Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. D DENGAN PRE OPERASI MIOMA UTERI


DI RUANG IRNA B3 GINEKOLOGI RS BINTANG KEJORA
MALANG

Disusun Oleh:
Farah Nabila Maharani (P17311191003)
Nikmatul Khoiriyah (P17311193014)
Rina Putri Oktalinda (P17311193031)
Cindikiawati (P17311193038)
Efira Nawangsari (P17311193040)
Pengertian Pre Operasi
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh.
Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani
operasi atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien
dipindahkan ke meja operasi ( Smeltzer and Bare, 2002 ).
Menurut tingkat urgensinya : 
1. Kedaruratan
• Klien membutuhkan perhatian dengan segera, gangguan yang
diakibatkannya diperkirakan dapat mengancam jiwa (kematian atau
kecacatan fisik), tidak dapat ditunda.
2. Urgen 
• Klien membutuhkan perhatian segera, dilaksanakan dalam 24 – 30
jam. 
3. Diperlukan
• Klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa
minggu atau bulan. 
4. Elektif
• Klien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu
membahayakan jika tidak dilakukan.
5. Pilihan 
• Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada klien (pilihan
pribadi klien). 
Menurut Luas atau Tingkat Resiko : 
1. Mayor 
● Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan
mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan
hidup klien. 
2. Minor
●  Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko
komplikasi lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor.
Faktor resiko terhadap pembedahan

1. Nutrisi
2. Usia
3. Penyakit kronis
4. Merokok
5. Alkohol
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada
integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis
maupun psikologis. Ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi
pembedahan antara lain : 
1. Takut nyeri setelah pembedahan 
2. Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi
normal (body image)
3. Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti) 
4. Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang
mempunyai penyakit yang sama. 
5. Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan
petugas. 
6. Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi. 
7. Takut operasi gagal.

Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat


mempengaruhi respon fisiologis tubuh yang ditandai dengan adanya
perubahan-perubahan fisik seperti : meningkatnya frekuensi nadi dan
pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan
yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit
Tujuan Tindakan Pre Operasi
Tujuan tindakan pre operasi menurut Luckman dan Sorensen (1993),
dimaksudkan untuk kebaikan bagi pasien dan keluarganya yang meliputi : 
1. Menunjukkan rasa takut dan cemasnya hilang atau berkurang (baik
ungkapan secara verbal maupun ekspresi muka.) 
2. Dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan mobilisasi yang dilakukan
setelah tindakan operasi. 
3. Terpelihara keseimbangan cairan, elektrolit dan nutrisi. 
4. Tidak terjadi vomitus karena aspirasi selama pasien dalam pengaruh
anestesi.
5. Tidak ada atau berkurangnya kemungkinan terjadi infeksi setelah tindakan
operasi. 
6. Mendapatkan istirahat yang cukup. 
7. Menjelaskan tentang prosedur operasi , jadwal operasi serta menanda
tangani inform consent. 
8. Kondisi fisiknya dapat dideteksi selama operasi berlangsung.
Persiapan Perawatan Pre Operasi

