Anda di halaman 1dari 19

RUPTUR LIEN

Pembimbing :
dr. Tamsil Bachrun, M.Kes, Sp,An

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
IDENTITAS PASIEN

Nama : Muh. Farid


Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Kelurahan Tinanggea, Kecamatan Tinanggea
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Tanggal masuk : 3 Desember 2020
DPJP : dr. Syamsul Rijal, Sp.B
Konsultasi : dr. Tamsil Bachrun, M.Kes, Sp.An
Keluhan Utama : Nyeri Perut
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien masuk rumah sakit rujukan dari RS Kabupaten Konawe Selatan dengan keluhan nyeri
perut setelah kecelakaan lalu lintas yang dialami sejak 3 hari yang lalu. Saat kecelakaan pasien
tidak menggunakan helm. Pasien sempat muntah pada saat berada puskesmas dan muntah
bercampur darah pada saat pasien dirawat di RS Kabupaten Konsel
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit sedang, Composmentis,

status gizi baik

Tekanan Darah : 105/57 mmHg

Nadi : 125 x / menit

Pernapasan : 20 x / menit

Suhu tubuh : 36,5 °C


a) Kepala-Leher : Konjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)

b) Thoraks :

 Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris, tampak jejas di sebelah kiri

 Palpasi : Ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi,

 Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru

 Auskultasi: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

a) Jantung

 Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat

 Palpasi: ictus cordis tidak teraba

 Perkusi: batas jantung normal, pekak (+)

 Auskultasi: S1/S2 murni reguler

a) Abdomen (Status Lokalis):

 Inspeksi : cembung, ikut gerak napas

 Auskultasi : bising usus (+) menurun

 Palpasi : nyeri tekan (+) seluruh daerah perut,

 Perkusi: pekak di seluruh lapangan abdomen

a) Ekstremitas = dalam batas normal


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin (3-12-2020)

Darah Lengkap Hasil Nilai rujukan

WBC 16,24 4,00 -10,0[10^3/uL]

RBC 18.4 4,50-6,00 [10^6/uL]

HGB 5.9 12,0-16,0 [g/dL]

HCT 88,0 80,0-97,0 [Fl]

MCV 28,2 26,5-33,0[PG]

MCH 32,1 31,5-35,0[g/dL]

MCHC 154 150-450 [10^3/uL]

PLT 40,0 37,0-48,0 [%]


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kimia Darah (3-12-2020)

Darah Lengkap Hasil Nilai rujukan

Glukosa Sewaktu 125 70-180 ,g/dl


Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

LFG (ml/mnt/1,73 m2) = (140 – umur) X Berat Badan)


72 X kreatinin plasma (mg/dl)
LFG = (140 – 56 ) x 55 kg
72 X 11,4 mg/dL
= 5,62x0,85 = 4,777 mL/min/1,73 m2 (CKD Stage V)
KESAN :
- Lesi heteroechoic, tepi irreguler, ukuran 3x1,9x3 cm di pole tengah lien, DD /: Intraparenchimal
hematoma
- Ascites
- Efusi Pleura Kiri
PLANNING

TATA LAKSANA

Monitoring TTV per jam


• IVFD RL 28 tpm
Monitoring cairan
Cek ulang darah rutin dan kimia darah
• Ceftriaxone 1gr/12jam/IV

• Ketorolac 1ampul/8jam/IV
Ex
• Ranitidin 1ampul/12jam/IV

• Transfusi 4 kantong prc Edukasi pasien untuk hemodialisa rutin

Konsul ke dokter bedah dengan

diagnosa Akut Abdomen ec

Perforasi usus.
Hari/ Tanggal Anamnesis dan Instruksi DPJP
Pemfis Pasien
Jumat S : Nyeri perut (+) P:
03/12/2020 Flatus (+)
BAB (+) - IVFD RL 28 tpm
O : TD 100/60 mmHg - Ceftriaxon 2gr/ 12jam
N 125 x/menit - Paracetamol/8jam
P 20 x/menit
- Ranitudin 50mg/2Ml/
S 36 oC
Pemfis: 12jam
I :pasien tampak pucat, - Transfusi Whole Blood 2
konjungtiva anemis +/
zack
+
A : Bising Usus
 
menurun
WBC : 16.240  
HB : 5,9 g/Dl  
PLT : 154.000
GDS : 125 mg/Dl
Pemfis:
I :pasien tampak pucat,
konjungtiva anemis +/
+
A : Bising Usus
menurun
 
