Disusun Oleh :
VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional
Tahun 2021"
MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang Keperawatan
Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang Keperawatan
Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam Keperawatan
Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis IPTEK dan Teknologi
Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.
LEMBAR PENGESAHANA
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. O DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG RAJAWALI
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Mengetahui,
A. Latar Belakang
Halusinasi merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakkan dan perilaku aneh yang menggangu. Halusinasi
merupakan satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori,
seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, penciuman.
Klien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada, selain itu, perubahan persepsi sensori
tentang suatu objek, gambaran, pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar
meliputi semua system penginderaan, pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau
pengecapan (keliat dkk,2012). Penatalaksanaan halusinasi yaitu membantu mengenali dengan
cara melakukan berdiskusi dengan klien tentang halusinasinya (apa yang didengar/dilihat),
waktu terjadi halusinasi, frekuensi halusinasi, situasi yang menyababkan halusinasi muncul dan
respon klien saat halusinasi muncul. Untuk dapat mengontrol halusinasi klien dapat
mengendalikan halusinasi ketika halusinasi muncul, Penerapan ini dapat menjadi jadwal
kegitan seharihari yang dapat diterapkan ke klien yang bertujuan untuk mengurangi masalah
halusinasi yang dialami klien dengan persepsi halusinasi pendengaran.
Halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang tidak berhubungan
dengan nyata yang orang lain tidak mendengarnya (Dermawan dan Rusdi, 2013). Sedangkan
menurut (Kusumawati,2010) halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang
jelas maupun tidak jelas, dimana suara tersebut biasa mengajak klien berbicara atau melakukan
sesuatu. Menurut World Health Organization(WHO, 2018) Angka kejadian gangguan mental
kronis dan parah yang menyerang lebih dari 221 jiwa dan secara umum terdapat lebih dari 23
juta orang jiwa di seluruh dunia. Lebih dari 50% orang dengan skizofrenia yang tidak diobati
tinggal dinegara berpenghasilan rendah dan menengah.
Berdasarkan data kemenkes prevalensi gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2013
sebanyak 1,7/mil dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 7/mil. (Kemenkes).
Data Kemenkes 2018 menunjukan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun mencapai sekitar 6,1% dari
jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7/1000 penduduk. Berdasarkan data Riskesdas
(2018) diatas, diketahui data penderita gangguan jiwa berat yang cukup banyak di wilayah
Indonesia dan sebagian besar terbesar di masyarakat dibandingkan yang menjalani perawatan di
rumah sakit, sehingga diperlukan peran serta masyarakat dalam penanggulangan gangguan
jiwa. Peran masyarakat dalam penanggulangan gangguan jiwa akan dapat terbangun jika
masyarakat memahami tentang peran dan tanggungjawabnya dalam penaggulangan gangguan
jiwa di masyarakat.
Kesehatan jiwa di Indonesia masih menjadi tantangan yang sangat berat karena
memiliki perspektif yang berbeda beda terutama dalam konteks kesehatan. Gangguan kejiwaan
atau gangguan mental masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini. Menurut data
Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas Kemenkes), pada tahun 2018
sebanyak 282,654 anggota rumah tangga atau 0,67% masyarakat di Indonesia mengalami
Skizofrenia/Psikologis. Riskesdas Kemenkes juga menuturkan prevalensi (GME) atau
Gangguan Mental Emosional pada gangguan jiwa halusinasi sebesar 9,8% dari total penduduk
berusia lebih dari 15 tahun. Prevalensi ini menunjukan peningkatan sebesar 6% pada tahun
2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis akan
membuat suatu rumusan masalah yaitu “Asuhan Keperawatan Sdr.O dengan Halusinasi
Pendengaran di RSJ Provinsi Kalimantan Barat”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran di wilayah kerja RSJ Prov Kalbar dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien asuhan keperawatan halusinasi
pendengaran.
b. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada klien halusinasi pendengaran.
c. Mampu meyusun rencana tindakan keperawatan pada klien halusinasi pendengaran.
d. Mampu melakukan implementasi rencana tindakan keperawatan pada klien
halusinasi pendengaran.
