Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. O DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN


PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG RAJAWALI
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Disusun Oleh :

Alfa Nur Husna (212133003)


Anbiya Galih Utama (212133005)
Benedikta Endah K. (212133007)
Hendra Wahyudi (212133018)
Merry Juniarti (212133054)
Liwina Eci (212133025)
Rio Juriansyah (212133041)
Yubi Fika Kimelnanda B. (212133052)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional
Tahun 2021"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang Keperawatan
Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis  Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang Keperawatan
Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam Keperawatan
Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis IPTEK dan Teknologi
Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.
LEMBAR PENGESAHANA

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. O DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG RAJAWALI
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Telah mendapat persetujuan dari Pembimbing Akademik (Clinical


Teacher) dan Pembimbing Klinik (Clinical Instructure).

Telah disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing akademik pembimbing klinik


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Halusinasi merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakkan dan perilaku aneh yang menggangu. Halusinasi
merupakan satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori,
seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, penciuman.
Klien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada, selain itu, perubahan persepsi sensori
tentang suatu objek, gambaran, pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar
meliputi semua system penginderaan, pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau
pengecapan (keliat dkk,2012). Penatalaksanaan halusinasi yaitu membantu mengenali dengan
cara melakukan berdiskusi dengan klien tentang halusinasinya (apa yang didengar/dilihat),
waktu terjadi halusinasi, frekuensi halusinasi, situasi yang menyababkan halusinasi muncul dan
respon klien saat halusinasi muncul. Untuk dapat mengontrol halusinasi klien dapat
mengendalikan halusinasi ketika halusinasi muncul, Penerapan ini dapat menjadi jadwal
kegitan seharihari yang dapat diterapkan ke klien yang bertujuan untuk mengurangi masalah
halusinasi yang dialami klien dengan persepsi halusinasi pendengaran.
Halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang tidak berhubungan
dengan nyata yang orang lain tidak mendengarnya (Dermawan dan Rusdi, 2013). Sedangkan
menurut (Kusumawati,2010) halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang
jelas maupun tidak jelas, dimana suara tersebut biasa mengajak klien berbicara atau melakukan
sesuatu. Menurut World Health Organization(WHO, 2018) Angka kejadian gangguan mental
kronis dan parah yang menyerang lebih dari 221 jiwa dan secara umum terdapat lebih dari 23
juta orang jiwa di seluruh dunia. Lebih dari 50% orang dengan skizofrenia yang tidak diobati
tinggal dinegara berpenghasilan rendah dan menengah.
Berdasarkan data kemenkes prevalensi gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2013
sebanyak 1,7/mil dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 7/mil. (Kemenkes).
Data Kemenkes 2018 menunjukan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun mencapai sekitar 6,1% dari
jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7/1000 penduduk. Berdasarkan data Riskesdas
(2018) diatas, diketahui data penderita gangguan jiwa berat yang cukup banyak di wilayah
Indonesia dan sebagian besar terbesar di masyarakat dibandingkan yang menjalani perawatan di
rumah sakit, sehingga diperlukan peran serta masyarakat dalam penanggulangan gangguan
jiwa. Peran masyarakat dalam penanggulangan gangguan jiwa akan dapat terbangun jika
masyarakat memahami tentang peran dan tanggungjawabnya dalam penaggulangan gangguan
jiwa di masyarakat.
Kesehatan jiwa di Indonesia masih menjadi tantangan yang sangat berat karena
memiliki perspektif yang berbeda beda terutama dalam konteks kesehatan. Gangguan kejiwaan
atau gangguan mental masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini. Menurut data
Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas Kemenkes), pada tahun 2018
sebanyak 282,654 anggota rumah tangga atau 0,67% masyarakat di Indonesia mengalami
Skizofrenia/Psikologis. Riskesdas Kemenkes juga menuturkan prevalensi (GME) atau
Gangguan Mental Emosional pada gangguan jiwa halusinasi sebesar 9,8% dari total penduduk
berusia lebih dari 15 tahun. Prevalensi ini menunjukan peningkatan sebesar 6% pada tahun
2013.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis akan
membuat suatu rumusan masalah yaitu “Asuhan Keperawatan Sdr.O dengan Halusinasi
Pendengaran di RSJ Provinsi Kalimantan Barat”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran di wilayah kerja RSJ Prov Kalbar dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien asuhan keperawatan halusinasi
pendengaran.
b. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada klien halusinasi pendengaran.
c. Mampu meyusun rencana tindakan keperawatan pada klien halusinasi pendengaran.
d. Mampu melakukan implementasi rencana tindakan keperawatan pada klien
halusinasi pendengaran.
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Halusinasi adalah gejala jiwa berupa respons panca-indra yaitu penglihata,
pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan terhadap sumber yang tidak nyata.
(Keliat & Akemat, 2007; Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2017).
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa
melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu
rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin, 2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungantanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara.
B. Faktor Predisposisi
C. Faktor perkembangan terlambat
A. Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makan minum rasa aman
B. Usia balita tidak terpenuhi kebutuhan otonomi
C. Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan
D. Faktor komunikasi dalam keluarga
1) Komunikasi peran ganda
B. Tidak ada komunikasi
C. Tidak ada kehangatan
D. Komunikasi dengan emosi berlebihan
E. Komunikasi tertutup
F. Orang tua yang membandingkan anak-anaknya, orang tua yang otoritas dan konflik
dalam keluarga
G. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial pada usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan lingkungan yang terlalu
tinggi.
H. Faktor psikologis
I. Faktor genetik
J. Faktor Perisitipasi
a. Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak
B. Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu (mekanisme penerimaan abnormal)
C. Adanya hubungan bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak
berdaya (Menurut, Rasmun, 2011)
D. Tanda dan Gejala
a. Mengatakan mendengar suara bisikan/melihat bayangan
B. Tidak mampu mengenal waktu,orang dan tempat
C. Tidak mampu memecahkan masalah
D. Mengungkapkan adanya halusinasi
E. Mengeluh cemas
F. Berbicara dan tertawa sendiri
G. Marah tanpa sebab
H. Bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
I. Mudah tersingung
J. Tampak gelisah,gerakan mata cepat
K. Pikiran yang berubah
L. Jenis Halusinasi
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien
disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
c. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
d. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Cenestetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan
atau pembentukan urine.
f. Kinistetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak

