Disusun oleh :
1.Anisa Nusu
2. Jois Alvina Rauf
3. Novita Maria Welerubun
4. Marius Vinsen Nakiaya
5. Teresia Tumuka
6.Awila Ukago
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
kebutuhan nutrisi pada bayi ”
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Gizi
dan Diet yang telah memberikan tugas kepada kami, sehingga melalui tugas ini, kami
memperoleh banyak wawasan baru.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah kami ini.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi kami
sebagai penulis namun juga untuk semua pembaca dan terutama bagi pihak yang
berkepentingan pada umumnya.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………............1
B. Rumusan Masalah ……………………….…………………….………2
C. Tujuan………………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan…………………………………………………...………9
2. Kritik dan Saran……………………………………………...………10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kebutuhan gizi bagi tubuh manusia berbeda-beda.Pada makalah ini, kami akan membahas
mengenai kebutuhan gizi dan keperluan gizi bagi tubuh manusia, khususnya bagi bayi .
Suatu fenomena pada jaman sekarang ini, adalah ketidakmampuan atau ketidaktahuan,
bahkan ketidakpedulian terhadap pemenuhan kebutuhan yang memang harus dipenuhi dalam
fase pertumbuhan bayi. Pemenuhan kebutuhan gizi seimbang merupakan hal penting dalam
proses tumbuh kembang bayi. Bayi merupakan kelompok yang menunjukan penumbuhan
yang pesat sehingga memerlukan nutrisi yang maksimal setiap kilogram berat badannya.
Permasalahan gizi bayi adalah kurangnya pemenuhan gizi seimbang yang disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang yang harus dipenuhi pada masa
pertumbuhan. Status gizi bayi merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Penilaian status pada gizi bayi dapat dilakukan dengan pengukuran
antropometri. Indikator yang diukur ada tiga macam, yaitu berat badan memarut umur
(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Indikator yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U). Berdasarkan
standar buku nasional indeks BB/U terdiri dari gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi
buruk.Secara umum kurang gizi disebabkan oleh kurangnya energi atau protein. Oleh karena
itu istilah yang lazim dipakai adalah kekurangan energi protein.Kekurangan energi protein
adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Bayi yang
kekurangan energi protein akan terlihat kurus.
B.Rumusan Masalah
1. apa pengertian bayi ?
2. faktor- faktor apa saja yang memengaruhi kebutuhan gizi pada bayi ?
3. apa masalah Gizi pada bayi ?
4. bagaimana Pemenuhan Nutrisi Pada bayi ?
5. Perencanaan makanan untuk bayi ?
C.Tujuan
Hal yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan serta pemahaman mengenai kebutuhan dan peran gizi untuk bayi.
Baik untuk penulis maupun bagi pembaca makalah ini. Sehingga dapat berguna bagi kita
semua.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bayi
bayi adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, memiliki
berat badan 2500 gram sampai 4000 gram Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara,
secara normal atau operasi cesar Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan lingkungan
yang baru karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan dari ibu
karena itu ibu harus memberikan nutrisi yang cukup kepada bayi melalui ASI eksklusif
selama 6 bulan.
6 Pernafasan ± 60 40 kali/menit
7 Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan pada
bayi laki laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada
8. Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu reflek hisap dan menelan, reflek gerak memeluk bila
dikagetkan dan reflek menggenggam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil
dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Kerjasama ibu dan anak,
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri.
Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang,cemas, mudah
marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada bayi
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin,
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang
normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi
resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan
makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagal alat penerima makanan.
10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan
toleransi dari pada anak terhadap makanan yang diberikan).
11. Gaya hidup orang tua
12.kemiskinan
Berbagai masalah gizi pada bayi status gizi bayi sejatinya sudah mulai terbentuk sejak ia
berada di dalam kandungan hingga usianya genap dua tahun.selama 1000 hari pertama
diharapkan bayi memperoleh asupan zat gizi harian yang sepadan dengan
kebutuhannya.alasannya karena selama 1000 hari pertama, pertumbuhan tubuh dan otak si
kecil sedang berkembang dengan sangat pesat.Asupan gizi yang cukup selama di dalam
kandungan sampai usia bayi menginjak dua tahun akan membuat bayi tumbuh dengan
baik.Sebaliknya, jika asupan gizi bayi tidak terpenuhi secara optimal, kondisi ini bisa
mengakibatkan tumbuh kembangnya mengalami hambatan.Bahkan, terhambatnya tumbuh
kembang si kecil tersebut bisa saja sulit diperbaiki hingga akhirnya berpengaruh pada masa
dewasanya kelak.Tak menutup kemungkinan, bayi bisa mengalami masalah gizi akibat dari
asupan nutrisi harian yang kurang memadai.
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah salah satu masalah gizi pada bayi, kondisi
berat badan lahir rendah ini terjadi ketika bayi yang baru lahir memiliki berat badan di
bawah rentang normal.normal berat badan bayi baru lahir adalah 2,5 kilogram (kg)
apabila berat badan bayi baru lahir yang berada di bawah 2,5 kilogram(kg)
menandakan bahwa bayi mengalami masalah gizi berupa BBLR.Namun, kita perlu
ingat bahwa rentang berat badan normal tersebut berlaku untuk bayi baru lahir di usia
kehamilan 37-42 minggu.
Gizi kurang termasuk satu dari beberapa masalah gizi pada bayi yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara asupan energi dan kebutuhan gizi harian.Bayi yang
mengalami gizi kurang bisa saja telah mengalami ketidakcukupan nutrisi sejak dalam
kandungan maupun sejak dilahirkan.Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh asupan gizi
bayi yang kurang maupun karena bayi susah makan
Gizi buruk adalah keadaan saat berat badan berdasarkan tinggi badan bayi berada jauh
dari rentang yang seharusnya.Masalah gizi buruk pada bayi dapat dibagi menjadi
kwashiorkor, marasmus, dan marasmus - kwashiorkor.
Marasmus adalah kondisi gizi buruk karena asupan energi tidak tercukupi.
Kwashiorkor adalah masalah gizi buruk yang disebabkan oleh kurangnya asupan
protein pada bayi.
Gizi lebih adalah kondisi saat berat badan bayi berada di atas rentang normalnya.Bayi
dengan gizi lebih memiliki dua kondisi, yaitu berat badan lebih dan obesitas pada
bayi.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada tubuh bayi. Kondisi ini membuat
panjang atau tinggi badan bayi tidak sesuai dengan rata-rata anak seusianya.Stunting
pada bayi bukan hal yang bisa dianggap remeh. Jika tidak segera diketahui dan
ditangani dengan tepat, stunting dapat membuat perkembangan fisik bayi terhambat
dan kurang optimal di kemudian hari.
2. Disesuaikan dengan pertumbuhan sistim digesti bayi (gigi, kemampuan absorbsi, sekresi
dan ekskresi sistim pencernaan)
Tahapan Pemenuhan Kebutuhan nutrisi pada Bayi
2. 7-8 bulan (buah atau sayur yang dilumatkan, bubur susu, biskuit)
3. 9-12 bulan (menunjukkan atau menyentuh sendok atau menyentuh tangan yang
1. 0-6 bulan (menjauh dari puting susu, melepaskan puting susu, menggigit puting susu,
2. Pangan bermutu
A. Simpulan
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI eksklusif selama 6 bulan. Namun, dengan
bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat
gizi yang melebihi jumlah ASI Untuk itu bayi yang berumur 6 -12 bulan di anjurkan
untuk mengkonsumsi makanan tambahan seperti bubur,nasi tim saring,buah
buahan,dan nasi.Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan
mempengaruhi kualitas pada usia dini hingga lanjut. Gizi makanan sangat
mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh
optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak
janin melalui makanan pada saat ibu sedang hamil.
B.Saran