A : Intraabdominal
Hemorrage
Hari/ Tanggal Anamnesis dan Instruksi DPJP
Pemfis Pasien
04/12/2020 S : Nyeri perut (+) P:
O : TD 100/60 mmHg
N 125 x/menit - IVFD RL 28 tpm
P 20 x/menit - Ceftriaxon 2gr/ 12jam
S 36 oC - Paracetamol/8jam
 
- Ranitudin 50mg/2Ml/
12jam
- USG Abdomen

 
05/12/200 S : Nyeri perut, lemah P:
O : Td : 121/65mmHg
- IVFD RL 1000ml/24 jam
N : 104x/m
P : 30X/m - Fentanyl30mg/jam/IV
S : 36,5 - Midazolam 2mg/jam/IV
SaO2 : 95%
- Ceftriaxon 1gr/ 12jam
A : Post
OperasiLaparotomi - Metronidazol 500mg
drips/IV
- Asam Traneksamat
250mg/IV
- Pantoprazol 40mg/IV
- Paracetamol 1gr
drips//IV
- Head Up 30o
Pembahasan
KASUS TEORI
Pasien masuk rumah sakit rujukan dari RS Kabupaten Ruptur pada trauma tumpul abdomen adalah terjadinya robekan
Konawe Selatan dengan keluhan nyeri perut setelah kecelakaan atau pecahnya lien yang merupakan organ lunak yang dapat
lalu lintas yang dialami sejak 3 hari yang lalu. Saat kecelakaan bergerak, yang terjadi karena trauma tumpul, secara langsung
pasien tidak menggunakan helm. Pasien sempat muntah pada saat atautidak langsung.Ruptur lien merupakan kondisi rusaknya lien
berada puskesmas dan muntah bercampur darah pada saat pasien akibat suatu dampak penting kepada lien dari beberapa sumber.
dirawat di RS Kabupaten Konsel Penyebab utamanya adalah cedera langsung atau tidak langsung
  yang menyebabkan laserasi kapsul linealis dan avulsi pedikel lien
sebagian atau menyeluruh. Pada trauma lien yang perlu
diperhatikan adalah adanya tanda-tanda perdarahan yang
memperlihatkan keadaan hipotensi, syok hipovolemik, dan nyeri
abdomen pada kuadran atas kiri dan nyeri pada bahu kiri karena
iritasi diafragma.
 
Pembahasan
KASUS TEORI
Anamnesis Anamnesis
- Nyeri perut Pasien bias anya mengeluh nyeri pada abdomen dan didapatkan
- Muntah adanya trauma. Trauma tersebut dapat berat atau ringan.
- Lemah Langsung atau tidak langsung akibat kecelakaan atau jatuh dari
- Riwayat kecelakaan lalu lintas ketinggian. Trauma tadi dapat menimbulkan jejas atau tidak
terdapat jejas pada dinding abdomen
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : cembung, ikut gerak napas
- Auskultasi : bising usus (+) menurun Tanda fisik yang ditemukan pada ruptur lien tergantung adanya organ-
- Palpasi : nyeri tekan (+) seluruh daerah perut, organ lain yang ikut cedera, banyak sedikitnya perdarahan dan adanya
- Perkusi: pekak pada abdomen kontaminasi rongga peritoneum. Ditemukan masa di kiri atas. Terdapat
  darah bebas dalam rongga perut secara klinis hal ini penting dan dapat
diketahui dengan cara:
1. Tensi yang menurun, nadi yang meningkat, dengan
ada atau tidaknya tanda-tanda syok dan anemia akibat
perdarahan yang hebat.
2. Pekak sisi dengan shifting dullness pada rongga perut
akibat adanya hematom subcapsular atau omentum
yang membungkus suatu hematom subcapsuler
disebut Ballance sign.
3. Darah bebas yang memberi rangsangan pada
peritoneum sehingga gejalanya tegang otot perut dan
rasa nyeri mencolok. Pada ruptur yang lambat,
biasanya penderita datang dalam keadaan syok, tanda
perdarahan intra abdomen, atau dengan gambaran
seperti ada tumor intra abdomen. Pada bagian kiri atas
yang nyeri tekan disertai tanda anemia.
 