M. Pohon Masalah
N. Data Yang Perlu Dikaji
No Data Yang Ditemukan Data Yang Perlu Dikaji

1 Gangguan persepsi sensori DS:


Klien mengatakan mendengar suara bisikan
dan bayangan yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata, klien mengatakan
merasakan sesuatu rangsangan atau rabaan
dan mencium sesuatu yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata.
DO:
Klien berbicara sendiri, klien bersifat, klien
berhenti bicara ditengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu. Klien melamun dan
melhat satu arah

2 Isolasi sosial DS:


Klien mengatakan ingin sendiri dan tidak
mau ke tempat ramai karena tidak aman.
Tidak minat untuk berkomunikasi dengan
orang hanya menjawab ya atau tidak.
DO:
Klien terlihat sedih, afek datar, menyendiri,
menghindari orang lain, kontak mata kurang
dan menolak hubungan dengan orang lain

O. Diagnosa Keperawatan
A. Gangguan Persepsi Sensori b.d gangguan pendengaran
Definisi : Perubahan persepsi terahadap stimulus baik internal maupun eksternal yang
disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Subjektif :

1. Mendengarka suara bisikan atau 1. Respon tidak sesuai


melihat bayangan
2. Bersikap seolah melihat,
2. Mersakan sesuatu melalui
mendengar, mengecap,
indera perabaan,
meraba, atau mencium sesuatu
penciuman, perabaan, atau
pengecapan.
Objektif Objektif :
1. Menyatakan kesal
1. Menyendiri
2. Melamun

3. Melihat ke satu arah

4. Bicara sendiri

B. Isolasi Sosial
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Subjektif :

1. Merasa ingin sendirian 1. Merasa berbeda dengan orang lain


2. Merasa tidak mempunyai
2. Merasa tidak aman di tempat umum
tujuan yang jelas

Objektif Objektif :

1. Menarik diri 1. Afek datar

2. Tidak berminat/menolak 2. Afek sedih


berinteraksi dengan orang lain
3. Tidak ada kontak mata
atau lingkungan
4. Riwayat ditolak
C. Rencana Keperawatan

DX Tujuan dan kriteria


No Keperawat Hasil Intervensi (SIKI)
an (SLKI)
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan asuhanSP 1 :
persepsi keperawatan selama … x…
1. Identifikasi halusinasi: isi,
sensori pertemuan. Diharapkan pasien
frekuensi, waktu terjadi,
dapat mengontrol halusinasi
situasi pencetus, perasaan,
dengan kriteria
respon
hasil
2. Jelaskan cara mengontrol
1. Menyebutkan isi, waktu,
halusinasi: hardik, obat,
frekuensi, situasi,
bercakap-cakap,
pencetus, perasaan.
melakukan kegiatan
2. Memperagakan cara
3. Latih cara mengontrol
dalam mengontrol
halusinasi dg menghardik
halusinasi
4. Masukan pada jadual kegiatan
untuk latihan menghardik

SP 2 :

1. Evaluasi kegiatan
menghardik. Beri pujian

2. Latih cara mengontrol


halusinasi dengan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)

3. Masukkan pada jadual


kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat

SP 3:
a. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik & obat. Beri
pujian

b. Latih cara mengontrol


halusinasi dg bercakap- cakap
saat terjadi halusinasi

c. Masukkan pada jadual


kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik & obat &
bercakap-cakap. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol
halusinasi dg melakukan
kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)
3. Masukkan pada jadual
kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan
harian
SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik & obat &
bercakap-cakap & kegiatan
harian.
2. Beri pujian
3. Latih kegiatan harian Nilai
kemampuan yang telah
mandiri
4. Nilai apakah halusinasi
terkontrol
2 Isolasi Diri Setelah dilakukan tindakan SP 1
asuhan keperawatan selama … a. Identifikasi penyebab isolasi
x…pertemuan. Diharapkan sosial.
1. Pasien dapat berinteraksi b. Diskusikan keuntungan
dengan orang lain secara bertahap berinteraksi dengan orang
lain.