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Halusinasi adalah gejala jiwa berupa respons panca-indra yaitu penglihata,
pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan terhadap sumber yang tidak nyata.
(Keliat & Akemat, 2007; Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2017).
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa
melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu
rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin, 2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungantanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara.
B. Faktor Predisposisi
C. Faktor perkembangan terlambat
A. Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makan minum rasa aman
B. Usia balita tidak terpenuhi kebutuhan otonomi
C. Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan
D. Faktor komunikasi dalam keluarga
1) Komunikasi peran ganda
B. Tidak ada komunikasi
C. Tidak ada kehangatan
D. Komunikasi dengan emosi berlebihan
E. Komunikasi tertutup
F. Orang tua yang membandingkan anak-anaknya, orang tua yang otoritas dan konflik
dalam keluarga
G. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial pada usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan lingkungan yang terlalu
tinggi.
H. Faktor psikologis
I. Faktor genetik
J. Faktor Perisitipasi
a. Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak
B. Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu (mekanisme penerimaan abnormal)
C. Adanya hubungan bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak
berdaya (Menurut, Rasmun, 2011)
D. Tanda dan Gejala
a. Mengatakan mendengar suara bisikan/melihat bayangan
B. Tidak mampu mengenal waktu,orang dan tempat
C. Tidak mampu memecahkan masalah
D. Mengungkapkan adanya halusinasi
E. Mengeluh cemas
F. Berbicara dan tertawa sendiri
G. Marah tanpa sebab
H. Bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
I. Mudah tersingung
J. Tampak gelisah,gerakan mata cepat
K. Pikiran yang berubah
L. Jenis Halusinasi
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien
disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
c. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
d. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Cenestetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan
atau pembentukan urine.
f. Kinistetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
M. Pohon Masalah
N. Data Yang Perlu Dikaji
No Data Yang Ditemukan Data Yang Perlu Dikaji
O. Diagnosa Keperawatan
A. Gangguan Persepsi Sensori b.d gangguan pendengaran
Definisi : Perubahan persepsi terahadap stimulus baik internal maupun eksternal yang
disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Subjektif :
4. Bicara sendiri
B. Isolasi Sosial
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Subjektif :
Objektif Objektif :
SP 2 :
1. Evaluasi kegiatan
menghardik. Beri pujian
SP 3:
a. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik & obat. Beri
pujian
SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik & obat &
bercakap-cakap. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol
halusinasi dg melakukan
kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)
3. Masukkan pada jadual
kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan
harian
SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik & obat &
bercakap-cakap & kegiatan
harian.
2. Beri pujian
3. Latih kegiatan harian Nilai
kemampuan yang telah
mandiri
4. Nilai apakah halusinasi
terkontrol
2 Isolasi Diri Setelah dilakukan tindakan SP 1
asuhan keperawatan selama … a. Identifikasi penyebab isolasi
x…pertemuan. Diharapkan sosial.
1. Pasien dapat berinteraksi b. Diskusikan keuntungan
dengan orang lain secara bertahap berinteraksi dengan orang
lain.
SP 5
c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-
cakap
D. SP 4
a. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat & bercakap-cakap. Beri pujian
b. Latih cara mengontrol halusinasi dg melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-
cakap dan kegiatan harian
E. SP 5
a. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat & bercakap-cakap & kegiatan harian.
Beri pujian
b. Latih kegiatan harian Nilai kemampuan yang telah mandiri. Nilai apakah halusinasi
terkontrol
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Sdr. O (L/P) Tanggal Pengkajian : 08 Agustus 2022
Umur : 22 Tahun RM No. : 0159XX
Informan : Pasien dan Keluarga px
II. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan sering mendengar suara bisikan dari nenek leluhurnya yang menyuruhnya
untuk memakan cutter dan memukul orang tuanya, pasien juga mengatakan sering melihat ada
roh yang menjaga dia. Orang tua pasien mengatakan anaknya sering marah-marah dan teriak
tidak jelas sampai melukai orang lain, orang tua pasien juga mengatakan anaknya suka
mengambil barang orang lain. Orang tua pasien menganggap awal mula anaknya mengalami
gangguan akibat salah bergaul.
Masalah Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi)
Resiko Perilaku Kekerasan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Pasien mengatakan dulu punya sahabat dekat, tetapi 2 tahun yang lalu sahabatnya meninggal
akibat kecelakaan
Masalah Keperawatan : Berduka
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 100/70 mmHg N : 89 x/m S : 36,8 0
C P : 20 x/m
2. Ukur : TB : 141 cm BB : 40 kg IMT : 20,1 (Normal)
Pasien mengatakan tubuhnya sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Satu Rumah
Jelaskan :
Pasien mengatakan dirinya anak ke empat dari 5 bersaudara, pasien tinggal dengan orang tua dan
adiknya yang masih SMP. Abang dan kakaknya sudah memiliki keluarga sendiri. Pasien
mengatakan dirumah paling dekat dengan orang tuanya. Pola komunikasi yang digunakan oleh
orang tua kepada pasien adalah pola komunikasi permisif (bebas). Orang tua pasien mengatakan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
pasien mengatakan dia menyukai tubuhnya tidak ada dari bagian tubuhnya yang tidak dia sukai
b. Identitas :
sebelum dirawat, pasien biasa berkebun untuk membantu keluarganya. Pasien merupakan anak
ke 4 dari 5 bersaudara. Pasien menyadari dirinya adalah laki-laki dan sudah merasa puas.
c. Peran :
Pasien berperan sebagai anak di rumahnya. Pasien sering membantu kedua orang tuanya
Berkebun.
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat sehat agar bisa pulang dan bertemu dengan keluarga dan teman-
temannya. Pasien berharap bisa beraktivitas seperti biasanya. Pasien berharap lingkungan
tempatnya tinggal tidak menjauhi atau menganggap dirinya rendah.
e. Harga diri :
Pasien mengatakan dirinya berhubungan baik dengan keluarganya. Pasien mengatakan sangat
suka bersosialisasi dengan banyak orang, tetapi setelah mendengar bisikan tersebut pasien
menjadi sedikit waspada kepada orang. Pasien mengatakan setelah dirinya sakit orang-orang
banyak menjauhinya
Masalah Keperawatan : Koping Keluarga Tidak Efektif
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah orang tuanya, keluarga dan
teman-temannya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
pasien mengatakan jika dirumah kegiatan yang dilakukan adalah membantu orang tua
berkebun, pasien juga mengatakan aktif dalam kegiatan gereja, pasien mengatakan dirinya
ikut sanggar tatung di kampungnya
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain :
pasien mengatakan memiliki banyak teman dan suka bersosialisasi
3. Aktivitas Motorik:
pasien terlihat tegang dan menjadi pendiam saat pengkajian, tetapi setelah selesai pengkajian
pasien terlihat sangat aktif dan jahil.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam perasaan
Pasien sering senyum-senyum sendiri bernyanyi dan teriak-teriak di dalam ruangan. Pasien terlalu
gembira
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi)
5. Afek
Pasien tampak terlihat labil saat diwawancarai, kadang terlihat bahagia, sedih dan sedikit amarah
Masalah Keperawatan :
6. lnteraksi selama wawancara
saat dikaji pasien tidak berani berkontak mata, pasien terlihat malu-malu
Masalah Keperawatan:
3. Mandi
Pasien mengatakan terkadang malas untuk mandi
4. Berpakaian/berhias
Pasien bisa berpakaian secara mandiri
5. Istirahat dan tidur
pasien mengatakan jarang tidur siang. Pasien biasa tidur malam jam 20.00 wib
6. Penggunaan obat
Pasien masih harus dipantau saat minum obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien masih harus melakukan perawatan lanjutan. Pasien mengatakan setelah masuk rumah
sakit keluarganya belum ada yang menjenguk
8. Kegiatan di dalam rumah
pasien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit, kegiatan di rumah biasanya dia menonton
tv, bermain hp, bersih-bersih
9. Kegiatan di luar rumah
pasien mengatakan jika diluar rumah pasien aktif di kegiatan gereja, mengikuti sanggar tatung
di tempatnya
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : pasien tidak memiliki masalah dengan
lingkungan
Masalah dengan pendidikan, spesifik : pasien putus sekolah karena tidak menyukai gurunya
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : pasien tidak memiliki masalah dengan pekerjaannya
Masalah dengan perumahan, spesifik : pasien tidak memiliki masalah dengan perumahan
Trihexphenidyl 2 mg digunakan untuk mengobati Peningkatan risiko retensi urin, glaukoma (sudut Penglihatan Oral
HCl gejala penyakit Parkinson. Di terjadinya efek sempit), dan obstruksi saluran buram
samping itu, trihexyphenidyl cerna.