 1. Persiapan Fisik 


- Status kesehatan fisik secara umum (TTV)
- Kebersihan lambung dan kolon
- Pencukuran daerah operasi
- Personal Hygine
- Keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pengosongan kandung kemih
- Pemeriksaan Laboratorium, berupa pemeriksaan darah:
hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED (laju enap
darah),
- Puasa lebih dari 8 jam
2. Persiapan Psikologis
a. Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami
pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu
operasi, hal-hal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi,
menunjukkan tempat kamar operasi, dll.
b. Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan
operasi sesuai dengan tingkat perkembangan. Gunakan bahasa yang
sederhana dan jelas.
c. Memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan
tentang segala prosedur yang ada. Dan memberi kesempatan pada pasien
dan keluarga untuk berdoa bersama-sama sebelum pasien diantar ke kamar
operasi.
d. Mengoreksi pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan hal-
hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada
pasien.
e. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre medikasi,
seperti valium dan diazepam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan
kecemasan dan pasien dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya
terpenuhi.
Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi Untuk menentukan jenis tumor, lokasi
myoma, ketebalan endometrium. 
2. Foto BNO / IVP Untuk menilai massa di rongga pelvis
serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. 
3. Tes kehamilan 
4. Darah lengkap dan urine lengkap 
5. Histerografi dan histeroscopi Untuk menilai pasien
myoma sub mukosa disertai infertilitas.
Mioma Uteri
● Mioma uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal
dari otot rahim. Biasa disebut dengan mioma atau myom atau
tumor otot rahim. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang
struktur utamanya adalah otot polos rahim
● Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi menjadi 3, sebagai
berikut:
1. Mioma intramular (di dalam otot rahim).
2. Mioma subserosa (di bawah lapisan serous dan menonjol ke
arah rongga perut).
3. Mioma submukosa (yang menonjol ke rongga rahim).
● Penyebab  pasti mioma uteri tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang
sekali ditemukan sebelum usia pubertas, sangat dipengaruhi oleh hormon
reproduksi, dan hanya bermanifestasi selama usia reproduktif. Beberapa
peneliti menyatakan bahwa mioma uteri tumbuh dari sel neoplastik
tunggal (monoklonal) yang mengalami mutasi gen dari sel-sel normal, sel-
sel imatur miometrium atau dari sel embrional dinding pembuluh darah
uterus. Sedangkan dugaan lain menyatakan bahwa estrogen mempunyai
peranan penting tetapi dengan teori ini sukar diterangkan mengapa pada
seseorang wanita estrogen dapat menyebabkan mioma, sedangkan pada
wanita yang lain tidak. Juga pada beberapa wanita dengan mioma uteri
dapat terjadi ovulasi, yang menghasilkan progesteron yang sifatnya anti –
estrogen.
● Gejala klinik hanya terjadi pada 35%-50% penderita mioma.
Keluhan penderita sangat tergantung pada lokasi atau jenis
mioma penderita.
● Keluhan dari penderita biasanya :
1. Pendarahan abnormal uterus
2. Nyeri
Terapi Mioma Uteri
● Terapi harus memperhatikan usia, paritas, kehamilan,
konservasi fungsi reproduksi, keadaan umum, dan
gejala. Jika kondisi pasien sangat buruk, lakukan upaya
perbaikan yang diperlukan termasuk nutrisi,
suplementasi zat esensial, ataupun tranfusi. pada
kegawat daruratan akibat infeksi atau gejala abdominal
akut, siapkan tindakan bedah gawat darurat untuk
menyelamatkan penderita. Pilihan prosedur bedah
terkait dengan mioma uteria dalah miomektomi atau
histerektomi.
Patofisiologis
Mioma
Lanjutan
Pendokumentasian SOAP
1. S (Subjective) – Pernyataan atau Keluhan Pasien
● Data Subjektif merupakan data yang berhubungan / masalah dari sudut
pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis. Data subyektif menguatkan diagnosa yang akan
dibuat.
2. O (Objective) – Data yang Diobservasi

● Data Objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil


pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic
lain. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
3. A (Assesment) – Diagnosa Kebidanan
● Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena
keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif, maka
proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.

4. P (Planning) – Apa yang Dilakukan terhadap Masalah

● Planning adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang,
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin
atau menjaga /mempertahankan kesejahteraannya.
Pendokumentasian
SOAP
1. Data Subjektif

a. Pengkajian

Tanggal:
Nama Istri27: Maret
Ny. D 2021 Pukul:
Nama09.00
Suami : Tn. K

Umur : 40 tahun Umur : 47 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Suku\ : Jawa Suku : Jawa

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jalan Batu Bara 32, Kota Malang


b. Klien mengeluh perdarahan pada jalan lahir
c. Klien mengatakan sehari menghabiskan 4-5 gelas air putih
d. Klien mengatakan dalam satu hari ganti pembalut hingga 5 kali.
warna pengeluaran pervagina merah dan tidak berbau.
e. BAK 5-6 kali sehari
f. Klien mengatakan belum mendapat penjelasan dari dokter
maupun perawat tentang penyakitnya
g. Klien selalu bertanya kapan dilakukan operasi
h. Klien sering bertanya dan mengeluh tentang penyakitnya
i. Klien tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu, alkohol dan tidak
merokok
a. TD : 120/80 mmHg 2. Data Objektif
b. Suhu : 36,5º C

c. Nadi : 98x/menit

d. RR : 20x/menit

e. HB : 10,7g/dl

f. Ibu terlihat lesu dan pucat.