a. Diskusikan kerugian bila


tidak berinteraksi dengan
orang lain

b. Latih pasien berkenalan


dengan perawat atau tamu

c. Latih pasien berkenalan


dengan pasien yang lain

d. Masukkan pada jadwal


kegiatan untuk latihan
perkenalan
SP2
1. Evaluasi kegiatan berkenalan
(beberapa orang) beri pujian

2. Latih cara berbicara saat


melakukan kegiatan
harian(latih dua kegiatan
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan sua sampai orang
pasien,perawat dan
tamu,berbicara saat
melakukan kegiatan harian
SP 3

1. Evaluasi kegiatan latihan


berkenalan (beberapa orang)
dan bicara saat melakukan dua
kegiatan harian. Beri pujian.

2. Latih cara berbicara saat


melakukan kegiatan harian
(dua kegiatan baru)

3. Masukkan pada jadwal


kegiatan untuk latihan
berkenalan 4-5 orang,
berbicara saat melakukan 4
kegiatan rutin
SP 4 :

1. Evaluasi kegiatan latihan


berkenalan bicara saat
melakukan kegiatan harian .
beri pujian

2. Latih bicara sosial : meminta


sesuatu, menjawab
pertanyaan.

3. Masukkan pada jadwal untuk


latihan berkenalan >5orang,
orang baru, berbicara saat
melakukan kegiatan harian
dan sosialisasi

SP 5

1. Evaluasi kegiatan latihan


berkenalan, berbicara saat
melakukan kegitan harian dan
sosialisasi, beri pujian

2. Latih kegiatan harian

3. Nilai kemampuan yang


telah mandiri
4. Nilai apakah isolasi sosial
teratasi

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Gangguan Persepsi Sensori


A. SP 1
a. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon.
b. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan
c. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik
d. Latih cara mengontrol halusinasi dg menghardik
B. SP 2
a. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian
b. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat
C. SP 3
a. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat. Beri pujian

b. Latih cara mengontrol halusinasi dg bercakap- cakap saat terjadi halusinasi

c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-
cakap
D. SP 4
a. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat & bercakap-cakap. Beri pujian
b. Latih cara mengontrol halusinasi dg melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-
cakap dan kegiatan harian

E. SP 5
a. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat & bercakap-cakap & kegiatan harian.
Beri pujian
b. Latih kegiatan harian Nilai kemampuan yang telah mandiri. Nilai apakah halusinasi
terkontrol
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT : Rajawali TANGGAL DIRAWAT : 15-07-2022

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Sdr. O (L/P) Tanggal Pengkajian : 08 Agustus 2022
Umur : 22 Tahun RM No. : 0159XX
Informan : Pasien dan Keluarga px
II. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan sering mendengar suara bisikan dari nenek leluhurnya yang menyuruhnya
untuk memakan cutter dan memukul orang tuanya, pasien juga mengatakan sering melihat ada
roh yang menjaga dia. Orang tua pasien mengatakan anaknya sering marah-marah dan teriak
tidak jelas sampai melukai orang lain, orang tua pasien juga mengatakan anaknya suka
mengambil barang orang lain. Orang tua pasien menganggap awal mula anaknya mengalami
gangguan akibat salah bergaul.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


Pasien mengatakan baru pertama kali masuk RSJ, sebelum dibawa ke RSJ orang tua px
mengatakan ada berobat di kampungnya tetapi tidak berhasil. Pasien masih menunjukkan
gejala-gejala gangguan jiwa dan semakin parah. Orang tua pasien mengatakan px sering
marah-marah sampai memukul orang. Pasien mengatakan melakukan itu karena mendapat
bisikan dari nenek leluhurnya serta menyuruh untuk memakan cutter. Pasien juga mengatakan
sering melihat roh-roh pada malam hari.
Masalah Keperawatan :
 Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi)
 Resiko Perilaku Kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Orang tua pasien mengatakan ada sepupunya yang mengalami sakit yang sama dengan anaknya
dan pernah dirawat di RSJ. pasien mengatakan sering marah-marah karena mendapat bisikan
dari nenek leluhurnya, sering teriak-teriak, sulit tidur. Pasien mengatakan sebelum dibawa ke
RSJ, pasien dibawa keluarganya berobat di kampungnya

Masalah Keperawatan :
 Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi)
 Resiko Perilaku Kekerasan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :

Pasien mengatakan dulu punya sahabat dekat, tetapi 2 tahun yang lalu sahabatnya meninggal
akibat kecelakaan
Masalah Keperawatan : Berduka

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 100/70 mmHg N : 89 x/m S : 36,8 0
C P : 20 x/m
2. Ukur : TB : 141 cm BB : 40 kg IMT : 20,1 (Normal)
Pasien mengatakan tubuhnya sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