Pembahasan
KASUS TEORI
Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Laboratorium
  Pemeriksaan hematokrit perlu dilakukan berulang-ulang. Selain itu
WBC: 16.240 biasanya didapat leukositosis. Pemeriksaan kadar Hb, hematokrit,
HB : 5,9 leukosit dan urinalisis. Bila terjadi perdarahan akan menurunkan Hb
PLT: 154 dan hematokrit serta terjadi leukositosis. Sedangkan bila terdapat
eritrosit dalam urine akan menunjang adanya trauma saluran
GDS:125 kencing.
   
 
Pembahasan
KASUS TEORI
Pasien memiliki riwayat kecelakaan lalulintas sejak 3 hari yang Etiologi dan patofisiologi ruptur lien:
lalu Limpa adalah organ visceral yang paling sering terluka pada
trauma tumpul abdomen. Salah satu mekanisme rupture lien
akibat trauma tumpul adalah:
Trauma tumpul bisa disebabkan oleh hantaman langsung
misalnya saat bagian bawah setir mobil, setang sepeda atau motor
yang menyebabkan cedera kompresi pada abdomen. Hantaman
ini dapat menyebabkan deformitas organ padat maupun berongga
di dalam abdomen dan ruptur organ dengan perdarahan sehingga
menyebabkan terjadinya peritonitis. Selain itu, bentuk trauma
tumpul lain dapat berupa shearing injuries yang disebabkan
penggunaan sabuk pengaman yang tidak benar.
Pada kecelakaan kendaraan bermotor, dapat juga terjadi trauma
akibat deselerasi. Gaya deselarasi tersebut menyebabkan gerakan
yang berbeda antara organ yang terfiksasi dan yang dapat
bergerak. Salah satu contohnya yaitu pada organ limpa yang
dapat bergerak namun terfiksasi pada ligamen disekitarnya.
 
Pembahasan
KASUS TEORI
Pada hasil pemeriksaan USG pasien didapakan Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya USG,
- Lesi heteroechoic, tepi irreguler, ukuran 3x1,9x3 cm di pole CT-Scan dan angiogrphy Jika ada kecurigaan trauma lien, CT-Scan
merupakan pemeriksaan pilihan utama. Pendarahan dan hematon
tengah lien, DD /: Intraparenchimal hematoma
akan tampak sebgai daerah yang kurang denstasnya dibanding lien.
- Ascites Daerah hitam melingkar atau irreguler dalam lien menunjukkan
- Efusi Pleura Kiri hematom atau laserasi, dan area seperti bulan sabit abnormal pada
  tepi lien menunjukkan subkapsular hematom. Kadang, dengan
penanganan konservatif, abses mungkin akan terbentuk kemudian
dan dapat diidentifikasi pada CT Scan karena mengandung gas.
Pembahasan
KASUS TEORI
Farmakologi : Penatalaksanaan:
- IVFD RL 28 tpm a. Sirkulasi
- Ceftriaxon 2gr/ 12jam Nadi dipalpasi dan dinilai kecepatan dan irama. Dilakukan
- Paracetamol/8jam pemeriksaan terhadap tensi atau pengukuran untuk mengetahui
- Ranitudin 50mg/2Ml/ 12jam adanya tanda-tanda syok yang perlu segera dilakukan tranfusi darah
- Transfusi Whole Blood 2 zack dan terapi cairan yang seimbang diberikan secara cepat untuk
- Pasang NGT mengatasi syok hipovolemik.
 
b. Pemasangan pipa lambung (NGT) untuk mencegah muntah dan
 
aspirasi dan pemasangan kateter untuk mengosongkan kandung
 
kencing dan menilai jumlah urin yang keluar.
 
THANK YOU ;)

Anda mungkin juga menyukai