g. Perdaran berwarna

h. Turgor kulit kering.

i. Cairan yang masuk 4-5 gelas air putih.

j. Ibu melamun, ekspresi wajah ibu tampak banyak masalah.

k. Ibu mengalami nyeri tekan uterus.

l. Ibu gelisah dan ekspresi wajah Ibu tegang serta hasil pemeriksaan USG terdapat
benjolan/massa sebesar ±5 cm
3. Diagnosa Masalah serta Antisipasi Masalah Potensial Maupun
Kebutuhan Segera

a. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur persiapan operasi


dan tindakan operasi di tandai dengan klien. klien gelisah, banyak bertanya tentang
prosedur operasi.

b. Klien kekurangan volume cairan serta mengalmi anemia yang berhubungan dengan
adanya perdarahan pervagina lama dan banyak yang ditandai dengan perdarahan
yang banyak di jalan lahir, ganti pembalur sebanyak 5 kali (500cc) per hari, klien
terlihat lesu, turgor kulit kering serta hasil pemeriksaan Hb ibu 10,7 g/dl. Keadaan
anemia sebelum operasi dapat meningkatkan risiko komplikasi operasi.

c. Mengalami perdarahan dalam jumlah cukup banyak, nyeri pada bagian perut bawah
dan hasil pemeriksaan USG di jumpai massa sebesar 5 cm. hal tersebut termasuk
manifestasi klinis dari mioma uteri.
4. Melakukan Perencanaan Asuhan

Implementasi:
a. Cemas berhubungan dengan kurangnya
• Mengukur TTV
informasi tentang prosedur persiapan operasi dan
• Menanyakan pada klien tentang berapa kali
tindakan operasi.
ganti pembalut dan warna lochea
Tujuan : Klien memahami tentang
• Mengkaji tingkat pemahaman klien tentang
penyakitnya dan tindakan untuk
penyakit dan penanganannya
mengatasinya.
• Menjelaskan lingkungan yang nyaman dan
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan
tenang
keperawatan selama 1x24 jam
• Merapikan tempat tidur klien
didapatkan hasil, pasien paham
terhadap proses penyakit atau • Meyakinkan klien tentang tindakan operasi
operasi dan harapan operasi, cemas • Memotivasi klien supaya yakin bahwa setelah
Implementasi:

 Mengakaji keadaan umum dan keluhan klien

 Monitor TTV

b. Resiko kekurangan volume cairan  Melakukan kolaborasi pemberian obat cefotaxime


berhubungan dengan adanya 3x1 gr, injeksi kalnex 3x500gr
perdarahan pervagina lama dan
 Melakukan kolaborasi pemeriksaan laboratorium
banyak.
 Memberikan diet klien dan anjurkan banyak minum
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam  Pemberian suplementasi preopratif pada klien

didapatkan klien tidak mengalami beberapa minggu sebelum operasi.

defisit volume cairan.  Mempersiapkan pendonor darah dari pihak

Kriteria hasil: Keseimbangan cairan yang adekuat. keluarga.

Turgor kulit baik.


Implementasi :
c. Penanganan mioma uteri preopratif.
• Mengkaji TTV

Tujuan : setelah di lakukan • Mengkaji kebutuhan fisik dan psikologis selama masa pra
pemeriksaan dapat di pastikan diagnose operasi
penyakit yang dialami klien, sehingga
• Membantu menerangkan dan menjawab tentang berbagai
klien mendapat penangan segera.
prosedur operasi.
Kriteria hasil : setelah dilakukan
• Mengindikasikan factor-faktor yang mempengruhi resiko
pemeriksaan penunjang berupa USG di
pelaksanaan operasi
rumah sakit, terdapat massa sebesar 5
cm. Klien dianjurkan untuk mengambil • Mendiskusikan pengobatan preoperasi sesuai dengan yang
tindakan oprasi yang direkomendasikan diperlukan.
oleh dokter yang bertugas yaitu
• Menjelaskan perlunya pembatasan makanan dan minuman
histerektomi sesuai dengan usia ibu yang
oral min 8 jam sebelum Tindakan operasi.
tidak produktif lagi.
• Menjelaskan pada klien mengenai area yang akan di operasi

• Mengajarakan klien terkait ambulasi dini


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai