Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PEMBIMBING
SARDANIAH,SST.,M.KES
DISUSUN OLEH
KELAS: 1B Keperawatan
KELOMPOK: Dua
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DIII KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Gizi dan Diet
yang berjudul “Nutrisi Berbagai Tingkat Usia” dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Sardaniah dosen mata kuliah Gizi dan Diet Universitas Bengkulu
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah
ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini
dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Gizi dan Diet. Makalah ini membahas tentang
Nutrisi Berbagai Tingkat Usia .
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena faktor eksternal maupun intaernal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi
keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor
internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi
mereka pun bisa menolak makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh
karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali
menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan badan yang
optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang
sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terluhat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya memberikan makan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut
mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan
sehat yang mengandung banyak gizi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi bayi itu sendiri?
2. Sebutkan macam-macam makanan bagi bayi!
3. Apa saja prinsip gizi seimbang bagi bayi?
4. Bagaimana cara pengelolaan makanan untuk bayi?
5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pada bayi!
6. Apa pengaruh status gizi seimbang bagi bayi?
7. Bagaimana sistem pencernaan bayi?
8. Apa saja dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada bayi?
C. Tujuan Penulisan
kuliah gizi kesehatan reproduksi serta untuk mengetahui tentang gizi seimbang bagi
bayi.
D. Batasan Masalah
Agar penulisan ini sesuai dengan yang diinginkan, perlu adanya batasan masalah guna
terarahnya dan tidak terjadi penyimpangan pada makalah ini. Makalah ini membahas tentang
gizi seimbang bagi bayi .
Makalah ini ditujukan kepada mahasiswa kesehatan, tenaga medis serta masyarakat
umum agar dapat memperluas wawasannya mengenai gizi seimbang bagi bayi.
E. Metode penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah : browsing
adalah metode yang dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan
judul karya tulis melalui akses internet. Dan kajian pustaka adalah mencari bahan – bahan
materi dari buku .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari
rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian
utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan
namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si
bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai
bayi berumur 1 tahun. Sedangkan pengertian bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram. Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal melalui vagina atau
melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru
karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan dari ibu selain itu
kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena itulah bayi
memerlukan perawatan yang insentif. Jagalah kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup
kepada bayi melalui ASI.
Selain pengertian bayi baru lahir, akan diberikan ciri-ciri bayi baru lahir normal dan
sehat. Berikut ini ciri-ciri bayi baru lahir sehat:
1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernafasan ± 60 - 40 kali/menit
7. Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan pada
bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada
8. Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu : reflek hisap dan menelan, reflek morrow atau gerak
memeluk bila dikagetkan dan reflek graps atau menggenggam.
c. Kecukupan ASI
Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1) Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir minggu setelah lahir dan
selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
2) Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada :
a) Triwulan ke 1 : 150-250 gr setiap minggu,
b) Triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan,
c) Triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan,
d) Triwulan ke 4 : 250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu
lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
3) Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
4) Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.
5) Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.
2. Protein
Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe dan tahu. Pilih
sumber protein yang mudah, murah, enak maupun berkualitas tinggi seperti telur.
Cara memasak:
a. Telur
Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena kadar gizinya akan berkurang.
Yang terbaik, telur direbus sampai matang (7-8 menit) atau masak cepat menggunakan
sedikit minyak dan bisa dicampur dengan sayuran yang diiris halus.
b. Ayam
Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai campuran cap cay, disup,
digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep) atau digoreng sejenak menjadi ayam pop.
Jangan lupa, buang kulit ayam karena mengandung minyak jenuh.
c. Daging-dagingan Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik. Namun agar zat
besi tidak terbuang, jangan masak daging terlalu lama. Sebaiknya ditim atau ditumis, karena
itu potong tipis-tipis atau cincang. Berbagai olahan daging seperti bakso dan sosis, proteinnya
tidak sebaik daging segar. Selain itu juga mengandung zat aditif sehingga jangan terlalu
sering dikonsumsi. Memasak bakso dan sosis sebaiknya ditumis, disup atau sebagai
campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan digoreng karena akan menambah kadar lemak
yang sudah tinggi.
2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar
dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar.
Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh
karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
3) Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam
lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
f. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit
ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk
pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi
saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan.
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi
tiga bentuk.
1) Marasmus
kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang
tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
2) Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel
dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan (
wasting ) . Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut ( mendadak ),
misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.
3) Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini
dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari
asupannya.
b. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan
lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan
penggunaan. Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
A. Simpulan
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Untuk
itu bayi yang berumur 6 bulan di anjurkan untuk mengkonsumsi bubur tim dengan cara
pengolahan dan ragam sayuran/buah yang telah disebutkan di atas.
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung
zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu
diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan
keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan
berhenti pada usia 3-4 tahun.
B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan agar mengetahui tentang penyelesaian masalah bidan terhadap
intranatal care.
2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan tindakan secara aman dan mandiri pada saat
menghadapi intranatal care .
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Barbara dan George M. Foster. 1986.Gizi dan Diet. Jakarta : UI-Press
Gutomo Priyatmono. 2007. Bermain dengan Kematian. Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaroningrat.2000.Pengantar Ilmu Gizi.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Saifudin. 2005. gizi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta:
Prenata Media
Tedi Sutardi. 2007. Gizi:mengungkap Keragaman Nutrisi Berbagai Tingkat Usia, Program
Bahasa. Bandung: PT Setia Purna Inves.