: Satu Rumah

Jelaskan :
Pasien mengatakan dirinya anak ke empat dari 5 bersaudara, pasien tinggal dengan orang tua dan

adiknya yang masih SMP. Abang dan kakaknya sudah memiliki keluarga sendiri. Pasien

mengatakan dirumah paling dekat dengan orang tuanya. Pola komunikasi yang digunakan oleh

orang tua kepada pasien adalah pola komunikasi permisif (bebas). Orang tua pasien mengatakan

mereka membebaskan anaknya bergaul dan menuruti semua keinginannya

2. Konsep diri

a. Gambaran diri :
pasien mengatakan dia menyukai tubuhnya tidak ada dari bagian tubuhnya yang tidak dia sukai
b. Identitas :
sebelum dirawat, pasien biasa berkebun untuk membantu keluarganya. Pasien merupakan anak
ke 4 dari 5 bersaudara. Pasien menyadari dirinya adalah laki-laki dan sudah merasa puas.
c. Peran :
Pasien berperan sebagai anak di rumahnya. Pasien sering membantu kedua orang tuanya
Berkebun.
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat sehat agar bisa pulang dan bertemu dengan keluarga dan teman-
temannya. Pasien berharap bisa beraktivitas seperti biasanya. Pasien berharap lingkungan
tempatnya tinggal tidak menjauhi atau menganggap dirinya rendah.
e. Harga diri :
Pasien mengatakan dirinya berhubungan baik dengan keluarganya. Pasien mengatakan sangat
suka bersosialisasi dengan banyak orang, tetapi setelah mendengar bisikan tersebut pasien
menjadi sedikit waspada kepada orang. Pasien mengatakan setelah dirinya sakit orang-orang
banyak menjauhinya
Masalah Keperawatan : Koping Keluarga Tidak Efektif
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah orang tuanya, keluarga dan
teman-temannya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
pasien mengatakan jika dirumah kegiatan yang dilakukan adalah membantu orang tua
berkebun, pasien juga mengatakan aktif dalam kegiatan gereja, pasien mengatakan dirinya
ikut sanggar tatung di kampungnya
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain :
pasien mengatakan memiliki banyak teman dan suka bersosialisasi

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan


4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
pasien mengatakan dirinya beragama khatolik, pasien rajin ke gereja di kampunya sebelum
masuk di RSJ. Pasien selama di RSJ tidak pernah berdoa atau beribadah.
b. Kegiatan ibadah :
pasien mengatakan sebelum masuk RS, pasien rutin ke gereja dan ikut kegiatan gereja
Masalah Keperawatan : Distres spiritual

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
pasien sering melepas bajunya, pasien mengatakan jarang mandi. Pasien juga sering terlihat
memakai baju yg basah
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan nada pelan. Sering tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik:
pasien terlihat tegang dan menjadi pendiam saat pengkajian, tetapi setelah selesai pengkajian
pasien terlihat sangat aktif dan jahil.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam perasaan
Pasien sering senyum-senyum sendiri bernyanyi dan teriak-teriak di dalam ruangan. Pasien terlalu
gembira
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi)
5. Afek
Pasien tampak terlihat labil saat diwawancarai, kadang terlihat bahagia, sedih dan sedikit amarah
Masalah Keperawatan :
6. lnteraksi selama wawancara

saat dikaji pasien tidak berani berkontak mata, pasien terlihat malu-malu

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


7. Persepsi
Pasien mengatakan dapat melihat roh-roh yang tidak bisa dilihat orang lain, pasien juga
mengatakan mendengar suara bisikan yang dipercaya itu adalah nenek leluhurnya yang
menyuruhnya untuk marah-marah dan memukul orang tuanya.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi Pendengaran)
8. Proses Pikir
Bicara pasien berputar-putar sedikit tidak ada hubungannya dengan yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal
9. Isi Pikir
Pasien mengatakan jika dirinya disuruh menjaga pusaka yang diberikan kepadanya, serta pasien
mengatakan dirinya disuruh untuk berhati-hati dengan seseorang. Pasien mengatakan jika dirinya
adalah panglima.
Masalah Keperawatan : Waham Curiga
10. Tingkat kesadaran
Pasien tahu jika dirinya sedang berada di rumah sakit, tetapi tidak tahu bahwa dirinya sedang
berada di rumah sakit jiwa

Masalah Keperawatan : Tidak ada


11. Memori
Pasien tidak mengingat kapan dia masuk ke rumah sakit jiwa
Masalah Keperawatan : Gangguan Memori
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien sulit untuk memfokuskan dirinya sendiri

Masalah Keperawatan:

13. Kemampuan penilaian


Pasien masih bisa mengambil keputusan sendiri untuk masalah-masalah sederhana. Contohnya
saat ditanya untuk kontrak waktu melakukan SP pasien dapat memilih sendiri.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Pasien tidak menyadari bahwa dirinya memiliki gejala penyakit gangguan jiwa. Pasien hanya
berpikir bahwas dirinya sedang dirawat di rumah sakit.

