harian
- Klien mengatakan tidak pernah
cara ke dua
Respons : latihan dilakukan melakukan teknik nafas dalam
selama dirumah
- Klien mengatakan baru tau
teknik mengontrol emosi nafas
dalam setelah masuk RSJ
O : - Klien kooperatif, sedikit
tegang

- Klien mampu dan bisa


menerapkan latihan nafas
dalam

A : Masalah Risiko Perilaku


Kekerasan masih terjadi (Sp 2
terpenuhi)

P : Intervensi dilanjutkan

Strategi
Pelaksanaan 3 :
1. Latih klien mengendalikan
RPK secara fisik cara ke-2
2. (Latihan pukul kasur bantal)
3. Susun jadwal latihan
mengungkapkan fisik
Kamis/11 Diagnosa keperawatan S : - Klien mengatakan tidak
agustus pernah marah-marah selama
Resiko perilaku
2022
Kekerasan masuk rumah sakit
Jam:
08.30 Strategi Pelaksanaan 2 : - Klien mengatakan tidak ingin
1. Melatih klien mengendalikan RPK
melakukan teknik memukul
dengan cara fisik ke-dua (Pukul
bantal Kasur
Kasur bantal)
Respons : klien tidak mau - Pasien mengatakan capek

melakukannya klien mengatakan untuk melakukannya

capek
2. Menyusun jadwal kegiatan harian O : - Klien tidak koopratif, sedikit
kembali untuk melakukan teknik tegang
memukul kasur dan batal
- Klien tidak mau
Respons : klien koopratif
melakukannya

A : Masalah Risiko Perilaku


Kekerasan masih terjadi (Sp 2
belum terlaksankan)

P : Intervensi dilanjutkan
Strategi
Pelaksanaan 2 :
1. Latih klien
mengendalikan RPK
secara fisik (teknik
memukul kasur dan
bantal)
2. Susun jadwal ulang
latihan melampiaskan
amarah secara fisik

Jumat// 12 Diagnosa keperawatan S: - Klien mengatakan tidak mau


agustus melakukan mengontrol marah
Resiko perilaku
2022
dengan teknik memukul kasur
Jam 09.00 Kekerasan
dan bantal
Strategi Pelaksanaan 2 :
1. Mengevaluasi kembali teknik yang
sudah dilakukan Latihan cara fisik -Klien mengatakan capek
yang pertama (Tarik nafas dalam)
O: - Klien tampak tegang
Respon : klien koopratif
-klien tampak acuh
2. Latih klien mengendalikan RPK
-Nada bicara klien keras
dengan cara fisik ke-dua (Pukul
Kasur bantal) A: Strategi pelaksanaan 2 tidak
Respon: Klien tidak mau terlaksanakan dikarenakan klien
melakukannya dikarnakan capek tidak mau melakukannya
3. Menyusun jadwal kegiatan harian P : Intervensi dilanjutkan
cara ke dua
Strategi Pelaksanaan 3 :
a. Latih klien mengendalikan
RPK secara verbal (latihan
pengungkapan marah secara
verbal)
 Menolak dengan baik
 Meminta dengan baik
 Mengungkapkan perasaan
dengan baik
b. Susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara
verbal
Senin//15 Diagnosa keperawatan S: - Klien mengatakan tidak
agustus pernah berkata tolong saat
Resiko perilaku
2022
Kekerasan meminta sesuatu
Jam 10.00
- Klien mengatakan selalu
Strategi Pelaksanaan 3 :
Strategi Pelaksanaan 3 : berterimakasih saat sudah
1. Latih klien mengendalikan RPK
diberikan sesuatu
secara verbal (latihan
pengungkapan marah secara O: - Klien menganggukan kepala
verbal)
saat di jelaskan
c. Menolak dengan baik
d. Meminta dengan baik - Klien tampak kebingungan
e. Mengungkapkan perasaan
A :Masalah Latih klien
dengan baik
mengendalikan RPK secara
2. Menjelaskan ke pasien jika
verbal (latihan pengungkapan
meminta sesuatu harus
marah secara verbal)
menggunakan kata ‘’tolong’’ dan
a. Menolak dengan baik
saat diberi sesuatu mengucapkan
b. Meminta dengan baik
kata ‘’terimakasi’’
c. Mengungkapkan perasaan
Respon : klien koopratif
dengan baik
Teratasi sebagian
P : - Inervensi dilanjutkan dengan
cara mengevaluasi teknik
yang sudah diajarkan hari ini
- Menyusun jadwal harian
kembali

Anda mungkin juga menyukai