juga digunakan untuk
samping berupa Kulit
mengatasi gejala pusing, kantuk, dan memerah
ekstrapiramidal akibat efek sulit berkonsentrasi, (flushing)
samping obat tertentu, jika digunakan Pusing atau
termasuk antipsikotik dengan obat sakit kepala
penenang, seperti Mulut kering
alprazolam Mual atau
atau diazepam muntah
Peningkatan risiko Konstipasi
terjadinya efek Kantuk
samping dari obat Kelelahan
trihexyphenidyl jika Rasa cemas
digunakan bersama atau gugup
antidepresen
trisiklik,
phenothiazine, antih
istamin,
amantadine,
atau clozapine
Peningkatan suhu
tubuh dan
berkurangnya jumla
h keringat jika
digunakan bersama
topiramate
Peningkatan risiko
terjadinya iritasi
saluran cerna yang
bisa menyebabkan
luka dan perdarahan
jika digunakan
bersama
suplemen kalium
Peningkatan risiko
terjadinya efek
samping, seperti mulut
kering, penglihatan
kabur, gangguan
berkemih, atau
konstipasi, jika
digunakan bersama obat
golongan monoamine
oxidase
inhibitors (MAOIs)
Penurunan efek
metoclopramide
atau domperidone
dalam mengurangi
mual dan muntah
Penurunan
efektivitas
trihexyphenidyl jika
dikonsumsi
bersama antasida
yang mengandung
magnesium,
aluminium, atau
kalsium, atau obat
antidiare, seperti
kaolin, pektin,
atau attapulgite
Penurunan
efektivitas ketocona
zole dalam
mengatasi infeksi
jamur
Penurunan
penyerapan dan
efektivitas levodopa
Risperidone 2 mg Digunakan untuk meredakan Indikasi risperidone di Kontraindikasi absolut risperidone Pusing Oral
gejala skizofrenia dan antaranya adalah sebagai adalah pada pasien dengan riwayat Kantuk
gangguan bipolar. Obat ini hipersensitivitas pada terapi
juga bisa digunakan untuk
obat antipsikotik pada risperidone sebelumnya.
Sakit kepala
mengatasi gangguan perilaku, pasien skizofrenia, Kontraindikasi relatif adalah pada Mulut terasa
termasuk gangguan perilaku gangguan bipolar episode penggunaan bersamaan dengan obat kering
pada penderita Alzheimer, manik, gangguan perilaku lain (misalnya alkohol atau Mual, muntah,
atau anak yang menderita seperti pada anak dengan depresan saraf pusat), gangguan sakit maag, diare,
autis. fungsi hati, kelainan pada ganglia
autisme, dan pada basalis (misalnya Penyakit
atau justru
demensia Alzheimer. Parkinson), epilepsi, prolactin- sembelit
dependent tumor, dan kelainan Ngiler atau
sistem hemopoietik. ngeces
Peningkatan berat
badan
Gangguan tidur
XII. Masalah Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Resiko Perilaku Kekerasan
Koping individu tidak efektif
Defisit perawatan diri
Gangguan komunikasi verbal
Defisit pengetahuan
Distres spiritual
Gangguan memori
Berduka
Koping Keluarga Tidak Efektif
Perawat,
(………………....................)
ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1 Data Subjektif Perubahan Persepsi
Pasien mengatakan mendengar bisikan-bisikan dari nenek Sensori : Halusinasi
leluhurnya Pendengaran
Pasien mengatakan suara itu menyuruhnya untuk marah-marah (D. 0085)
dan makan cutter
Saat ini bisikan-bisikan itu tidak jelas, tetapi terkadang masih
ada terdengar
Orang tua px mengatakan anaknya sering berbicara dan teriak-
teriak sendiri
Data Objektif
Klien tampak gelisah bila bisikan datang
Pasien tampak bicara sendiri
Pasien tampak suka mondar-mandir
Konsentari pasien tampak kurang
Pasien tampak suka menyendiri dan melamun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL MASALAH
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
MUNCUL TERATASI
1 Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
berhubungan dengan gangguan pendengaran ditandai
dengan :
Data Subjektif
Pasien mengatakan mendengar bisikan-bisikan
dari nenek leluhurnya
Pasien mengatakan suara itu menyuruhnya untuk
marah-marah dan makan cutter
Saat ini bisikan-bisikan itu tidak jelas, tetapi
terkadang masih ada terdengar
Orang tua px mengatakan anaknya sering
berbicara dan teriak-teriak sendiri
Data Objektif
Klien tampak gelisah bila bisikan datang
Pasien tampak bicara sendiri
Pasien tampak suka mondar-mandir
Konsentari pasien tampak kurang
Pasien tampak suka menyendiri dan melamun
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Paraf
Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx Mahasiswa
09-08-2022 1 SP Menghardik S:
11.00 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan masih mendengar
(komunikasi terapeutik) suara bisikan yang mengejek dirinya
R/ pasien tampak kooperatif - Pasien mengatakan suara bisikan muncul
11.05 2. Membantu pasien menyadari gangguan saat sedang sendiri dan melamun
persepsi sensori halusinasi - Pasien mengatakan suara bisikan itu
11.10 R/ pasien tampak bingung muncul pada malam hari
3. Tanyakan pendapat klien mengenai : O:
halusinasi - Pasien tampak bingung
11.15 R/ pasien merasa terganggu dengan suara- - Pasien mampu menjelaskan apa yang
suara seakan-akan dirinya sedang kesurupan dialami tetapi berbelit-belit
4. Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, - Pasien mampu menghardik halusinasi
situasi pencetus, respon, perasaan, upaya yang ketika diminta ulang oleh perawat
dilakukan untuk mengontrol halusinasi A : Halusinasi
R/ pasien mengatakan mendengar bisikan yang P : SP 2
menyuruhnya untuk marah-marah dan berbuat
11.20
jahat, suara itu datang saat sedang sendiri atau
11.25 melamun dan pada malam hari
5. Jelaskan cara mengontrol halusinasi
R/ pasien tampak kooperatif
6. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
R/ pasien tampak memperagakan cara
menghardik halusinasi dengan menutup
12.30 telinga sambil berkata “Pergi! Pergi! Kamu
suara palsu! Saya tidak mau dengar!”
7. Memasukan ke dalam kegiatan harian pasien
R/ pasien memasukkan latihan menghardik
kedalam jadwal harian jam 09.00 dan 13.00
10-08-2022 1 SP bercakap-cakap S:
11.00 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan hari ini belum ada
(komunikasi terapeutik) mendengar suara bisikan kembali
R/ pasien kooperatif - Pasien latihan menghardik halusinasi jam
11.05 09.00
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Pasien mengatakan ingin berlatih bercakap-
11.30 R/ pasien latihan menghardik halusinasi jam cakap dan mencoba mempraktekkannya jika
09.00 suara-suara muncul
3. Melatih klien untuk mengendalikan halusinasi O:
11.45 dengan cara bercakap-cakap dengan orang - Pasien mampu menyebutkan kegiatan
lain hariannya
R/ pasien bercakap-cakap dengan perawat - Terdapat kontak mata
4. Memasukkan cara bercakap- cakap dengan - Pasien kooperatif
orang lain ke dalam jadwal kegiatan harian - Pasien dapat melalukan cara menghardik untuk
klien mengontrol halusinasi
R/ pasien memasukkan latihan bercakap-cakap - Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan
kedalam jadwal harian jam 09.00 dan 14.00 cara bercakap-cakap
- Pasien memasukkan jadwal bercakap-cakap ke
dalam jadwal harian jam 10.00 dan 17.00
A : Halusinasi
P : SP 3
11-08-2022 1 SP bercakap-cakap S:
11.00 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan hari ini tidak ada
(komunikasi terapeutik) mendengar suara bisikan kembali
R/ pasien kooperatif - Pasien latihan menghardik halusinasi jam
11.05 09.00
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Pasien mengatakan ingin berlatih
R/ pasien latihan menghardik halusinasi jam bercakap-cakap dan mencoba
11.30 09.00 mempraktekkannya jika suara-suara
3. Melatih klien untuk mengendalikan halusinasi muncul
dengan cara bercakap-cakap dengan orang - Pasien mengatakan susah untuk bercakap-
11.45 cakap dengan orang lain jika suara datang
lain
pada malam hari
R/ pasien bercakap-cakap dengan perawat O:
4. Memasukkan cara bercakap- cakap dengan - Pasien mampu menyebutkan kegiatan
orang lain ke dalam jadwal kegiatan harian hariannya
klien - Terdapat kontak mata
R/ pasien memasukkan latihan bercakap-cakap
- Pasien kooperatif
- Pasien dapat melalukan cara menghardik
kedalam jadwal harian jam 09.00 dan 14.00
untuk mengontrol halusinasi
- Pasien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
- Pasien memasukkan jadwal bercakap-
cakap ke dalam jadwal harian jam 09.00
dan 14.00
A : Halusinasi
P : SP 3
12-08-2022 1 SP melakukan aktivitas S:
1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan hari ini belum ada
(komunikasi terapeutik) mendengar suara bisikan kembali
R/ pasien kooperatif - Pasien latihan menghardik halusinasi jam
11.05 2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 09.00 dan bercakap-cakap jam 13.00
R/ pasien mengatakan ia melatih menghardik - Pasien mengatakan akan melakukan
jam 09.00 dan latih bercakap-cakap jam 13.00 aktivitas secara terjadwal
11.30 3. Melatih klien mengendalikan halusinasi O:
dengan cara melakukan aktivitas yang - Pasien mampu menyebutkan kegiatan
terjadwal seperti membereskan tempat tidur hariannya
atau menyapu ruangan/kamar - Terdapat kontak mata
11.45 R/pasien mengatakan ingin melakukan - Pasien kooperatif
aktivitas secara terjadwal agar tidak melamun - Pasien dapat melalukan cara menghardik
4. Memasukkan kegiatan yang dilakukan klien dan bercakap-cakap untuk mengontrol
di RSJ ke dalam jadwal kegiatan harian halusinasi
R/ pasien kooperatif - Pasien dapat menyebutkan aktivitas dari
bangun tidur hingga malam hari
A : Halusinasi
P : SP 4
13-08-2022 1 SP Minum obat secara teratur S:
08.00 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan hari ini belum ada
(komunikasi terapeutik) mendengar suara bisikan kembali
R/ pasien tampak kooperatif - Pasien latihan menghardik halusinasi jam
08.05 2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. 09.00 dan bercakap-cakap jam 13.00
R/ pasien melakukan jadwal harian mulai dari - Pasien mengatakan aktivitas mandi,
bangun tidur seperti mandi, berpakaian, berpakaian, menyapu, mengepel,
menyapu, megepel dan berolahraga, makan, berolahraga
minum O:
08.30 3. Mendorong klien untuk mengkonsumsi obat - Pasien mampu menyebutkan kegiatan
secara teratur. hariannya
R/ pasien kooperatif - Terdapat kontak mata
08.45 4. Memasukkan kegiatan mengkonsumsi obat - Pasien kooperatif
secara teratur ke dalam jadwal kegiatan harian - Pasien dapat melalukan cara menghardik
R/ pasien kooperatif dan bercakap-cakap untuk mengontrol
halusinasi
- Pasien dapat menyebutkan aktivitas dari
bangun tidur hingga malam hari
- Pasien tau menyebutkan nama obat dan
manfaatnya
A : Halusinasi
P : SP 2
DAFTAR PUSTAKA