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
Pasien tidak memerlukan bantuan untuk makan, pasien cukup mandiri
2. BAB/BAK
Pasien bisa BAK/BAB di kamar mandi secara mandiri

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan

3. Mandi
Pasien mengatakan terkadang malas untuk mandi
4. Berpakaian/berhias
Pasien bisa berpakaian secara mandiri
5. Istirahat dan tidur
pasien mengatakan jarang tidur siang. Pasien biasa tidur malam jam 20.00 wib
6. Penggunaan obat
Pasien masih harus dipantau saat minum obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien masih harus melakukan perawatan lanjutan. Pasien mengatakan setelah masuk rumah
sakit keluarganya belum ada yang menjenguk
8. Kegiatan di dalam rumah
pasien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit, kegiatan di rumah biasanya dia menonton
tv, bermain hp, bersih-bersih
9. Kegiatan di luar rumah
pasien mengatakan jika diluar rumah pasien aktif di kegiatan gereja, mengikuti sanggar tatung
di tempatnya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


VIII. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pasien sebelum masuk rumah sakit, ketika dia sedang sedih pasien
bercerita dengan sahabatnya, merokok dan minum alkohol.
Masalah Keperawatan : Koping tidak efektif
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik :pasien tidak memiliki masalah dengan
kelompok.

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : pasien tidak memiliki masalah dengan
lingkungan
Masalah dengan pendidikan, spesifik : pasien putus sekolah karena tidak menyukai gurunya
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : pasien tidak memiliki masalah dengan pekerjaannya

Masalah dengan perumahan, spesifik : pasien tidak memiliki masalah dengan perumahan

Masalah ekonomi, spesifik : pasien mengatakan ekonomi keluarganya cukup


Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : pasien mengatakan tidak memiliki masalah
dengan pelayanan kesehatan
Masalah lainnya, spesifik : tidak ada masalah lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
X. Pengetahuan Kurang Tentang:
Pasien mengatakan tidak melanjutkan pendidikannya karena sakit. Pasien tidak mengetahui
tentang penyakitnya.
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan
XI. Aspek Medik
Diagnosa Medik : Halusinasi
Terapi Medik :
 Clozapin 25 mg 1 x 1 (po)
 Trihexphenidyl HCI 2 mg 2 x 1 (po)
 Risperidone 2 mg 2 x 1 (po)
Obat Dosis kegunaan Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping Rute
Clozapine 25 mg digunakan untuk Untuk penanganan gejala-gejala  Riwayat sumsum tulang Efek samping umum: Oral
mengobati skizofrenia psikotik, agresivitas, dan gejala yang gagal membentuk mengantuk/sedasi,
dan gejala psikotik positif schizophrenia dengan
granulosit atau sel darah
peningkatan berat badan,
lainnya dosis dititrasi naik hingga efek pandangan kabur,
terapeutik tercapai. Clozapine putih yang dapat melawan fatigue, demam, bibir
juga bisa digunakan pada infeksi (agranulositosis kering.
gangguan bipolar. atau granulositopenia) Efek samping
 Kejang secara berulang neurologi:
(epilepsi) yang tidak pusing, sinkop,
terkontrol gangguan regulasi
 Gangguan jantung berat suhu, berkeringat
 Gangguan ginjal dan hati
berat, seperti penyakit hati
aktif atau progresif dan
gagal hati

Trihexphenidyl 2 mg digunakan untuk mengobati  Peningkatan risiko retensi urin, glaukoma (sudut  Penglihatan Oral
HCl gejala penyakit Parkinson. Di terjadinya efek sempit), dan obstruksi saluran buram
samping itu, trihexyphenidyl cerna.
juga digunakan untuk
samping berupa  Kulit
mengatasi gejala pusing, kantuk, dan memerah
ekstrapiramidal akibat efek sulit berkonsentrasi, (flushing)
samping obat tertentu, jika digunakan  Pusing atau
termasuk antipsikotik dengan obat sakit kepala
penenang, seperti  Mulut kering
alprazolam  Mual atau
atau diazepam muntah
 Peningkatan risiko  Konstipasi
terjadinya efek  Kantuk
samping dari obat  Kelelahan
trihexyphenidyl jika  Rasa cemas
digunakan bersama atau gugup
antidepresen
trisiklik,
phenothiazine, antih
istamin,
amantadine,
atau clozapine
 Peningkatan suhu
tubuh dan
berkurangnya jumla
h keringat jika
digunakan bersama
topiramate
 Peningkatan risiko
terjadinya iritasi
saluran cerna yang
bisa menyebabkan
luka dan perdarahan
jika digunakan
bersama
suplemen kalium
 Peningkatan risiko
terjadinya efek
samping, seperti mulut
kering, penglihatan
kabur, gangguan
berkemih, atau
konstipasi, jika
digunakan bersama obat
golongan monoamine
oxidase
inhibitors (MAOIs)
 Penurunan efek
metoclopramide
atau domperidone
dalam mengurangi
mual dan muntah
 Penurunan
efektivitas
trihexyphenidyl jika
dikonsumsi
bersama  antasida
yang mengandung
magnesium,
aluminium, atau
kalsium, atau obat
antidiare, seperti
kaolin, pektin,
atau attapulgite
 Penurunan
efektivitas ketocona
zole dalam
mengatasi infeksi
jamur
 Penurunan
penyerapan dan
efektivitas levodopa

Risperidone 2 mg Digunakan untuk meredakan Indikasi risperidone di Kontraindikasi absolut risperidone  Pusing Oral
gejala skizofrenia dan antaranya adalah sebagai adalah pada pasien dengan riwayat  Kantuk
gangguan bipolar. Obat ini hipersensitivitas pada terapi
juga bisa digunakan untuk
obat antipsikotik pada risperidone sebelumnya.
 Sakit kepala
mengatasi gangguan perilaku, pasien skizofrenia, Kontraindikasi relatif adalah pada  Mulut terasa
termasuk gangguan perilaku gangguan bipolar episode penggunaan bersamaan dengan obat kering
pada penderita Alzheimer, manik, gangguan perilaku lain (misalnya alkohol atau  Mual, muntah,
atau anak yang menderita seperti pada anak dengan depresan saraf pusat), gangguan sakit maag, diare,
autis. fungsi hati, kelainan pada ganglia
autisme, dan pada basalis (misalnya Penyakit
atau justru
demensia Alzheimer. Parkinson), epilepsi, prolactin- sembelit
dependent tumor, dan kelainan  Ngiler atau
sistem hemopoietik. ngeces
 Peningkatan berat
badan
 Gangguan tidur
XII. Masalah Keperawatan :
 Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
 Resiko Perilaku Kekerasan
 Koping individu tidak efektif
 Defisit perawatan diri
 Gangguan komunikasi verbal
 Defisit pengetahuan
 Distres spiritual
 Gangguan memori
 Berduka
 Koping Keluarga Tidak Efektif

Perawat,

(………………....................)
ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1 Data Subjektif Perubahan Persepsi
 Pasien mengatakan mendengar bisikan-bisikan dari nenek Sensori : Halusinasi
leluhurnya Pendengaran
 Pasien mengatakan suara itu menyuruhnya untuk marah-marah (D. 0085)
dan makan cutter
 Saat ini bisikan-bisikan itu tidak jelas, tetapi terkadang masih
ada terdengar
 Orang tua px mengatakan anaknya sering berbicara dan teriak-
teriak sendiri

Data Objektif
 Klien tampak gelisah bila bisikan datang
 Pasien tampak bicara sendiri
 Pasien tampak suka mondar-mandir
 Konsentari pasien tampak kurang
 Pasien tampak suka menyendiri dan melamun
DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL MASALAH
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
MUNCUL TERATASI
1 Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
berhubungan dengan gangguan pendengaran ditandai
dengan :
Data Subjektif
 Pasien mengatakan mendengar bisikan-bisikan
dari nenek leluhurnya
 Pasien mengatakan suara itu menyuruhnya untuk
marah-marah dan makan cutter
 Saat ini bisikan-bisikan itu tidak jelas, tetapi
terkadang masih ada terdengar
 Orang tua px mengatakan anaknya sering
berbicara dan teriak-teriak sendiri

Data Objektif
 Klien tampak gelisah bila bisikan datang
 Pasien tampak bicara sendiri
 Pasien tampak suka mondar-mandir
 Konsentari pasien tampak kurang
 Pasien tampak suka menyendiri dan melamun
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana Tindakan


No Tujuan Kriteria Evaluasi Rasional
Keperawatan Keperawatan
1. Gangguan SP Menghardik SP Menghardik SP Menghardik SP Menghardik
Persepsi Sensori Klien mampu : Setelah melakukan interaksi, 1. Bina hubungan saling  Terciptanya hubungan
: Halusinasi  Mengidentifikasi klien mampu : percaya (komunikasi saling percaya
Pendengaran jenis, isi, waktu,  Menyebutkan atau terapeutik)  Membantu pasien
frekuensi, situasi, mengenal jenis, isi, 2. Bantu pasien menyadari mengenal halusinasi
dan respon waktu, frekuensi, situasi, gangguan persepsi sensori
terhadap dan respon terhadap halusinasi  Untuk mengetahui
halusinasi. halusinasi. 3. Tanyakan pendapat klien perkembangan
 Dapat  Menyebutkan cara mengenai : halusinasi halusinasi pasien
menghardik menghardik halusinasi.  Untuk mengetahui
halusinasinya.  Memasukkan cara 4. Identifikasi isi, frekuensi, perkembangan
 Memasukkan cara menghardik ke dalam waktu terjadi, situasi halusinasi pasien
menghardik ke jadwal kegiatan harian pencetus, respon, perasaan,
dalam jadwal klien. upaya yang dilakukan
kegiatan harian untuk mengontrol  Agar pasien dapat
klien. halusinasi mengontrol
5. Jelaskan cara mengontrol halusinasinya
halusinasi  Agar pasien dapat
mengontrol
6. Latih cara mengontrol halusinasinya
halusinasi dengan cara
menghardik
 Untuk perkembangan
7. Masukan ke dalam
pasien
kegiatan harian pasien

SP Bercakap-cakap SP Bercakap-cakap SP Bercakap-cakap SP Bercakap-cakap


Klien mampu : Setelah melakukan interaksi,  Bina hubungan saling  Untuk menjalin
 Mengevaluasi klien mampu : percaya (komunikasi hubungan saling
jadwal kegiatan  Mengevaluasi jadwal terapeutik) percaya
hariannya. kegiatan hariannya.  Evaluasi jadwal kegiatan  Mengetahui
 Mengendalikan  Mengendalikan harian klien perkembangan pasien
halusinasi dengan halusinasi dengan cara  Latih klien untuk  Pasien dapat
cara bercakap- bercakap-cakap dengan mengendalikan halusinasi mengendalikan
cakap dengan orang lain. dengan cara bercakap-cakap halusinasi
orang lain.  Memasukkan ke dalam dengan orang lain
 Memasukkan ke jadwal kegiatan harian  Memasukkan cara bercakap-  Mengetahui
dalam jadwal cakap dengan orang lain ke perkembangan pasien
kegiatan harian. dalam jadwal kegiatan
harian klien
SP Melakukan SP Melakukan Aktivitas SP Melakukan Aktivitas SP Melakukan
Aktivitas Setelah melakukan interaksi,  Bina hubungan saling Aktivitas
Klien mampu : klien mampu : percaya (komunikasi  Untuk menjalin
 Mengevaluasi  Mengevaluasi jadwal terapeutik) hubungan saling
jadwal kegiatan kegiatan hariannya.  Evaluasi jadwal kegiatan percaya
hariannya.  Mengendalikan harian klien.  Mengetahui
 Mengendalikan halusinasi dengan cara  Latih klien mengendalikan perkembangan pasien
halusinasi dengan melakukan aktivitas yang halusinasi dengan cara  Untuk mengendalikan
cara melakukan terjadwal seperti melakukan aktivitas yang halusinasi pasien
aktivitas yang membereskan tempat terjadwal seperti
terjadwal seperti tidur atau menyapu membereskan tempat tidur
membereskan ruangan/kamar. atau menyapu
tempat tidur atau  Memasukkan kegiatan di ruangan/kamar.
menyapu atas ke dalam jadwal  Masukkan kegiatan yang  Mengetahui
ruangan/kamar. kegiatan harian. dilakukan klien di RSJ ke perkembangan pasien
 Memasukkan dalam jadwal kegiatan
kegiatan di atas harian.
ke dalam jadwal
SP Minum Obat SP Minum Obat SP Minum Obat SP Minum Obat
Klien mampu : Setelah melakukan interaksi,  Bina hubungan saling  Untuk menjalin
 Mengevaluasi klien mampu : percaya (komunikasi hubungan saling
jadwal kegiatan  Mengevaluasi jadwal terapeutik) percaya
hariannya. kegiatan hariannya.  Evaluasi jadwal kegiatan  Mengetahui
 Menkonsumsi  Menkonsumsi obat secara harian klien. perkembangan pasien
obat secara teratur.  Dorong klien untuk  Agar pasien minum
teratur.  Memasukkan kegiatan mengkonsumsi obat secara obat secara teratur
 Memasukkan menkonsumsi obat secara teratur.
kegiatan teratur ke dalam jadwal  Masukkan kegiatan  Untuk perkembangan
menkonsumsi kegiatan harian. mengkonsumsi obat secara pasien
obat secara teratur teratur ke dalam jadwal
ke dalam jadwal kegiatan harian
kegiatan harian.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No. Paraf
Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Dx Mahasiswa
09-08-2022 1 SP Menghardik S:
11.00 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan masih mendengar
(komunikasi terapeutik) suara bisikan yang mengejek dirinya
R/ pasien tampak kooperatif - Pasien mengatakan suara bisikan muncul
11.05 2. Membantu pasien menyadari gangguan saat sedang sendiri dan melamun
persepsi sensori halusinasi - Pasien mengatakan suara bisikan itu
11.10 R/ pasien tampak bingung muncul pada malam hari
3. Tanyakan pendapat klien mengenai : O:
halusinasi - Pasien tampak bingung
11.15 R/ pasien merasa terganggu dengan suara- - Pasien mampu menjelaskan apa yang
suara seakan-akan dirinya sedang kesurupan dialami tetapi berbelit-belit
4. Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, - Pasien mampu menghardik halusinasi
situasi pencetus, respon, perasaan, upaya yang ketika diminta ulang oleh perawat
dilakukan untuk mengontrol halusinasi A : Halusinasi
R/ pasien mengatakan mendengar bisikan yang P : SP 2
menyuruhnya untuk marah-marah dan berbuat
11.20
jahat, suara itu datang saat sedang sendiri atau
11.25 melamun dan pada malam hari
5. Jelaskan cara mengontrol halusinasi
R/ pasien tampak kooperatif
6. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
R/ pasien tampak memperagakan cara
menghardik halusinasi dengan menutup
12.30 telinga sambil berkata “Pergi! Pergi! Kamu
suara palsu! Saya tidak mau dengar!”
7. Memasukan ke dalam kegiatan harian pasien
R/ pasien memasukkan latihan menghardik
kedalam jadwal harian jam 09.00 dan 13.00
10-08-2022 1 SP bercakap-cakap S:
11.00 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan hari ini belum ada
(komunikasi terapeutik) mendengar suara bisikan kembali
R/ pasien kooperatif - Pasien latihan menghardik halusinasi jam
11.05 09.00
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Pasien mengatakan ingin berlatih bercakap-
11.30 R/ pasien latihan menghardik halusinasi jam cakap dan mencoba mempraktekkannya jika
09.00 suara-suara muncul
3. Melatih klien untuk mengendalikan halusinasi O:
11.45 dengan cara bercakap-cakap dengan orang - Pasien mampu menyebutkan kegiatan
lain hariannya
R/ pasien bercakap-cakap dengan perawat - Terdapat kontak mata
4. Memasukkan cara bercakap- cakap dengan - Pasien kooperatif
orang lain ke dalam jadwal kegiatan harian - Pasien dapat melalukan cara menghardik untuk
klien mengontrol halusinasi
R/ pasien memasukkan latihan bercakap-cakap - Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan
kedalam jadwal harian jam 09.00 dan 14.00 cara bercakap-cakap
- Pasien memasukkan jadwal bercakap-cakap ke
dalam jadwal harian jam 10.00 dan 17.00
A : Halusinasi
P : SP 3
11-08-2022 1 SP bercakap-cakap S:
11.00 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan hari ini tidak ada
(komunikasi terapeutik) mendengar suara bisikan kembali
R/ pasien kooperatif - Pasien latihan menghardik halusinasi jam
11.05 09.00
2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Pasien mengatakan ingin berlatih
R/ pasien latihan menghardik halusinasi jam bercakap-cakap dan mencoba
11.30 09.00 mempraktekkannya jika suara-suara
3. Melatih klien untuk mengendalikan halusinasi muncul
dengan cara bercakap-cakap dengan orang - Pasien mengatakan susah untuk bercakap-
11.45 cakap dengan orang lain jika suara datang
lain
pada malam hari
R/ pasien bercakap-cakap dengan perawat O:
4. Memasukkan cara bercakap- cakap dengan - Pasien mampu menyebutkan kegiatan
orang lain ke dalam jadwal kegiatan harian hariannya
klien - Terdapat kontak mata
R/ pasien memasukkan latihan bercakap-cakap
- Pasien kooperatif
- Pasien dapat melalukan cara menghardik
kedalam jadwal harian jam 09.00 dan 14.00
untuk mengontrol halusinasi
- Pasien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
- Pasien memasukkan jadwal bercakap-
cakap ke dalam jadwal harian jam 09.00
dan 14.00
A : Halusinasi
P : SP 3
12-08-2022 1 SP melakukan aktivitas S:
1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan hari ini belum ada
(komunikasi terapeutik) mendengar suara bisikan kembali
R/ pasien kooperatif - Pasien latihan menghardik halusinasi jam
11.05 2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 09.00 dan bercakap-cakap jam 13.00
R/ pasien mengatakan ia melatih menghardik - Pasien mengatakan akan melakukan
jam 09.00 dan latih bercakap-cakap jam 13.00 aktivitas secara terjadwal
11.30 3. Melatih klien mengendalikan halusinasi O:
dengan cara melakukan aktivitas yang - Pasien mampu menyebutkan kegiatan
terjadwal seperti membereskan tempat tidur hariannya
atau menyapu ruangan/kamar - Terdapat kontak mata
11.45 R/pasien mengatakan ingin melakukan - Pasien kooperatif
aktivitas secara terjadwal agar tidak melamun - Pasien dapat melalukan cara menghardik
4. Memasukkan kegiatan yang dilakukan klien dan bercakap-cakap untuk mengontrol
di RSJ ke dalam jadwal kegiatan harian halusinasi
R/ pasien kooperatif - Pasien dapat menyebutkan aktivitas dari
bangun tidur hingga malam hari
A : Halusinasi
P : SP 4
13-08-2022 1 SP Minum obat secara teratur S:
08.00 1. Membina hubungan saling percaya - Pasien mengatakan hari ini belum ada
(komunikasi terapeutik) mendengar suara bisikan kembali
R/ pasien tampak kooperatif - Pasien latihan menghardik halusinasi jam
08.05 2. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. 09.00 dan bercakap-cakap jam 13.00
R/ pasien melakukan jadwal harian mulai dari - Pasien mengatakan aktivitas mandi,
bangun tidur seperti mandi, berpakaian, berpakaian, menyapu, mengepel,
menyapu, megepel dan berolahraga, makan, berolahraga
minum O:
08.30 3. Mendorong klien untuk mengkonsumsi obat - Pasien mampu menyebutkan kegiatan
secara teratur. hariannya
R/ pasien kooperatif - Terdapat kontak mata
08.45 4. Memasukkan kegiatan mengkonsumsi obat - Pasien kooperatif
secara teratur ke dalam jadwal kegiatan harian - Pasien dapat melalukan cara menghardik
R/ pasien kooperatif dan bercakap-cakap untuk mengontrol
halusinasi
- Pasien dapat menyebutkan aktivitas dari
bangun tidur hingga malam hari
- Pasien tau menyebutkan nama obat dan
manfaatnya
A : Halusinasi
P : SP 2
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi Ana. ( 2010). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I.


Jakarta : EGC Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar
Keperawatan Jiwa Jakarta : Salemba Medika

Nita Fitria. (2014). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan


Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta: Salemba
Medika.

Rasmun, (2011). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi


Dengan Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan
Analisa Proses Interaksi (API). Jakarta : fajar Interpratama.

SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai